Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaPeranan Seimbang Antara Suami dan Istri

Peranan Seimbang Antara Suami dan Istri

[AkhirZaman.org] Hidup rukun dan sejahtera dalam rumah tangga bukanlah hasil cinta sehari, atau turun dari langit, uangpun tidak akan dapat membelinya, melainkan hal itu adalah hasil perjuangan, ketabahan seumur hidup.

Maka untuk membinah rumah tangga rukun dan sejahtra itu dibutuhkan element penting yang harus dihidupkan yaitu: Kasih, Kesabaran, Pengampunan, dan Mezbah keluarga. Salomo yang bijaksana itu berkata, “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis” (Amsal 30:18-19).Apabila kita menyimak makna ,” jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis” maka Alkitab memberikan sifat kasih itu; Pertama: Tinggi (seumpama jalan rajawali di udara) susah untuk dijangkau bila ungkapan dengan kata-kata. Kedua; Mengherankan (bagaikan jalan ular di atas cadas) sukar untuk dipahami bagaimana dua orang yang berlatar belakang beda tapi bisa berjalan dengan baik di atas cadas kehidupan yang penuh kesukaran. Ketiga; luas dan dalam (seperti jalan kapal di tengah-tengah laut). Sejauh mata menjangkau luasnya laut apabila anda ditengah laut, maka langit dan air seakan bertemu menjadi satu, jalannya jauh lebih sulit untuk dipahami!

Perhatikanlah hai para suami, tidaklah gampang menjadi seorang bapak, ayah dan kepala rumah tangga; ia harus mampu menyukakan dan membahagiakan istri, ia mampu member perlindungan untuk segenap keluarga, bahkan ia harus dapat menjadi imam keluarga untuk dapat membawa anggota keluarganya dekat kepada Allah.

Demikianpun terhadap istri, tidaklah muda menjadi seorang ibu, ratu dalam keluarga, pendamping suami, seorang ibu amat banyak menentukan kelanggengan bahtra keluarga tersebut, ia adalah ibu yang penuh sabar dan dedikasih untuk mengurus keluarganya.

PERAN SUAMI

Dahulu laki-laki sebelum ia menikah, ia menyebut wanita idamannya sebagai: Jantung hatiku, Manisku, Merpatiku, ”Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku? Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!” (Kidung Agung 3:3; 5;2). Sekarang, setelah berkeluarga ia berubah secara drastis, suka bertengkar, sering bersungut, kurang pengertian. Semuah hal ini merupakan penyakit rumah tangga dewasa ini.

Alkitab dalam I Korintus 11:3 menegaskan bahwa  suami sebagai seorang pemimpin rumah tangga berada di bawah pimpinan Kristus! Maka, seorang suami yang memilih tidak mauh tunduk kepada Kristus, jangan ia terlalu berharap bahwa istrinya sepenuhnya tunduk kepadanya.

Kita hanya dapat mengharapkan ketaatan, sepanjang kita sendiri taat. Kepala dari suami adalah Kristus, kepala dari istri adalah suami. Itu adalah hirarki wewenang dan ketaatan. Istri tunduk kepada suami sepanjang suami tunduk kepada Kristus sebagai kepalanya. Suami dalam hal ini mewakili Kristus untuk memimpin istri dan seisi rumah tangganya, itulah alasannya mengapa Alkitab menyuruh para istri tunduk kepada suami seperti tunduk kepada Tuhan (Efesus 5:22).

Suami harus memimpin keluarganya dalam wibawa serta wewenang kepadaNya (Kristus), maka setiap keputuan dan rencana yang dibuatnya haruslah putusan, rencana, yang berkenan kepada Kristus. Jadi, suami yang mau menyakiti hati istri dan anaknya bukanlah suami yang sepenuhnya tunduk kepada Kristus sebagai kepalanya, dalam hal ini ia sedang menempatkan dirinya di pihak iblis.

Suami yang benar dan diakui oleh kerajaan Surga sebagai kepala keluarga adalah suami yang membuat keputusan, kebijaksanaan, rencana, perintas, serta peraturan dalam hirarki ketaatan kepada Kristus!

