Thursday, July 3, 2025
Google search engine
Home Blog Page 314

WAKTU KESESAKAN YANG BESAR (2)

0

[AkhirZaman.org] Rasul Yohanes dalam penglihatan mendengar suara nyaring di Surga yang berseru, “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wah. 12:12). Sungguh mengerikan pemandangan yang menyebabkan turunnya seruan suara Surgawi ini. Murka Setan bertambah-tambah sementara waktunya sudah singkat, dan pekerjaan penipuannya dan kebinasaannya akan mencapai puncaknya pada waktu kesesakan.

Pemandangan-pemandangan yang menakutkan dari suatu oknum adikodrati akan segera dinyatakan di langit, sebagai tanda dari kuasa Iblis yang mengadakan pekerjaan-pekerjaan mujizat. Roh-roh Iblis akan pergi kepada raja-raja dunia ini dan keseluruh dunia, untuk mengikat mereka dalam perjuangannya yang terakhir melawan pemerintahan Surga. Melalui agen-agen ini para penguasa dan rakyat sama-sama akan tertipu. Ada orang-orang yang akan bangkit yang berpura-pura sebagai Kristus Sendiri, dan yang menuntut kepada dirinya kedudukan dan perbaktian yang seharusnya kepada Penebus dunia ini. Mereka akan mengadakan mujizat penyembuhan ajaib, dan akan mengaku mempunyai wahyu-wahyu dari Surga yang bertentangan dengan kesaksian Alkitab.

Sebagai puncak tindakannya dalam drama besar penipuan itu, Setan sendiri akan mengambil rupa Kristus. Gereja telah lama mengaku menunggu kedatangan Juru Selamat sebagai penyempurnaan dan kegenapan harapan-harapannya. Sekarang penipu besar itu akan menampakkan bahwa Kristus telah datang. Di berbagai bagian dunia, Setan akan menampakkan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung dengan terang yang menyilaukan menyerupai gambaran Anak Allah yang diberikan oleh Yohanes di dalam buku Wahyu (Wah. 1:13-15). Kemuliaan yang mengelilinginya tidak tertandingi oleh sesuatu apapun yang pernah dilihat oleh mata yang fana ini. Pekik sorak menggelegar di udara, “Kristus telah datang! Kristus telah datang!” Orang-orang sujud menyembah dihadapannya, sementara ia mengangkat tangannya dan memberkati mereka, sebagaimana Kristus memberkati murid-murid-Nya pada waktu Ia masih berada di dunia ini. Suaranya lembut dan merendah, namun merdu kedengarannya. Dalam nada lembut penuh kasihan ia menyampaikan beberapa kebenaran surgawi yang penuh kemurahan sebagaimana yang diucapkan oleh Juru Selamat. Ia menyembuhkan penyakit-penyakit orang dan kemudian dalam tabiat Kristus yang dipakaikannya, ia mengatakan bahwa ia telah mengubah Sabat kepada hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menyucikan hari yang telah diberkatinya itu. Ia menyatakan bahwa mereka yang bersikeras menyucikan hari ketujuh menghujat namanya oleh menolak mendengarkan malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka dengan terang dan kebenaran. Seperti orang-orang Samaria yang telah ditipu oleh Simon Magus, orang banyak itu — dari yang paling kecil sampai yang paling besar — menaruh perhatian kepada sihir, lalu berkata, “Orang ini adalah kuasa dari Allah.” (Kis. 8:10).

Akan tetapi umat Allah tidak akan tersesat. Ajaran-ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Alkitab. Berkat-berkatnya dinyatakan kepada para penyembah binatang dan patungnya, suatu golongan ke atas siapa Alkitab katakan akan dicurahkan murka Allah yang tidak bercampur.

Lebih jauh, Setan tidak diizinkan untuk memalsukan cara kedatangan Kristus. Juru Selamat sejauh ini telah mengamarkan umat-Nya terhadap penipuan dan telah meramalkan dengan jelas cara kedatangan-Nya yang kedua kali itu. “Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga . . . . Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:24-27,31; 25:31; Wah. 1:7; 1 Tes. 4:16,17). Kedatangan ini tidak mungkin dipalsukan. Akan diketahui semua orang secara universal — disaksikan oleh seluruh dunia.

Hanya mereka yang menjadi pelajar Alkitab yang tekun dan rajin serta yang telah menerima kasih kebenaran, yang akan dilindungi dari penipuan yang hebat yang menawan dunia ini. Oleh kesaksian Alkitab mereka ini akan mengenali penipu itu dalam penyamarannya. Ujian akan datang kepada semua orang. Oleh penyaringan pencobaan, orang-orang Kristen sejati akan nyata. Apakah umat Allah sekarang berdiri teguh di atas firman-Nya sehingga mereka tidak akan tunduk kepada bukti-bukti yang berdasarkan pancaindera mereka? Dalam kemelut yang seperti itu, apakah mereka mau bergantung kepada Alkitab, dan hanya kepada Alkitab saja? Jika mungkin, Setan akan mencegah mereka untuk mengadakan persiapan kepada hari itu. Ia akan mengatur masalah-masalah sedemikian rupa sehingga menghalangi jalan mereka, menjerat mereka dengan harta-harta duniawi, menyebabkan mereka memikul beban yang berat dan melelahkan, sehingga hati mereka dipenuhi dengan segala urusan kehidupan ini, dan hari pencobaan itu boleh datang menimpa mereka seperti datangnya seorang pencuri.

Pada waktu perintah dikeluarkan oleh berbagai penguasa dunia Kristen untuk melawan orang-orang pemelihara perintah-perintah Allah, hal itu akan menghilangkan perlindungan pemerintah, dan menyerahkan mereka kepada orang-orang yang menginginkan kehancuran mereka, umat-umat Allah akan melarikan diri dari kota-kota dan desa-desa dan bergabung bersama dalam kelompok-kelompok dan tinggal di tempat-tempat yang paling terasing dan sunyi. Banyak yang mencari perlindungan di pegunungan. Seperti orang-orang Kristen di lembah Piedmont, mereka membuat tempat-tempat tinggi di dunia ini menjadi tempat perlindungan mereka, dan akan bersyukur kepada Allah untuk “kubu di atas bukit batu” itu. (Yes. 33:16). Tetapi banyak bangsa dan golongan, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan dibuang ke perbudakan yang paling kejam dan paling tidak adil. Orang-orang yang dikasihi Allah akan melewati hari-hari yang melelahkan dan membosankan, dirantai, dikurung di belakang terali besi, dihukum mati, sebagian mati kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan yang sangat menjijikkan. Tak ada telinga manusia yang akan mendengarkan erangan dan rintihan mereka, tak ada tangan manusia yang bersedia menolong mereka.

Akankah Tuhan melupakan umat-Nya dalam masa pencobaan ini? Apakah Ia melupakan Nuh yang setia pada waktu pehukuman dijalankan ke atas dunia sebelum Air Bah? Apakah Ia melupakan Lot pada waktu api datang dari langit untuk membumihanguskan kota-kota di dataran itu? Apakah Ia melupakan Yusuf yang dikelilingi oleh penyembah-penyembah berhala di Mesir? Apakah Ia melupakan Elia ketika sumpah Izebel mengancamnya dengan nasib yang sama yang menimpa nabi-nabi Baal? Apakah Ia melupakan Yeremia di dalam lubang yang gelap dan menyedihkan di dalam penjara? Apakah Ia melupakan tiga orang yang dimasukkan ke dalam dapur api? atau Daniel di dalam lobang singa?

