Thursday, November 21, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanPEMBELAAN DIRI TUHAN (1)

PEMBELAAN DIRI TUHAN (1)

 

[AkhirZaman.org] Kemendesakan yang khusus haruslah terjadi pada mereka yang memahami bahwa Tuhan sedang menunggu sebuah generasi orang-orang yang akan membela Dia dengan cara menuruti “perintah-perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Ada banyak nasehat(1) kepada gereja yang menekankan hubungan langsung dengan pekerjaan Kristus di Bilik Maha Suci dan pekerjaanNya di dalam kehidupan para pengikutNya di bumi:

“Sekarang ini Kristus berada di dalam Bait Suci surga. Dan apakah yang dilakukanNya? Membuat pendamaian bagi kita, menyucikan Bait Suci dari dosa-dosa manusia. Maka, kita harus masuk dengan iman ke dalam Bait Suci bersama-sama dengan Dia, kita harus melaksanakan pekerjaan di dalam Bait Suci jiwa-jiwa kita. Kita harus menyucikan diri kita dari segala kekotoran. Kita harus “membersihkan diri kita dari segala kekotoran dari daging dan roh, menyempurnakan kekudusan dalam takut akan Tuhan.”— A.V. Olson, Through Crisis to Victory, hlm. 267.

Salah satu pekabaran yang paling mendesak dari ajaran tentang Bait Suci bagi orang Kristen adalah bahwa sejak tahun 1844 (pelajaran-pelajaran sebelumnya kita telah membahas apa yang terjadi pada tahun 1844) sesuatu yang istimewa dituntut dari para pengikut Tuhan dalam hal perkembangan tabiat yang mungkin belum pernah begitu mendesak dalam perkembangan gereja sebelumnya. Umat Tuhan yang mencapai kualitas tabiat yang ditunggu-tungguNya, dan yang baginya Tuhan telah memberikan kepada mereka setiap kuasa ilahi yang dibutuhkan untuk mencapainya, secara signifikan akan mempengaruhi seberapa segera Yesus dapat menyelesaikan pekerjaanNya di dalam Bilik Maha Suci.(2)

Kemendesakan yang harus dirasakan oleh umat Tuhan di bumi didasarkan pada kenyataan yang khidmat bahwa, ketika memasuki Bilik Maha Suci di tahun 1844, Imam Besar kita memulai fase terakhir dari pekerjaan pengantaraanNya, yang melibatkan kelayakan tabiat dari generasi terakhir. Adalah rencana Tuhan untuk menyelesaikan pekerjaan ini bertahun-tahun yang lalu. Penundaan ini bukan disebabkan karena ketidakefisienan surga atau perubahan dalam rencana-rencanaNya.(3) Ia rindu untuk mencurahkan hujan akhir kepada mereka yang telah menyucikan “Bait Suci jiwa dari segala kekotoran” (Testimonies, vol. 5, hlm. 214). Ia rindu agar umatNya menjadi tetap tinggal di dalam kebenaran,(4) menjadi nyaman dengan jalan kehidupanNya, sehingga Ia dapat memberikan meterai persetujuan dan menunjuk kepada mereka tanpa malu di dalam suatu seruan misi sedunia, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Ia rindu untuk mengumumkan akhir dari pertentangan besar itu: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11).

Sejak tahun 1844, Yesus telah menunggu suatu umat yang dalam catatan pribadi masing-masing di dalam Bait Suci di surga Ia dapat menuliskan “Telah disucikan”; suatu umat yang akan mencerminkan perhatianNya akan keselamatan dan kesejahteraan orang lain, melalui mereka seluruh isi surga dapat bekerja dengan bebas untuk menyelesaikan perintah Injil.(5)

