“Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.” Amsal 13:18
[AkhirZaman.org] Dalam perumpamaan itu tuannya memanggil hamba yang berutang yang tidak mempunyai belas kasihan dan berkata kepadanya, “Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu menyerahkannya kepada Algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.”
“Maka Bapa-Ku yang di surga akan berbuat juga,” kata Yesus “terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” Orang yang menolak untuk memberi ampun, dengan demikian membuang Jauh-jauh pengharapannya untuk mendapat pengampunan.
Tetapi pengajaran dari perumpamaan ini tidak boleh salahgunakan. Pengampunan Allah terhadap kita tidak mengurangi kewajiban kita untuk menuruti Tuhan. Demikianlah roh pengampunan terhadap sesama manusia tidak mengurangi tuntutan dari kewajiban yang jujur.
Dalam doa yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya, Ia berkata, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Matius 6:12.
Dengan itu Tuhan tidak bermaksud bahwa supaya dosa-dosa kita diampuni, kita tidak boleh menuntut hak kita yang adil dari orang yang berutang kepada kita.
Jika mereka tidak dapat membayar meski ini merupakan akibat dari urusan yang tidak bijaksana, janganlah mereka itu dimasukkan ke penjara, ditindas, atau diperlakukan dengan kasar; tetapi perumpamaan ini tidak mengajar kita supaya bersikap lengah. Sabda Allah mengatakan bahwa “Jika orang tidak mau bekerja ia tidak akan makan.” (2 Tesalonika 3:10).
Allah tidak menuntut orang yang bekerja keras untuk membantu orang yang menganggur. Banyak orang yang membuang waktu, kurang usaha, yang membawa kemiskinan dan kekurangan.
Jika kesalahan-kesalahan ini tidak diperbaiki oleh orang yang memanjakan dalam hal ini, segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk mereka adalah seperti memasukkan harta ke dalam kantong yang berlubang.
Namun ada kemiskinan yang tak dapat dihindari, dan kita harus menunjukkan kebaikan hati dan pengasihan terhadap orang yang malang. Kita harus memperlakukan orang lain sama seperti kita, dalam suasana yang sama ingin diperlakukan. – {Seri Membina Keluarga, jilid 5, hlm.185}