[AkhirZaman.org] Setelah sepuluh tahun Abram tinggal di Kanaan itu, Abram menyerahkan kesulitan pokoknya kepada Tuhan. Yang sangat disedihkan Abram dan Sarai adalah mereka tidak mempunyai anak, sehingga Abram sungguh-sungguh memohon kepada Tuhan supaya dikaruniakannya anak oleh Tuhan kepada dia dan isterinya.
Abram merasa senang dan gembira setelah Tuhan berfirman kepadanya: “’Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.’ Maka firman-Nya kepadanya: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’” Kejadian 15:5.
Sarai mengatakan bahwa Tuhan telah menahaninya untuk melahirkan anak, oleh karena itu ia menganjurkan Abram untuk menikah dengan Siti Hajar (Hagar), perempuan dari Mesir itu, karena ia masih muda (Kejadian 16:1, 2).
Abram setuju dengan saran Sarai, lalu menikahlah dia dengan Siti Hajar (Hagar). Dengan demikian Abram memiliki dua isteri, yaitu Sarai dan Siti Hajar.
Dari Siti Hajar lahirlah seorang anak laki-laki, lalu diberinya nama Ismael yang artinya didengar oleh Tuhan (Kejadian 16:11). Saat Ismael lahir, usia Abram delapan puluh enam tahun (ayat 16).
Setelah Abram berusia seratus tahun, yaitu saat Ismael berusia empat belas tahun, lahirlah seorang anak laki-laki bagi Abram dari Sarai dan diberinya nama Ishak, yang berarti anak perjanjian yang membuat Sarai tertawa (Kejadian 21:2-6).
Beberapa tahun sebelum kelahiran Ishak, tepatnya ketika Tuhan mengulangi janji-Nya kepada Abram akan seorang anak yang akan lahir dari Sarai, Tuhan mengubah namanya menjadi Abraham atau Ibrahim (Kejadian 17:5) dan Sarai menjadi Sarah.
Jadi kita dapati bahwa Ibrahim memiliki dua orang anak laki-laki dari wanita yang berbeda. Anak Ibrahim yang pertama adalah Ismael (dari isteri keduanya Siti Hajar), yang artinya didengar oleh Tuhan (Kejadian 16:11). Semua keturunan Ismael disebut Bani Ismael.
Setelah Ismael berusia empat belas tahun, lahirlah anak kedua Ibrahim, yaitu Ishak dari Sarah, yang artinya tertawa, karena membuat Sarah tertawa setelah Allah menggenapi janji-Nya kepada Ibrahim. Sarah melahirkan Ishak pada masa tuanya (Kejadian 21:1-7).
Ishak mempunyai dua orang anak, yaitu Esau dan Yakub. Yakub kemudian diubah namanya menjadi Israel (Kejadian 32:28) karena nama Yakub berarti penipu (Kejadian 27:36), dan benar karena dia juga menipu Esau untuk mengambil hak kesulungan kakaknya itu. Sedangkan Israel artinya adalah yang menang (Kejadian 32:28),
Yakub (Israel) mempunyai dua belas orang anak, yaitu: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yusuf. Dan semua keturunan Yakub disebut Bani Israel.
Dari catatan ini kita dapat melihat bahwa Ibrahim benar-benar telah diberkati Tuhan dan telah menjadi bapa bagi banyak bangsa:
1. Keturunan Ibrahim melalui anaknya Ismael disebut Bani Ismael yang tinggal di tanah Arab.
2. Keturunannya dari Yakub atau Israel disebut Bani Israel yang tinggal di Yerusalem
Qur-an surat 2, Albaqarah no. 47, jus 7, bunyinya: “Hai Bani Israel! Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, ingatlah bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.”
Ibrahim tidak menyembah berhala dan patung-patung, dia percaya kepada Allah serta menyembah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu ke mana pun ia pergi selalu membuat mezbah untuk tempat berdoa kepada Tuhan.
Di Yerusalem didirikan oleh keturunannya (bani Israel) satu Ka’abah yang megah menurut pesan Allah yang disampaikan-Nya melalui Nabi Musa pada waktu Nabi Musa dipanggil Allah di bukit Tursina setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir.