“Sion berkata, Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.” (Yes. 49:14-16). Tuhan semesta alam telah berkata, “Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya.” (Zak. 2:8).

Walaupun musuh mungkin melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding penjara di bawah tanah itu tidak dapat memutuskan hubungan antara jiwa mereka dengan Kristus. Dia yang melihat kelemahan-kelemahan mereka, yang sudah mengetahui setiap pencobaan, berada di atas segala kuasa duniawi. Dan malaikat-malaikat akan datang kepada mereka di dalam sel-sel yang sunyi, membawa terang dan damai dari Surga. Penjara itu akan menjadi seperti istana, karena yang kaya dalam iman tinggal di sana, dan dinding yang suram dan gelap itu akan diterangi dengan terang surgawi, seperti tatkala Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian waktu tengah malam di penjara bawah tanah di Filipi.

Hukuman Allah akan dijatuhkan ke atas mereka yang berusaha menindas dan membinasakan umat-Nya. Panjang sabarnya terhadap orang-orang jahat memberanikan manusia dalam pelanggaran, tetapi hukuman mereka tidak kurang pasti dan kurang mengerikan walaupun lama ditunda. “Sebab Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu!” (Yes. 28:21). Bagi Allah kita yang berkemurahan, pekerjaan menghukum adalah pekerjaan ajaib. “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik.” (Yehez. 33:11). Tuhan adalah “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, . . . mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Namun Ia “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.” “Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.” (Kel. 34:6,7; Nahum 1:3). Oleh perkara-perkara yang mengerikan dalam kebenaran, Ia akan membuktikan kebenaran otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Beratnya dan hebatnya hukuman yang menanti para pelanggar dapat dilihat dari keengganan Tuhan untuk menjalankan keadilan. Bangsa yang telah diperlakukannya dengan panjang sabar, dan yang Ia tidak akan pukul sampai kejahatannya sudah mencapai kepenuhan pada anggapan Allah, pada akhirnya akan meminum cawan murka Allah yang tidak bercampur dengan belas kasihan.

Pada waktu Kristus menghentikan pengantaraan-Nya di kaabah, maka murka yang tidak bercampur yang mengancam mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya dan yang menerima tandanya (Wah. 14:9,10) akan dicurahkan. Bala yang datang ke atas Mesir pada waktu Allah hampir melepaskan bangsa Israel, sama sifatnya dengan hukuman yang lebih dahsyat dan lebih meluas yang akan terjadi ke dunia ini sesaat sebelum kelepasan umat Allah. Pewahyu berkata dalam menjelaskan malapetaka yang mengerikan itu, “Maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.” Air laut menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa yang hidup di dalam laut.” Dan “sungai-sungai dan mata-mata air dan semuanya menjadi darah.” Walaupun hukuman penderitaan ini mengerikan, hukuman Allah tetap terbukti benar. Malaikat Tuhan berkata, “Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka.” (Wah. 16:2-6). Oleh menghukum mati umat Allah, sesungguhnya mereka telah menanggung kesalahan atas darah umat Allah itu seolah-olah mereka dengan tangan sendiri telah menumpahkan darahnya. Dengan cara yang sama Kristus menyatakan orang-orang Yahudi pada zaman-Nya bersalah atas darah orang-orang kudus yang telah ditumpahkan sejak zamannya Habil karena memiliki roh yang sama, dan berusaha melakukan pekerjaan yang sama dengan para pembunuh nabi-nabi.

Bumi dn Matahari CopyDalam bala berikutnya, kuasa telah diberikan kepada matahari “untuk menghanguskan manusia dengan api. Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat.” (Wah. 16:8,9). Demikianlah nabi-nabi menjelaskan keadaan dunia pada saat yang menakutkan ini, “Tanah berkabung, . . . sebab sudah musnah panen ladang.” “Segala pohon di ladang sudah mengering. Sungguh, menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas.” “Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada padang rumput baginya . . . . Sebab wadi telah kering, dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun.” “Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu, demikianlah firman Tuhan Allah. Ada banyak bangkai: kemana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam.” (Yoel 1:10-12, 17-20; Amos 8:3).

Bala itu tidak terjadi secara universal, karena kalau begitu maka penduduk dunia ini akan habis seluruhnya. Namun, bala itu Akan menjadi hukuman yang paling mengerikan yang pernah diketahui oleh manusia fana. Semua hukuman ke atas manusia, sebelum penutupan masa percobaan, bercampur belas kasihan atau kemurahan. Darah Kristus yang membela itu telah melindungi orang-orang berdosa untuk menerima takaran penuh atas kesalahannya, tetapi pada pehukuman terakhir, mereka dicurahkan tidak bercampur belas kasihan atau kemurahan.

Pada hari itu orang akan merindukan perlindungan belas kasihan Allah yang telah lama mereka benci. “Sesungguhnya, waktu akan datang, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri itu, bukan kelaparan akan makanan dan kehausan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut, dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tetapi tidak mendapatnya.” (Amos 8:11,12).

Umat Allah tidak akan terbebas dari penderitaan, tetapi sementara dianiaya dan menderita, sementara mereka menanggung kekurangan dan menderita kekurangan makanan, mereka tidak dibiarkan binasa. Allah yang memelihara Elia, tidak akan melewatkan seorangpun anak-Nya yang mengorbankan dirinya. Ia yang menghitung rambut di kepala mereka akan memelihara mereka, dan pada waktu bala kelaparan, mereka akan dikenyangkan. Sementara orang-orang jahat mati karena kelaparan dan bala, malaikat-malaikat akan melindungi orang-orang benar dan mencukupi kebutuhan mereka. Diberikan janji kepada orang-orang yang “hidup dalam kebenaran,” “Rotinya disediakan, air minumnya terjamin.” (Yes. 33:16). “Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan. Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak meninggalkan mereka.” (Yes. 41:17).

“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ia di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Hab. 3:17,18).

“Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu disebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan, Ia akan menjaga nyawamu.” “Sungguh, Dialah yang melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, dibawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang fasik. Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.” (Maz. 121:5-7; 91_3-10).

Namun demikian, kepada pemandangan manusia akan tampak bahwa Allah harus segera memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh para syuhada dahulu sebelum mereka. Mereka sendiri mulai merasa takut kalau-kalau Tuhan telah meninggalkan mereka jatuh ke tangan musuh-musuh mereka. Saat itu adalah penderitaan yang mengerikan. Mereka berseru kepada Allah siang dan malam untuk keselamatan mereka. Orang-orang fasik bergembira, dan terdengarlah seruan-seruan cemoohan, “Di manakah sekarang imanmu? Mengapa Allah tidak melepaskan engkau dari tangan kami jkalau engkau benar-benar umat-Nya?” Tetapi orang-orang yang menunggu mengingat Yesus yang mati di salib Golgota, dan imam besar serta para penguasa berteriak sambil mengejek, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu, dan kami akan percaya kepada-Nya.” (Mat. 27:42). Sebagaimana Yakub, semua orang sedang bergumul dengan Allah. Wajah mereka menggambarkan pergumulan dalam batin mereka. Wajah mereka pucat, namun mereka tidak menghentikan permohonan pengantaraan mereka yang tekun.

