“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala Sesuatu karena Yesus Kristus. lalah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin” (1 Petrus 4:11).
[AkhirZaman.org] Kemudian pertanyaan ditanyakan apakah saya memikirkan perkara itu lebih baik dan di mana posisi saya berada, setelah saudara Waggoner menyatakan pandangan-pandangannya tentang hukum Galatia itu. Saya berkata, “Tidak oleh alat apa pun. Kita ingin semuanya berada di kedua sisi pertanyaan itu.” Tetapi saya menyatakan bahwa roh yang telah terlihat pada pertemuan itu tidak beralasan. Saya seharusnya tegas bahwa akan ada suatu roh yang benar, suatu roh yang seperti Kristus, yang memanifestasikan apa yang Ketua E. J. Waggoner telah tunjukkan semuanya melalui presentasi akan pandangannya; dan bahwa perkara ini tidak seharusnya ditangani dalam pola debat. Alasan yang seharusnya saya desakkan bahwa perkara ini seharusnya ditangani dalam suatu roh yang serupa Kristus supaya jangan ada penekanan yang dibuat terhadap saudara-saudara mereka yang berbeda dengan mereka. Sebagaimana ketua E J. Waggoner mengarahkan dirinya sebagai seorang Kristen yang bertanggung jawab maka mereka seharusnya melakukan hal yang sama, dalam memberikan argumen-argumen mereka terhadap pertanyaan dalam cara yang langsung. . . .
Perkataan telah dibuat, “Jika pandangan-pandangan kita tentang hukum pada kitab Galatia ternyata keliru, maka kita belum memiliki pekabaran malaikat ketiga, dan posisi kita sia-sia di dewan itu; tidak ada guna bagi iman kita.”
Saya berkata, “Saudara-saudara, inilah perkara yang saya sudah katakan kepadamu. Pernyataan itu tidak benar. ltu adalah suatu pernyataan yang sia-sia, yang berlebihan. Jika hal ini dibuat dalam acara diskusi, tentang pertanyaan ini saya merasakannya sebagai tugas saya yaitu untuk membuat perkara ini jelas di hadapan semua yang hadir, dan entah mereka mendengar atau menahannya namun katakan kepada mereka bahwa pernyataan tersebut adalah tidak benar. Pertanyaan perihal isu itu bukanlah suatu pertanyaan yang vital dan tidak diperlakukan seperti itu. Kepentingan yang ajaib dan yang besar terhadap subyek ini sudah dilebih-lebihkan, dan oleh sebab itu melalui konsep yang salah dan ide-ide yang menyeleweng—kita melihat roh seperti itu pada pertemuan ini, tidak seperti roh Kristus, di mana kita seharusnya jangan pemah diperlihatkan di antara saudara-saudara. Sudah ada roh orang Farisi yang muncul di antara kita yang kepadanya saya akan mengangkat suara untuk menentangnya di manapun ia akan dinyatakan.” . . .
(3SM 174, 175)