PENEKANAN KEPADA KETAATAN
[AkhirZaman.org] Pengumuman tentang kekudusan Allah dan keberdosaan manusia menuntut satu pendirian teguh melawan kesalahan dan kepalsuan. Tidak banyak lagi orang yang menghargai perbedaan-perbedaan Alkitab tentang kebenaran dan kesalahan, antara hukum dan kasih, antara etika Ilahi dan etika manusia sekuler. Akan tetapi manusia dipanggil untuk memiliki tabiat seperti Allah Israel: “jadilah kudus, sebab Aku ini kudus” (Imamat 11: 45; cf. Imamat 19: 1; 1 Petrus 1: 15). Namun kekudusan Allah adalah kasih yang kudus yang meliputi baik kasih karunia-Nya yang mengampuni maupun keadilan-Nya. “Kasih Allah telah dinyatakan dalam keadilan-Nya. Keadilan menjadi dasar takhta-Nya, dan buah kasih-Nya. Adalah maksud Setan untuk memisahkan kemurahan dari kebenaran dan keadilan.”
Akan tetapi, hukum moral yang kudus itu sendiri tidak mampu mencerminkan kekudusan pendamaian yang menakjubkan itu. Maka satu Pesona Ilahi dikirimkan dari sorga untuk menyatakan tabiat Allah yang mendasar kepada manusia. Di dalam Kristus kita memandang kepada kesatuan yang sempurna dari keadilan dan kasih karunia, murka dan kasih karunia, Injil dan hukum. Tabiat Allah yang simetris ini akan bersinar terang dari umat yang sisa yang sedang menunggu. Mereka “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” (2 Korintus 3: 18).
Yohanes pewahyu menggambarkan generasi terakhir anak-anak Tuhan sebagai “orang-orang kudus, yang menjaga perintah Allah dan imannya Yesus” (Wahyu 14: 12 KJV; cf. Wahyu 12: 17). Injil kekal yang dihidupkan kembali menciptakan umat sisa yang setia ini.
Dari sorga, sangkakala yang khidmat memanggil, “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia,” di zaman yang sekularisme dan humanisme, berdirilah satu iman yang hidup dan setia, ayng menyelamatkan dan menguduskan. Di masa kemurtadan dan suam-suam kuku, ketika Kekristenan popular telah mengurangi iman yang menyelamatkan menjadi suatu doktrin ortodoks tentang Kristus. “Banyak orang terus-menerus berkata, ‘Yang perlu kita lakukan hanyalah percaya di dalam Kristus.’ Mereka mengaku bahwa iman sajalah yang kita perlukan. Dalam artian sepenuhnya, ini adalah benar; tetapi mereka tidak mengartikannya dalam arti yang penuh. Percaya di dalam Yesus adalah mengambil Dia sebagai Penebus kita dan Teladan kita. Jikalau kita tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita, kita mengambil bagian di dalam tabiat Ilahi-Nya, dan adalah pelaku-pelaku firman-Nya.”
Pekabaran Injil menyatukan pengorbanan pendamaian Kristus yang sempurna dan pengantaraan-Nya saat ini bagi pengudusan orang-orang beriman. Kristus tidak dapat dipisah-pisahkan. Ia adalah Juruselamat dan adalah Tuhan, Yang Membenarkan dan Yang Menguduskan. Dan pada akhirnya Ia akan menjadi hakim bagi semua orang.
Bagian yang mendasar dan tak terpisahkan dalam Injil yang kekal telah diabaikan dan dikesampingkan terlalu lama oleh gereja-gereja tradisional. Saatnya telah tiba bagi pemulihannnya yang terakhir dan sepenuhnya melalui pekabaran Elia. Tidak ada yang begitu berkuasa seperti kebenaran yang telah tiba saatnya.