Bagaimana Anda tahu kehendak Tuhan untuk hidup Anda?
[AkhirZaman.org] Beberapa waktu yang lalu, pengarang dan pendidik Parker Palmer menerima sebuah penawaran untuk menjadi Presiden sebuah kampus. Dia mengunjungi sekolah tersebut dan berjumpa dengan pihak fakultas, siswa-siswa, pekerja administrasi dan pihak hukum. Sebelum pergi, dia diberitahu bahwa ia mungkin akan ditawari untuk mengisi posisi tersebut. Bagaimanapun, Palmer, seorang anggota Quaker, belum sepenuhnya yakin menerima tawaran tersebut. Sesuai tradisi Quakernya, Palmer memanggil enam orang temannya untuk bertemu dengannya sebagai “komite penerang”. Kelompok tersebut dilarang memberikan saran. Malahan, mereka diminta jujur, memberikan pertanyaan dengan jawaban spontan untuk membantu Palmer menentukan pilihan yang tepat oleh dirinya sendiri. Kebanyakan pertanyaan-pertanyaan pertama pertanyaan umum dan mudah. Tetapi kemudian seseorang bertanya, “apa yang paling kamu sukai dengan menjadi seorang presiden?”
Palmer menjawab dengan jawaban cepat yang negatif : ”saya tidak mau meninggalkan menulis dan mengajar. Saya tidak menyukai politik presidensiil, tidak pernah mengetahui teman yang sesungguhnya. Saya tidak senang menjabat tangan orang yang saya harus saya hormati sebab uang mereka.”
Lembut tetapi tegas, sang penanya menyela,”bolehkah saya mengingatkan Anda bahwa pertanyaan saya adalah hal apa yang paling Anda sukai?”
Dipaksa untuk memberikan jawaban jujur, Palmer mengenali ketakutannya dari kata-kata yang keluar dari mulutnya. “jadi,” katanya dengan suara pelan, “saya rasa yang paling saya suka adalah melihat foto saya di surat kabar dengan kata presiden tertulis di bawahnya.”
Palmer menyadari bahwa jawabannya konyol, tetapi tidak seorangpun yang hadir tertawa. Malah, mereka terdiam dengan serius dalam waktu yang cukup lama, yang membuat Palmer tidak nyaman. Akhirnya, sang penanya memecah kesunyian. “Parker” katanya, “dapatkah kau menemukan cara termudah untuk membuat fotomu terpampang di surat kabar?”
Dengan itu, semua yang hadir tertawa. Komite penerang dibubarkan, dan Palmer datang ke sekolah dan menarik namanya dari daftar calon. “jika saya mengambil jabatan itu,” katanya kemudian, “akan menjadi sangat buruk untuk saya dan sebuah bencana bagi sekolah.”
Mencari tuntunan Tuhan adalah pengetahuan spiritual yang sangat penting.
Tanpa itu, orang-orang dapat berakhir dengan langkah tidak terarah. Hubungan tidak bahagia, dan kehidupan yang kosong. Itu mungkin sebabnya pemazmur berdoa, “Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata! “ (Mazmur 143:10).
Berikut ini adalah beberapa bukti cara-cara efektif untuk mengenali tuntunan Tuhan.
berdoa
Yesus menjalani hidup dengan tuntunan Tuhan, dasar dari doa yang sangat dalam. Injil terus menerus mengabarkan bahwa Yesus berdoa dengan teratur. Yesus berdoa di pagi hari :”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. (Markus 1:35). Yesus berdoa pada sore hari : Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. (Lukas 6:12).
Henry Edward Manning, seorang ketua jemaat abad sembilan belas, mengamati dengan bijaksana,” bahwa berdoa, meditasi dan berbincang dengan Tuhan yang dapat menyegarkan, memulihkan dan memperbarui pikiran, sepanjang waktu, dalam segala pencobaan, setelah semua masalah dengan dunia. Melalui hubungan dengan dunia yang tidak kelihatan ini kami menerima kekuatan terus-menerus. Tanpa roh yang menyembuhkan dan menyegarkan ini, tugas berubah menjadi beban, perasaan kita menjadi sempit, … nada pikiran kita menjadi rendah, dan kita menjadi cemas, mudah tersinggung dan tidak sabar.
Pencobaan
Tuhan memimpin melalui ketidakpastian dan kesulitan. Ketegangan waktu dalam hidup kita seharusnya menjadi tidak produktif atau tidak subur. Mereka mungkin, kenyataannya, menjadi saat yang indah ketika hanya Tuhan yang paling dapat menolong kita. Saat terlemah manusia menjadi kesempatan Tuhan. Berbicara melalui nabi Yesaya, Tuhan berjanji, “Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata.” (Yesaya 42:16)
Ini tepat dengan pengalaman Johny Cash dalam kegelapan, waktu ia mengalami putus asa dalam hidupnya. Kecanduan obat membawanya dalam permasalan pribadi dan secara profesional. Cash memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan memasuki gua-gua dekat Chattanooga, Tennessee. Dia memasuki gua Nickajack, yang dalamnya bermil-mil. Dia berjalan dan merangkak berjam-jam, hingga lampu senternya akhirnya padam. “ saya terbaring dan menyerah,” ingatnya. Dia berencana untuk berbaring dan mati di tempat.
