[AkhirZaman.org] Joshua Ryan Alcorn, seorang pemuda berusia 17 tahun. Berapa banyak dari Anda yang pernah mendengar nama itu? Bilamana Anda mencoba membuka kembali kumpulan-kumpulan berita seputar transgender di bulan Desember tahun lalu, maka Anda mungkin akan menemukan berita kematian seorang yang bernama Leelah Alcorn.
Siapakah Joshua Ryan Alcorn dan Leelah Alcorn? Apakah hubungan antara keduanya? Mereka bukanlah orang yang berbeda, namun adalah pribadi yang sama.
Pada bulan Desember 2014 lalu, pemuda ini menjadi pemberitaan di Amerika oleh karena kematiannya. Dia memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri dengan cara menabrakkan tubuhnya ke truk yang tengah melintas setelah bertahun-tahun berjuang dengan penolakan orang tuanya yang menolak dia untuk menjadi perempuan.
Sebelum kematiaannya itu dia mengubah nama depannya dari Joshua yang sangat identik sebagai nama pria, menjadi Leelah sebagai bentuk ungkapannya sebagai wanita.
Sesaat sebelum bunuh diri dia menulis, “Satu-satunya cara saya dapat beristirahat dalam damai adalah jika suatu hari orang-orang transgender tidak diperlakukan dengan cara seperti saya … Kematian saya perlu berarti sesuatu. Perbaiki masyarakat. Tolong.”
Beberapa pihak mengatakan bahwa yang membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya selain karena tekanan dari orang tuanya dan tekanan akibat terlahir sebagai pria, sebab lain yang ditengarai mendorongnya untuk bunuh diri adalah terapi yang diberikan kepadanya supaya dapat “memperbaiki” kelainannya itu.
Konseling dan doa
Namun beberapa pihak yang terdiri dari beberapa kelompok konservatif dan dokter mendukung terapi konversi. Dalam terapi ini sesungguhnya konseling dan doa digunakan dalam terapi konversi untuk membantu beberapa orang Kristen mengatasi dorongan gay.
Seorang terapis keluarga di California dan Texas yang bernama David Pickup mengatakan, “Kami percaya bahwa perubahan masih mungkin. Orang-orang pergi ke terapi karena mereka bisa berubah, karena terapi benar-benar manjur . . . Kami membantu orang tumbuh menjadi diri asli mereka sendiri.”
Dan sudah tentu pernyataan ini mendapat tentangan dari kelompok kesehatan mental dan aktivis hak-hak gay menuduh bahwa terapi semacam ini dapat meningkatkan risiko depresi atau bunuh diri.
Tidak lama setelah kematian Joshua atau Leelah Alcorn, melalui online dilakukan pengumpulan petisi yang berisikan permohonan supaya kegiataan terapi semacam itu dilarang keberadaannya. Petisi tersebut memperoleh lebih dari 120.000 tanda tangan dalam tiga bulan.
Namun yang sungguh mengejutkan adalah bagaimana reaksi Barack Obama dalam menanggap petisi itu. Presiden Amerika Serikat ini mengutuk terapi kejiwaan yang dirancang untuk “memperbaiki” gay, lesbian dan transgender muda.
Gedung Putih juga ikut menanggapi petisi online tersebut lewat Penasihatnya, yaitu Valerie Jarrett yang mengatakan, “Kami berbagi keprihatinan dengan Anda tentang dampak buruknya (terapi ini) terhadap kehidupan transgender serta gay, lesbian dan biseksual.”
“Sebagai dedikasi kami untuk melindungi kaum muda Amerika, pemerintahan ini mendukung upaya untuk melarang penggunaan terapi ini untuk anak di bawah umur,” tambah Jarett.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/04/150409_amerikaserikat_obama_homo
Berada di sisi manakah Anda dari dua kelompok di atas? Yang mendukung pengadaan terapi bagi “pasien” transgender dalam upaya “memperbaiki” mereka, atau dalam kelompok yang menentang terapi ini?
Dalam kelompok yang pertama terdapat para dokter yang mendukung upaya untuk menyembuhkan para “pasien”, yang mana mungkin mereka melihat dari sudut pandang kesehatan fisik. Dalam kelompok ini terdapat pula orang-orang konservatif yang mungkin dianggap berpandangan sempit dan kuno karena menganggap kaum gay, lesbian dan transgender sebagai orang-orang yang memiliki “kelainan”.
Namun dalam kelompok kedua yang menentang “penyembuhan” para pasien transgender lewat terapi konseling dan doa, yang sudah barang tentu selain terdapat aktivis hak-hak gay. Namun juga ternyata Barack Obama dan sebagian pejabat Gedung Putih yang sepertinya semakin pro dengan kaum gay, lesbian, homoseksualitas, dan para transgender.
