“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya la meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan teiapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga. Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian la berangkat dari situ” (Matius 19: 13-15).
[AkhirZaman.org] Tetapi di sini ada suatu pekerjaan yang harus dilakukan bagi keluarga-keluarga, dan bagi anak-anak yang berumur tujuh, delapan dan sembilan tahun.
Kita seharusnya memiliki suatu bidang yang lebih rendah, yang adalah bidang kedua, di mana anak-anak ini bisa diberi petunjuk. Mereka akan mempelajari di sekolah ini apa yang mereka tidak pelajari di luar sekolah, kecuali oleh adanya persekutuan. . . .
Sekarang, kelihatannya bahwa pertanyaannya adalah tentang anak-anak yang pergi sekolah. Saya ingin tahu dari para orang tua, bahkan dari setiap orangtua, yang secara sepenuhnya merasa puas dengan anak-anak mereka, sebagaimana mereka adanya, tanpa mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah yaitu ke sekolah yang memiliki pelajaran-pelajaran Alkitab, keteraturan, disiplin, dan yang sementara mencoba untuk mendapatkan sesuatu bagi mereka dan untuk mengisi waktu mereka. Saya tidak memikirkan sesuatu pada setiap orang, mereka boleh datang untuk mengerti hal itu, mereka yang memiliki keberatan-keberatan.
Ketika saya mendengar tentang keberatan-keberatan itu, yaitu anak-anak tidak bisa bersekolah sampai anak-anak itu berusia sepuluh tahun, saya ingin memberitahu kamu bahwa tidak ada sekolah yang memelihara hari Sabat ketika terang ini diberikan kepada saya, yaitu bahwa anak-anak seharusnya tidak memasuki sekolah sampai mereka cukup besar untuk diberikan nasihat. Mereka seharusnya diajar di rumah agar tahu bagaimana cara yang baik bila mereka pergi ke sekolah, sehingga tidak dipimpin ke jalan yang sesat. Kejahatan yang dilakukan di sekolah-sekolah negeri ialah hampir berada di seberang konsep [kebenaran]
ltulah sebabnya bagaimana hal ini, dan bagaimana pikiran saya sudah dikendalikan secara selayaknya sehubungan dengan ide tersebut, “Bilamana, Nyonya White sudah mengatakan demikian halnya, dan Nyonya White sudah mengatakan ini dan itu; maka itulah sebabnya kita sedang mengikuti menuju arah itu.”
Allah menginginkan kita semua untuk memiliki pengertian yang sama dan la mau supaya kita berdasar pada pengertian itu. Lingkungan dapat mengubah kondisi. Dan lingkungan dapat mengubah hubungan perkara-perkara ini.
(3SM 216, 217)