[AkhirZaman.org] Juruselamat kita menuntut segala sesuatu yang ada pada kita; Ia meminta pikiran kita yang utama dan paling suci, cinta kita yang paling murni dan yang paling hebat. Kalau kita sesungguhnya mengambil bagian dari sifat Ilahi, pujian bagi-Nya akan selamanya ada dalam hati kita dan bibir kita. Satu-satunya keamanan kita ialah menyerahkan segala sesuatu yang ada pada kita kepada-Nya dan selamanya bertumbuh dalam anugerah dan dalam pengetahuan akan kebenaran.1
Penyucian yang dikemukakan dalam Kitab Suci ada sangkut pautnya dengan segenap keadaan roh, jiwa dan tubuh. Di sinilah pikiran yang sejati tentang penyucian menyeluruh. Paulus berdoa agar sidang di Tesalonika menikmati berkat yang besar ini. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23).
Dalam dunia agama ada suatu teori penyucian yang salah dan berbahaya pengaruhnya. Dalam banyak hal mereka mengaku sudah di sucikan tidaklah mengalami penyucian yang sejati. Penyucian mereka hanyalah suatu pembicaraan dan keinginan untuk berbakti saja.
Mereka mengesampingkan akal sehat dan pertimbangan, dan bergantung sepenuhnya kepada perasaan mereka, mendasarkan tuntutan mereka pada penyucian atas emosi yang sudah pernah mereka alami. Mereka berkeras kepala dalam mendesakkan tuntutan kesucian mereka, mengucapkan banyak perkataan, tetapi tidak menghasilkan buah tindakan yang berharga sebagai bukti. Orang-orang yang mengaku sudah disucikan ini bukan saja menipu jiwa mereka sendiri oleh kepura-puraan mereka, tetapi juga sedang memberikan suatu pengaruh untuk menyesatkan banyak orang yang sungguh-sungguh ingin menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan. Mereka mungkin kedengaran mengulangi berkali-kali “Tuhan pimpinlah aku! Tuhan ajarlah aku! Aku hidup tanpa dosa!” Banyak orang yang bertemu dengan roh ini mengalami sesuatu yang gelap dan gaib yang tidak dapat mereka mengerti. Tetapi itu sama sekali berbeda dengan Kristus, satu-satunya teladan yang sejati.2
Penyucian adalah suatu pekerjaan yang progresif. Langkah-langkah yang berturut-turut dikemukakan kepada kita dalam perkataan Petrus: “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh‑sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara‑saudara, dan kepada kasih akan saudara‑saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah‑limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (2 Ptr. 1:5-8). “Karena itu, saudara‑saudaraku, berusahalah sungguh‑sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (ayat 10,11).
Di sinilah suatu cara yang olehnya dapat dipastikan bahwa kita tidak pernah akan jatuh. Mereka yang sedang berusaha sedemikian untuk bertambah-tambah dalam memperoleh sifat-sifat baik orang Kristen mempunyai jaminan bahwa Tuhan akan melaksanakan rencana melipat-gandakan anugerah-Nya dalam memberikan kepada mereka karunia Roh-Nya.3
Penyucian bukanlah pekerjaan sesaat lamanya, sejam, atau pun sehari saja. Itulah suatu pertumbuhan yang terus menerus dalam anugerah. Kita tidak mengetahui pada hari ini berapa kerasnya pergumulan kita keesokan harinya. Setan hidup, dan giat, dan setiap hari kita perlu berseru dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memohonkan pertolongan dan kekuatan agar dapat kita melawan dia. Selama Setan memerintah, kita harus selamanya menaklukkan diri sendiri, mengalahkan segala penggodaan, dan tidak akan henti-hentinya, tidak pernah kita akan dapat mengatakan bahwa kita telah mencapai sepenuhnya.