Alkitab menyatakan bahwa Allah di hari terakhir penciptaan menjadikan tidak hanya Adam sebagai pria, namun juga Hawa sebagai wanita. Tuhan tidak menjadikan dari tulang rusuk Adam seorang pria yang sama dengannya sebagai pasangannya. Tuhan juga tidak menciptakan dua Hawa sebagai pasangan yang lain.
Namun setelah menciptakan keduanya Tuhan berfirman kepada mereka di dalam Kejadian 1:28, “Beranakcuculah dan bertambah banyak.” Adalah maksud Tuhan bahwa dari Adam dan Hawa yang memiliki perbedaan inilah akan bisa saling melengkapi guna kemuliaan Tuhan.
Dan setelah mereka beranak cucu Tuhan juga tidak melihat keperluan untuk membuat undang-undang pernikahan yang baru supaya pria dengan pria, atau wanita dengan wanita sebagai pasangan menikah. Tuhan juga tidak memberikan ijin kepada pria menjadi wanita ataupun sebaliknya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah Tuhan membuat peraturan yang baru yang di kemudian hari memberikan kebebasan kepada pria dan wanita untuk mengubah orientasi seksualnya atau berpasangan dengan sesama jenisnya? Anda bisa cari di seluruh Alkitab dari Kejadian samapai Wahyu, dan Anda tidak akan menemukan itu.
Bahkan jika Obama atau tokoh kenamaan dunia sekalipun yang memberikan persetujuannya terhadap penyimpangan-penyimpangan, maka itu tidak akan pernah dapat menganulir Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis dan benar.
Maleakhi 3:6 mengatakan, “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.” Dan Yakobus lewat ilham Allah berpendapat bahwa “setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” (Yakobus 1:17).
Allah menciptakan pria dan wanita dengan kondisi yang tidak sama adalah hasil nyata dari rancangan Tuhan yang sempurna. Sebagaimana Tuhan tidak berubah begitu pula manusia tidak mendapat ijin dengan sekehendak hatinya untuk mengubah apa yang Tuhan telah tentukan. Apakah kita berhak untuk menilai keadaan yang ada pada kita sejak kita lahir ke muka bumi sebagai suatu keputusan Tuhan yang kurang sempurna? Tuhan adalah perancang terbaik yang pernah ada. Dia tahu seluk beluk setiap sisi manusia. Bahkan setelah adanya dosa pun dia tahu apa yang terbaik bagi kita.
Namun setan selalu memliki ide-ide yang berupaya untuk mengubah apa yang Tuhan telah tentukan. Melalui kuasa antikristus, di dalam Daniel 7:25 “ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum.” Segala ketentuan yang Tuhan telah buat adalah hukum Tuhan. Jika Anda mengubah atau bertentangan denganhukum negara ini, apakah yang status Anda? Pemberontak.
Segala sesuatu yang manusia buat untuk mengubah ketentuan Tuhan maka juga bertentangan dengan hukum yang telah dibuat-Nya. Paulus mengatakan di dalam 2 Timotius 3:4 bahwa akan terdapat manusia-manusia yang “lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” Dan inilah adalah “hari-hari terakhir” (ayat 1) sebelum bumi ini kiamat.
Amerika adalah suatu kuasa negara dan politik yang Alkitab nubuatkan di dalam Alkitab. Wahyu 13:11 mengatakan, “Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.”
Kemenangan Akhir bab 25: “Akan tetapi binatang bertanduk seperti domba tampak ‘keluar dari dalam bumi.’ Gantinya menggulingkan kekuasaan-kekuasaan lain untuk mendirikan kekuasaannya sendiri, maka bangsa yang dilambangkan di sini harus muncul di suatu wilayah yang sebelumnya belum diduduki, dan bertumbuh pelan-pelan dan dengan damai. Dia itu tidak muncul di antara bangsa-bangsa yang padat dan yang berjuang di Dunia Lama, — tempat laut yang bergelora, bangsa-bangsa dan rakyat banyak, dan kaum dan bahasa. Itu harus dicari di Benua Sebelah Barat . . . Satu bangsa, dan hanya satu-satunya yang memenuhi spesifikasi nubuatan ini, tanpa diragu”kan lambang itu menunjuk kepada Amerika Serikat.”
Dan melalui bangsa inilah yang dunia akan dibawa kepada berbagai penipuan karena ayat 14a menuliskan bahwa “Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi.”
Dunia semakin rusak dalam moralitas, dan inilah kegenapan mengenai keadaan dunia ini sesuai yang Alkitab nubuatkan. Dan keterlibatan Amerika dalam hari-hari terakhir dunia secara pelan namun pasti telah terjadi. Tidak lama setelah penyesatan-penyesatan yang tampak sebagai kebenaran, ayat-ayat selanjutnya dari Wahyu 13 tadi menunjukkan suatu kondisi yang sukar sebelum kedatangan Tuhan.
Tentukanlah sekarang di mana Anda akan memihak dan siapa yang Anda dengar? Namun Petrus memutuskan bahwa “kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kisah 5:29).