Sunday, November 24, 2024
Google search engine

Musuh Kita—Dunia

 [AkhirZaman.org] Dunia saat ini berada dalam keadaan perubahan terus menerus yang luar biasa. Pandangan-pandangan dan nilai-nilai tradisional telah digantikan dan hampir berkebalikan di dalam waktu yang relatif pendek.  Di bawah pengaruh televisi yang membungkam dan media elektronik yang bergerak amat mudah, pikiran-pikiran telah dimanipulasi, pola-pola pikir telah diatur, dan keputusan-keputusan didiktekan. Dan sebagian besar dari jutaan orang telah menjadi begitu terpengaruh sehingga hampir tidak menyadari alat-alat artifisial yang penuh kuasa yang digunakan untuk mengubah pikiran dan moral mereka.

  Tidak diragukan lagi bahwa Setan sedang menarik tali-tali dan mengatur kekuatan-kekuatan halus yang dirancang untuk menghancurkan kita secara rohani. Di bawah pengaruh yang membius dari kekuatan-kekuatan ini, pikiran-pikiran orang Kristen telah dicuci otak secara berhasil sebagaimana halnya orang berdosa yang paling tidak diperbaharui.

Satu-satunya keamanan kita adalah mengetahui kamuflase musuh kita yang cerdik. Ribuan perangkap kematian yang tersamar telah ditanam di sekeliling kita. Hampir tidak disadari pemikiran kita telah dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan dengar. Kepekaan rohani telah dikikis dan hilang sepenuhnya. Kepekaan yang halus terhadap dosa telah dibutakan oleh pajanan (exposure) yang terus menerus kepada apa yang tampak sebagai pengaruh-pengaruh yang tak berbahaya dari masyarakat kita yang telah termakan umpan.

                Di dalam Alkitab, senjata-senjata serangan Setan ini semata-mata disebut sebagai “dunia.” Dan tidak seorangpun dapat berkata bahwa kita tidak diperingatkan terhadap pengaruhnya yang merendahkan moral. Paulus, Yakobus dan Yohanes kesemuanya menuliskan dengan kemendesakan yang dramatis tentang bahaya-bahaya bersekutu dengan dunia.

”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 1 Yohanes 2:15, 16.

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Yakobus 4:4.

“Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia,sebab itulah dunia membenci kamu. Yohanes 15:19.

“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka,dan pisahkanlah dirimu dari mereka,firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu. 2 Korintus 6:17.

“Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Titus 2:14.

Para penulis ini memiliki obsesi yang berasal dari ilham untuk menyatakan kesalahan yang paling mematikan sebagai akibat dari mencampurkan antara yang kudus dan yang profan (yang bukan sakral). Mereka berkata kepada kita dengan satu suara, “Janganlah mengasihi dunia ini. Kamu tidak berasal dari dunia ini. Keluarlah dari dunia ini dan jadilah umat yang istimewa dan terpisah.”

                Ayat-ayat ini tidak boleh dipandang sebagai perintah-perintah untuk meninggalkan pekerjaan fisik di dunia. Jelaslah, mereka memperingatkan terhadap pengaruh-pengaruh, kebiasaan-kebiasaan, dan gagasan-gagasan tertentu yang akan sangat merusak jalan hidup Kristen. Selanjutnya, Yesus Sendiri menyatakan bahwa perkara-perkara dunia akan tampak sangat bersih di mata manusia. Ia meletakkan prinsip-prinsip kekal ketika Ia mengucapkan perkataan ini kepada kaum Farisi: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Lukas 16:15.

                Pelajarilah pernyataan itu secara seksama. Kristus sedang mengatakan bahwa perkara-perkara yang paling mulia dan terhormat di dalam masyarakat akan menjadi musuh terbesar kebenaran. Ia mengatakan bahwa umatNya hendaklah berdiri di sisi yang berlawanan dengan praktek-praktek dunia. Orang Kristen yang sejati haruslah menolak gaya hidup yang menJADI norma yang diterima dan disetujui seluruh dunia. Apakah anda memahami apa yang terlibat di dalam pengambilan posisi seperti itu? Tidaklah mudah berdiri melawan pandangan-pandangan yang tulus dan keras dari tokoh-tokoh nasional yang populer. Kemudian akan ada dukungan penuh dari sistem-sistem gereja yang besar yang bahkan memberikan lebih banyak kepercayaan atau mandat kepada perkara-perkara yang “sangat dikagumi manusia.” Jalan hidup yang salah ini akan dianggap begitu wajar sehingga setiap pembelokan akan dipandang sebagai kebodohan dan tidak masuk akal. “Ketika kita mencapai standar yang dikehendaki oleh Tuhan agar kita capai, seluruh dunia akan menganggap umat Tuhan yang sejati sebagai orang-orang ekstremis yang aneh, sendirian dan ketat.” Fundamentals of Christian Education, hlm. 289.