Kehidupan Kristen selamanya bergerak maju. Yesus duduk sebagai penghalus dan penyuci umat-Nya; dan bila peta-Nya sudah dipantulkan dengan sempurnanya dalam kehidupan mereka, maka sempurna dan sucilah mereka itu, dan sedia untuk diubahkan. Suatu pekerjaan besar dituntut dari orang Kristen. Kita dinasihatkan untuk menyucikan diri dari segala kenajisan daging dan roh, menyempurnakan kesucian dalam takut akan Tuhan. Di sinilah kita melihat di mana letaknya pekerjaan yang besar itu. Ada suatu pekerjaan yang tetap bagi orang Kristen. Setiap cabang dalam pohon anggur setiap orang haruslah mendapat hidup dan kekuatan dari pohon anggur, agar menghasilkan buah.4
Jangan hendaknya seorang pun menipu diri sendiri dengan anggapan bahwa Tuhan akan memaafkan dan memberkati mereka sementara mereka memijak-mijak salah satu tuntutan-Nya. Perintah yang sengaja dari suatu dosa yang sudah diketahui mendiamkan suatu Roh yang menyaksikan dan memisahkan jiwa dari Tuhan. Bagaimana besarnya sekalipun perasaan kegirangan dalam agama, Yesus tidak dapat tinggal di dalam hati yang mengabaikan hukum Ilahi. Tuhan akan menghormati hanya mereka yang menghormati Dia.5
Ketika Paulus menulis, “ Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna” (1 Tes. 5:23), ia tidak menasihati saudara-saudara bertujuan hendak mencapai ukuran yang tidak mungkin dapat dicapai; ia tidak berdoa agar mereka memperoleh berkat-berkat yang tidak dikehendaki Tuhan bagi mereka. Ia mengetahui bahwa semua orang yang dilayakkan untuk bertemu dengan Kristus dengan damai harus mempunyai suatu tabiat yang suci. (Baca 1 Kor. 9:25-27; 1 Kor. 6:19,20).
Prinsip Kristen sejati tidak akan berhenti untuk mempertimbangkan akibat-akibatnya. Tidak ditanyakannya, Apakah akan dipikirkan orang tentang saya kalau saya melakukan hal ini? atau, Bagaimanakah hal itu akan mempengaruhi harapan duniawi kalau saya berbuat demikian? Dengan kerinduan besar anak-anak Tuhan ingin mengetahui apa yang dikehendaki-Nya bagi mereka, agar pekerjaan mereka dapat mempermuliakan Dia. Tuhan telah mengadakan persediaan yang memadai agar hati dan kehidupan semua pengikut-Nya dapat dikendalikan oleh anugerah Ilahi, supaya mereka menjadi sebagai terang yang menyala dan bercahaya di dalam dunia.6
Bukti-bukti Penyucian Sejati
Juruselamat kita menjadi terang dunia, tetapi dunia tidak mengenal Dia. Ia selamanya bekerja dalam perbuatan kemurahan, memancarkan terang pada jalan semua orang; meskipun demikian Ia tidak meminta orang-orang yang dengan mereka Ia bergaul untuk memandang pada kebaikan-Nya yang tiada taranya, penyangkalan diri, pengorbanan diri, dan kebajikan-Nya. Orang-orang Yahudi tidak mengagumi penghidupan seperti itu. Mereka menganggap agama-Nya tidak berharga, sebab tidak sesuai dengan hukum kesalehan mereka. Mereka memutuskan bahwa Kristus tidak taat kepada agama dalam roh atau tabiat; karena agama mereka bergantung kepada pertunjukan, berdoa di depan khalayak ramai, dan dalam melakukan amal supaya menarik perhatian.
Buah penyucian yang paling berharga ialah anugerah kerendahan hati. Bila anugerah ini menguasai jiwa, pembawaan dibentuk oleh pengaruhnya. Kita akan senantiasa melayani Tuhan dan menyerah kepada kehendak-Nya.
Penyangkalan diri, pengorbanan diri, kebajikan, keramah-tamahan, kasih, kesabaran, kekuatan jiwa, dan kepercayaan Kristen, adalah buah-buah sehari-hari yang ada pada mereka yang berhubungan dengan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Perbuatan mereka mungkin tidak diumumkan kepada dunia, tetapi mereka sendiri bergumul dengan kejahatan sehari-hari, dan mendapat kemenangan yang berharga atas pencobaan dan kesalahan. Janji-janji yang serius dibarui, dan selamanya memelihara kekuatan yang didapat oleh doa yang sungguh-sungguh dan oleh keadaan tetap berjaga-jaga. Orang yang penuh semangat tidak melihat pergumulan orang-orang yang bekerja dengan diam-diam ini; tetapi mata-Nya yang melihat rahasia hati, memperhatikan dan menghargai dengan penuh persetujuan setiap usaha yang dikerahkan dalam kerendahan hati. Waktu penguji yang lama diperlukan untuk menyatakan emas murni berupa kasih dan iman dalam tabiat. Bila ujian dan kebingungan datang ke atas sidang, maka semangat yang tetap teguh dan kasih yang hangat di pihak para pengikut Kristus yang sejati akan dikembangkan.