Setiap hari pola kehidupan orang Kristen tercermin dalam catatan-catatan tersebut di dalam Bilik Maha Suci. Pertanyaan yang mendesak yang muncul adalah: Apakah itu sebuah catatan yang mencerminkan tentang seseorang, yang melalui kasih karunia Tuhan, mengalahkan dosa atau tidak? “Melalui kasih karunia Tuhan dan usaha mereka yang terus menerus mereka harus menjadi pemenang-pemenang dalam pertempuran melawan kejahatan. Sementara penghakiman pemeriksaan sedang berlangsung di surga, sementara dosa-dosa dari orang-orang percaya yang penuh penyesalan dibersihkan dari Bait Suci, haruslah terjadi suatu pekerjaan khusus penyucian, pembersihan dosa, di antara umat Tuhan di bumi… Ketika pekerjaan ini telah diselesaikan, para pengikut Kristus akan siap menyambut kedatanganNya.”—The Great Controversy, hlm. 425.

dzjadzjcznbfdg iPhoneSecara umum, upacara dalam Bait Suci telah menjadi sarana pengajaran oleh Tuhan, mengajarkan kepada kita bahwa Ia akan mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, dan memberi kita kuasa untuk menghidupkan kehidupan dengan ketaatan seperti Kristus.(6) Ia akan melakukan penyucian, pemberian kuasa, pertahanan dari dosa, jikalau kita memilih untuk mengizinkan Dia untuk bekerja. Pemenang yang telah disucikan akan mencerminkan baik tabiat Yesus maupun kehidupan pelayananNya yang terus menerus.

Secara khusus, pekerjaan Yesus sebagai Imam Besar kita di Bilik Maha Suci, memiliki hubungan langsung dengan pergerakan di bumi yang bukan saja mengumumkan pekabaran saat penghakiman dalam Wahyu 14:6-14, melainkan juga mengizinkan kasih karunia Tuhan untuk melakukan pekerjaanNya yang mulia untuk mengalahkan dosa. Adakah waktu yang lebih mulia, lebih menyenangkan, lebih memuaskan secara pribadi, daripada saat ini?(7)

Yang mendasar bagi pemikiran selama lebih dari satu abad adalah konsep kembar tentang pemulihan Bait Suci dan satu umat yang siap. Dengan kedua konsep ini, para terpelajar Advent (orang-orang yang menantikan kedatangan Tuhan kedua kali) telah berurusan erat dengan gagasan-gagasan seperti “penghapusan dosa,” “penyegaran,” dan “pakaian pesta perkawinan yaitu pembenaran orang-orang kudus.”

Seseorang bernama Joseph Bates menguraikan secara terperinci hubungan yang erat antara lambang dan kegenapan Bait Suci, khususnya yang berkenaan dengan pemulihan Bait Suci pada hari pendamaian. Setelah mengutip kitab Imamat 16:16, ia menuliskan: “Maukah pembaca membaca 18 kata ini [atau 41 kata dalam Alkitab bahasa Indonesia] kembali dan melihat apakah kita tidak mengatakan makna “pendamaian bagi tempat kudus.” Ya! Anda mengatakan, itu adalah untuk menyucikan umat, seluruhnya, dari dosa-dosa mereka. Baiklah, jangan melupakan hal itu, ketika diterapkan kepada kita dalam Bait Suci kegenapannya.”(8)—Midnight Cry in the Past,” Review and Herald, Desember 1850, hlm. 21.

Stephen N. Haskell, di tahun 1856, juga melihat secara jelas hubungan antara suatu umat yang siap dan penyelesaian perintah Injil: “Sebuah teori tentang Pekabaran Malaikat Ketiga tidak pernah, tidak akan pernah menyelamatkan kita, tanpa pakaian pesta perkawinan, yaitu pembenaran orang-orang kudus. Kita harus menyempurnakan kekudusan dalam takut akan Tuhan.”—“A Few Thoughts on the Philadelphia and Laodi-cea Churches,” Review and Herald, 6 November 1856, hlm. 6.