                Ini membawa kita kepada satu pertanyaan paling penting: Apakah akibat dari seluruh pendekatan yang menyamar dan glamor ini terhadap gereja yang sisa? Tujuan utama dari musuh besar kita adalah menjadikan agar dosa tidak perlu ditolak, dan sekiranya memungkinkan, memasuki perkemahan orang-orang kudus. Satu-satunya benteng kekuatan, pertahanan yang berdiri melawan yang tidak taat hukum adalah benih perempuan itu. Menurut Wahyu 12:17, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.”

                Setan membenci hukum Tuhan. Dan ia membenci orang-orang yang berdiri memegang teguh keabsahan hukum tersebut. Sepanjang abad iblis telah merancang senjata-senjata khusus untuk digunakan melawan umat Tuhan. Senjata-senjata tersebut telah bervariasi dari generasi ke generasi. Seringkali ujung tajam aniaya digunakan untuk melawan umat sisa yang kecil yang berdiri setia kepada hukum-hukum Tuhan.

                Aniaya dan hukuman mati akan muncul lagi ketika iblis yang putus asa melepaskan senjata yang terburuk yang telah dimilikinya untuk melawan gereja yang benar. Ia mengetahui bahwa ini adalah peperangan antara hidup dan mati yang akan menyelesaikan permasalahan pertentangan besar bagi seluruh kekekalan. Saat ini ia tidak akan mengabaikan setiap kesempatan. Dengan bersandar kepada keahlian psikologisnya dengan pengalaman selama 6000 tahun dalam usaha untuk membelokkan pikiran manusia, ia telah memulai suatu rencana operasional yang halus terhadap umat yang dibencinya itu. Rencana itu meliputi pelemahan secara bertahap dari pertahanan rohani umat Tuhan melalui kompromi duniawi. Inilah senjata pamungkas yang telah dirancang secara cerdas oleh Setan untuk menghancurkan iman dari setiap anggota gereja yang sisa.

                Seberapa sukseskan itu? Berapa banyakkah yang akan tergoncang keluar di dalam krisis yang menjelang karena mereka menyerah kepada perkara-perkara dunia? Kita tidak perlu heran. Jawabannya telah diberikan berulang-ulang di dalam Nubuatan. Itu adalah jawaban yang membuat mual, dan kita ingin percaya bahwa itu tidak benar. Namun bacalah dan pikirkanlah:

                “Saya hendak mengatakan bahwa kita sedang hidup di masa yang paling khidmat. Di dalam khayal terakhir yang diberikan kepada saya, saya ditunjukkan kenyataan yang mengejutkan bahwa hanya satu bagian kecil saja dari orang-orang yang sekarang mengakui kebenaran akan dikuduskan oleh kebenaran itu dan selamat. Banyak yang akan mencapai lebih dari kesederhanaan pekerjaan itu. Mereka akan berkompromi dengan dunia, menyambut berhala-berhala, dan menjadi mati secara rohani.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 608-609.

                Alangkah luar biasa! Mayoritas terbesar dari orang-orang yang sekarang bersukacita akan meninggalkan iman mereka dan hilang. Mereka akan hilang karena mereka “berkompromi dengan dunia.” Penampilan Setan yang tampaknya murni namun berakal busuk, dengan gaya hidup yang sangat dihormati akan melucuti mereka,melemahkan mereka,dan pada akhirnya membinasakan mereka. Pernyataan lain bahkan lebih spesifik: “Sejumlah besar dari orang-orang yang sekarang tampaknya tulus akan terbukti sebagai logam dasar (bukan logam mulia)”. Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 136.