Seandainya manusia dapat melihat dengan penglihatan surgawi, mereka akan memandang rombongan malaikat-malaikat yang menonjol dalam kekuatan yang ditempatkan disekeliling mereka yang memelihara firman kesabaran Kristus. Dengan kelemahlembutan bersimpati, malaikat-malaikat telah menyaksikan kesusahan mereka, dan telah mendengar doa-doa mereka. Mereka menunggu perintah Komandan mereka untuk menarik umat Allah itu dari bahaya yang mengancam mereka. Tetapi malaikat-malaikat itu harus menunggu sedikit waktu lagi. Umat Allah harus meminum dari cawan itu, dan dibaptiskan dengan baptisan. Penundaan itu, yang sangat menyakitkan bagi mereka, adalah jawaban terbaik kepada permohonan-permohonan mereka. Sementara mereka berusaha menunggu dengan penuh harap kepada Tuhan untuk bekerja, mereka dituntun untuk menggunakan iman pengharapan dan kesabaran, yang telah terlalu sedikit digunakan selama pengalaman keagamaan mereka. Namun, demi orang-orang pilihan itu, masa kesukaran itu akan diperpendek. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? . . . Aku berkata kepadamu: Ia akan membenarkan mereka.” (Luk. 18:7,8). Kesudahan akan datang lebih cepat daripada yang diharapkan oleh manusia. Gandum akan dikumpulkan dan diikat dalam berkas-berkas untuk dimasukkan ke dalam gudang Allah, ilalang akan diikat sebagai berkas-berkas yang dimasukkan ke dalam api pembinasaan.

Para pengawal surgawi, yang setia kepada tugas-tugas mereka, terus berjaga-jaga. Walaupun perintah umum telah menetapkan waktunya bilamana para pemelihara hukum boleh dibunuh, musuh-musuh mereka yang dalam beberapa kasus mengharapkan perintah itu, dan sebelum waktu yang ditentukan, akan berusaha menghabisi nyawa mereka. Tetapi tak seorangpun dapat melalui para pengawal perkasa yang ditempatkan di sekeliling orang-orang yang yang setia. Sebagian diserang dalam pelarian mereka dari kota-kota dan kampung-kampung, tetapi pedang yang diangkat untuk melawan mereka, patah dan jatuh tak berdaya bagaikan jerami. Yang lain-lain dipertahankan oleh malaikat-malaikat dalam bentuk prajurit-prajurit perang.

Dalam segala zaman, Allah telah bekerja melalui malaikat-malaikat yang suci untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Makhluk-makhluk surgawi itu telah mengambil bahagian yang aktif dalam permasalahan manusia. Mereka tampak berpakaian jubah yang bersinar bagaikan kilat, mereka datang sebagai manusia, dalam pakaian jubah musafir. Malaikat-malaikat telah tampak dalam bentuk manusia kepada umat-umat Allah. Mereka beristirahat di bawah pohon ek pada waktu tengah hari, seperti orang yang sudah letih. Mereka menerima keramahtamahan manusia. Mereka telah bertindak selaku penunjuk jalan bagi yang sedang bepergian yang tidak mengetahu jalan. Mereka telah menyalakan api, dengan tangannya sendiri, di atas mezbah. Mereka telah membuka pintu-pintu penjara dan membebaskan hamba-hamba Tuhan. Dengan berpakaian perang Surga, mereka datang menggulingkan batu dari kuburan Juru Selamat.

Dalam rupa manusia, malaikat-malaikat sering hadir dalam perkumpulan-perkumpulan orang benar dan mereka mengunjungi perkumpulan-perkumpulan orang fasik seperti pada waktu mereka pergi ke Sodom untuk mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menentukan apakah mereka telah melampaui batas kesabaran Allah. Tuhan senang akan kemurahan, dan demi beberapa orang yang benar-benar melayani Dia, Dia menahan malapetaka, dan memperpanjang ketenangan orang banyak. Sangat sedikit orang-orang yang berdosa kepada Allah menyadari bahwa sebenarnya mereka berhutang nyawa kepada orang-orang yang setia yang mereka cemooh dan tindas seenaknya.

Walaupun para penguasa dunia ini tidak mengetahuinya, namun sering dalam majelis-majelis malaikat menjadi jurubicaranya. Mata manusia telah memandang kepada mereka, telinga manusia telah mendengarkan himbauan-himbauan mereka, bibir manusia telah menentang anjuran-anjuran mereka dan mengejek nasihat-nasihat mereka. Tangan-tangan manusia telah menyambut mereka dengan celaan dan kekejaman. Di ruang majelis dan di ruang pengadilan, jurukabar-jurulabar surgawi ini telah menunjukkan suatu pengenalan yang akrab dengan sejarah manusia. Mereka telah membuktikan diri mereka lebih sanggup untuk membela kepentingan orang-orang yang tertindas daripada pembela-pembela mereka yang paling mampu dan paling mahir. Mereka telah mengalahkan maksud-maksud dan menahan kejahatan yang akan sangat memperlambat pekerjaan Allah, dan yang akan menyebabkan penderitaan besar bagi umat-Nya. Pada waktu bahaya dan kesusahan, malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Maz. 34:8).

Dengan kerinduan yang sungguh-sungguh, umat Allah menunggu tanda-tanda Raja mereka yang akan datang itu. Pada waktu para pengawal ditanya, “Masih lama malam ini?” jawabannya diberikan tanpa ragu-ragu, ” ‘Pagi akan datang, tetapi malam juga.’ (Yes. 21:11,12). Terang bersinar pada awan-awan di puncak-puncak gunung. Tidak lama lagi akan dinyatakan kemuliaannya. Matahari Kebenaran sudah hampir terbit. Pagi dan malam sudah hampir tiba — permulaan hari yang tidak berkesudahan bagi orang-orang benar, permulaan malam yang kekal bagi orang-orang fasik.”

Sementara mereka yang sedang bergumul menyampaikan permohonan-permohonan mereka kepada Allah, tabir yang memisahkan mereka dari yang tidak kelihatan itu tampaknya hampir ditarik. Langit berpijar dengan terbitnya hari yang kekal, dan seperti nyanyian para malaikat, kata-kata ini terdengar ke telinga, “Berdirilah teguh pada kesetiaanmu. Pertolongan sedang datang.” Kristus, pemenang perkasa itu, menawarkan kepada para prajurit-Nya yang sudah letih, sebuah mahkota kemuliaan kekal, dan suara-Nya terdengar dari gerbang-gerbang yang terbuka sedikit, “Lihatlah, Aku menyertaimu. Janganlah takut. Aku tahu segala kesusahanmu, Aku telah menanggung segala kesedihanmu. Kamu berperang dengan musuh yang teruji. Aku telah berperang demi kamu, dan dalam nama-Ku kamu lebih dari sekedar penakluk-penakluk.”

Juru Selamat yang mulia akan mengirimkan pertolongan bilamana kita memerlukannya. Jalan menuju Surga dikuduskan oleh jejak-jejak kaki-Nya. Setiap duri yang melukai kaki kita telah melukai kaki-Nya. Setiap salib yang ditanggungkan kepada kita, telah ditanggungnya di hadapan kita. Tuhan mengizinkan pertentangan-pertentangan, untuk menyediakan jiwa-jiwa bagi kedamaian,waktu kesesakan adalah cobaan berat yang menakutkan bagi umat Allah, tetapi waktu itulah masanya setiap orang percaya yang benar memandang ke atas, dan oleh iman ia boleh melihat pelangi perjanjian yang mengelilinginya.