Pada suatu pertemuan pada tahun 1901, Haskell memberikan serangkaian pelajaran tentang sejarah ajaran Bait Suci. Dalam ringkasan tentang pemikiran dasar Advent tentang topik ini, ia berkata: “Kita telah mempelajari, pertama, bahwa ada suatu waktu ketika Kristus akan masuk ke dalam Bait Suci surga; kedua, bahwa waktu itu adalah penghakiman pemeriksaan; ketiga, bahwa pekerjaan pada periode tersebut adalah penyempurnaan tabiat; dan keempat, bahwa semakin Anda memahami tentang pekerjaan di dalam Bait Suci, semakin Anda memahami kuasa kebenaran Tuhan yang berhubungan dengan umat Tuhan dan pada masa kini di mana kita sekarang hidup.(9)—“Bible Study,” General Conference Bulletin, 7 April 1901, hlm. 100.

Di tahun 1864, serangkaian artikel yang luar biasa terbit dalam Review, ditulis oleh D.T. Bourdeau, yang di dalamnya ia menekankan tanggung jawab khusus yang diemban oleh gereja generasi terakhir: “Sebagian orang tidak melihat perlunya menerima kebenaran-kebenaran yang berlaku bagi masa sekarang agar mereka dapat disucikan. Mereka menganggap bahwa mereka dapat disucikan melalui kehidupan sebagaimana orang-orang Kristen yang baik lainnya telah hidup. Namun, bagaimanakah orang-orang Kristen di masa lalu disucikan? Bukankah mereka disucikan melalui kehidupan yang menghidupkan terang yang mereka miliki di zamannya? Dan jikalau kita diberi terang yang lebih banyak daripada mereka, jikalau Tuhan meminta kita melakukan kewajiban yang lainnya, dapatkah kita disucikan semata-mata dengan menghidupkan kehidupan seperti mereka yang hidup di masa lalu? Apakah Tuhan menyebabkan terang yang bersinar dalam perkataanNya sia-sia?… Diperlukan suatu persiapan khusus untuk bertemu dengan Tuhan ketika Dia datang.”—“Sanctification: or Living Holiness,” Review and Herald, 2 Agustus 1864.

dfhjafjeaywg2456 iPhoneMeskipun kita hanya menyebutkan sebagian saja dari kutipan-kutipan di atas tentang masalah Bait Suci, lebih banyak lagi yang dapat dikutip. Pemahaman mereka yang umum menunjukkan kesatuan dan kepenuhan yang luar biasa. Mereka lebih awal melihat dan menerangkan secara lebih tegas bahwa pemulihan Bait Suci di surga berhubungan langsung dengan perkembangan suatu umat di bumi yang suci dan siap. Mereka menyatakan dengan meyakinkan bahwa Tuhan menuntut perkembangan tabiat yang lebih tinggi dari gerejaNya dalam generasi yang terakhir yang akan diubahkan daripada dari mereka yang hidup di masa sebelumnya. Persiapan seperti ini akan menjadi pencapaian dengan bantuan ilahi yang tercermin dalam Bait Suci surga melalui “penghapusan” dosa-dosa yang pernah menjangkiti kehidupan para pemenang itu.

Catatan

1 “Ini adalah hari pendamaian yang besar itu, dan Pembela kita berdiri di hadapan Bapa, memohon sebagai pengantara kita. Sebagai gantinya pakaian pembenaran diri, kita harus didapati setiap hari merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, mengaku dosa-dosa pribadi kita masing-masing, memohon pengampunan dari pelanggaran-pelanggaran kita, dan bekerja sama dengan Kristus dalam pekerjaan mempersiapkan jiwa kita untuk mencerminkan citra ilahi. Kecuali kita masuk ke dalam Bait Suci di dalam, dan bersatu dengan Kristus dalam membereskan keselamatan kita sendiri dengan rasa takut dan gemetar, kita akan ditimbang di dalam Bait Suci, dan akan ditemukan kurang.”—Komentar tentang Ibrani 10:19-21.

