[AkhirZaman.org] Dalam artikel sebelumnya kita dapat melihat bahwa Yesus dan para rasul serta para murid tetap memelihara Sabat hari ketujuh. Yesus dan murid-murid-Nya tidak pernah menghapuskan atau menghilangkan pemeliharaan hari Sabat. Hari Sabat jugalah yang dimaksudkan oleh Yohanes sebagai Hari Tuhan (Wahyu 1:10), karena dalam Matius 12:28 Yesus mengatakan, “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Jadi sangat jelas bahwa yang dimaksud dengan Hari Tuhan adalah Hari Sabat.
Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah manakah dari tujuh hari yang menjadi hari Sabat yang benar untuk dipelihara? Baiklah, kita akan mendalaminya lebih lanjut. Apakah kira-kira masuk akal bahwa Yesus yang sudah menetapkan satu hari sebagai tanda peringatan akan kuasa penciptaan-Nya, satu hari yang istimewa di mana semua orang akan beribadah kepada-Nya, tetapi tidak menyatakan apakah hari itu? Tentunya tidak! Hal itu tidak masuk akal. Harus ada bukti pernyataan tentang hari apakah hari Allah yang istimewa itu. Mari kita menelitinya.
Ada tiga cara yang dapat kita gunakan untuk mengenal dengan jelas Sabat hari ketujuh itu:
• Berdasarkan Alkitab.
• Berdasarkan Ilmu Bahasa.
• Berdasarkan Ilmu Perbintangan.
Mari kita mulai dengan cara yang pertama dengan melihat bukti dari Alkitab. Alkitab dengan jelas menunjukkan kepada kita. Dalam Lukas 23 diceritakan mengenai penyaliban Kristus. Ketika Lukas menulis tentang hari pada saat Kristus mati, Ia menyatakan dalam ayat 54 sebagai berikut: “Hari itu (hari di saat Kristus disalib dan mati) adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai.”
Dalam ayat 55 kemudian diceritakan bahwa ada perempuan-perempuan yang menjadi murid Yesus, dan mereka pergi untuk melihat jenasah Yesus di kuburan pada hari di mana Yesus mati (yang dalam ayat 54 disebut sebagai hari persiapan). Kemudian dalam ayat 56, Lukas menjelaskan apa yang dilakukan perempuan-perempuan itu setelah pulang dari kubur Yesus. Lukas menulis: “Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.”
Setelah pulang dari kubur di sore hari pada hari kematian Kristus di hari persiapan itu, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur (minyak bau-bauan). Dan setelah selesai, di ayat 56b dikatakan bahwa mereka beristirahat (berhenti) pada hari Sabat. Sebagai pengikut Kristus dan karena mengasihi Dia, mereka tetap memelihara Sabat dan berhenti pada hari itu di saat Yesus berada di dalam kubur.
Kemudian pada pasal 24 ayat 1 dituliskan apa yang dilakukan perempuan-perempuan itu: “Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.”
Apa yang mereka bawa ke kubur Yesus pada hari pertama minggu (pekan) itu? Rempah-rempah yang harum. Kapan rempah-rempah itu mereka siapkan? Sekali lagi berdasar ayat 56 tadi mereka menyiapkan rempah-rempah itu pada hari di mana Yesus mati (Alkitab menyebut bahwa Yesus mati pada hari yang disebut sebagai hari persiapan). Namun karena tidak lama setelah rempah-rempah itu selesai disiapkan hari Sabat telah tiba, mereka tidak sempat untuk membawa rempah-rempah itu ke kubur Yesus. Dan barulah dalam Lukas 24:1 dikatakan bahwa pada hari pertama di minggu (pekan) berikutnya mereka berkesempatan untuk membawa rempah-rempah itu ke kubur Yesus.
Dari Lukas 23:54-24:1, kita mendapat tentang tiga hari yang berurutan, yaitu: Pertama, hari persiapan (hari di mana Kristus mati). Kedua, hari Sabat (hari di mana perempuan-perempuan itu berhenti dari segala macam kegiatan). Dan ketiga, hari pertama dalam minggu (pekan) berikutnya (hari di mana yang kita ketahui sebagai hari kebangkitan Yesus).
Mari kita cari tahu apakah hari-hari itu. Hari apakah hari persiapan itu? Saudara, bila Anda melihat dalam kamus Alkitab Bahasa Indonesia maka Anda akan mendapati bahwa hari persiapan adalah hari Jumat (hari sebelum hari Sabat). Dan dunia Kristen pada umumnya percaya bahwa hari di saat Yesus mati (yaitu pada hari persiapan) adalah hari Jumat, sehingga ada istilah Hari Jumat Agung! Sebenarnya kita sudah bisa mengetahui apakah hari Sabat itu karena kita telah mengetahui bahwa sebelum hari Sabat adalah hari persiapan, dan hari persiapan itu adalah hari Jumat. Tetapi mari kita lanjutkan supaya kita mendapatkan jawaban yang lebih pasti.