Semua orang yang datang ke dalam lingkungan pengaruh seorang yang beragama dengan tekun akan melihat keindahan dan keharuman kehidupan Kekristenannya, sedangkan ia sendiri tidak menyadarinya, karena hal itu selaras dengan kebiasaan dan kecenderungannya. Ia mendoakan terang Ilahi, dan suka berjalan dalam terang itu. Melakukan kehendak Bapa yang di surga merupakan makanan dan minumannya. Kehidupannya tersembunyi dengan Kristus di dalam Tuhan; meskipun demikian ia tidak membanggakan hal ini. Tuhan tersenyum kepada orang-orang yang rendah hati yang berjalan dengan tekun mengikuti jejak Tuhan. Malaikat-malaikat tertarik kepada mereka, dan suka berjalan berlengah-lengah di jalan mereka. Mereka mungkin dilewati saja sebagai orang-orang yang tidak layak diperhatikan oleh mereka yang telah mencapai perkara-perkara yang tinggi dan yang senang sekali menarik perhatian orang kepada perbuatan mereka yang baik, tetapi malaikat-malaikat yang di surga menundukkan diri dengan penuh kasih-sayang kepada mereka dan menjadi sebagai suatu tembok api di sekeliling mereka.7
Daniel-Suatu Teladan Kehidupan Yang Disucikan
Kehidupan Daniel merupakan suatu gambaran yang diilhamkan tentang apa yang membentuk suatu kehidupan yang disucikan. Hal itu memberikan suatu pelajaran bagi semua orang, terutama bagi orang-orang muda. Penurutan yang saksama akan segala tuntutan Tuhan berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Supaya dapat mencapai ukuran akhlak dan kecerdasan yang tertinggi, perlulah mencari kebijaksanaan dan kekuatan dari Tuhan dan memelihara dengan saksama pertarakan dalam segala kebiasaan kehidupan.8
Makin tidak bercacat kelakuan Daniel, makin besar pula kebencian terhadap dia oleh musuh-musuhnya. Mereka dipenuhi kemarahan, sebab mereka tidak bisa mendapat sesuatu dalam sifat akhlaknya atau dalam penunaian kewajibannya yang di atasnya mereka dapat mengalaskan suatu pengeluhan terhadap dia. “Maka berkatalah orang‑orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Tuhannya!” (Dan. 6:6).
Alangkah pentingnya pelajaran ini bagi semua orang Kristen. Mata kecemburuan yang tajam tertuju kepada Daniel dari hari ke hari; perhatian mereka dipertajam oleh kebencian; meskipun demikian suatu perkataan atau suatu perbuatan pun tiada dalam kehidupannya yang dapat mereka tunjukkan sebagai sesuatu yang salah. Dan meskipun demikian ia tidak menegaskan bahwa ia sudah mencapai penyucian, melainkan ia melakukan hal yang lebih baik, ia hidup setia dan berserah.
Titah itu dikeluarkan oleh raja. Daniel mengetahui benar maksud musuh-musuhnya hendak membinasakan dia. Tetapi ia tidak mengubahkan perilakunya sedikit pun. Dengan tenangnya ia melaksanakan segala kewajibannya yang sudah biasa baginya, dan pada jam permintaan doa ia pergi ke kamarnya, dan dengan jendela terbuka ke arah Yerusalem, dipersembahkannya permohonannya kepada Tuhan yang di surga. Melalui cara bertindaknya ia menyatakan dengan tidak gentar bahwa tidak ada kuasa duniawi berhak mengantarai dia dan Tuhannya dan mengatakan kepada siapa ia seharusnya dan tidak seharusnya berdoa. Ia sungguh seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Dewasa ini ia menjadi suatu teladan yang cocok untuk keberanian dan kesetiaan Kristen. Ia berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, meskipun ia mengetahui bahwa kematian adalah hukuman bagi kesetiaannya.
“Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” (ayat 17). Pagi-pagi benar raja itu lekas-lekas ke kurungan singa, dan berseru, “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa‑singa itu?” (ayat 21). Suara nabi itu kedengaran menjawab, “Allahku telah mengutus malaikat‑Nya untuk mengatupkan mulut singa‑singa itu, sehingga mereka tidak mengapa‑apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan‑Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan. “Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa‑apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. Allahku telah mengutus malaikat-Nya, untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tidak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” (ayat 24, 23).
Demikianlah caranya hamba Tuhan itu telah diluputkan. Dan jerat yang telah dipasang oleh musuh-musuhnya untuk kebinasaannya terbukti mendatangkan kebinasaan kepada diri mereka sendiri. Atas perintah raja mereka dicampakkan ke dalam kurungan singa, dan dengan segera mereka ditelan oleh binatang-binatang buas itu.
Daniel tidak memasyhurkan kesetiaannya sendiri di hadapan Tuhan. Gantinya mengaku dirinya sudah suci, dengan rendah hatinya nabi yang terhormat ini menyamakan dirinya dengan orang Israel yang berdosa itu. Hikmat yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya jauh lebih unggul daripada hikmat orang-orang besar di dunia sebagaimana terang matahari yang bersinar di langit dan sebagaimana siang hari lebih terang daripada bintang yang paling redup. Meskipun demikian pikirkanlah tentang doa dari bibir orang ini sebagai seorang yang sangat diperkenankan surga. Dengan kerendahan hati yang sungguh-sungguh, dengan air mata dan hati hancur, ia memohon bagi dirinya dan bagi umatnya. Ia membukakan jiwanya di hadirat Tuhan, mengakui ketidaklayakan dirinya sendiri dan mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan.
Sementara Daniel mempersembahkan doanya, malaikat Gabriel datang dengan cepatnya dari tempat kediaman di surga untuk memberitahukan kepadanya bahwa permohonannya didengar dan dijawab. Malaikat yang berkuasa ini telah diperintahkan untuk memberikan kecakapan dan pengertian kepadanya untuk memaparkan kepadanya rahasia zaman mendatang. Dengan demikian, sementara berusaha mengetahui dan mengerti kebenaran dengan sungguh-sungguh, Daniel bersekutu dengan utusan yang diwakilkan oleh surga.
Dalam menjawab permohonannya, Daniel menerima bukan saja terang dan kebenaran yang sangat diperlukan olehnya dan oleh umatnya, tetapi juga suatu pandangan tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang hebat itu, malahan kedatangan Penebus dunia sekalipun. Mereka yang meminta disucikan, sedangkan mereka tidak ingin menyelidiki Kitab Suci atau bergumul dengan Tuhan dalam doa untuk mendapat suatu pengertian yang lebih jelas akan kebenaran Kitab Suci, tidak mengetahui apakah penyucian sejati itu.
Daniel bercakap-cakap dengan Tuhan. Surga terbuka di hadapannya. Tetapi kehormatan yang tinggi yang dikaruniakan kepadanya adalah hasil kerendahan hatinya dan usahanya mencari Tuhan dengan tekun. Semua orang yang percaya kepada firman Tuhan dengan sungguh-sungguh akan lapar dan haus akan pengetahuan tentang kehendak-Nya. Tuhan adalah sumber kebenaran. Ia menerangi pengertian yang gelap dan memberikan kepada pikiran manusia kuasa untuk memahami dan mengerti kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan-Nya.
Kebenaran-kebenaran yang besar yang dinyatakan oleh Penebus dunia adalah untuk mereka yang mencari kebenaran seperti mencari harta yang tersembunyi. Daniel adalah seorang yang sudah lanjut usianya. Kehidupannya telah mengalami penarikan istana kafir, pikirannya telah dibebani dengan persoalan suatu kerajaan yang besar. Meskipun demikian ia mengesampingkan segala perkara ini agar tidak menyusahkan jiwanya di hadapan Tuhan, dan mencari sesuatu pengetahuan tentang maksud-maksud Yang Mahatinggi. Dan sebagai jawab terhadap permohonannya, terang dari istana surga disampaikan bagi mereka yang akan hidup pada akhir zaman. Kalau demikian, betapa tekun kita harus mencari Tuhan, agar Ia membuka pengertian kita guna mengerti segala kebenaran yang dibawa kepada kita dari surga.