“Maka orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, dan duka dan keluh akan menjauh. Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut kepada manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap keganasan amarah orang penganiaya, apabila ia bersiap-siap memusnahkan? Dimanakah gerangan keganasan amarah orang penganiaya itu? Dia yang dipasung terbelenggu akan segera dibebaskan; ia tidak akan turun mati ke liang kubur, dan tidak akan kekurangan makanan. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengharubirukan laut, sehingga gelombang ribut — Tuhan semesta alam nama-Nya. Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku.” (Yes. 51:11-16).

“Sebab itu, dengarlah ini, hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur! Beginilah firman Tuhanmu, Tuhan, Allahmu, yang memperjuangkan perkara umat-Nya: Sesungguhnya Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang tadinya berkata kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau merentangkan punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang-orang yang lewat dari atasnya.” (Yes. 51:21-23).

Mata Allah, yang memandang segala zaman, tertuju kepada krisis yang akan dihadapi umat-Nya, bilamana kuasa-kuasa duniawi bersiap untuk melawan mereka. Sebagaimana tawanan yang dibuang, mereka akan takut mati oleh karena kelaparan atau oleh tindakan kekerasan. Tetapi Yang Kudus yang membelah Laut Merah di hadapan orang-orang Israel, akan menyatakan kekuasaan-Nya yang maha besar dan mengubah keadaan mereka yang tertawan. “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seorang menyayangi anaknya yang melayani dia.” (Mal. 3:17). Jika darah saksi-saksi Allah yang setia dicurahkan pada waktu ini, itu tidak menjadi seperti bibit yang ditabur untuk mendapatkan tuaian bagi Allah, seperti darah para syuhada dahulu. Kesetiaan mereka tidak akan menjadi suatu kesaksian yang meyakinkan orang-orang lain kepada kebenaran, karena hati yang keras telah memukul kembali gelombang-gelombang belas kasihan sampai akhirnya belas kasihan itu tidak datang lagi. Jika orang-orang benar sekarang dibiarkan menjadi mangsa musuh-musuh mereka, hal itu akan menjadi suatu kemenangan bagi raja kegelapan. Pemazmur berkata, “Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya.” (Maz. 27:5). Kristus telah berkata, “Mari bangsa-Ku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya sampai amaran itu berlalu. Sebab sesungguhnya, Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya.” (Yes. 26:20,21). Sungguh mulia nanti kelepasan mereka yang dengan sabar menantikan kedatangan-Nya, dan yang namanya ada tertulis di dalam kitab kehidupan.

 

-KA

 

[RH] Jenis Pendidikan yang Anak-anak Perlukan (Bagian 2)

0

“Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau. Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku”(Amsal 23:25, 26).

[AkhirZaman.org] Saya percaya bahwa dalam beberapa pernyataan yang sudah menciptakan hubungan yang baik tentang pertentangan itu——seperti nasihat-nasihatmu perihal penggunaan mentega, dan pernyataan bahwa anak-anak dapat dididik guru jika seorang anak sudah berusia delapan atau sepuluh tahun-—adalah hak istimewa kita untuk menggenggam prinsip itu. Saya percaya bahwa dalam mempelajari pernyataan-pernyataan tersebut, kita seharusnya mengerti bahwa setiap saluran Allah diberikan dalam kemurahan, dan dalam pertimbangan dengan kedaan-keadaannya. Allah berkata, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”; dan juga Kristus menjelaskan hukum perceraian sebagaimana yang diizinkan adalah karena kekerasan hati mereka. Karena penyimpangan umat itu, maka suatu hukum tentang perceraian diizinkan, yang bukan merupakan rencana asli Allah.

Saya percaya bahwa prinsip itu akan dimengerti sehubungan dengan pernyataan-pernyataan yang asing, sebagaimana pernyataan tentang penggunaan mentega, dan pernyataan bahwa seorang anak akan tidak mendapatkan guru selain daripada ibunya sendiri sampai ia berusia delapan atau sepuluh tahun.. Sekarang, ketika gambaran tentang mentega itu diberikan kepadamu, tentang kondisi-kondisi yang menyertainya—bahwa orang-orang menggunakan mentega yang penuh dengan kuman. Mereka menggoreng dan memasak menggunakannya, dan penggunaannya membahayakan. Tetapi kemudian, ketika umat kita belajar akan prinsip-prinsip ini, mereka mendapati bahwa sementara mentega bukanlah yang terbaik, mungkin mentega itu tidak sedemikian buruk seperti kejahatan-kejahatan lain; dan begitulah dalam beberapa hal mereka menggunakannya. Saya sudah menduga bahwa pertanyaan sekolah ini adalah sama. Rencana yang ideal ialah bahwa ibu harus menjadi guru—seorang guru yang cerdas seperti orang yang engkau gambarkan pagi ini. Tetapi Saya merasa adalah suatu kemalangan besar bagi pekerjaan kita dari Maine sampai California, dan dari Manitoba sampai Florida, bahwa umat kita telah mengambil pernyataan tersebut, bahwa bagi seorang anak tidak boleh ada guru kecuali orangtua sampai ia berusia delapan atau sepuluh tahun, sebagai suatu kepastian melarang anak-anak tersebut mendapat kesempatan bersekolah. Jika saya memahaminya, sebenarnya itulah pertanyaan bagi kita pagi ini.

(3SM 221, 222)

 

[RH] Jenis Pendidikan yang Anak-anak Perlukan (Bagian 1)

0

 “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” (Amsal 29:17).

[AkhirZaman.org] Saya berkata, anak-anak yang masih kecil harus mendapatkan pendidikan, seperti yang mereka bisa dapatkan di sekolah. Mereka harus mendapatkan disiplin sekolah di bawah seseorang yang mengerti bagaimana berhubungan dengan anak-anak menurut temperamen-temperamen mereka yang berbeda.

Mereka akan berupaya untuk membuat anak-anak ini mengerti tanggung jawab-tanggung jawab mereka satu dengan yang lain, dan tanggung jawab mereka kepada Allah. Mereka akan mempererat pemikiran mereka kepada prinsip-prinsip yang sedang berlaku untuk melayakkan mereka bagi tingkat yang lebih tinggi dan bagi sekolah yang lebih tinggi. Ada suatu sekolah yang lebih tinggi yang menjadi tujuan kita semua, dan terkecuali anak-anak ini dibawa pada kebiasaan-kebiasaan dan pikiran-pikiran yang benar, serta disiplin yang benar, bagaimana mereka akan memasuki sekolah yang di atas itu? Di manakah penghormatan mereka? Di manakah ide-ide pilihan yang seharusnya mereka kembangkan? Dan semua perkara-perkara ini. ltu harus menjadi suatu pengalaman setiap hari. .

