Anak-anak Itu Dibeli dengan Darah Kristus
[AkhirZaman.org] Kristus memberi penilaian yang tinggi kepada anak-anak saudara sehingga Ia mau mengorbankan jiwa-Nya untuk mereka. Sebab itu perlakukanlah mereka sebagai makhluk tebusan darah-Nya. Didiklah mereka dengan keteguhan dan sabar. Displinlah mereka dengan kasih dan kesabaran. Sementara engkau melakukan yang demikian, mereka akan menjadi mahkota kesukaan kepadamu dan akan bersinar bagaikan terang di dunia ini.
Anak yang kecil sekalipun yang mencintai dan takut kepada Allah adalah lebih berguna dalam pemandangan-Nya daripada seorang yang berbakat dan terpelajari tetapi melalaikan keselamatan yang besar itu. Para pemuda yang sudah menyerahkan hati dan kehidupan mereka kepada Tuhan, dengan melakukan yang demikian, berarti sudah menempatkan diri mereka sendiri dalam suatu perhubungan dengan Sumber segala kebijaksanaan dan keunggulan.
Bagi Mereka itulah Kerajaan Surga
Jiwa seorang anak kecil yang percaya kepada Allah sama indahnya dengan malaikat-malaikat yang mengelilingi tkhta-Nya dalam pemandangan Tuhan. Oleh sebab itu wajiblah mereka dibawa kepada Kristus dan dididik bagi-Nya. Mereka harus dituntun pada jalan penurutan dan tidak boleh dimanjakan dalam nafsu makan dan kegemaran-kegemaran yang sia-sia.
Kalau saja kita mau mempelajari pelajaran-pelajaran ajaib yang ingin diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya dari seorang anak kecil, maka betapa banyak masalah yang nampaknya merupakan kesulitan yang tidak teratasi itu lenyap seluruhnya! Ketika murid-murid datang kepada Yesus dan berkata, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Gurga?”….Yesus memanggil seorang anak kecil datang kepada-Nya dan dibawa ke tengah-tengah mereka itu lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungghnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Milik Allah yang Dipercayakan kepada Para Orangtua
Kehidupan dan adanya anak-anak itu berasal dari para para orangtua, namun melalui kuasa ciptaan Allah maka anak-anak saudara itu mempunyai kehidupan karena Allah itulah Pemberi hidup. Biarlah diingat dengan baik bahwa anak-anak itu tidak boleh diperlakukan yang seolah-olah mereka itu milik kita sendiri. Anak-anak itu adalah makhluk pusaka dari Tuhan dan rencana keselamatan meliputi keselamatan mereka juga sama seperti kesesamatan para orangtua. Mereka telah dipercayakan kepada para orangtua dengan pengertia bahwa mereka dipelihara dan mendapat teguran dari Tuhan supaya mereka sanggup melaksanakan tugas mereka pada waktu kekekalan.
Hai para ibu, perlakukanlah anak-anakmu itu dengan baik. Kristus sendiri sudah pernah hidup seperti anak kecil juga. Demi kepentingan-Nya hormatilah anak-anak itu. Pandanglah mereka sebagai suatu tanggung jawab yang kudus, bukan untuk menyenangkan hatimu saja, bukan untuk disayang-sayang saja dan didewa-dewakan, melainkan untuk dididik supaya hidup suci dan berbudi. Mereka adalah milik Allah; Ia mengasihi mereka dan meminta kamu supaya kerja sama dengan Dia untuk menolong mereka membentuk tabiat yang sempurna.
Jikalau kamu mau bertemu dengan Allah dalam damai, berikanlah makanan kawanan domba-Nya itu sekarang dengan makanan rohani karena setiap anak mempunyai kemungkinan mendapat kehidupan kekal. Anak-anak dan para pemuda adalah harta kekayaan Allah yang nunik.
Para pemuda perlu diberi kesan dengan kebenaran bahwa bakat-bakat mereka itu bukanlah milik mereka sendiri. Tenaga, waktu dan kecerdasan mereka adalah harta yang dipinjamkan saja. Kesemuanya itu adalah milik Allah sebab itu setiap orang muda haruslah bertekad untuk menggunakannya dengan sebaik mungkin. Dia adalah ibarat sebuah cabang dari pada-Nya. Allah mengharpkan buah-buah; seorang penatalayan yang modalnya harus membawa hasil-hasil yang lebih besar. Ia adalah sebuah terang yang bertugas menerangi kegelapan dunia. Setiap pemuda. tiap-tiap anak, mempunyai tugas untuk dilaksanakan demi kemuliaan Allah dan meninggikan nasib umat manusia.
Jalan ke Surga Itu Disesuaikanlah dengan Kesanggupan Anak-anak
Saya melihat bahwa Yesus mengetahui kelemahan-kelemahan kita dan telah berusaha merasakan sendiri pengalaman-pengalaman kita dalam segala hal kecuali dalam dosa. Olah sehab itu Ia telah sediakan bagi kita sebuah jalan yang sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan kita dan sebagai mana Ayub dahulu kala telah berjalan maju dengan perlahan-lahan dan bersama-sama dengan anak-anak sesuai dengan yang dapat ditahan mereka supaya Ia dapat mengajak kita maju dan meninggalkan mereka itu. Dia tidak berjalan terlalu cepat sehingga meninggalkan kita bersama anak-anak kita di belakang. Oh, tidak. Melainkan Ia telah datang menertibkan jalan menuju hidup kekal bagi anak-anak kecil sekalipun. Itulah sebabnya para orangtua dituntut demi nama-Nya untuk memimpin mereka sepanjang jalan yang sempit itu. Allah telah menunjuk kita sebagai suatu jalan yang sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan anak-anak itu.
-RTA