                Strategi musuh yang halus ini secara jelas digambarkan oleh E. G. White dalam perkataan ini: “Saatnya tidak terlalu jauh ketika ujian akan dikenakan kepada setiap jiwa. Pemeliharaan sabat palsu akan dipaksakan kepada kita. Pertandingan akan terjadi antara hukum-hukum Tuhan dan hukum-hukum manusia. Mereka yang telah menyerah setapak demi setapak kepada tuntutan duniawi, dan berkompromi dengan kebiasaan-kebiasaan duniawi, kemudian akan menyerah kepada kuasa-kuasa itu, daripada menjadikan diri mereka sebagai sasaran ejekan, cemoohan, ancaman penjara dan kematian. Pada saat itu emas akan dipisahkan dari sampahnya. Kesalehan yang sejati akan dengan mudah dibedakan dari penampilan dan sepuhan. Banyak bintang yang sebelumnya kita kagumi karena kecemerlangannya kemudian akan hilang di dalam kegelapan. Mereka yang telah mengenakan perhiasan-perhiasan bait suci, namun tidak dikenakan kebenaran Kristus, kemudian akan tampak dalam kemaluan ketelanjangan mereka sendiri.” Prophets and Kings, hlm. 188.

                Janganlah melewatkan bagian yang menjelaskan alasan bagi kemurtadan massal ini. “Mereka yang telah menyerah setapak demi setapak kepada tuntutan duniawi, dan berkompromi dengan kebiasaan-kebiasaan duniawi, kemudian akan menyerah kepada kuasa-kuasa itu.”

 

                Bukan saja mayoritas akan digoncangkan keluar dari gereja, melainkan mereka sesungguhnya berbalik melawan saudara-saudara mereka sebelumnya dan menjadi musuh pahit kebenaran.

                “Ketika badai mendekat, satu kelompok besar yang telah mengakui beriman di dalam pekabaran malaikat ketiga,namun tidak dikuduskan melalui penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung dengan musuh. Dengan bersatu dengan dunia  dan mengambil bagian dalam semangatnya, mereka memandang segala sesuatu hampir di dalam terang yang sama; dan ketika ujian ini diberlakukan, mereka menjadi siap untuk memilih sisi yang mudah dan populer. Orang-orang yang bertalenta dan berkedudukan yang menyenangkan, yang pernah bersukacita di dalam kebenaran, menggunakan kekuasaan mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling pahit dari saudara-saudara mereka sebelumnya. Ketika para pemelihara Sabat dibawa ke hadapan pengadilan-pengadilan untuk menjawab iman mereka, orang-orang murtad ini adalah alat-alat yang paling efisien bagi Setan untuk mendustakan dan menuduh mereka, dan dengan laporan-laporan dan tuduhan-tuduhan palsu untuk menggiring para penguasa untuk melawan mereka.” The Great Controversy, hlm. 608.

                Lagi-lagi kita heran dengan pernyataan, “Dengan bersatu dengan dunia …mereka menjadi siap untuk memilih sisi yang mudah dan populer.” Perhatikanlah bahwa ini adalah sebuah pekerjaan persiapan– … mereka menjadi siap …” Di sini kembali dinyatakan program psikologis Setan yang fantastis untuk menghancurkan penghalang-penghalang moral. Kompromi dengan dunia. Bersekutu dengan dunia. “Pekerjaan yang telah gagal dilakukan oleh gereja di masa damai dan makmur, harus dilakukannya di dalam suatu krisis yang mengerikan, di dalam keadaan yang paling mengecewakan dan penuh larangan. Peringatan-peringatan yang telah dibungkam atau dihalangi melalui persekutuan dengan dunia, harus disampaikan di bawah tentangan yang paling kejam dari musuh-musuh iman. Dan pada saat itu, kelompok konservatif yang  lahiriah, akan meninggalkan iman mereka, dan berdiri dengan musuh-musuh mereka, yang kepadanya simpati mereka telah mengarah sejak lama. Orang-orang murtad ini kemudian akan menjadi musuh yang paling pahit, yang melakukan segalanya di dalam kuasa mereka untuk menekan dan memfitnah saudara-saudara mereka sebelumnya dan memicu api melawan mereka. Hari ini telah ada di depan kita.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 278.