Sang ibu, sebagaimana ia mampu, bukanlah menjadi khawatir dan membuat hardikan, dengan berkata, “Kamu menghalangi jalanku, dan aku berharap kamu segera menyingkir, dan aku mau supaya kamu pergi ke luar,” atau hal lain yang seperti itu. Ataukah la akan memperlakukan anak-anaknya sama seperti Allah memperlakukan anak-anak-Nya yang lebih tua. la menyebut kita anak-anak dalam keluarga-Nya. la mau supaya kita dididik dan dilatih menurut prinsip-prinsip Firman Allah. la mau supaya pendidikan ini dimulaikan dengan anak-anak yang masih kecil itu. Jika sang ibu tidak memiliki metode, inisiatif, jika la tidak tahu bagaimana memperlakukan pikiran-pikiran manusia, ia harus menaruh mereka di bawah seseorang yang akan mendisiplin mereka, dan membentuk serta membuat pola pada pemikiran-pemikiran mereka. Sekarang, sudahkah saya menyampaikan hal ini untuk bisa dimengerti? Adakah suatu poin, Willie, yang saya miliki dalam buku yang saya belum sentuh di sana? W. C. White: Saya tidak tahu. Saya mendapati, lbu, bahwa orang-orang kita di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia, saya harus katakan, kadang-kadang membuat aturan-aturan yang berada jauh di luarjangkauan, berdasar pada pernyataan yang asing. Sekarang, bila saya mempelajari Kitab Suci dan tulisan-tulisanmu, saya pun yakin untuk mempercayai bahwa ada suatu prinsip yang menggaris bawahi setiap aturan, dan bahwa kita tidak bisa mengerti dengan layak tanpa menggenggam prinsip tersebut.

(3SM 220, 221)

[RH] Peran Serta Orangtua Mendidik Anak-anak

0

“Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: ’Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerayaan Allah”’ (Lukas 18:16).

[AkhirZaman.org] Sekarang saya mau supaya selama anak-anak Willie ada di sini, dan mereka hidup di sini, saya mau agar mereka mendapatkan disiplin suatu sekolah. Jika itu bisa dihubungkan dengan sekolah ini oleh menaruh suatu tambahan bangunan, katakanlah satu ruangan bagi para murid yang seperti itu, dan setiap orang dari antara kita harus merasa bertanggung jawab untuk menyediakan ruangan yang seperti itu. lbu-ibu yang sepeni itulah yang mau memelihara anak-anak mereka di rumah, dan yang kompeten sepenuhnya dan suka mendisiplin diri mereka dengan caranya demikian, sebab selain mereka tidak ada lagi orang lain yang memiliki tujuan seperti hal itu. Mereka bisa melakukannya. Tetapi ketentuan dibuat sedemikian rupa sehingga anak-anak dari semua yang memiliki hubungan dengan pabrik makanan dan sanatorium ini dan terhadap perkara—perkara yang dilaksanakan di sini, akan dididik. Kita harus mendirikannya untuk mengajarkan standar-standar yang paling tinggi.

Ketua C. L. Taylor: Nyonya White, berikut pertanyaan yang saya tanyakan, perihal tanggung jawab para orangtua dan hubungan tanggung jawab itu dengan sekolah gereja. Sekarang, anggaplah saya memiliki seorang anak kecil—saya memiliki satu—berusia tujuh tahun. Kita secara lengkap sanggup untuk melatih dia, kami sudah meiayakkan diri kami untuk melakukan pekerjaan itu. Sekarang anggaplah kita tidak memilih untuk menerapkan tanggung jawab itu, yaitu mengabaikan anak itu, membiarkan dia menjadi rusak. Lalu, apakah hal itu menjadi tanggung jawab gereja untuk melakukan apa yang saya bisa lakukan jika saya mau melakukannya? Itulah pertanyaannya. Jika saya tidak mempedulikan anak saya padahal saya bisa, saya sanggup untuk melakukannya, akankah saya bertanya kepada gereja untuk melakukannya menggantikan saya? Nyonya White: Anda harus mempedulikan mereka, tidakkah demikian? Ketua W. C. White: Ia menolak untuk menerapkan pengalaman kamu yang terisolasi. Nyonya White: Gereja ini dalam puncaknya adalah gereja yang memiliki tanggung jawab. lni dihubungkan dengan pengaruh-pengaruh luar. Pengaruh-pengaruh ini secara tetap dibawa ke dalam untuk menguji kita. Pertanyaannya adalah, Akankah ini dipersatukan, dan akankah, jika perlu, dipersiapkan suatu ruangan—yang tidak memakan biaya terlalu banyak—-suatu ruangan supaya anak-anak ini datang dan mendapatkan disiplin, dan menemukan seorang guru yang olehnya mereka dibawa untuk bersiap pada pendidikan yang lebih tinggi? Sekarang, itulah pertanyaannya. Henry dan Herbert, kembar, 7 tahun; Grace, 3 tahun. Pada waktu itu, semua telah masuk sekolah ini. 

( 3SM 219, 220)

 

[RH] Taman Kanak-kanak di Battle Creek

0

“lngatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 18:10).

[AkhirZaman.org] Kita bisa melakukan hal yang sama sebagaimana yang mereka lakukan di Battle Creek. Mereka membawa saya dari ruangan ke ruangan dalam panti asuhan yatim piatu [Rumah Haskell] di Battle Creek. Ada meja-meja kecil mereka, ada anak-anak kecil me-reka dari yang berumur lima tahun sampai ke atasnya.

Mereka sedang dididik berda-sarkan rencana taman kanak-kanak itu: bagaimana bekerja dan bagaimana mengatur. Mereka memiliki setumpuk besar pasir dengan kualitas yang layak, dan mereka menga-jarkan anak-anak itu bagaimana untuk bekerja bersama-sama, bagaimana membuat bahtera Nuh, dan bagaimana membuat binatang-binatang yang masuk ke dalam bahtera Nuh. Mereka sementara melakukan semua jenis pekerjaan ini. lni menerapkan suatu hal. . . .

Sekarang, saya memiliki suatu keyakinan yang sempurna pada pengajaran Nyonya Peck, tetapi jika ia melaksanakan atas apa yang ia sudah laksanakan—dan saya puas karena hal itu adalah yang harus dilakukan—tidak akan ada seorang guru tambahan; tidakkah kamu berpikir demikian? Nyonya Peck*: Saya kira jika kita melakukan pekerjaan ini dalam suatu cara yang memuaskan, dan jika kita memiliki lebih banyak anak, kita harus mencari suatu pertolongan tambahan. ‘ Nyonya White: Ide-ide saya sudah muncul dalam cara yang sederhana, satu iota di sini dan satu iota di sana. Saya sudah menuliskannya, tetapi tidak semua. Saya harus lebih banyak menulis. Saya ingin kamu menjaga apa yang sudah saya katakan. Pertama-tama, pahamilah hal ini. Ini adalah terang yang sudah diberikan kepada saya perihal perkara-perkara ini. ‘ ‘ Di sini anak-anak itu menjadi cepat. Ada anak-anak yang berusia lima tahun yang bisa dididik sama baik dengan anak-anak yang berusia sepuluh tahun, sejauh kesanggupan-kesanggupan yang dipikirkan, untuk mengambil alih peran dan tugas seorang ibu.

*Satu dari pembantu Ellen G White yang bekerja sebagai seorang guru sekolah gereja.

(3SM 218, 219)

 

[RH] Sekolah Gereja Versus Kepemimpinan Lemah dalam Keluarga

0

“Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!” (Mazmur 144: 12).

[AkhirZaman.org] lni adalah suatu sanatorium, dan sanatorium harus menunjukkan suatu pengaruh yang setinggi mungkin baik di dalam dan maupun ke luar. Selanjutnya, jika mereka melihat anak-anak yang datang ke sana—dengan pandangan yang dalam, penglihatan yang tajam, sekadar menggeluyur tetapi tidak berbuat apa-apa, salah tuntun masuk ke dalam, dan semua hal yang lainnya—bagi pengertian banyak orang yang hendak memelihara reputasi sekolah maka hal itu adalah menyakitkan. ltulah sebabnya, saya, oleh terang yang Allah sudah berikan kepada saya, [mengatakan bahwa] jika ada suatu keluarga yang tidak memiliki kesanggupan untuk mendidik, atau mendisiplin dan memerintah anak-anak mereka agar taat, maka hal terbaik adalah menolong mereka bagaimana membuat anak-anak itu supaya memiliki ketaatan.

