Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeGaya HidupPendidikanREKREASI: “Segala Sesuatu Ada Masanya“

REKREASI: “Segala Sesuatu Ada Masanya“

[AkhirZaman.org] Antara Rekreasi dan hiburan ada suatu perbedaaan yang nyata. Sesuai dengan namanya, rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun  tubuh.  Rekreasi mengajak kita meninggalkan tugas – tugas dan beban kita sehari-hari. Rekreasi memberi kita kesegaran pada pikiran dan tubuh, dan dengan demikian menyanggupkan kita kembali melakukan tugas – tugas kita dengan tenaga yang baru. Sebaliknya hiburan hanyalah demi kesenangan dan seringkali hal itu  bersifat keterlaluan dan tidak patut; yang menyerap banyak tenaga yang sangat berguna dalam pekerjaan, sehingga justru menjadi penghalang bagi sukses hidup yang sejati.

Segenap tubuh dimaksudkan supaya bergerak; dan kecuali daya tubuh dijaga tetap sehat dengan jalan olahraga yang aktif, maka tenaga pikiran akan merosot menghasilkan ketidak sanggupan. Tubuh yang tidak bergerak yang tampaknya hampir tak dapat dielakkan didalam ruang sempit –  bersama sama dengan keadaan yang tidak menyehatkan –  membuat hal itu sebagai bahaya, apalagi bagi anak – anak terutama mereka yang  mempunyai alat tubuh yang lemah. Seringkali ventilasi tidak cukup. Tempat duduk yang tidak menyenangkan membuat posisi duduk yang tidak sesuai, demikianlah hal itu mengganggu pergerakan paru – paru dan jantung. Ditempat inilah anak – anak yang lebih kecil menghabiskan waktunya tiga sampai lima jam sehari menghirup udara yang mengandung udara kotor dan barangkali sudah ditulari dengan bibit – bibit penyakit. Tidak heran kalau dalam ruang pengap menjadi penyebab penyakit seumur hidup. Otak, organ tubuh yang amat halus, dari mana bersumber semua susunan saraf, akan menderita bahaya paling berat. Bilamana  otak itu dipaksakan melakukan kegiatan yang belum pada waktunya atau berlebihan, maka ia akan menderita, dan seringkali membawa dampak yang jelek untuk sisa umur.

Anak – anak tidak boleh lama tinggal dalam rumah, juga tidak boleh dibiarkan belajar terus sampai tiba waktunya meletakkan prinsip pertumbuhan secara fisik. Karena usia delapan atau sepuluh tahun yang pertama dalam kehidupan anak, ladang atau kebun merupakan ruang kelas yang terbaik, sang ibu adalah guru yang terbaik, dan alam adalah buku pelajaran yang terbaik. Meskipun si anak sudah cukup usia memasuki sekolah, namun kesehatan tubuhnya harus mendapat perhatian sebagaimana lebih penting dari pada pengetahuan yang diperoleh dari buku –  buku. Ia harus dikelilingi dengan keadaan yang sangat menyenangkan, baik bagi perkembangan fisik maupun mental.

Bila dalam rumah saja anak itu bukan saja sedang dalam keadaan bahaya kekurangan akan udara dan gerak badan. Pentingnya hal ini terhadap kesehatan, masih sering dilalaikan, baik disekolah yang lebih tinggi, maupun disekolah disekolah yang lebih rendah. Seorang siswa yang lama duduk dari hari kehari dalam ruang sempit, membungkiuk menghadap bukunya, membuat dadanya berkerut, membuat dia tidak dapat nafas dalam – dalam, peredaran darahnya terganggu, kakinya terasa dingin, dan kepalanya panas. Tubuhnya tidak cukup terpelihara, otot – otot jadi lemah, dan semua susunan saraf jadi lemah dan menderita sakit. Seringkali siswa seperti itu harus menderita cacat seumur hidupnya. Para siswa itu mungkin akan memperoleh pertambahan kekuatan fisik, dan juga kekuatan mental, seyogianya mereka mengikuti cara belajar mereka dalam keadaan yang teratur, dengan olahraga yang teratur di sinar matahari dan dialam terbuka.

