“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenamya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah” (Wahyu 2:2,3).
[AkhirZaman.org] Ketika jemaat ini ditimbang dalam neraca di bait suci, kedapatan ringan, karena telah meninggalkan kasihnya yang semula. Saksi yang benar memaklumkan, “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenamya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta: dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah” (Wahyu 2:2,3). Walaupun ini semua ada, jemaat itu kedapatan ringan adanya. Apakah kekurangan yang mematikan itu? Doktrin-doktrin kita mungkin benar adanya; kita boleh membenci doktrin palsu, dan mungkin tidak menerima mereka yang tidak benar terhadap prinsip; kita boleh saja bekerja dengan tidak mengenal lelah; tetapi ini pun tidaklah cukup. Apakah motif kita? Mengapakah kita dipanggil untuk bertobat? “Engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”
Hendaklah setiap anggota gereja mempelajari amaran dan teguran yang penting ini. Hendaklah masing-masing melihat apakah dalam kepuasan karena kebenaran, apakah dalam berdebat karena teori, ia tidak kehilangan kasih Kristus yang lembut. Tidakkah Kristus dibiarkan di luar khotbah, dan di luar hati? Tidakkah ada bahaya bahwa banyak yang sedang maju dengan mengakui kebenaran, melakukan pekerjaan misionaris, sedangkan kasih Kristus belum dijalankan ke dalam pekerjaan itu? Amaran khidmat dari saksi yang setia ini banyak artinya; itu menuntut supaya engkau akan ingat dari mana engkau telah jatuh, dan bertobat, dan melakukan apa yang dilakukan semula; “lagi pula,” kata saksi yang setia itu, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wahyu 2:5). Oh, sekiranya gereja boleh menyadari akan keperluannya terhadap aroma kasih yang semula! Bilamana hal ini kurang, semua keistimewaan lainnya tidak memuaskan. Panggilan untuk bertobat adalah panggilan yang tidak dapat dipandang enteng tanpa bahaya. Kepercayaan pada teori kebenaran tidaklah cukup. Menyajikan teori ini kepada orang-orang tidak percaya tidak menjadikan engkau saksi bagi Kristus. Terang yang menyenangkan hatimu ketika pertama kali engkau mengerti pekabaran untuk masa kini, adalah suatu unsur penting dalam pengalaman dan pekerjaanmu, dan ini telah hilang dari hati dan kehidupanmu. Kristus memandangi kekurangan beranimu, dan menyatakan bahwa engkau telah jatuh, dan berada pada kedudukan yang berbahaya.