Tempatkan anak-anak pada posisi di mana pun mereka diwajibkan untuk taat, karena ketaatan adalah lebih baik daripada pengorbanan. Perilaku yang baik harus dilaksanakan di setiap keluarga. Kita sedang mendidik anak-anak kecil milik Allah di rumah-rumah kita. Sekarang jenis pendidikan apa yang sedang kita berlkan kepada mereka? Bila itu di luar Firman, bukankah mereka akan hilang dan menjadi gegabah serta malas? Apakah ada suatu petunjuk yang berlebihan? Apakah terdapat hardikan dan kekhawatiran akibat para orangtua tidak memiliki kuasa untuk mengatur? Tuhan mau supaya kita menerapkan segala perkara oleh penuh pertimbangan. Setiap orangtua memiliki tanggung jawab untuk membuktikan: Bagaimana anak-anak saya? Di mana mereka? Apakah mereka sementara datang kepada Allah atau kepada yang jahat? Semua perkara ini akan dipertimbangkan. Firman itu berisi banyak perkara untuk disampaikan sehubungan dengan prinsip-prinsip utama yang akan dilaksanakan dalam melatih anak-anak, sejak masa bayi dalam buaian. Musuh ltu akan bertindak melalui anak-anak itu, terkecuali mereka didisiplin. Beberapa orang mendisiplin mereka. Jika sang ibu atau sang ayah tidak melakukannya, Setan yang melakukannya. Demikianlah bagalmana hal itu. la memiliki kendali. . . .

Saya tidak akan mengatakan sedemikian banyak sekarang, karena saya mau untuk mengerti apa yang akan saya bicarakan. Saya mau keberatan-keberatan ltu dimunculkan, mengapa anak-anak tidak boleh memiliki suatu pendidikan.

(3SM 217)

 

[RH] Hak Istimewa untuk Bersekolah bagi Anak-anak yang Lebih Kecil

0

“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya la meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan teiapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga. Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian la berangkat dari situ” (Matius 19: 13-15).

[AkhirZaman.org] Tetapi di sini ada suatu pekerjaan yang harus dilakukan bagi keluarga-keluarga, dan bagi anak-anak yang berumur tujuh, delapan dan sembilan tahun.

Kita seharusnya memiliki suatu bidang yang lebih rendah, yang adalah bidang kedua, di mana anak-anak ini bisa diberi petunjuk. Mereka akan mempelajari di sekolah ini apa yang mereka tidak pelajari di luar sekolah, kecuali oleh adanya persekutuan. . . .

Sekarang, kelihatannya bahwa pertanyaannya adalah tentang anak-anak yang pergi sekolah. Saya ingin tahu dari para orang tua, bahkan dari setiap orangtua, yang secara sepenuhnya merasa puas dengan anak-anak mereka, sebagaimana mereka adanya, tanpa mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah yaitu ke sekolah yang memiliki pelajaran-pelajaran Alkitab, keteraturan, disiplin, dan yang sementara mencoba untuk mendapatkan sesuatu bagi mereka dan untuk mengisi waktu mereka. Saya tidak memikirkan sesuatu pada setiap orang, mereka boleh datang untuk mengerti hal itu, mereka yang memiliki keberatan-keberatan.

Ketika saya mendengar tentang keberatan-keberatan itu, yaitu anak-anak tidak bisa bersekolah sampai anak-anak itu berusia sepuluh tahun, saya ingin memberitahu kamu bahwa tidak ada sekolah yang memelihara hari Sabat ketika terang ini diberikan kepada saya, yaitu bahwa anak-anak seharusnya tidak memasuki sekolah sampai mereka cukup besar untuk diberikan nasihat. Mereka seharusnya diajar di rumah agar tahu bagaimana cara yang baik bila mereka pergi ke sekolah, sehingga tidak dipimpin ke jalan yang sesat. Kejahatan yang dilakukan di sekolah-sekolah negeri ialah hampir berada di seberang konsep [kebenaran]

ltulah sebabnya bagaimana hal ini, dan bagaimana pikiran saya sudah dikendalikan secara selayaknya sehubungan dengan ide tersebut, “Bilamana, Nyonya White sudah mengatakan demikian halnya, dan Nyonya White sudah mengatakan ini dan itu; maka itulah sebabnya kita sedang mengikuti menuju arah itu.”

Allah menginginkan kita semua untuk memiliki pengertian yang sama dan la mau supaya kita berdasar pada pengertian itu. Lingkungan dapat mengubah kondisi. Dan lingkungan dapat mengubah hubungan perkara-perkara ini.

(3SM 216, 217)

 

[RH] Sekolah Gereja Perlu Dihubungkan dengan Sanatorium

0

“Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut” (Matius 18:5, 6)

[AkhirZaman.org] Di semua standar sanatorium harus dijaga agar tetap berkualitas tlnggi. Dengan hal-hal ini institusi-lnstitusi akan dihubungkan, sebagai para dokter, manajer, dan para penolong, yaitu mereka yang tetap memelihara tugas-tugas rumah mereka sesuai dengan perintah. Bimbingan kepada anak-anak memiliki suatu pengaruh, yang dapat disampalkan kepada semua yang datang ke sanatorium-sanatorium. Allah menghendaki supaya pengaruh ini menjadi suatu pengaruh reformasi. Dan hal ini bisa terjadi; tetapi kehati-hatian sangat diperlukan. Ayah dan ibu harus memberikan suatu perhatian khusus bagi pelatihan tiap anak. Tetapi kamu tahu bagaimana keluarga-keluarga yang ada di atas bukit ini [sebagai teladan] Para pasien mengerti akan hal itu. Metode yang disampaikan kepada saya ialah bahwa adalah suatu hal yang memalukan bila tidak ada pengaruhnya kepada anak-anak kecil yang seharusnya ada. Masing-masing mereka akan dipekerjakan untuk melakukan suatu hal yang berguna. Mereka sudah seharusnya diberitahu tentang apa yang akan dilakukan. Jika sang ayah tidak bisa bersama-sama dengan mereka, sang ibu akan diberi petunjuk perihal bagaimana mengajar mereka.

Tetapi semenjak saya berada di sini, sinar yang sudah diberikan kepada sayalah bahwa perkara yang terbaik yang bisa dilakukan adalah mendirikan sekolah gereja. Saya tidak memiliki pikiran bahwa anak-anak kecil itu akan disambut di sekolah——bukan laksana anak-anak yang masih kecil sekali. Tetapi akan sangat baik bila membuat sekolah ini penuh dengan orang-orang yang bisa diberikan petunjuk, dan memiliki pengaruh dan tekad yang mengikat untuk menyadari dirinya sebagai seorang guru sekolah gereja yang seharusnya. Kita memiliki suatu sekolah gereja di sini, karena Firman Allah tidak bisa diajarkan di sekolah negeri. Saudara kita [Anthony] yang mengajar di sekolah itu sanggup sepenuhnya untuk melakukan hal itu. la memiliki posisinya, mereka sudah menggajinya dengan kontrak, dan selama mereka membiarkan dia tidak diganggu, ia lebih baik tinggal di sana.