Tetapi saat dia menunggu kematian, dia merasakan kehadiran Tuhan. “saya merasa sesuatu—yaitu kasih, kehangatan hadirat Tuhan seperti waktu saya masih anak-anak. Saya paham saya belum sekarat, bahwa masih ada sesuatu yang harus saya kerjakan dulu.“ dia mendengar Tuhan menyuruhnya berdiri dan pergi.” Meskipun dia tidak tahu kemana jalan keluarnya, Cash menyadari bahwa jika dia mengikuti aliran udara, itu dapat menuntunnya ke pintu keluar. Saat dia keluar dari gua yang gelap,“semuanya nampak indah dan baik.” Setelah perjumpaan ilahi itu, Cash memperoleh kembali kehidupan bebas alkohol dan penguasaan diri seutuhnya.
Keheningan
Alkitab beberapa kali mengingatkan kita untuk berdiam di hadapan Tuhan: “”Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! (Mazmur 46:10); berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. (M azmur 4:4); Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN” (Zakharia 2:13). Dalam bukunya The Other Side of Silence, Morton Kelsey mengartikan meditasi berdiam sebagai “seni menurunkan penghalang yang memisahkan kesadaran rasional kita dari kedalaman jiwa.” Dia juga mencatat bahwa “keheningan melepaskan seseorang dari persepsi dan sikap umum dan menawarkan pandangan segar akan hidup dan kenyataan.”
Jadi kapanpun Anda bermasalah, atau saat jalan tidak jelas, ambil waktu untuk meditasi diam, karena saat hening Anda dapat mendengar “bisikan lembut” Tuhan. (1 Raja-raja 19:12)
Mengingat contoh dari seorang wanita yang memiliki waktu khusus setelah anak-anaknya berangkat sekolah. “itu adalah tempat di mana saya melihat pada diri saya sendiri”, katanya dia sudah lakukan lima tahun terakhir ini. Dia habiskan waktu dengan berdiam dan mengakhiri dengan meminta pada Tuhan untuk “mengirim seseorang hari ini untuk dikasihi.” Dia menambahkan,” saya rasa setiap orang perlu memiliki tempat di mana mereka dapat tenang. Kita semua sangat sibuk. Itu mengubah sudut pandang Anda sepanjang hari dengan memiliki waktu hening.”
Iman
Tuntunan Tuhan sering diperoleh saat kita mengambil resiko dan melangkah ke dalam iman. Setelah tinggal di New York selama dua tahun, seorang wanita merasa membutuhkan teman. Ketika meninggalkan kota Kansas ke kota New York, pekerjaan barunya sangat memuaskan, tetapi kehidupan pribadinya tidak lengkap tanpa teman-teman dekat yang dimilikinya di Kota Kansas. Dia katakan pada dirinya sendiri,” tahun depan, saya akan memiliki teman-teman seperti yang saya miliki di Kansas.”
Beberapa hari kemudian, ia menerima e-mail massal tentang adanya kelompok diskusi perdamaian yang diadakan di rumah-rumah di seluruh daerah. Dia memilih jaringan kota new York dan seorang asing menulis, ”Anda tinggal di daerah mana?” seorang bernama Linda menjawab. Menakjubkan, dia tinggal di seberang jalan! Mereka berdua bertemu dan menjadi teman baik. Perempuan itu sedang membangun pertemanan yang baru. Semua dimulai dengan mengambil resiko dan melangkah dalam iman.
Guru-guru
Semua orang berhubungan dengan guru. Mereka bisa berupa petugas pemerintah, pendeta, ketua jemaat, diaken, rabi, pendidik Kristen, penasehat, atau terapis. Perhatikan mereka, karena mereka sering menjadi sumber pengembangan kerohanian dan tuntunan ilahi.
Buku Kisah Para Rasul melaporkan bahwa rasul mula-mula selamat dari kematian karena guru Gamaliel bertindak untuk mereka (lihat Kisah Para Rasul 5:33,34). Imam besar memaksa mereka untuk menceritakan tentang Yesus. Mereka menolak untuk patuh dan akhirnya ditahan. Sepanjang diinterogasi oleh Sanhendrin (perwakilan umat Yahudi tertinggi dan badan hukum saat itu), Petrus menolak untuk mencabut pernyataannya, ia berkata, ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.“ (Kisah Para Rasul 5:29)
Anggota-anggota Sanhendrin marah dan hendak membunuh sang rasul, tetapi Gamaliel, guru hukum tertinggi yang dihormati, mengingatkan mereka, katanya, “Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” (ayat 38, 39) kata-katanya mempengaruhi Sanhendrin, dan sang rasul dibebaskan.
Jadi kapanpun saat jalan Anda tidak terlihat jelas, bicaralah dengan pendeta atau pemimpin rohani yang lain. Dengan melakukannya Anda akan memiliki pandangan spiritual yang baru.
Akhirnya, sangat membantu untuk mengingatkan Anda pada saat apapun, Anda dapat tidak yakin dengan kehendak Tuhan, tetapi kehadirannya menyertaimu itu pasti. Fakta itu dapat memberi motivasi untuk menunggu dengan sabar untuk kejelasan dan pengertian yang lebih besar.
Oleh: Victor Parachin
Ditulis pada majalah “Sign of the Time”, Edisi Maret 2011
Diterjemahkan oleh akhirzaman.org