Hukum Allah Dasar Pembaharuan.
[AkhirZaman.org] Hukum Allah harus menjadi alat pendidikan di dalam keluarga. Orang tua berada di bawah suatu kewajiban yang paling khidmat untuk berjalan sesuai dengan perintah perintah Allah, sambil memberikan kepada anak- anak mereka teladan tentang kejujuran paling saksama….
Hukum Allah adalah dasar segala pembaharuan yang bisa bertahan. Kita harus menunjukkan pada dunia dengan cara yang terang dan jelas akan perlunya penurutan atas hukum Nya. Pergerakan pembaharuan yang besar itu harus dimulai di dalam rumah tangga. Penurutan kepada hukum Allah menimbulkankan suatu perangsang yang kuat kepada sifat rajin, hemat, benar dan jujur antara manusia dengan sesamanya.
Ajar Hal Itu kepada Anak-Anak.
Sudahkah engkau mengajar anak-anakmu sejak masa bayi untuk memelihara hukum Allah? . . . Engkau harus mengejar mereka untuk membentuk tabiat sesuai dengan pola ilahi, agar Kristus menyatakan diri Nya kepada mereka. Ia mau menyatakan diriNya anak-anak. Kita mengetahui hal ini dari sejarah tentang Yusuf, tentang , tentang Daniel dan sahabat sahabatnya. Tidak dapatkah kita melihat dari catatan hidup mereka apa yang diharapkan Allah dari anak-anak dan muda?
Orang tua . . . berada di bawah kewajiban kepada Allah untuk membawa anak-anak mereka kepada Dia, sebagai anak-anak yang pada usia sangat muda itu sanggup untuk menerima suatu pengetahuan tentang yang tercakup dalam menjadi seorang pengikut Kristus.
Kesaksian Seorang Anak yang Bertobat.
Agama menolong anak-anak belajar lebih baik dan untuk mengerjakan pekerjaan dengan lebih setia. Seorang anak perempuan yang berusia dua belas tahun menceritakan, dengan cara yang sederhana, tentang bukti bahwa ia adalah seorang Kristen. “Dulu saya tidak suka belajar, tetapi suka bermain main. Saya malas di sekolah dan sering mangkir dari pelajaran-pelajaran. Sekarang saya mempelajari setiap pelajaran dengan baik, untuk menyenangkan Allah. Dulu saya adalah anak nakal di sekolah bilamana guru tidak memperhatikan saya, saya suka mengadakan yang lucu-lucu supaya diperhatikan oleh anak-anak lain. Sekarang saya ingin menyenangkan Allah dengan berlaku baik dan menurut kepada peraturan-peraturan sekolah. Dulu saya bersifat mementingkan diri di rumah, tidak mau disuruh supaya pergi bekerja, dan merasa kesal bilamana ibu memanggil saya dari tempat bermain untuk bekerja menolongnya. Sekarang adalah satu kesukaan yang besar bagi saya untuk menolong ibu dalam cara apapun juga dan menunjukkan kepadanya bahwa saya cinta kepadanya.”
Berhati-hati Terhadap Kebiasaan Menunda-nunda.
Orang tua, engkau harus mulai memberikan disiplin kepada pikiran anak anakmu sementara mereka masih kecil, dengan maksud agar mereka bisa menjadi orang Kristen…. Hati-hati jangan sampai engkau meninabobokan mereka sehingga mereka tertidur di tepi jurang kebinasaan, dengan pendapat yang salah bahwa mereka belum cukup dewasa untuk bertanggung jawab, belum cukup dewasa untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan menerima Kristus.
Anak anak yang berusia delapan, sepuluh atau dua belas tahun adalah cukup dewasa untuk diajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan agama pribadi. Janganlah berpendapat bahwa engkau akan mengajar anak-anakmu pada satu waktu pada masa mendatang bilamana mereka menjadi cukup dewasa untuk bertobat dan mempercayai kebenaran. Jikalau mereka diajar dengan sepatutnya, anak-anak yang masih kecil bila memiliki pandangan yang benar tentang keadaan mereka sebagai orang yang berdosa dan tentang jalan keselamatan melalui Kristus.
Ada banyak janji yang indah dicatat bagi mereka yang mencari Juruselamat mereka pada waktu masih kecil. Dalam Pengkhotbah 12:1 berbunyi: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari hari yang malang dan mendekat tahun tahun yang kau katakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya.”‘ Amsal 8:17: Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari akan mendapatkan daku.” Gembala agung Israel itu masih tetap berkata “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada Ku, dan jangan kamu menghalang halangi mereka sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah.” Ajarkan kepada anak-anakmu bahwa masa muda waktu yang terbaik untuk mencari Tuhan.
Bimbing Sejak Masa Bayi Terus Sampai Masa Muda.
Membiarkan seorang anak mengikuti dorongan hatinya berarti membiarkan dia untuk menjadi merosot dan menjadi mahir dalam kejahatan. Akibat akibat pendidikan yang salah mulai nampak pada masa kanak kanak. Pada masa muda satu sifat mementingkan diri diperkembangkan, dan apabila anak muda itu bertumbuh menjadi orang dewasa, ia bertumbuh dalam dosa. Sebuah kesaksian yang terus menerus terhadap kelalaian orang tua diberikan oleh anak-anak yang telah dibiarkan untuk mengikuti satu jalan yang mereka pilih sendiri. Satu jalan hidup yang menurun seperti itu dapat dicegah hanya dengan cara mengelilingi mereka dengan pengaruh pengaruh yang akan melawan kejahatan. Sejak masa bayi sampai kepada masa muda dan dari masa muda sampai kepada masa dewasa, seorang anak harus berada bawah pengaruh- pengaruh bagi yang baik.
Perkuat Anak anak untuk Menghadapi Ujian pada Masa yang Akan datang.
Orang tua, tanyakan kepada dirimu sendiri pertanyaan yang khidmat ini, “Sudahkah kita mendidik anak-anak kita untuk menyerah kepada wewenang orang tua, dan dengan demikian melatih mereka supaya taat kepada Allah, untuk mengasihi Dia, dan memegang hukum-Nya sebagai penuntun yang terutama dari segala tindak tanduk dan hidup? Sudahkah kita mendidik mereka supaya menjadi pekabar-pekabar Injil bagi Kristus? Untuk pergi berbuat kebajikan? Orang tua yang percaya anak-anakmu pasti akan terlibat dalam peperangan yang menentukan bagi Tuhan pada masa tarungan; dan sementara mereka memperoleh kemenangan bagi Penghulu damai itu, mereka juga akan memperoleh kemenangan bagi diri mereka sendiri. Tetapi jikalau mereka tidak dibesarkan dalam takut akan Allah; jikalau mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang Kristus, tidak ada hubungan dengan sorga, mereka tidak mempunyai kuasa akhlak, dan mereka akan menyerah kepada penguasa dunia yang telah berani untuk meninggikan diri mereka sendiri di atas Allah yang di sorga dengan menetapkan satu hari Sabat yang palsu untuk menggantikan Sabat Tuhan.