Daniel adalah seorang hamba Yang Mahatinggi yang sangat tekun. Kehidupannya yang panjang dipenuhi dengan banyak perbuatan pelayanan yang mulia bagi Tuhannya. Kesucian tabiatnya dan kesetiaannya yang tidak goyah diimbangi hanya oleh kerendahan hatinya dan penyesalannya di hadapan Tuhan. Kita ulangi, Kehidupan Daniel merupakan suatu gambaran yang diilhamkan tentang penyucian sejati.9
Tuhan Menguji Mereka Yang Dihargai-Nya
Kenyataan bahwa kita dipanggil untuk menanggung ujian membuktikan bahwa Tuhan Yesus melihat di dalam diri kita sesuatu yang sangat berharga yang hendak dikembangkan-Nya. Kalau Ia tidak melihat di dalam diri kita sesuatu yang olehnya Ia dapat memuliakan nama-Nya, Ia tidak akan menggunakan waktu menghaluskan kita. Kita tidak akan bersusah payah memangkas semak-semak. Kristus tidak memasukkan batu yang tidak berharga ke dalam dapur api-Nya. Biji yang berhargalah yang diuji-Nya.
Kepada orang yang direncanakan Tuhan untuk mengisi kedudukan yang penuh tanggung jawab, dalam kemurahan-Nya dinyatakan-Nya segala kekurangan mereka yang tersembunyi, agar mereka melihat ke dalam hati mereka dan menyelidiki dengan saksama segala emosi yang serba rumit dan segala kebiasaan hati mereka sendiri, serta melihat apa yang salah; dengan demikian mereka dapat mengubahkan pembawaan mereka dan memperhalus perilaku mereka. Tuhan dalam kebijaksanaan-Nya membawa manusia ke tempat Ia dapat menguji kekuatan akhlak mereka, dan menyatakan motif perbuatan mereka, agar mereka dapat memperbaiki apa yang benar di dalam diri mereka, dan membuang apa yang salah. Tuhan menghendaki agar hamba-hamba-Nya memahami benar-benar cara kerja akhlak dalam hati mereka sendiri. Untuk memungkinkannya, Ia sering membiarkan api kesusahan menimpa mereka agar mereka dapat disucikan. “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan‑Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang‑orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN” (Mal.3:2,3).11
Tuhan menuntun umat-Nya terus-menerus, langkah demi langkah. Ia membawa mereka kepada berbagai-bagai pengalaman yang dapat menunjukkan apa yang ada dalam hati. Ada yang tahan pada satu pengalaman, tetapi jatuh pada pengalaman yang lain. Pada setiap pengalaman yang selanjutnya hati diuji dan dicoba lebih keras lagi. Jika orang-orang yang mengaku umat Tuhan mendapati bahwa hati mereka bertentangan dengan pekerjaan yang jujur ini, hal itu hendaknya meyakinkan mereka bahwa mereka mempunyai suatu pekerjaan untuk memperoleh kemenangan, kalau mereka tidak mau dimuntah dari mulut Tuhan.12 Segera sesudah kita menyadari ketidaksanggupan kita melakukan pekerjaan-Nya dan berserah untuk dibimbing oleh hikmat-Nya, maka Tuhan dapat bekerja dengan kita. Kalau kita mau mengosongkan jiwa dari diri sendiri, Ia akan mencukupkan segala keperluan kita.13
Nasihat bagi Mereka Yang Mencari Jaminan Penerimaan Tuhan
Bagaimanakah dapat engkau mengetahui bahwa engkau diterima Tuhan? Pelajarilah sabda-Nya dengan banyak berdoa. Jangan hendaknya engkau mengesampingkannya karena ada buku yang lain. Buku ini meyakinkan dosa. Dengan jelas diyakinkannya jalan keselamatan. Ditunjukkannya suatu pahala yang gilang-gemilang dan mulia. Dinyatakannya kepadamu seorang Juruselamat yang sempurna, dan diajarkannya kepadamu bahwa hanya oleh kemurahan–Nya yang tidak terhingga engkau dapat mengharapkan keselamatan.