Ka’abah di Mesir diatur sedemikian rupa cara melakukan ibadah di sana. Imam-imam yang ditentukan ditugaskan untuk melayani semua upacara ibadah harian yang diadakan dalam Ka’abah itu. Satu tahun sekali diadakan upacara yang bernama Hari Grafirat, yaitu upacara penyucian dosa-dosa Bani Israel yang tiap-tiap hari melalui korban domba, darahnya dipercikkan pada kain atau tirai yang tergantung yang menjadi pemisah Bilik Suci dengan Bilik Maha Suci. Pada Hari Grafirat itu, semua bangsa Israel dari segala penjuru datang berkumpul di Ka’abah Yerusalem itu. Itulah upacara yang sangat khidmat yang diadakan oleh bani Israel tiap satu tahun sekali.
Ka’abah di kota Mekah, menurut sejarah Islam didirikan oleh Ibrahim bersama Ismael. Kita tahu ke mana pun pergi dia mendirikan mezbah untuk tempat menyembah Tuhan. kalau di Ka’abah Yerusalem satu tahun sekali dikunjungi Bani Israel yang datang dari segala penjuru untuk mengadakan serta menghadiri upacara Grafirat, maka kota Mekah pun setahun sekali dikunjungi oleh segenap bangsa Arab dari segala penjuru untuk melakukan kewajiban agama yang disebut “HAJI”.
Upacara haji itu telah ada sejak dahulu kala sebelum lahirnya Nabi Muhammad. Haji berasal dari kata “HAJ” yang artinya ziarah atau menuju atau berkunjung. Dalam bahasa Inggris disebut pilgrim.
Seorang yang berkunjung atau ziarah ke suatu tempat disebut haji ke tempat itu, dalam bahasa Inggris pilgrim to the place atau ziarah ke tempat itu.
Palus berkunjung ke Korintus, sebagaimana disebutkan dalam Kisah Para Rasul 18:4, “Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.” Dalam Alkitab terjemahan bahasa Arab untuk ayat di atas, ada satu kata yang digunakan, yaitu yuhajju, yang berasal dari kata hajja atau haji. Dengan jelas bahwa perkataan haji artinya berkunjung.
Mukaddimah Qur-an terbitan Dep. Agama RI tahun 1970, halaman 54 mengatakan: “Setiap tahun pada bulan Haji Bangsa Arab dari segala penjuru datang berkunjung ke Mekah sebagai suatu kewajiban agama. Tidak sedikit keuntungan penduduk Mekah dari hasil kunjungan kegamaan ini. Kunjungan itu berjalan lancar bilamana keadaan kota Mekah itu selalu aman dan tenteram serta kesuciannya terpelihara. Kaum Quarisy-lah yang diberi kepercayaan oleh bangsa Arab untuk menjaga kesucian dan keamanan kota Mekah itu. Mengenai keagamaan, sejak Qushai berhasil menggulingkan kekuasaan orang-orang Khuaza’ah, Qushai-lah yang memegang pimpinan agama dan Ka’abah Mekah itu.”
Dari keterangan-keterangan yang disebutkan oleh sejarah di atas, kita dapat mengetahui bahwa haji itu telah ada sebelum Nabi Muhammad lahir, dan arti haji adalah berkunjung.
CATATAN SEJARAH MENGENAI ADANYA AGAMA IBRAHIM DI TANAH ARAB
Ibrahim menyampaikan da’wahnya kepada segenap penduduk di tanah Hijaz. Setelah beliau wafat dilanjutkan oleh anaknya Ismael. Seruan itu diterima baik oleh umumnya bangsa Arab. Oleh sebab itu, bangsa Arab di waktu itu mengikuti agama Ibrahim yang intinya adalah menunggalkan (men-TAUHID-kan) dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Itulah catatan sejarah tentang agama yang ada di tanah Arab pada masa Ibrahim dan Ismael masih hidup. Penduduk kota Mekah percaya kepada Allah dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa itu, mengikut agama Ibrahim itu.