“Hormatilah Ayah dan Ibumu.”
[AkhirZaman.org] Tugas kewajiban yang dipercayakan kepada anak-anak ialah untuk menghormati orangtua menjadi tugas seumur hidup. Kalau para orangtua itu sudah lemah dan janjut usianya, cinta kasih dan perhatian anak haruslah diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu dan bapa. Dengan jiwa besar dan tekad yang bulat, anak-anak itu haruslah mengatur tingkah laku mereka, walaupun hal itu meminta pengorbanan diri, supaya segenap keadaan pikiran yang cemas dan bingung dapat dihilangkan dari dalam pikiran para orangtua itu….
Anak-anak haruslah dididik untuk mengasihi serta mengurus ibu bapa mereka dengan lemah lembut. Peliharalah mereka itu hai anak-anak dan dirimu sendiri; karena tidak ada tangan lain yang dapat melakukan perbuatan cinta kasih yang kecil itu selain tanganmu sediri. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatanmu yang berharga itu untuk menyebarkan bibit-bibit kebajikan.
Kewajiban kita terhadap para orangtua kita tidak pernah berhenti. Kasih sayang kepada mereka dan cinta kasih mereka kepada kita tidak dapat diukur dengan tahun atau jarak dan tanggung jawab kita itu tidak boleh sama sekali diabaikan.
Biarlah anak-anak mengingat baik-baik bahwa bagaimanapun baiknya keadaan orangtua yang sudah lanjut usia itu tidak dapat banyak lagi kesukaan dan kesenangannya. Kedukaan apakah yang mendatangkan kesusahan besar ke dalam hati mereka, dalam kelalaian anak-anak mereka mengurus mereka? Dosa apakah yang lebih besar yang dapat dilakukan oleh anak-anak daripada mendatangkan duka kepada ibu bapa yang dudah lanjut usianya?
Ratakanlah Jalan Itu
Sesudah anak-anak meningkat dewasa, beberapa dari antara mereka menyangka bahwa kewajiban mereka sudah selesai kalau mereka sudah menyediakan tempat tinggal untuk para orangtua mereka. Sementara mereka memberikan makanan dan tempat tinggal untuk orang tua mereka, anak-anak itu tidak memberikan orangtuanya kasih dan simpati. Pada masa tuanya orangtua mereka itu, pada saat itu mereka membutuhkan kasih sayang dan simpati tanpa mengindahkan anak-anak itu tidak memperhatikan mereka lagi. Tidak ada satu masa di mana anak-anak itu tidak menghormati ayah dan ibunya lagi. Sementara orangtua itu masih hidup, wajarlah bagi anak-anak itu menjadi kesukaan untuk menghormati dan memuliakan mereka. Mereka harus berusaha sedemikian rupa untuk membawa kegembiraan dan sinar matahari kesukaan kepada kehidupan orangtua yang sudah lanjut usia itu. Mereka harus meratakan jalan orangtua menuju akhir hayat. Tidak ada pujian yang lebih baik di dunia ini daripada seorang anak mengormati orngtuanya, tidak ada catatan yang lebih bernilai dalam buku surga daripada ia mencintai dan menghormati ibu bapanya.
Sikap tidak Berterima Kasih kepada Orangtua.
Apakah mungkin bahwa perasaan anak-anak itu sudah kebal terhadap hak ibu bapanya, sehingga mereka tidak berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghilangkan segala sumber dukacita, memelihara mereka tanpa mengenal lelah? Apakah mungkin bahwa mereka tidak menganggap sebagai suatu kesenangan untuk menjadikan hari-hari terakhir dari hidup orangtuanya sebagai hari yang sangat menyenangkan? Bagaimanakah seorang anak pria dan seorang anak wanita mau meninggalkan ibu atau bapanya di bawah pemiliharaan orang lain? Walaupun ibu itu bukan seorang Kristen dan tidak dapat menyesuaikan diri, anak-anak sekali-kali tidaklah bebas dari kewajiban yang sudah diberikan Allah kepadanya untuk mengurus orangtuanya.
Beberapa Orangtua yang Bertanggung Jawab atas Sikap Tidak Dihormati Anaknya.
Apabila para orangtua membiarkan seorang anak menunjukkan sikap tidak hormat kepada mereka pada waktu anak itu masih kecil, membiarkan mereka berbicara dengan membentak dan kasar, akan mengerikanlah tuaian yang akan disabit di kemudian hari. Bilamana para orangtua tidak sanggup menuntut penurutan yang segera dan sempurna dari anak-anak mereka, mereka gagal meletakkan fondamen tabiat yang baik dalam diri anak-anak mereka yang masih kecil itu. Mereka telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk tidak menghormati mereka sendiri apabila mereka sudah tua nanti seta mendatangkan dukacita ke dalam hati bilamana mereka sudah hampir mendekati kematian, kecuali anugerah Kristus yang mengubah hati dan tabiat anak-anak mereka.
Jangan Tunjukkan Pembalasan kepada Orangtua yang Tidak Adil.
Ada seorang yang berkata tentang ibunya: “Saya selalu membenci ibu saya dan ibuku membenci saya.” Kata-kata ini tercatat di dalam buku surga untuk dibuka dan dibacakan pada hari pehukuman nanti, pada saat itu setiap orang akan diberi upah yang setimpal dengan perbuatan masing-masing.
