Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati Roma 12:21.
[AkhirZaman.org] Rasul itu meminta supaya saudara-saudaranya mempersembahkan tubuhnya kepada Allah …. Bilamana kita menempuh satu jalan untuk mengurangi kekuatan pikiran dan tubuh-di dalam hal makan, minum, atau sesuatu kebiasaan kita-maka kita menghinakan Allah karena kita merampok Dia dalam ibadah yang la tuntut bagi kita. Bilamana kita memanjakan nafsu makan dengan mengorbankan kesehatan, atau bilamana kita memanjakan kebiasaan-kebiasaan yang mengurangi tenaga hidup dan tenaga pikiran, maka kita tidak dapat memiliki pengertian yang
tinggi tentang grafirat dan pertimbangan yang tepat tentang perkara-perkara yang kekal. Bilamana pikiran kita diselubungi dengan kabut, dan sebagian lagi dilumpuhkan oleh penyakit, maka dengan mudah kita akan dikalahkan pencobaan setan. Memakan makanan yang tidak menyehatkan, hanya sekedar untuk memuaskan nafsu cenderung untuk tidak menyeimbangkan peredaran darah, melemahkan saraf, dan sebagai akibatnya terjadi kurangnya kesabaran dan kasih sayang yang benar dan mulia. Kekuatan tubuh, sebagaimana pula keadaan kuasa-kuasa akhlak dan pikiran dilemahkan melalui pemanjaan nafsu makan yang sudah dirusakkan ….
Segala harta kekayaan dunia tenggelam ke dalam kesia-siaan bilamana
dibandingkan dengan nilai kuasa-kuasa pikiran dan akhlak. Penggunaan
dengan tepat kuasa ini bergantung pada kesehatan tubuh. Kemudian
betapa pentingnya kita tahu bagaimana caranya untuk memelihara
kesehatan agar kewajiban kita kepada Allah dan kepada manusia dapat
terlaksana menurut perintah-perintahNya. Hukum-hukum Allah sungguh
jelas dan terang. Tidak ada keragu-raguan yang dapat menggelapkannya.
Tidak ada dari antara hukum itu yang perlu disalah pahami. Orang-orang
yang tidak dapat melihatnya menjadi kaku oleh karena kebiasaan-kebiasaan mereka yang salah melemahkan akal mereka.
Allah bermaksud mengajar kita tentang pentingnya pertarakan di
dalam segala hal. Sebagaimana sifat tidak bertarak telah menyebabkan
kejatuhan nenek moyang kita yang pertama dari keadaan mereka yang
kudus dan berbahagia, oleh pelanggaran mereka terhadap hukum Allah,
maka dengan demikian pertarakan di dalam segala hal akan menjaga
segala kuasa kita tetap sehat, sehingga tidak ada kabut dan keraguan
pikiran dapat menyelubungi satupun dari hukum-hukum itu, agar akal
pikiran dapat menuntunnya ke jalan yang benar memelihara hukumNya.
Kita haruslah bekerja selaras dengan hukum-hukum alam jika kita
ingin melihat tuntutan yang saling mengikat dari hukum Allah yang
diucapkan dari gunung Sinai itu.