                Perkataan “kompromi dengan dunia” muncul lagi dari pernyataan ini. Berulang-ulang kita telah diperingatkan tentang serangan besar-besaran oleh Setan melalui keduniawian. Namun, kita mendengar begitu sedikit tentang perkara khusus ini. Ribuan umat Tuhan telah dibutakan kepada rencana operasional si jahat ini. Sebagian dari kita telah digiring untuk percaya bahwa sikap legalislah yang mempermasalahkan standar dan gaya hidup. Bagi mereka, ini adalah sikap berdalih dan menghakimi. Ini pastilah cara Setan agar mereka merasa demikian. Mereka berbicara dan berpikir banyak tentang ujian terakhir Sabat yang benar, namun gagal melihat bagaimana hasil dari ujian itu sedang ditentukan sekarang ini.

                Kata Ellen White:“Mereka yang bersekutu dengan dunia sedang menerima bentukan dunia dan bersiap bagi tanda binatang. Mereka yang tidak mempercayai diri mereka sendiri, yang merendahkan diri mereka di hadapan Tuhan, dan memurnikan jiwa-jiwa mereka dengan menurut kepada kebenaran—mereka sedang menerima bentukan surgawi dan bersiap bagi meterai Tuhan pada dahi mereka.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 216.

                Tanda binatang akan diberlakukan. Setiap jiwa harus akan memilih taat pada hukum-hukum Tuhan atau aturan manusia. Umat Tuhan akan menghadapi hukuman mati karena iman mereka. Dan tragisnya, mayoritas  tidak akan dapat berdiri di dalam krisis itu. Mereka akan terbukti tidak setia karena kompromi dan terombang-ambing tentang standar-standar Kristen. Dengan menyerah secara perlahan-lahan kepada kebiasan dan selera duniawi, kekuatan kehendak dan keputusan mereka akan menjadi begitu dipengaruhi sehingga mereka tidak akan bertahan di dalam ujian itu. Dan kompromi ini adalah sedang berjalan sekarang juga! Saat ini juga mayoritas besar dari anggota jemaat kita sedang membungkuk ke arah dunia sedemikian sehingga mereka akan hilang ketika tanda itu diberlakukan.

                Ini adalah pertanyaan yang mengganggu saya: Apakah saya sedang membungkuk bersama mereka? Bagaimanakah saya bisa yakin bahwa saya tidak mengikuti arus yang akan membawa penggoncangan besar di dalam dunia? Apakah metode kejam yang tersamar dengan cerdik yang telah digunakan Setan untuk membutakan mata begitu banyak umat Tuhan sehingga mereka pada akhirnya memilih dunia daripada kebenaran? Ini tentulah mahakarya yang halus dari segala rencana penipuan yang pernah digunakannya melawan orang-orang kudus. Orang-orang yang sebelumnya telah dikenal karena standar-standar tinggi mereka akan ditipu untuk meninggalkan gaya hidup mereka yang terpisah. Rata-rata umat Tuhan sekarang ini akan dengan ragu menolak bahwa mereka telah menjadi duniawi. Mayoritas dari anggota akan menyatakan jaminan penuh bahwa mereka tidak akan meninggalkan iman mereka, sekalipun dihadang oleh kematian. Namun kita baru saja membaca bahwa mereka akan menyerah!

                Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa sebagian terbesar dari anggota gereja terperangkap di dalam keduniawian dan bahkan tidak menyadarinya. Mereka memanjakan diri di dalam kompromi yang berbahaya dan mengira bahwa itu sama sekali tidak berbahaya dan dapat diterima. Mereka telah begitu dibutakan sehingga mereka tidak dapat mengetahui perkara-perkara duniawi yang sedang mereka lakukan.

                Mengapa mereka tidak dapat melihat keterlibatan mereka dengan dunia? Karena penurunan standar-standar terjadi begitu perlahan sehingga tidak seorangpun menyadari apa yang sedang terjadi. Rencana si iblis bukanlah untuk menjadikan gereja tiba-tiba meninggalkan kedudukan sejarahnya terhadap daging dan dunia. Ia terlalu amat pandai untuk mengira bahwa kita akan membuat suatu pengumuman terbuka bahwa tidak-apa-apa pergi ke bioskop, night club (pub/bar), merokok, minum alkohol dan mengkonsumsi zat-zat merusak tubuh lainnya.