(3SM 215, 216)

 

[RH] Nasihat Perihal Usia Masuk Sekolah

0

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6).

[AkhirZaman.org] (Laporan tentang pertemuan di Dewan Sekolah Gereja Sanatorium [Cal.], dise|enggarakan di Sanatorium, “Elmshaven,” Cal., Kamis pagi, 14 Januari 1904).

Nyonya White berbicara beberapa lama, sebagai berikut: Selama bertahun-tahun, banyak instruksi yang telah diberikan kepada saya perihal pentingnya memelihara disiplin yang tegas di rumah tangga. Saya sudah mencoba untuk menuliskan instruksi ini, dan memberikannya kepada yang lain. Salah satu dari jilid-jilid yang akan datang dari tulisan-tulisan saya [Pendidikan] akan diterbitkan materi tambahan yang dapat dipertimbangkan tentang latihan bagi anak-anak.

Mereka yang dibebankan dengan tanggung jawab sebagai orangtua pertama-tama akan mempertimbangkan entah mereka akan sanggup untuk melingkupi anak-anak mereka dengan pengaruh-pengaruh yang layak. Rumah tangga adalah sebagai gereja keluarga dan sekolah keluarga. Atmosfir dalam rumah tangga seharusnya bersifat rohani sehingga semua anggota keluarga, para orangtua dan akan-anak, akan diberkati dan dikuatkan oleh hubungan mereka satu dengan yang Iain. Pengaruh-pengaruh surga bersifat mendidik. Mereka akan dikelilingi pengaruh-pengaruh yang seperti itu sementara dipersiapkan untuk memasuki sekolah yang di atas.

Para ibu seharusnya sanggup memberikan petunjuk kepada anak-anak mereka yang kecil itu dengan bijaksana selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Jika setiap ibu sanggup melakukan hal ini, dan mau menggunakan waktu mengajar anak-anak mereka dengan pelajaran-pelajaran yang mereka seharusnya pelajari di kehidupan awal mereka, maka semua anak-anak bisa terjaga di dalam sekolah rumah sampai mereka berusia delapan tahun, atau sembilan, atau pun sepuluh tahun.

Tetapi banyak yang memasuki hubungan pernikahan gagal untuk menyadari semua tanggung jawab suci yang para ibu seharusnya bawa. Banyak yang secara menyedihkan kekurangan kuasa untuk mendisiplin. Dalam banyak rumah tangga hanya ada sedikit disiplin, dan anak-anak dibiarkan untuk berbuat sekehendak hati mereka. Anak-anak seperti itu menjadi lebih dan lebih rusak; tidak ada seorang pun di rumah yang sanggup untuk membimbing mereka dengan benar, atau dengan cara yang bijak bisa mengajar mereka sekarang perihal bagaimana menolong ayah dan ibu, atau pun yang bisa secararlayak meletakkan fondasi yang akan menggariskan pendidikan mereka di masa depan. Anak-anak yang dikelilingi oleh kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan ini sungguh-sungguh malang. Jika tidak diupayakan suatu peluang bagi suatu latihan yang layak di luar rumah tangga, maka mereka kehilangan banyak hak istimewa, yang oleh adanya hak, setiap anak seharusnya nikmati. lnilah terang yang sudah disampaikan kepada saya.

Mereka yang tidak sanggup melatih anak-anak mereka dengan benar, seharusnya jangan pernah memikul tanggung jawab sebagai orangtua. Tetapi karena pertimbangan mereka yang keliru, akankah kita tidak membuat upaya apa pun untuk menolong anak-anak kecil mereka guna membentuk tabiat-tabiat yang benar? Allah rindu supaya kita memahami masalah-masalah ini dengan penuh pengertian.

(3SM 214, 215)

 

SIKAP TERHADAP TEMAN HIDUP YANG TAK SEIMAN

0

Haruskah Seorang Istri Kristen Meninggalkan Suami yang Tidak Seiman?
[AkhirZaman.org] Banyak surat yang sudan datang kepada saya dari para ibu, menceritakan kesulitan yang mereka alami dalam rumah tangga serta meminta nasihat kepada saya. Salah satu dari padanya sudah cukup untuk dijadikan contoh dari kesulitan itu. Suami dan ayah itu bukanlah seorang yang beriman dan ayah itu mempersulit segala usaha sang istri dalam mendidik anak-anaknya. Suami itu jahat, kejam dan kasar dalam kata-katanya kepada istrinya dan ia mengajar anak-anak mereka untuk meremehkan wewenang ibu mereka itu, Apabila istrinya mencoba untuk berdoa dengan mereka, lalu ia datang membuat kegaduhan, kemudian menuliskan nama-nama yang najis ke atas Alkitab. Sang istri sangat kecewa sehingga ia merasa bahwa hidup ini menjadi beban baginya. Kebajikan apakah yang dapat ia lakukan? Apakah gunanya bagi anak-anaknya biarpun ia tinggal di rumah? Ia sudah meresakan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu pekerjaan di kebun anggur Tuhan dan ia merasa bahwa mungkin adalah lebih baik untuk meninggalkan keluarganya daripada tinggal tetap bersama mereka, sementara suaminya itu terus-menerus mengajar anak-anak untuk tidak menghormati dan tidak menurut dia.

Dalam kasus yang demikian nasihat saya ialah: “Hai para ibu kesulitan-kesulitan apa pun yang engkau harus tanggung dalam kemiskinan, dalam keadaan luka-luka jiwa akibat perbuatan yang kasar dan berlebih-lebihan dari suami dan ayah anak-anak itu janganlah tinggalkan anak-anakmu itu. Janganlah serahkan mereka kebawah seorang ayah yang tidak beribadat. Usahamu ialah mengimbangi pekerjaan ayah itu, yang tampaknya adalah di bawah kekuasaan Setan. 

Berikan Contoh Suatu Kehidupan tentang Pengendalian Diri
Engkau mempunyai banyak kesusahan, saya mengetahuinya, tetapi adalah lebih baik untuk menunjukkan roh berusaha, daripada mengudurkan diri. Suamimu perlu melihat setiap hari contoh kesabaran dan pengendalian diri dalam kehidupan. Adakanlah segala usaha untuk menyengkan hatinya namun demikian jangan pernah mengalah dalam satu azas kebenaran….

Kristus menuntut segenap kehidupan manusia itu dalam pelayanan kepada-Nya, yaitu jiwa, hati, pikiran dan tenaga. Sementara engkau memberikan kepada-Nya apa yang diminta-Nya daripadamu, niscaya engkau mewakili Dia dalam tabiat. Hati-hati dan pertimbangkanlah dengan saksama, bersabarlah dan menahan diri. Jangan peksakan kebenaran itu untuk diterima. Laksanakanlah tugas sebagai seorang istri, kemudian lihatlah apakah hatinya tidak bergerak. Cinta kasihmu janganlah engkau tarik dari pada suamimu. Ambillah hatinya dalam segala kemungkinan. Janganlah iman kepercayaanmu itu memisahkan engkau dari padanya. Turutlah Allah dengan segenap hati dan senangkanlah hati suamimu dalam kesempatan apa pun engkau dapat lakukan….

Biarlah semua orang melihat bahwa engkau mencintai Yesus dan percaya kepada-Nya. Berikanlah bukti kepada suamimu, kepada sahabat-sahabatmu yang beriman maupun yang tidak beriman bahwa engkau ingin supaya mereka milihat keindahan kebenaran itu. Tetapi jangalnlah perlihatian perasan gemas yang menyakitkan, yang seringkali marusakkan suatu usaha yang baik….