2 Pembahasan ini tentang hubungan antara perkembangan tabiat dan percepatan atau penundaan Kedatangan Kedua akan dibahas dalam Bab yang berjudul “Mengapa Waktu Ditunda.

3 Seandainya setelah kekecewaan besar di tahun 1844, berpegang teguh pada iman mereka dan bersatu mengikuti dalam pembukaan pemeliharaan Tuhan, menerima pekabaran dari malaikat ketiga dan dengan kuasa Roh Kudus mengabarkannya kepada dunia, mereka pasti telah melihat keselamatan dari Tuhan, Tuhan tentu telah menempa usaha-usaha mereka dengan kekuatan, pekerjaan tentu telah selesai, dan Kristus tentu telah datang untuk menerima umatNya dan memberi upah mereka. Namun dalam periode keraguan dan ketidakpastian yang mengikuti kekecewaan itu, banyak orang percaya Advent menyerahkan iman mereka…. Maka pekerjaan menjadi terhalang, dan dunia ditinggalkan dalam kegelapan. Seandainya tubuh Advent secara keseluruhan bersatu dalam hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus, betapa akan berbedanya sejarah kita!

“Bukanlah kehendak Tuhan bahwa kedatangan Kristus harus ditunda. Tuhan tidak merancang bahwa umatNya, yaitu Israel, harus mengembara selama 40 tahun di padang belantara. Ia berjanji untuk menuntun mereka langsung ke tanah Kanaan, dan menetapkan mereka di sana sebagai suatu umat yang kudus, sehat, dan bahagia. Namun mereka yang mendengarkan kabar itu pertama kali, tidak dapat masuk karena ketidakpercayaan mereka. Hati mereka dipenuhi oleh keluhan,pemberontakan, dan kebencian, dan Tuhan tidak dapat menggenapi perjanjianNya dengan mereka…

“Dosa-dosa yang sama telah menunda masuknya Israel modern ke dalam Kanaan surgawi. Janji-janji Tuhan tidak pernah salah. Adalah ketidakpercayaan, keduniawian, ketidaksucian, dan pertentangan di antara orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan, itu semua yang telah menahan kita di dunia yang penuh dosa dan penderitaan ini selama bertahun-tahun.” Evangelism, hlm. 695-696. “Adalah hak istimewa setiap orang Kristen, bukan hanya mencari, melainkan juga mempercepat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seandainya kita semua yang mengakui namaNya memberi buah bagi kemuliaanNya, betapa cepat seluruh dunia akan ditabur dengan benih Injil. Segera panenan terakhir akan matang, dan Kristus akan datang untuk mengumpulkan biji-biji yang berharga”Testimonies, vol. 8, hlm. 22.

4 “Segera setelah umat Tuhan dimeteraikan pada dahi mereka—ini bukan meterai atau tanda yang dapat dilihat, namun berpegang kepada kebenaran, baik secara intelektual maupun rohani, sehingga mereka tidak dapat digoyahkan—segera setelah umat Tuhan dimeteraikan dan dipersiapkan untuk penggoncangan, saatnya akan tiba.”—Komentar tentang Yehezkiel 9:2-4.

5 “Kristus menunggu dengan kerinduan akan pernyataan DiriNya di dalam gerejaNya. Ketika tabiat Kristus dihasilkan secara sempurna di dalam umatNya, maka Ia akan datang untuk mengakui mereka sebagai milikNya. “Adalah hak istimewa setiap orang Kristen, bukan hanya mencari, melainkan mempercepat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seandainya kita semua yang mengakui namaNya memberi buah bagi kemuliaanNya, betapa cepat seluruh dunia akan ditabur dengan benih Injil. Segera panenan terakhir akan matang, dan Kristus akan datang untuk mengumpulkan biji-biji yang berharga.”—Christ’s Object Lessons, hlm. 69.