                Namun Setan mengetahui bagaimana cara kerja pikiran di bawah daya sugesti dan asosiasi. Dengan kesabaran yang tak terbatas ia memperkenalkan gambar-gambar, kata-kata, gagasan-gagasan, dan praktek-praktek yang tidak dapat dikutuk secara adanya. Kenyataannya, banyak dari sarana-sarana Setan “yang tidak berbahaya” bukan saja sangat dihormati di kalangan manusia, melainkan juga sebagian memiliki kualitas dan ciri-ciri yang patut dipuji. Satu contoh yang sempurna dari sarana seperti itu adalah televisi. Dan berapa banyak dari antara kita yang telah mendengar pendapat-pendapat yang meyakinkan untuk acara-acara berita yang baik, dokumenter, dan acara keagamaan. Tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa televisi di ruang keluarga adalah sesuatu yang jahat. Sarana itu sendiri adalah satu perabotan yang bagus dan sumber informasi yang baik.

                Kemudian mulailah proses yang amat bagus dari serangan psikologis di mana Setan ditinggikan.  Dengan amat perlahan kemampuan membedakan ditumpulkan oleh kilasan-kilasan dan potongan-potongan komedi yang tak menentu, kekerasan, dll.  Pikiran menyesuaikan dengan tingkat masukan yang baru, dan hampir tanpa disadari mulai bertoleransi terhadap kualitas pemandangan dan bunyi yang berubah-ubah.

                Dua pernyataan ilham akan menolong kita melihat bagaimana pekerjaan musuh berkembang:

                “Setan akan memulai memasukkan dirinya melalui anak-anak baji kecil, yang menjadi semakin melebar setelah semakin masuk ke dalam. Sarana-sarana Setan yang tampak bagus akan dibawa masuk ke dalam pekerjaan khusus Tuhan pada masa kini.” Selected Messages, Buku 2, hlm. 21.

                “Pekerjaan musuh bukanlah tiba-tiba… Ini adalah suatu perusakan rahasia terhadap benteng-benteng prinsip. Ini dimulai dengan perkara-perkara yang tampaknya kecil.” Patriarchs and Prophets, hlm. 718.

                Betapa pentingnya mengenali arah ke mana kita dibawa oleh suatu pengaruh tertentu. Cara seekor burung puyuh terperangkap memberi gambaran tentang taktik Setan. Biji gandum diletakkan beberapa kaki jauhnya dari tempat di mana sebuah perangkap dipicu untuk memerangkap si burung puyuh.  Pertama-tama, burung itu akan mendekati biji yang menarik dengan keraguan yang tampak nyata, namun karena tidak tampak ada bahaya dalam pemandangan mereka, maka rasa takut itu diabaikan.

                Hari berikutnya, biji gandum diletakkan sedikit lebih dekat dengan perangkap, dan burung itu semakin tidak waspada dengan biji-biji yang tersebar. Hari demi hari, biji-biji itu diletakkan sedikit lebih dekat kepada perangkap, hingga si burung puyuh benar-benar percaya diri bahwa tidak ada bahaya dengan gandum yang lezat itu. Kemudian, tentu saja, biji gandum diletakkan di dalam perangkap, dan burung itu tetap datang. Tanpa perasaan waspada, burung itu percaya bahwa makanan yang baik itu tetap baik, dan pesta yang aman tetap aman. Kemudian perangkap itu tertutup.

                Saya tidak mengatakan bahwa burung puyuh itu harus berhenti makan gandum ataupun orang Kristen harus menghentikan semua kegiatan-kegiatan yang baik. Intinya adalah bahwa kita harus cukup waspada untuk mempertimbangkan arah ke mana kita digiring dan mau meninggalkan bahkan perkara-perkara “yang baik” jikalau itu akan membawa kita ke arah yang berbahaya secara rohani.

                Dapatkah perkara-perkara yang baik menggiring ke arah yang salah? Sesungguhnya dapat. Orang-orang Kristen digiring untuk meninggalkan standar-standar mereka yang tinggi setahap demi setahap, seringkali melalui suatu proses yang tampaknya sama sekali tidak berbahaya.