Selali-kali jangan sesuatu ucapan yang bersifat fitnah atau yang bersifat mempersalahkan sampai ke telinga suamimu. Kadang-kadang engkau terpaksa menempuh jalan yang sempit berbagaya, tetapi janganlah bicarakan kesulitan-kesulitan ini. Pada suasana seperti ini, sikap berdiam adalah lebih baik. Ucapan-ucapan yang kasar hanya akan memperbesar kesulitanmu. Biarlah engkau bersukacita dan berbahagia. Sedapat mungkin bawalah sinar matahari kesukaan ke dalam rumah tanggamu dan tutuplah pintu tehadap bayang-bayang kesusahan. Biarlah sinar terang Matahari Kebenaran bersinar-sinar ke dalam segala lubuk jiwamu. Kemudian kehidupan Kekristenanmu itu akan terbawa ke dalam keluargamu. Tidak akan ada lagi ruangan bagi hal-hal yang mendukakan, yang seringkali tidak mengandung kebenaran.

Ibu yang Menanggung Beban Dinasihati supaya Tetap Bersukacita
happy-mother CopySekarang engkau mempunyai suatu kewajiban yang rangkap dua, karena suamimu sudah meninggalkan Yesus…. Saya mengetahui bahwa adalah suatu kesusahan besar bagimu untuk berdiri sendiri dalam melaksanakan maksud firman Allah. Hai istri, tahukah engkau bahwa hidupmu dalam iman dan pernurutanmu yang ikhlas itu kelak akan dapat menarik suamimu itu kembali ke dalam kebenaran? Biarlah anak-anak yang dikasihi itu dibawa kepada Yesus. Bicarakanlah kata-kata kebenaran itu dalam bahasa yang mudah dimengerti kepada mereka. Nyanyikanlah di hadapan mereka lagu yang menyenangkan dan menarik hati yang menyatakan kasih Kristus. Bawalah anak-anak itu kepada Kristus sebab ia mengasihi anak-anak kecil.

Bersukacitalah senantiasa. Jangan lupa bahwa engkau mempunyai seorang Penghibur, yaitu Roh Suci, yang sudah ditunjuk oleh Kristus. Engkau tidak pernah seorang diri. Kalau saja engkau mau mencamkan suara yang sekarang berbicara kepadamu, jika engkau menanggapi tanpa menunda-nunda ketokan yang ada di pintu hatimu dengan mengatakan.

Peliharalah Prinsip Kekristenan
Rumah tangga di mana Allah tidak disembah adalah seperti sebuah kapal yang tidak mempunyai nakhoda atau kemudi. Badai akan memukulnya dan menhempaskan serta bahaya sedang mengancam semua orang yang ada di dalamnya dan dapat menjadi korban. Anggaplah bahwa nilai nyawamu dan anak-anakmu sama harganya pada Kristus, sebab engkau kelak akan berhadapan dengan mereka dan dengan suamimu di hadapan takhta Allah. Prisnsip Kekristenanmu itu hendaklah jangan menjadi lemah, tetapi haruslah semakin kuat dan lebih kuat lagi. Bagaimanapun perasaan suamimu sudah tersinggung dan betapapun kerasnya menentang engkau, engkau wajib tetap menunjukkan keteguhan watak Kristen yang tetap dan setia. Kemudian apa pun yang hendak dikatakannya, dalam hati dan pertimgangannya tidak dapat ia menghormati engkau, kalau ia memang berhati daging.

Tuntutan Allah harus Diutamakan
Kemudian ditunjukkan kepada saya mantunya perempuan. Ia dikasihi Allah, tetapi terikat dalam perbudakan yang hina, yang menakutkan, menggetarkan, kemurungan dan sangat menggelisahkan. Saudara ini tidak perlu merasa bahwa ia harus pasrah kepada kehendak orang muda yang tidak beribadat itu dan yang lebih muda dari padanya beberapa tahun. Haruslah ia mengingat bahwa pernikahannya itu tidak seharusnya merusakan kepribadiannya. Allah mempunyai tuntutan yang lebih tinggi daripada hak duniawi yang bagaimanapun juga. Ia bukanlah miliknya sendiri. Ia tidak menaruh seluruh keyakinannya kepada Allah melainkan ia menyerahkan keyakinan dan kata hatinya kepada seorang pria yang sombong dan bengis, yang digerakkan oleh Setan bilamana saja majikannya si Setan itu dapat bekerja lelalui pria bengis ini untuk menakut-nakuti jiwa yang memetar dan takut itu. Ia sudah begitu sering disusahkan oleh suaminya itu sehingga syarfnya sangat terganggu dan sekarang ia sudah seolah-olah merupakan seorang makhluk yang sangat malang. Apakah kehendak Tuhan saudari ini berada dalam keadaan ini sehingga ia tidak dapat melayani Allah? Bukan! Pernikahannya adalah hasil tipu muslihat Iblis. Namun sekarang ia harus memperbaiki keadaan itu dengan secermat-cermatnya, melayani suaminya dengan lemah lembut dan menjadikan suaminya itu sebahagia mungkin tanpa melanggar kata hatinya; sebab apabila ia tetap tinggal dalam pemberontakannya, hanya kesenangan duniawi itu yang akan dimilikinya. Tetapi tidak pergi mengunjungi tempat kebaktian demi memuaskan hati seorang suami yang sombong yang mempunyai roh naga, tidaklah sesuai dengan kehendak Allah.

“Dan yang lain mengatakan, saya telah menikah dengan seorang wanita, oleh sebab itu saya tidak dapat datang.” Dosa orang bukanlah karena menikah melainkan karena menikahi seorang wanita yang sudah menjauhkan pikirannya (pria itu) dari pokok-pokok perhatian kehidupan yang lebih tinggi dan yang penting. Seorang suami sama sekali tidak boleh mengizinkan istri dan rumah tangganya untuk menjauhkan pikirannya dari pada Kristus atau menyebabkan dia menolak panggilan dan undangan Injil yang penuh rakhmat itu.

Lebih Baik Sebagian Selamat daripada Semua Binasa
Saudara K, engkau sudah sering mengalami kekecewaan, namun engkau perlu sungguh-sungguh, teguh dan bertekad seperti baja untuk melakukan kewajiban keluargamu serta membawa mereka bersamamu kalau mungkin. Engkau tidak boleh segan-segan untuk mengadakan sesgala usaha memikat hati mereka guna menyertai engkau pada perjalananmu menuju surga. Tetapi kalau ibu dan anak-anak itu tidak mau menyertai engkau, melainkan sebaliknya, yaitu berusaha menghalangai engkau menunaikan kewajiban dan bukti keagamaanmu, wajiblah engkau maju terus, walaupun engkau berjalan seorang diri. Engkau harus hidup dalam takut akan Allah. Engkau harus menggunakan segala kesempatan dengan sebaik-baiknya, untuk mengunjungi kumpulan kebaktian dan mengumpulkan kekuatan rohani, karena satu waktu kelak engkau akan memerlukannya. Harta kekayaan Lut seluruhnya hangus dan musnah. Kalu engkau terpaksa menderita kerugian, janganlah engkau tawar hati dan kalau saja engkau dapat menyelamatkan sebahagian saja dari keluargamu, ini adalah lebih baik daripada seluruhnya binasa.

 

-RTA

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?