Jangan lalaikan doa sendirian, karena itulah jiwa agama. Dengan doa yang sungguh-sungguh dan tekun, mohonkanlah kesucian jiwa. Mohonkanlah dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kerinduan, sebagaimana yang hendak engkau perbuat untuk hidupmu yang fana, sekiranya hidup itu ada dalam pertaruhan. Tinggalah tetap di hadapan Tuhan sampai kerinduan yang tidak dapat diucapkan dilahirkan di dalammu untuk keselamatan, dan bukti yang manis diperoleh tentang dosa yang diampuni.14
Yesus tidak meninggalkan dikau keheran-heranan melihat segala ujian dan kesulitan yang engkau hadapi. Ia telah mengatakan segala perkara itu kepadamu, dan Ia telah mengatakan kepadamu juga agar jangan putus asa dan sedih bila ujian datang. Pandanglah pada Yesus, Penebusmu, dan bergembiralah serta bersukacitalah. Ujian-ujian yang paling berat ialah yang berasal dari saudara-saudara kita, sahabat-sahabat karib kita sendiri; tetapi ujian-ujian ini pun dapat ditanggung dengan sabar. Yesus bukannya sedang berbaring di kubur Yusuf yang baru. Ia telah bangkit dan telah naik ke surga, dan di sanalah Ia menjadi perantara bagimu. Kita mempunyai seorang Juruselamat yang mengasihi kita sehingga Ia mati bagi kita, supaya oleh-Nya kita boleh mendapat pengharapan dan kekuatan dan keberanian, serta sesuatu tempat dengan Dia di atas takhta-Nya. Ia sanggup dan rela menolong engkau bila engkau berseru kepada-Nya.
Apakah engkau merasa kurang sanggup untuk jabatan yang penuh tanggung jawab yang engkau duduki? Bersyukurlah kepada Tuhan untuk hal ini. Semakin engkau merasa kelemahanmu, semakin engkau mencari seorang penolong. “Mendekatlah kepada Tuhan, dan Ia akan mendekat kepadamu” (Yak. 4:8). Yesus menghendaki agar engkau selalu berbahagia dan bergembira. Ia menghendaki agar engkau berbuat sedapat mungkin dengan kesanggupan yang telah dikaruniakan Tuhan kepadamu, dan kemudian berharap pada Tuhan untuk menolong engkau dan menegakkan mereka yang akan menjadi pembantumu dalam menanggung beban itu.
Jangan hendaknya pembicaraan yang tidak ramah dari orang lain melukai hatimu. Bukankah orang-orang mengatakan perkara-perkara yang tidak ramah tentang Yesus? Engkau berbuat kekhilafan, dan boleh jadi engkau sering mengucapkan perkataan yang tidak ramah, tetapi Yesus tidak pernah berbuat demikian. Ia suci, tidak bercacat, tidak najis. Janganlah mengharapkan sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan daripada yang dialami oleh Putra kemuliaan. Bila musuh-musuhmu melihat bahwa mereka dapat menjadikan engkau merasa disakiti hatimu, mereka akan bergembira, dan Setan pun akan bergembira. Pandanglah pada Yesus, dan bekerjalah dengan mengarahkan pandangan pada kemuliaan-Nya. Peliharalah hatimu dalam kasih Tuhan.15
Perasaan Bukan Bukti Penyucian
Perasaan gembira atau pun hilangnya kegirangan bukannya merupakan bukti bahwa seseorang sudah disucikan atau tidak disucikan. Penyucian sejati adalah pekerjaan sehari-hari, berlangsung selama seseorang masih hidup. Mereka yang sedang berperang melawan pencobaan sehari-hari, mengalahkan segala kecenderungan yang berdosa, dan mencari kesucian hati dan kehidupan, tidaklah membanggakan adanya kesucian. Mereka lapar dan haus akan kebenaran. Dosa kelihatan sangat mengerikan bagi mereka.16
Tuhan tidak membuangkan kita hanya karena dosa-dosa kita. Kita mungkin berbuat kesalahan, dan mendukakan Roh-Nya; tetapi bila kita bertobat, dan datang kepada-Nya dengan hati yang penuh penyesalan, sekali-kali tidak Ia akan menolak kita. Ada banyak rintangan yang harus dihilangkan. Perasaan-perasaan yang salah telah dipelihara dalam hati, dan ada kesombongan, merasa diri sudah cukup, kurang kesabaran, dan persungutan. Segala perkara ini memisahkan kita dari Tuhan. Dosa-dosa harus diakui, dan harus ada pekerjaan anugerah yang lebih besar di dalam hati. Mereka yang merasa lemah dan tawar hati dapat menjadi umat Tuhan yang kuat, dan melakukan pekerjaan yang mulia bagi Tuhan. Tetapi mereka harus bekerja dari suatu pendirian yang tinggi; mereka harus dipengaruhi oleh motif yang tidak mementingkan diri.