Siswa yang mempunyai waktu yang terbatas dan bergumul memperoleeh pendidikan harus menyadari bahwa waktu yang dimanfaatkan dalam olahraga tidaklah sia – sia. Ia yang terus – menerus menekuni buku – bukunya, dalam waktu tidak lama, ia akan mengetahui  bahwa pikiran itu telah kehilangan kesegarannya. Mereka  yang menaruh perhatian yang seksama terhadap perkembangan fisik akan memperoleh kemajuan yang lebih besar dalam lapangan pengetahuan bila dibandingkan daripada kalau mereka memusatkan segenap waktunya untuk belajar melulu.

Seringkali pikiran menjadi tidak seimbang oleh karena mengikuti satu pikiran semata – mata. Akan tetapi setiap kecakapan dapat dilatih dengan baik kalau kuasa mental dan fisik sama diuji, dan bahan pemikiran bervariasi. Tubuh yang tidak giat mengurangi, bukan saja tenaga mental, tetapi juga tenaga moral. Saraf otak yang berhubungan dengan semua susunan saraf merupakan alat melalui mana sorga berhubungan dengan manusiadan mempengaruhi kehidupan yang paling dalam sekali. Apa saja yang menghalangi peredaran aliran listrik dalam susuna saraf, itu akan melemahkan daya hidup yang vital yang melemahkan kepekaan mental, membuatnya lebih sukar membangkitkan moral.

Belajar berlebih – lebihan, yang mengakibatkan bertambah cepatnya darah mengalir menimbulkan kepekaan otak yang cenderung melemahkan kuasa pengendalian diri, dan terlalu sering membuat pikiran mudah terpengaruh dan berubah – ubah. Demikianlah pintu terbuka terhadap pikiran yang kotor. Salah menggunakan kuasa fisik atau tidak memfaatkannya sama sekali, sangat cenderung mendorong orang korup sebagaimana yang tersebar luas di dunia ini. “ kecongkakan, makanan yang melimpah – limpah dan kemalasan, “ merupakan musuh yang mematikan terhadap kemajuan manusia pada generasi kini sebagaimana ketika kehancuran kota sodom.

Guru – guru haruslah memahami segala perkara ini, dan harus menuntun murid – murid dalam hal ini. Ajarlah murid – murid bahwa kehidupan yang baik tergantung atas cara pikir yang baik pula, dan kegiatan fisik penting untuk memurnikan pikiran. Pertanyaan mengenai rekreasi yang pantas bagi murid – murid seringkali merupakan hal yang membingungkan para guru. Olahraga senam mendapat tempat yang sangat berguna dalam banyak sekolah; akan tetapi tanpa pengawasan yang seksama seringkali permainan itu dilakukan secara berlebihan. Dalam gedung senam banyak anak muda, berusaha mengadu otot sehingga membuat diri mereka menderita luka selama hidupnya.

Betapapun cermatny dilaksanakan, oleh gerak badan dalam gedung olahraga senam, sama sekali tidak dapat menyamai tempat rekreasi di alam terbuka, dan untuk ini, sekolah kita harus memberi kesempatan yang lebih baik. Murid – murid haruslah mendapat kesempatan olahraga yang menguatkan tubuh. Hanya sedikit kejahatan yang lebih ditakuti selain dari pada kemalasan dan kesia – siaan. Akan tetapi kecenderungan kebanyakan olahraga atletik adalah merupakan yang disukai oleh mereka yang dalam hatinya terdapat kesenangan mengenai orang – orang muda. Guru – guru merasa susah sementara mereka mengamati pengaruh olahraga ini, baik terhadap kemajuan murid dalam sekolah dan keberhasilannya kemudian hari. Permainan yang menyita begitu banyak waktunya akan mengalihkan pikiran dari kemauan belajar.  Permainan – permainan itu tidak akan menolong menyiapkan orang – orang muda untuk pekerjaan yang sungguh – sungguh dan praktis dalam hidup. Pengaruh mereka tidak cenderung menuju kehalusan budi pekerti, murah hati, atau sungguh – sungguh gagah.