                Inilah caranya bagaimana kompromi selalu masuk menyelinap ke dalam gereja. Setan memperkenalkan suatu kegiatan yang hanya sedikit meragukan. Sesungguhnya, mungkin sangat sulit mengatakan secara tepat mengapa kegiatan itu tidak baik. Dan karena pembelokannya adalah sedemikian halus tidak seorangpun benar-benar ingin mempermasalahkannya. Beberapa anggota gereja yang setia merasa tidak nyaman tentang masalah itu, namun mereka enggan untuk mengatakan apapun karena takut dikatakan fanatik. Mereka memutuskan untuk menunggu hingga ada masalah yang lebih besar sebelum mereka menyatakan pendirian mereka.

                Sayangnya, tidak akan pernah ada masalah yang lebih besar. Iblis memastikan bahwa seluruh langkah kompromi adalah langkah yang amat kecil. Ia mengetahui bahwa hampir tidak akan ada orang yang memiliki keberanian untuk menyatakan keberatan terus menerus terhadap tingkat pergeseran yang amat kecil.

                Pada suatu waktu, perkataan iblis yang paling disukai adalah, “Semua orang melakukannya.” Meskipun orang-orang muda masih sesekali menggunakan perkataan ini, satu istilah baru disebarkan untuk membenarkan kompromi kepada dunia: “Sedikit saja tidak apa-apa.” Gaun yang dikenakan sedikit agak pendek. Minuman mengandung sedikit kafein. Acara televisi menunjukkan sedikit kekerasan.  Kita dapat melanjutkan terus.

                Tampaknya kita tidak belajar dari Lot ketika ia meninggalkan kota Sodom. Sebagian anggota keluarganya menolak untuk meninggalkan kota yang terkutuk itu. Ia telah kehilangan segala yang dimilikinya dengan memilih hidup di dalam lingkungan yang jahat itu—rumahnya, kekayaannya, dan putri-putrinya yang cantik. Namun ketika malaikat-malaikat itu mendesaknya untuk melarikan diri ke pegunungan, ia memohon izin untuk pergi ke kota lain! Dan alasannya adalah,“Bukankah kota itu kecil?” Kejadian 19:20.

                Bagaimana mungkin ia melakukan itu? Tentulah Lot telah belajar bahwa kota-kota itu hampir membinasakannya. Sejak hari ia “memasang kemahnya ke arah Sodom” keluarganya telah menapak sedikit demi sedikit hampir tanpa disadari ke arah keterlibatan dengan masyarakat yang telah rusak di dalam kota. Sedikit demi sedikit perubahan terjadi dari kenetralan di perbatasan menuju keterlibatan sebagian demi sebagian.

                Ketika Lot memohon untuk tinggal di kota lain, ia menunjukkan secara dramatis betapa kompromi perlahan-lahan dapat membutakan indera dan membelokkan penilaian.

                Berapa banyakkah di dalam gereja modern yang telah menancapkan kemah mereka ke arah Sodom?Berapa banyakkah yang telah mengambil langkah pertama yang mudah dan cukup beralasan menuju kompromi? Dan berapa banyakkah saudara-saudara Kristen yang merasa tidak nyaman tentang itu namun tidak memiliki keberanian untuk membunyikan sebuah peringatan? Kemudian, apakah yang terjadi? Orang-orang Kristen yang telah menjadi tidak peka itu mulai membela keterhanyutan pelan-pelan dari standar-standar yang semakin menurun dengan argumen yang sama, “Bukankah kota itu kecil?” Bukankah ini menjelaskan bagaimana keduniawian telah menyelinap perlahan-lahan bahkan ke dalam gereja yang sisa? Sebagai contoh: Bagaimanakah kekejian rok mini menjadi suatu pemandangan yang biasa di dalam gereja-gereja Tuhan dalam pertemuan ibadah? Saudari White menjelaskan bagaimana itu terjadi dengan rok-rok bergelung-gelung di generasi lainnya, dan anda dapat melihat bagaimana Setan menggunakan kehalusan yang sama untuk memperkenalkan rok mini.

                “Kuasa teladan adalah besar. Saudari A datang dengan mengenakan rok bergelung kecil. Saudari B berkata: Tidaklah lebih buruk kalau saya menggunakan gelung-gelung daripada Saudari A, dan ia mengenakan roh bergelung yang sedikit lebih lebar. Saudari C meniru teladan dari Saudari A dan B, dan mengenakan gelung-gelung yang sedikit lebih lebar daripada A dan B, namun semuanya mengatakan bahwa gelung-gelung mereka itu adalah kecil.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 278.