Tanggung jawab dan rahasia ini besar tetapi suci! Itulah sebabnya Paulus mengugkapkan demikian; “Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.” (I Korintus 11:7). Suami yang tunduk kepada Allah akan membawa sebagian dari Allah dalam hidupnya, roman muka dan sikapnya haruslah memantulkan tabiat Kristus! Maka, suami yang telah dihinggapi oleh kemuliaan Allah, tidak perlu lagi dinasehati orang lain karna prilakunya yang kurang pantas kepada istrinya.

Istri mencerminkan kemuliaan suaminya. Jika suaminya memiliki kemuliaan pastilah istrinya kebagian. Adakah para istri melihat kemuliaan Allah terpancar dalam kehidupan suaminmu? Atau adakah seorang suami yang belum tahu menerima kemuliaan itu dari Allah? Adakah anda seorang suami yang hanya asal nama saja? Apakah mata istri melihat adanya kekosongan dalam diri anda sebagai seorang suami? Sekarang ini juga, isi dan benahilah diri anda agar wajah anda bersinar, perilakumu wajar karna membawa kemuliaan Allah.

PERAN ISTRI

Emansipasi wanita adalah berkat, tetapi hal itu terbatas. “hak sama” dalam emansipasi wanita jangan sekali-kali menghilangkan kepribadian mereka sebagai wanita. Jabatan dalam masyarakat dapat sama dengan pria, kemampuan intelektual bisa sederajat dengan kaum pria. Tetapi jangan terjun terlalu jauh seperti goncangan emansipasi wanita di Amerika yang menurut free love, free sex, free abortion (kebebasan bercinta, kebebasan sex, dan kebebasan menggugurkan) dan lain-lainnya. Kaum Hawa haruslah mengingat hal ini: Bayaran, pekerjaan boleh sama dengan kaum pria, bahkan anda dapat menjadi seorang pemimpin negara, tetapi kemampuan kepemimpinan anda dalam masyarakat tidak bisa dijadikan patokan agar anda menjadi pemimpin rumah tangga. Dalam keluarga walaupun anda sanggup atau lebih mampu dari seorang laki-laki!

Alkitab satu-satunya di dunia ini yang paling menghargai dan menghormati serta memihak istri. Jadi, jika isi Alkitab yang berkaitan dengan wanita di paparkan, itu berarti bahwa Alkitab melindungi hak  dan kewajiban seorang istri! Janganlah emansipasi wanita melahirkan pertengkaran dalam keluarga anda, sebab pertengkaran seorang istri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik, “Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik” (Amsal 19:13), selanjutnya, “lebih baik tinggal dipadang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah,” (Amsal 21:19). Atau “Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.” (Amsal 21:9).

Sebenarnya, seorang wanita secara alamiahnya tidak suka bertengkar, kebanyakan pertengkaran itu sering harus dilampiaskan wanita karena rasa jengkelnya. Maka seorang istri tidak pantas bertengkar, marah dengan suaminya. Sadarilah! “Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.” (Amsal 12:4).

Apa obat supaya tidak timbul pertengkaran? Mudah saja! Obat itu berada di tangan suami-istri. Si suami harus berlaku, bertindak benar dan adil terhadap istri sama seperti Kristus berlaku berlaku benar dan adil terhadap jemaat-Nya. Dan istri harus tunduk kepada suami yang membawa kemuliaan Kristus, walaupun dalam zaman emansipasi! Patokan ini adalah peredam emosi anda! Itu adalah berkat bagi suami dan istri. Tunduk kepada suami bukan berarti dia adalah inferior dan suami adalah superior. Hal itu adalah hukum kerukunan rumah tangga yang ditetapkan Allah.

Mengapa harus suami menjadi kepala rumah tangga? Karena wanita berasal dari laki-laki, bagian dari pria, Hawa diambil dari tulang rusuk Adam, “ Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” (Kejadian 2:21-23). Jadi pantas sekali apabila pria itu berfungsi semestinya, sebagai Kepala Keluarga.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?