Beberapa hiburan yang sangat populer, seperti bola kaki, dan tinju, telah menjadi sekolah kekejaman. Permainan itu memperkembangkan ciri – ciri yang sama sebagaimana permainan zaman Romawi Purba. Cinta menguasai, kesombongan dalam tindakan kejam dan kekerasan, tidak menghiraukan hidup, sedang menanamkan dalam hati orang – orang muda satu daya kemerosotan moral yang mengejutkan.

Olahraga atletik lain, meskipun tampaknya tidak begitu kejam, namun tetap tercela sebab membawa hal – hal yang keterlaluan. Permainan itu merangsang keinginan keplesiran, dan mengobarkan kegembiraan, dengan demikianlah menanamkan rasa tidak suka melakukan pekerjaan yang berguna, sifat menjauhkan diri dari kewajiban dan tanggung jawab yang praktis. Permainan semacam itu cenderung merusak kesukaan akan kesederhanaan hidup, dan memadamkan kegembiraan. Demikianlah pintu terbuka untuk percabulan dan kesewenang – wenangan, berikut akibat – akibatnya.

Sebagaimana biasanya, pesta – pesta keplesiran juga merupakan penghalang terhadap pertumbuhan sejati, juga terhadap perkembangan pikiran dan tabiat. Pergaulan yang membuang – buang lebih banyak waktu, kebiasaan – kebiasaan  yang  berlebih – lebihan pada keplesiran dan terlalu sering melakukan percabulan akan terbentuk, dan hal itu membangun segenap hidup pada kejahatan. Ditempat – tempat hiburan semacam itu , orang – orang tua dan guru – guru dapat melakukan banyak hal untuk mengalihkan kepada kesenangan yang sehat dan menguntungkan, serta memberi semangat hidup.

Dalam hal ini, begitiu pula dalam segala hal lainnya, yang berhubungan dengan kesenangan dan kebaikkan kita, Kitab Suci telah berperan menyatakannya. Orang orang zaman dahulu yang menurut petunjuk Allah, hidup sederhana. Mereka Hidup rapat dengan alam. Anak – anak mereka turut bekerja bersama – sama orang tua mereka dan mempelajari keindahan – keindahan dan rahasia – rahasia alam yang menjadi rumah mereka. Dan diladang – ladang yang sepi, dan di hutan – hutan mereka memikir – mikirkan kebenaran – kebenaran yang amat hebat yang dilukiskan sebagai suatu keyakinan yang suci dari generasi ke generasi. Pendidikan semacam itu menghasilkan orang – orang yang kuat.

Pada zaman ini, kehidupan sudah bersifat pura – pura, dan manusia samakin merosot. Kalau kita kembali pada kebiasaan – kebiasaan yang sederhana dari orang – orang zaman dahulu itu, maka kita mempelajari pelajaran – pelajaran yang akan membuat waktu rekreasi kita sesuai dengan namanya masa – masa yang akan membangun tubuh, pikiran dan jiwa.

Kita harus menaruh perhatian terhadap rekreasi yang terdapat disekeliling runah tangga dan sekolah. Hal ini harus mendapat perhatian pada saat memilih rumah tempat tinggal dan pembangunan sekolah. Orang –  orang yang lebih banyak menggunakan pikiran dan fisik dari pada uang atau tuntunan – tuntunan dan kebiasaan – kebiasaan masyarakat, harus berusaha menanamkan faedah pengajaran alam terhadap anak – anak mereka, dan juga rekreasi ditengah alam sekeliling. Sangatlah membantu dalam tugas pendidoikan setiap sekolah bila mana kesempatan kepada murid – murid untuk memelihara kebun, memasuki ladang – ladang dan hutan – hutan.