Kalau anak-anak berpendapat bahwa mereka diperlakukan dengan kejam pada waktu mereka masih kecil, dapatkah mereka ditolong agar bertumbuh dalam rahmat dan dalam pengetahuan akan Kristus? Akan dapatkah mereka mencerminkan peta-Nya, apabila mereka memupuk roh membalas dendam kepada para orangtua mereka, terutama bilamana mereka sudah tua dan lemah? Haruskah pada tidak berdayanya para orangtua sehingga mereka meminta kasih sayang dari anak-anaknya? Bukankah keperluan ibu bapa yang sudah tua itu yang menggugah perasaan hati yang luhur dan atas rahmat Kristus? Tidakkah para orangtua itu harus diperlakukan dengan penuh perhatian dan kasih sayang serta perasaan hormat oleh keturunan mereka? Aduh, janganlah kiranya hati anak-anak itu dikeraskan seperti besi baja menentang ibu bapa mereka! Bagaimanakah seorang anak perempuan yang mengaku pengikut Kristus dapat merasa dendam benci terhadap ibunya, terutama apabila ibu itu sakit dan sudah tua! Hendaklah rasa sayang dan kasih, yaitu yang menjadi buah yang paling manis dari hidup Kekristenan itu, mendapat tempat dalam hati anak-anak terhadap orangtua mereka.
Bersabarlah terhadap Kelemahan.
Sungguh mengerikan kalau ada seorang anak yang membenci ibunya yang sudah tua dan lemah sekali yang berlaku seperti anak-anak. Betapa perlunya anak-anak itu bersikap sebar dan lemah lembut terhadap ibu yang demikian! Kata-kata yang lembut yang tidak menjengkelkan haruslah diucapkan. Seorang Kristen sejati tidak pernah berlaku jahat, dalam keadaan yang bagaimanapu tidak pernah melalaikan mengurus ibu bapanya melainkan melaksanakan dengan pasti perintah yang berbunyi: “Berilah hormat akan bapa dan ibumu.” Allah berfirman: “Di hadapan orang yang berambut putih hendaklah kamu bangkit berdiri; berilah hormat kepada orangtua.”….
Hai anak-anak, biarlah para orangtuamu yang sudah lemah dan tidak sanggup mengurus dirinya itu merasa bahwa pada hari terakhir, mereka penuh dengan perasaan puas, damai dan kasih. Demi Kristus biarlah mereka turun ke liang lahat dengan mendapat kepuasan oleh kata-kata lemah lembut, kasih sayang, belas kasihan dan pengampunan dari pada kamu. Kamu menginginkan agar Tuhan mengasihi dan mencintai serta pengampuni kamu pada waktu kamu sakit. Dan tidakkah kamu memperlakukan orang lain sebagaiman kamu sendiri ingin diperlakukan?
Rencana Allah untuk Mengurus Orang yang Sudah Berusia Lanjut.
Usaha untuk mengurus saudara dan saudari kita yang sudah lanjut usia, yang tidak mempunyai rumah sudah menjadi suatu masalah yang mendesak. Apakah yang dapat kita perbuat untuk mereka? Terang yang telah diberikan Tuhan kepada saya sudah diulangi kembali. Apakah tidak baik untuk mendirikan lembaga untuk mengurus orang yang sudah lanjut usia itu, di mana mereka dapat hidup bersama-sama. Atau tidakkah lebih baik untuk menempatkan mereka di suatu tempat lain di luar rumah sendiri untuk diasuh di sana. Biarlah anggota keluarga masing-masing mengurus anggota keluarga mereka sendiri. Apabila hal ini tidak mungkin, usaha ini dipertanggungjawabkan kepada jemaat dan usaha ini haruslah diterima sebagai kewajiban dan kesempatan mulia. Semua orang yang memiliki Roh Kristus haruslah memperlakukan orang yang lemah dan sudah lanjut usia dengan perasaan hormat dan mempunyai sikap lemah lembut yang khusus.
Kesempatan Mulia yang Mendatangkan Peresaan Puas dan Sukacita.
Pemikiran yang dimiliki anak-anak untuk mendatangkan kesenangan kepada para orangtua mereka sungguh menimbulkan perasaan puas dalam hati anak-anak itu seumur hidup dan khususnya mendatangkan perasaan senang kepada mereka bilamana mereka sendiri sedang memerlukan simpati dan kasih sayang. Mereka yang hatinya dipenuhi dengan kasih akan menganggap kesempatan untuk meratakan jalan menuju kuburan bagi para orangtua mereka, sebagai kesempatan mulia yang tiada terhingga harganya. Mereka akan bersukacita karena mereka turut ambil bagian untuk mendatangkan kesenangan dan kesejahteraan sampai kepada hari-hari terakhir dari para orangtua mereka yang dikasihi itu. Bila bertindak sebaliknya, yaitu tidak memberikan kepada para orangtua yang sudah tidak berdaya itu perawatan yang desertai cinta kasih dari anak-anak lelaki dan perempuan, tentu jiwa itu akan dipenuhi dengan penyesalan yang amat mendalam, sekiranya hati kita itu belum dikeraskan dan membeku seperti batu.
-RTA