6 “Pelajaran lain yang diajarkan oleh Bait Suci, melalui upacara korbannya, adalah pelajaran tentang pengampunan, dan kuasa melalui Juruselamat untuk taat bagi hidup.”— Education, hlm. 36.

7 “Peristiwa yang berhubungan dengan Bait Suci di atas harus memberi kesan yang sedemikian kepada pikiran dan hati semua orang sehingga mereka dapat mengesankan kepada orang lain. Semua orang perlu menjadi lebih cerdas dalam hal pekerjaan pendamaian, yang sedang berlangsung di dalam Bait Suci di atas. Ketika kebenaran yang agung ini dilihat dan dipahami, mereka yang berpegang kepadanya akan bekerja selaras dengan Kristus untuk mempersiapkan suatu umat untuk berdiri pada hari besar Tuhan, dan usaha-usaha mereka akan berhasil. Dengan belajar, merenungkan, dan berdoa, umat Tuhan akan ditinggikan mengatasi pemikiran dan perasaan orang-orang dunia yang umum, dan akan dibawa kepada keselarasan dengan Kristus dan pekerjaan besarnya untuk menyucikan Bait Suci di atas dari dosa-dosa umat. Iman mereka akan berjalan bersama Dia ke dalam Bait Suci, dan para penganutnya di bumi akan berhati-hati mengingat kembali kehidupan mereka dan membandingkan tabiat mereka dengan standar besar pembenaran atau kesalehan. Mereka akan melihat kekurangan-kekurangan mereka; mereka juga akan melihat bahwa mereka memerlukan bantuan dari Roh Tuhan jikalau mereka ingin menjadi layak bagi pekerjaan yang besar dan khidmat pada masa kini yang dibebankan kepada para dutabesar Tuhan.”—Testimonies, vol. 5, hlm.575.

8 Dalam artikel yang sama, Bates menunjukkan bahwa “penyucian” umat Tuhan akan terjadi sebelum tujuh bala terakhir.

9 Selanjutnya di tahun 1901, dalam serangkaian artikel dalam Review, Haskell menekankan tema yang sama, bahwa suatu umat yang telah dipersiapkan di bumi sesuai dengan Bait Suci yang telah disucikan di surga: “Pengetahuan yang tidak dimiliki mereka [orang-orang Yahudi] adalah penerapan rohani dari pertanyaan tentang Bait Suci, yang berpusatkan pada Kristus. Pertanyaan tentang Bait Suci haruslah menyatakan tentang Kristus, pekerjaanNya di dalam pengadilan surga, dan demikian juga akan dilaksanakan di dalam hati para pengikutNya. Maka jelaslah bahwa pekerjaan di dalam hati manusia haruslah sesuai dengan pekerjaan Kristus di surga.

“Ada tiga Bait Suci yang disebutkan dalam Alkitab, dan semuanya harus dipadukan dalam satu pelajaran… Pekerjaan Kristus di dalam surga adalah juga berlangsung di dalam Bait Suci hidup umatNya di bumi; maka sementara ada satu Bait Suci di bumi, dan masih ada satu di surga, yang terpenting dari ketiganya adalah umatNya; karena obyek dari Bait Suci di bumi adalah untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana mengetahui dan percaya kepada pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan bagi mereka di dalam Bait Suci di surga… Seluruh pekerjaan yang dinyatakan melalui Bait Suci yang ada di bumi menjadi bayangan dari pekerjaan sesungguhnya dari Kristus di surga, yaitu penyucian GerejaNya di bumi, dan sebagai akibatnya, pengabaian akan pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran ini akan menyebabkan manusia tidak siap untuk penghakiman Tuhan yang akan segera terjadi, sebagaimana orang-orang Yahudi tidak siap ketika kehancuran terjadi pada mereka.”—“The Sanctuary Question from the Stand-point of The Book of Hebrews,” Review and Herald, 13 Agustus 1901, hlm. 518.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?