                Apakah ini kedengaran akrab? Gadis-gadis dan wanita-wanita di gereja yang sisa perlahan-lahan mulai menaikkan garis-garis keliman rok mereka. Jika rok setinggi lutut itu baik, lalu apa salahnya dengan setengah inci di atas lutut? Jikalau masih sopan setengah inci di atas lutut, lalu bagaimana mungkin naik setengah inci lagi menjadikannya tidak sopan?

                Mengapa sangat sedikit keberatan disampaikan tentang hal ini? Karena setiap tahapan proses peragian adalah terlalu kecil untuk dapat menghidupkan tanda peringatan. Bahkan penatalayanan pun bahkan tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Banyak yang berani berbicara keras, namun mereka dengan segera dibungkamkan oleh tuduhan-tuduhan bahwa mereka mempunyai pikiran jahat. Sangat sedikit yang terus meniupkan serunai peringatan terhadap pelanggaran kesopan yang semakin berkembang.

                Bagaimanakah kita dapat menjelaskan selimut kebungkaman yang seringkali mengikuti masuknya arus duniawi yang semakin besar ini? Tampaknya banyak berakar di dalam ketakutan untuk menyinggung perasaan.

                “Saya melihat bahwa pribadi-pribadi akan bangkit melawan kesaksian-kesaksian yang gamblang. Itu tidak sesuai dengan perasaan-perasaan alamiah mereka. Mereka akan memilih untuk memiliki perkara-perkara yang halus dikatakan kepada mereka, dan damai diserukan di telinga mereka. Saya memandang gereja di dalam suatu keadaan yang lebih berbahaya daripa-da yang pernah ada sebelumnya. Agama pengalaman hanya sedikit dikenal orang. Penggoncangan harus segera terjadi untuk memurnikan gereja.

                “Para pengkhotbah hendaknya tidak keberatan untuk menyampaikan kebenaran sebagaimana terdapat di dalam Firman Tuhan. Biarlah kebenaran itu tampak. Saya telah ditunjukkan mengapa para pendeta tidak memiliki lebih banyak keberhasilan, adalah karena mereka takut menyakiti perasaan, takut dianggap tidak sopan, dan mereka menurunkan standar kebenaran dan menyembunyikannya bila perlu tentang kekhasan iman kita. Saya melihat bahwa Tuhan tidak dapat membuat yang demikian menjadi berhasil. Kebenaran haruslah dijadikan tajam, dan pentingnya suatu keputusan didesakkan. Dan ketika gembala-gembala palsu itu berseru, Damai, dan mengkhotbahkan perkara-perkara yang halus, hamba-hamba Tuhan harus berseru keras-keras dan jangan ditahan-tahankan, dan membiarkan hasilnya kepada Tuhan.” Spiritual Gifts, Vol. II, hlm. 284-285.

                “Ada sebagian orang yang mengelak dari kesaksian yang hidup. Kebenaran-kebenaran yang tajam tidak boleh dihindari. Diperlukan disamping teori untuk menjangkau hati saat ini. Di-perlukan kesaksian yang mengejutkan untuk memperingatkan dan membangkitkan; yang akan mengaduk tawanan-tawanan musuh, dan kemudian jiwa-jiwa yang jujur akan dituntun untuk membuat keputusan bagi kebenaran. Telah ada, dan masih ada, di dalam sebagian orang, suatu kecondongan agar segala sesuatu berjalan dengan sangat halus. Mereka tidak melihat perlunya kesaksian yang langsung.

                “Dosa-dosa ada di dalam gereja, dan Tuhan membenci itu, namun mereka hampir tidak pernah disentuh karena takut membuat musuh. Perlawanan telah muncul di dalam gereja terhadap kesaksian yang gamblang. Sebagian orang mungkin tidak akan tahan terhadapnya. Mereka mengharapkan perkara-perkara yang halus dikatakan kepada mereka. Jikalau kesalahan-kesalahan pribadi disentuh, mereka mengeluhkan kekejaman,dan bersimpati dengan orang-orang yang bersalah…Ketika gereja berpaling dari Tuhan mereka menolak kesaksian yang gamblang, dan mengeluhkan kekejaman dan kekasaran. Ini adalah bukti yang menyedihkan dari keadaan gereja yang suam-suam kuku.” Spiritual Gifts, Vol. II, hlm. 283-284.