Lalu bagaimana dengan hari pertama dalam minggu (pekan) di mana Yesus bangkit pada hari itu? Orang-orang Kristen di seluruh dunia tahu bahwa Yesus bangkit pada hari Minggu (Sunday), yang juga disebut sebagai Easter Sunday.
Dengan demikian jika kita mengetahui bahwa hari persiapan di mana Yesus disalib dan mati adalah hari Jumat, dan hari Minggu adalah hari kebangkitannya; sedangkan hari Sabat adalah hari di antara hari Jumat dan hari Minggu (Sunday). Maka manakah hari Sabat itu? Sudah pasti itu adalah hari Sabtu.
Jika kita akan mengurutkannya dari hari Yesus mati hingga bangkit adalah sebagai berikut: Hari di saat Yesus mati (hari Jumat), hari Sabat di mana perempuan-perempuan itu beristirahat (hari Sabtu), dan hari pertama di saat Yesus bangkit (hari Minggu).
Dan dengan menggunakan logika sederhana, karena hari Mingu (Sunday) adalah hari pertama dalam minggu (pekan/week), maka hari Jumat (hari persiapan) adalah hari keenam, dan Sabat adalah hari ketujuh. Alkitab menjelaskan semuanya ini dengan sangat sederhana.
Mari kita gunakan cara kedua untuk mengetahui manakah hari Sabat itu, yaitu berdasarkan Ilmu Bahasa. Lihatlah dalam kamus yang biasa digunakan. Carilah kata “Sabtu,” dan apakah penjelasan yang Anda dapati di sana? “Sabat adalah Sabtu; hari ketujuh (hari Tuhan beristirahat sesudah menciptakan alam semesta menurut kitab Taurat.”—Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 763. Dengan demikian jelaslah bahwa hari Sabtu adalah hari ketujuh dalam minggu (pekan). Dan karena Sabat adalah hari ketujuh, maka hari Sabtu adalah hari Sabat itu.
Dalam 108 bahasa di dunia ini mengartikan hari Sabtu sebagai “Hari Sabat.” Dalam bahasa Portugis dan Spanyol menyebutnya “Sabado”; bahasa Rusia menyebutnya “Shubbuta”; dan orang Arab menyebutnya “As-Sabt.” Jadi, bahasa di dunia memberikan kesaksian tentang suatu kenyataan yang agung dan mulia bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh dalam minggu (pekan), yaitu hari Sabtu.
Mari ke cara ketiga, yaitu dengan Ilmu Perbintangan. Apakah ada bukti di sana? Saudara, dalam mengetahui siklus tahunan yang diatur matahari, hal itu adalah pada saat bumi berotasi pada porosnya sambil mengelilingi matahari sebanyak satu kali. Sedangkan untuk mengetahui siklus bulanan adalah pada saat bulan mengelilingi bumi sebanyak satu kali. Sedangkan siklus harian adalah pada saat bumi berputar sebanyak satu kali pada porosnya sendiri.
Lalu bagaimana untuk mengetahui siklus mingguan berdasar ilmu perbintangan? Suatu kali seseorang menuliskan surat kepada Ahli Ilmu Perbintangan Kerajaan di Royal Greenwich Observatory, London, Inggris, untuk menanyakan bagaimanakah untuk menetahui siklus mingguan berdasar ilmu perbintangan. Demikian isi surat yang ditulis pada tanggal 11 Februari 1974 itu:
“Pada saat ini saya sedang mengadakan penelitian tentang urutan siklus mingguan yang tidak pernah putus. Beberapa ahli ilmu perbintangan Eropa menyatakan bahwa siklus mingguan telah sampai kepada kita secara terus menerus dan tidak pernah putus sejak waktu yang lalu. Dengan kata lain bahwa hari ketujuh yang kita miliki dalam siklus mingguan sekarang ini adalah sama dengan hari ketujuh dalam minggu yang terdapat di zaman Alkitab. Pertanyaan saya terbagi dalam tiga bagian:
1. Apakah hasil penyelidikan Anda sehubungan dengan siklus mingguan yang tidak pernah putus sejak masa lalu itu?
2. Apakah dengan adanya perubahan kalender di masa lalu (ketika Julian ke Gregorian, dan sebagainya) mempengaruhi siklus mingguan?
3. Apakah hari Sabtu yang kita miliki sekarang mempunyai pernyataan garis lurus yang sama dalam siklus tujuh hari dibandingkan dengan hari yang disebutkan dalam catatan Alkitab pada hari penyaliban Kristus?
Demikian pertanyaan ini dan saya sangat menghargai waktu yang Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.”
Dan kemudian mereka memberikan surat balasan, dan inilah isi surat itu:
“Surat yang Anda tujukan pada ahli Ilmu Perbintangan Kerajaan di Greenwich telah kami terima, dan pimpinan telah meminta saya untuk menjawabnya.
