“Ia (Kristus) dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; la sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53:3-5).
[AkhirZaman.org] Kasih karunia Kristus dan hukum Allah tidak dapat dipisahkan. Pada Yesus kemurahan dan kebenaran bertemu bersama-sama, kebenaran dan damai sejahtera saling bercium-ciuman. Dalam kehidupan dan tabiat-Nya la bukan hanya menyatakan tabiat Allah, tetapi juga peluang manusia. la adalah perwakilan Allah dan teladan manusia. Ia menyatakan kepada dunia akan menjadi apa manusia itu bilamana bersatu dengan llahi oleh iman. Anak Allah yang tunggal mengenakan ke atas diri-Nya sifat manusia, dan mendirikan salib-Nya antara bumi dan surga. Melalui salib, manusia ditarik kepada Allah, dan Allah kepada manusia. Keadilan berpindah dari kedudukannya yang tinggi dan dahsyat, dan pasukan surga, bala Tentara kesucian, mendekat ke salib, tunduk dengan hormat, Karena di salib keadilan diperoleh. Melalui salib orang berdosa ditarik dari benteng dosa, dari perserikatan jahat, dan pada setiap pendekatan ke salib hatinya menjadi lunak dan dengan menyesal ia berseru, “Dosa sayalah yang menyalibkan Anak Allah.” Di salib ia meninggalkan dosa-dosanya, dan melalui kasih karunia Kristus tabiatnya diubahkan. Penebus menyangkal orang berdosa dari debu, dan menempatkannya di bawah bimbingan Roh Kudus. Manakala orang berdosa memandang kepada sang Penebus, ia beroleh pengharapan, jaminan, dan sukacita. lman merangkul Kristus dalam kasih. lman bekerja oleh kasih, dan menyucikan jiwa.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Allah menuntut supaya kita mengaku dosa kita, dan merendahkan hati kita dihadapan-Nya; tetapi pada waktu yang sama kita harus menaruh keyakinan pada-Nya sebagai Bapa yang lembut, yang tidak akan meninggalkan mereka yang menaruh kepercayaan pada-Nya. Banyak dari antara kita berjalan dengan penglihatan, bukan dengan lman. Kita mempercayai perkara-perkara yang kelihatan, tetapi tidak menghargai janji-janji indah yang diberikan pada kita dalam firman Allah; namun kita tidak dapat menghina Allah lebih jelas daripada sikap kita yang menunjukkan bahwa kita tidak mempercayai apa yang dikatakan-Nya, dan bertanya-tanya apakah Tuhan bersungguh-sungguh dengan kita atau menipu kita.