Seorang Mati Syahid dalam Khayalan
[AkhirZaman.org] Banyak rumah tangga yang hancur dan tidak bahagia oleh keluh kesah yang tidak berguna dari seorang nyonya rumah tangga, yang memalingkan mukanya dari tugas sederhana dalam kehidupan rumah tangga yang tak dapat dilaksanakan dengan bersahaja. Ia memandang segala beban dan kewajiban sebagai suatu kesukaran; sebenarnya melalui kegembiraan memeliharanya, bukan saja menarik tetapi menjadi tempat yang menyenangkan dan berguna, bukan menjadi beban yang membosankan. Ia memandang kehidupannya yang diperhambakan itu dengan perasaan mual dan mengkhayalkan diri sebagai seorang yang mati syahid.
Memang benar roda mesin kehidupan rumah tangga itu tidak selamanya berjalan lancar; ada banyak yang akan menguji kesabaran dan menguras kekuatan. Tetapi sementara para ibu tidak bertanggung jawab untuk mengendalikan suasana yang terjadi, tidak ada gunanya menangkal yang suasana itulah yang membuat perbedaan dalam pekerjaan kehidupan para ibu.
Tetapi merekalah yang disalahkan apabila mereka membiarkan keadaan yang menguasai dan memutarbalikkan prinsip-prinsip, bilamana mereka bosan dan tidak setia kepada amanatnya yang tinggi serta melalaikan kewajiban mereka yang sudah diketahui.
Istri dan ibu yang mulia mengalahkan segala kesukaran, di mana orang lain sudah tenggelam yang menginginkan kesabaran dan ketekunan untuk bertahan, bukan saja menjadi kuat dengan sendirinya dalam melaksanakan kewajibannya, melainkan pengalamannya mengalahkan penggodaan dan penghalang yang menyanggupkan dia menjadi penolong yang cakap kepada orang-orang lain, baik oleh perkataan maupun dengan teladan. Banyak ibu yang berlaku dengan baik dalam keadaan yang senang tampak mengalami suatu perubahan tabiat pada keadaan yang sukar dan masa godaan; keadaan mereka semakin memburuk sebanding dengan apa yang disusahkannya. Allah tidak menghendaki supaya kita menjadi permainan keadaan.
Tidak Memelihara Suatu Dosa Perasaan yang Jahat
Begitu banyak suami dan anak yang tidak menemukan kepuasan dan suasana yang menarik dalam rumah tangga, mereka senantiasa disambut dengan omelan dan persungutan, berusaha mencari penghiburan dan kesenangan jauh dari rumah, di dalam warung atau di dalam tempat tugas pemeliharaan dalam rumah tangga, sang istri seringkali lupa menggunakan keramahtamahan yang sederhana yang menjadikan rumah itu tempat yang menyenangkan kepada suami dan anak-anak, terlebih kalau ia membuang dari ingatannya segala kesulitan yang memuncak serta kesukaran-kesukaran di hadapan mereka itu. Sementara dia terbenam dalam kesibukan untuk menyediakan segala sesuatu untuk dimakan atau dipakai, suami dan anak-anaknya keluar masuk sama seperti orang-orang asing.
Sementara nyonya rumah tangga melakukan segala kewajibannya yang dengan cermat, mungkin juga ia selalu menjerit karena perbudakan yang dialaminya dan melebih-lebihkan segala kewajiban dan larang-larangnya oleh membandingkan nasibnya dengan apa yang menjadi corak mode wanita kelas tinggi….Sementara dia berusaha dengan sia-sia suatu kehidupan yang berbeda, ia sedang memeliharakan suatu perasaan tidak puas yang jahat dan menjadikan rumah tangganya tidak menyenangkan bagi suami dan anak-anaknya.
Sibuk dengan Kebodohan Dunia
Setan telah menjadikan segala sesuatu yang menarik serta menyenangkan kepada para ibu bapa demikian juga bagi anak-anak. Ia mengetahui bahwa kalau ia dapat mengarahkan kuasanya yang menyesatkan itu terhadap para ibu, ia telah beroleh banyak. Cara-cara keduniaan penuh dengan penipuan dan pemalsuan serta kemelaratan, tetapi semuanya itu dijadikan tampak sangat menarik; dan kalau anak-anak dan orang-orang muda tidak dididik dan dilatih dengan hati-hati, pasti mereka akan tersesat. Kalau tidak mempunyai prinsip-prinsip yang tetap, akan sukarlah bagi mereka untuk melawan penggodaan.
Memikul Beban yang Tidak Perlu
Banyak ibu menghabiskan waktunya dalam melakukan hal-hal yang tidak perlu. Seluruh perhatian mereka dicurahkan kepada perkara waktu dan perasaan, dan tidak berhenti sejenak untuk memikirkan perkara yang mempunyai arti yaitu penarikan kehidupan kekal. Begitu banyak mereka yang melalaikan anak-anaknya yang kecil, bertumbuh dengan kasar, kelakuan buruk dan tidak mengenal sopan santun!
Apabila para orangtua, khususnya para ibu, mempunyai pandangan yang benar tentang pentingnya pekerjaan serta tanggung jawab yang diberikan Allah untuk mereka lakukan, mereka tidak akan melakukan begitu banyak mengurus persoalan yang mengenai tetangganya, yang sebenarnya bukanlah urusan mereka. Mereka tidak akan pergi dari rumah ke rumah yang lain memperbincangkan urusan orang lain, memikir kesalahan, kejahatan dan kehidupan tetangga mereka yang tidak sesuai. Mereka akan merasa suatu beban yang begitu berat dan besar untuk memelihara anak-anak mereka sendiri sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk mengadakan celaan terhadap tetangganya.
Kalau seorang wanita memandang kepada Allah untuk mendapat kekuatan dan penghiburan serta takut kepada-Nya, berusaha melakukan kewajibannya setiap hari, maka ia akan mendapat penghormatan dan kepercayaan suaminya dan melihat anak-anaknya menjadi dewasa sebagai anak laki-laki dan perempuan yang terhormat, yang mempunyai kekuatan bathin untuk melakukan yang benar. Tetapi para ibu yang melalaikan tugasnya pada dewasa ini, dan membiarkan kewajiban dan tanggung jawabnya dipikul orang lain, akan mendapat tanggung jawabnya itu tetap sama, dan mereka akan menuai dalam kepahitan dari apa yang mereka telah tabur dalam kealpaan dan kelalaian. Tidak ada pekerjaan secara kebetulan dalam kehidupan ini; penuaian itu akan ditentukan oleh bibit tabiat yang ditabur.
-RTA