Kesinambungan tujuh hari dalam satu minggu (pekan) sudah dipertahankan sejak zaman yang paling awal dalam agama orang Yahudi. Ahli perbintangan boleh jadi menaruh perhatian sehubungan dengan keputusan-keputusan tentang waktu, tanggal di kalender, dan tahun. Akan tetapi, oleh karena siklus mingguan adalah siklus sipil, social, dan agama, maka tidak ada alasan apapun yang membuat hal ini diganggu oleh penyesuaian yang terjadi dalam kalender. Setiap usaha yang dilakukan untuk mengganggu siklus tujuh hari selalu saja menimbulkan tantangan yang sangat keras dari pihak kekuasaan bangsa Yahudi, dan kita memastikan bahwa tidak ada gangguan apapun yang terjadi karena perubahan yang dilakukan. Perubahan model kalender dari Julian ke Gregorian (1582-1927) sudah terjadi tetapi siklus urutan hari dalam mingguan tidak berubah (Minggu tetaplah hari pertama, dan seterusnya sampai Sabtu sebagai hari ketujuh).”—R.H. Tucker, pegawai urusan penerangan.
Saudara, sangat jelas bahwa kenapa dalam satu minggu (pekan) ada tujuh hari karena Allah memang menciptakannya demikian, dan Sabat adalah menjadi dasar dari satu minggu ada tujuh hari karena itu adalah hari ketujuh, hari di mana Allah berhenti dari pekerjaan penciptaan-Nya (Kejadian 2:1-3).
Pembuktian dari sejarah Alkitab, dari bahasa-bahasa, dan juga dari Ilmu Perbintangan sangat jelas menyatakan bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu, yaitu hari ketujuh dalam minggu (pekan).
Bila kenyataan ini muncul di lingkungan kebanyakan orang, mereka sering bertanya, “Bagaimana dengan sanak keluarga saya dan sahabat-sahabat saya yang tidak pernah mengerti tentang hari Sabat? Bagaimana dengan orang-orang Kristen pada zaman dulu yang percaya kepada Kristus namun mati dalam ketidaktahuan akan kebenaran ini?”
Namun Alkitab dengan jelas menyatakan: “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Yakobus 4:17.
Tanggung jawab kitalah untuk mengikuti terang kebenaran yang kita miliki. Itulah yang dituntut dari kita. Akan tetapi, sekarang ini ketika pekabaran tiga malaikat dari kitab Wahyu sudah diberitakan ke seluruh dunia “kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” dengan suara yang nyaring, katanya: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” Wahyu 14:7. Perintah untuk menyembah Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah perintah yang memanggil kita untuk kembali kepada penyucian Sabat karena Sabat adalah peringatan bahwa Dialah Sang Pencipta.
Walaupun kelompok pemelihara hari Sabat kelihatannya sedikit pada mulanya (bahkan mungkin sampai sekarang), namun orang-orang agung sepanjang zaman telah memelihara hari itu. Adam adalah pemelihara Sabat, demikian juga dengan Musa, Elia, Yesaya, Daud, dan para rasul. Semua orang besar dalam Alkitab menuruti dengan setia hukum Allah, dan memelihara hari Sabat yang Tuhan berkati, kuduskan, dan tetapkan di saat penciptaan.
Tetapi yang lebih utama dari mereka, yaitu Anak Manusia yang adalah Yesus Kritus. Sebagai Pencipta yang agung Ia berhenti pada hari Sabat sesudah menciptakan dunia ini. Ia memberkati hari itu dan menguduskannya. Kemudian beribu-ribu tahun setelah itu, sebagai Anak Manusia, Ia hidup di tengah-tengah umat manusia selama tiga puluh tiga setengah tahun. Adalah menjadi kebiasaan-Nya untuk berhenti dan beribadah pada hari yang Ia tetapkan pada saat penciptaan.
Dan sekarang ini Yesus yang sama pula merentangkan tangan-Nya kepada kita. Tangan yang dulu pernah dipakukan di kayu salib di bukit Golgota karena dosa kita sekarang ini mengimbau dengan penuh kelemahlembutan, “Ikutlah Aku.”
Ribuan orang dengan gembira menyambutnya dari tahun ke tahun yang sekarang ini sedang menyembah Dia pada hari yang Ia sendiri telah tetapkan sebagai hari Sabat, hari ketujuh, yaitu hari Sabtu.
Mereka mempunyai perwakilan hampir di setiap negara di dunia. Anda akan menjumpai mereka hampir di setiap pulau yang berpenduduk. Kesaksian mereka yang universal adalah bahwa hari Sabat itu telah membawa satu kesukaan baru dan berkat besar dalam kehidupan Kristiani.
Apakah pilihan Anda sekarang? Maukah Anda berdiri teguh dengan Kristus dan para murid-Nya? Maukah Anda menerima undangan kasih sayang Yesus sementara Ia mengimbau, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15)?