Hasil yang terbaik akan diperoleh siswa dari rekreasi itu melalui kerjasama pribadi guru. Guru sejati dapat membagikan kepada muridnya hadiah – hadiah yang sangat berguna sebagai hadiah pergaulannya yang akrab. Betul, kita dapat memahami sgalanya itu, pria dan wanita, terutama anak  – anak, dan anak remaja melalui tali simpati; dan kita perlu memahami dengan cara yang sangat efektif untuk memperoleh faedah. Untuk menguatkan tali simpati diantara guru dan murid perlu mengadakan pergaulan yang menggembirakan di luar ruangan kelas. Di beberapa sekolah, guru senantiasa bersama murid – muridnya selama waktu – waktu rekreasi itu. Ia bergabung dalam tugas mereka, menemani mereka dalam tamasya, dan seolah – olah membuat dirinya bersatu dengan mereka. Hal ini akan menguntungkan sekolah kita jika diikuti lebih cermat. Pengorbanan yang diberikan oleh guru sangat besar gunanya, dan ia akan menuai hasilnya yang limpah.

Tidak ada rekreasi yang hanya berguna bagi mereka sendiri akan mendatangkan berkat besar terhadap anak – anak, dan anak remaja sebagaimana umumnya bersemangat dan mudah diberi kesan cepat memberi sambutan terhadap saran – saran. Dalam kesempatan memelihara tanaman, biarlah guru berusaha membangkitkan minat untuk memperindah pekarangan sekolah dan ruang kelas. Hasilnya yang ganda akan diperoleh. Murid – murid yang berusaha memperindah pekarangan dan ruang kelas itu akan merasa tidak suka hal itu rusak dan layu. Citarasa yang murni, suka akan ketertiban, dan kebiasaan berjaga – jaga akan dibangkitkan; dan roh persahabatan dan kerjasama akan memberi berkat seumur hidup kepada anak.

Demikian juga minat yang baru akan timbul terhadap pekerjaan dikebun atau tamasya dikebun atau dihutan, sementara murid – murid terdorong untuk mengingat hal – hal yang tersembunyi dari tempat – tempat yang menyenangkan ini, dan bersama – sama dengan mereka menikmati hal – hal yang indah dalam alam.  Akan Guru yang waspada akan mendapat banyak kesempatan menuntun murid – murid melakukan hal – hal yang menolong. Terutama anak – anak yang masih kecil memandang guru dengan penuh keyakinan dan rasa hormat. Apa saja yang mungkin diajarkannya, bagaimana cara menolong dalam rumah tangga, setia dalam kewajiban setiap hari, melayani orang sakit, dan orang miskin, sukar dilupakannya, dan akan mendatangkan buah. Dan demikianlah hasil yang berlipat ganda akan diterima. Ajaran yang ramah tamah akan menggerakkan hati si penciptanya. Ucapan terimakasih, dan kerjasama dipihak orang tua akan meringankan beban guru dan menerangi jalannya.

Kadang – kadang, tanpa ragu – ragu, perhatian terhadap rekreasi dan pemeliharaan tubuh sering mengganggu tugas sekolah yang rutin; akan tetapi gangguan itu bukanlah merupakan penghalang yang sungguh – sungguh. Penggunaan waktu, usaha pikiran dan tubuh, mendorong semangat yang tidak mementingkan diri sendiri, bersama – sama dengan murid dan guru, dengan jalan memupuk minat yang sama dan pergaulan yang akrab akan menerima hasil yang berlipat ganda. Satu jalan keluar yang menguntungkan untuk kegiatan yang merisaukan yang sering menjadi sumber bahaya terhadap anak – anak muda. Sebagai satu benteng terhadap kejahatan, pikiran yang dibebani dengan hal yang lebih berfaedah lebih berharga daripada penghalang – penghalang peraturan dan disiplin yang tidak terhitung jumlahnya.

Oleh: Ellen White

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?