                Kebutuhan yang besar saat ini adalah pendeta-pendeta yang berani yang akan berbicara dengan keras tentang yang benar dan yang salah. Pendeta yang benar-benar mengasihi kawanan dombanya dan Tuhannya tidak akan ragu-ragu untuk menyebut dosa dengan nama yang sebenarnya di dalam setiap perkataannya. Khotbah yang langsung apa adanya, yang menimbulkan keprihatinan terhadap perbuatan yang salah, adalah pernyataan yang paling tulus dari kasih yang sejati. Orang-orang seperti ini akan menangis banyak demi kawanannya dan dengan kawanannya, namun mereka tidak akan menahankan pekabaran yang dapat menyembuhkan dan memulihkan.

                Dietrich Bonhoeffer di dalam bukunya Life Together membuat pernyataan yang penting ini: “Tidak ada yang lebih kejam daripada kelembutan yang menyerahkan seseorang kepada dosanya.Tidak ada yang lebih panjang sabar daripada teguran keras yang memanggil seorang saudara untuk kembali dari jalan dosanya.” Sebuah alinea dari buku Patriarch and Prophets (Pada Nabi dan Bapa) telah mempengaruhi pelayanan saya sendiri lebih daripada hal-hal lainnya yang saya baca selain Alkitab. Pekabarannya yang khidmat telah membakar di dalam jiwa saya dari sejak pertama kali saya membacanya segera setelah diurapi. Ini juga berlaku bagi para orangtua dan para pendeta. Maka, bagi saya ini memiliki dampak ganda.

                “Mereka yang memiliki terlalu sedikit keberanian untuk menegur kesalahan, atau yang melalui kelambanan atau kekurang-berminatannya tidak melakukan usaha yang tulus untuk memurnikan keluarga atau gereja Tuhan, dituntut bertanggung jawab bagi kejahatan yang dapat menjadi akibat dari pengabaian kewajiban. Kita sama bertanggung jawab bagi kejahatan-kejahatan yang mungkin kita periksa pada orang lain dengan melakukan kewajiban sebagai orangtua atau wewenang sebagai pendeta, seolah-olah tindakan-tindakan itu adalah milik kita.” Patriarchs and Prophets, hlm. 578.

                Jangan lewatkan inti dari pernyataan itu. Jikalau saya takut meniupkan serunai dan memperingatkan umat Tuhan terhadap bahaya rohani yang semakin mendekat, dan mereka digiring ke dalam dosa sebagai akibatnya, maka saya dituntut bertanggung jawab atas dosa-dosa itu seolah-olah itu adalah perbuatan kita. Saya tidak mau bertanggung jawab bagi dosa-dosa orang lain. Itulah satu alasan saya mengapa saya menyampaikan hal ini. Terlalu sedikit yang mendengarkan tentang taktik-taktik tersembunyi dari musuh besar kita untuk menghancurkan kekuatan gereja saat ini.

                Satu-satunya jalan bagi kita untuk menghentikan gangguan keduniawian ini adalah membuat suatu garis batas, dan berdiri di situ. Penggerogotan terhadap standar-standar kita akan berlanjut terus hingga kita mengerahkan keberanian kita untuk melawan kompromi yang pertama. saudari White mengatakan, “Jarak semakin melebar antara Kristus dan umatNya, dan semakin menyempit antara mereka dan dunia.” Spiritual Gifts, Vol. IV, hlm. 68. Lagi ia menulis: “Satu-satunya keamanan kita adalah berdiri sebagai umat Tuhan yang istimewa. Kita tidak boleh menyerah satu inci pun kepada kebiasaan dan gaya zaman yang semakin menurun ini, melainkan berdiri di dalam ketidakbergantungan moral, tidak berkompromi dengan praktek-prakteknya yang penuh berhala dan rusak.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 78.

By: Joe CrewsCreeping Compromise (Kompromi Perlahan-lahan),  New York: Homeward Publishing,  “Musuh Kita—Dunia”,  2002.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?