Ada orang yang merasa bahwa mereka harus mencoba lebih dulu, dan membuktikan kepada Tuhan bahwa mereka sudah dibarui, sebelum mereka dapat menuntut berkat-Nya. Tetapi jiwa-jiwa yang berharga ini boleh menuntut berkat-Nya sekarang juga. Mereka harus mendapat anugerah-Nya, Roh Kristus, guna menolong kelemahan mereka, kalau tidak mereka tidak dapat membentuk suatu tabiat Kristen. Yesus sangat menghendaki agar kita datang kepada-Nya sebagaimana keadaan kita yang berdosa, tidak berdaya, bergantung kepada-Nya.
Pertobatan, dan juga keampunan, adalah pemberian Tuhan melalui Kristus. Oleh pengaruh Roh Sucilah kita diyakinkan dari dosa, dan merasakan perlunya pengampunan. Tidak seorang pun kecuali yang menyesal mendapat keampunan; tetapi hanya rahmat Tuhan yang menjadikan hati itu menyesal. Ia mengetahui benar-benar segala kelemahan kita, dan Ia akan menolong kita.17
Kegelapan dan perasaan tawar hati sering datang kepada jiwa dan mengancam hendak menaklukkan kita, tetapi jangan hendaknya kita membuangkan kepercayaan kita. Kita harus memandang tetap kepada Yesus, merasa atau tidak merasa. Kita harus berusaha melaksanakan setiap kewajiban yang kita ketahui dengan setia, dan kemudian bersandar pada janji-janji Tuhan dengan tenang.
Kadang-kadang perasaan tidak layak menakutkan jiwa, tetapi hal ini bukannya menjadi bukti bahwa Tuhan telah berubah terhadap kita, atau kita terhadap-Nya. Janganlah kita berusaha mengekang pikiran pada kehebatan emosi tertentu. Pada hari ini mungkin kita tidak merasakan damai dan kegirangan yang kita rasakan kemarin; tetapi oleh iman kita harus berpegang erat-erat pada tangan Kristus, dan berharap kepada-Nya sepenuhnya baik dalam kegelapan maupun dalam terang.
Oleh iman pandanglah pada mahkota-mahkota yang disediakan bagi mereka yang akan menang; dengarkanlah nyanyian kegirangan oleh orang-orang tebusan, kita harus mendapat suatu pendorong dan sokongan yang kuat untuk mengambil bagian dalam pertempuran Tuhan. Kesombongan dan cinta akan dunia akan kehilangan kuasanya bila kita merenungkan kemuliaan negeri yang lebih baik yang tidak lama lagi akan menjadi tempat tinggal kita. Di sisi keindahan Kristus, segala penarikan duniawi akan kelihatan kurang berharga.
Meskipun Paulus akhirnya meringkuk di dalam suatu penjara Roma, terpisah dari terang dan suasana surga, dijauhkan dari pekerjaannya yang giat dalam penginjilan, dan untuk sementara waktu menunggu hukuman mati–namun ia tidak menyerah pada kebimbangan dan perasaan putus asa. Dari sel yang gelap itu datanglah kesaksiannya, penuh dengan iman dan keberanian yang mulia yang telah mengilhami hati orang-orang saleh dan orang-orang yang mati syahid pada abad-abad sesudah itu. Perkataannya melukiskan secara tepat hasil penyucian yang kita kemukakan panjang-lebar dalam pasal ini: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari‑Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan‑Nya” ( 2 Tim. 4:6-8).18
___________________________________
(1) SL 95; (2) SL 7-10; (3) SL 94-95; (4) IT 340; (5) SL 92; (6) SL 26, 39; (7) SL 11-15; (8) SL 23; (9) SL 42-52; (10) 7T 214; (11) 4T 85; (12) 1T 187; (13) 7T 213; (14) IT 163; (15) 8T 128,129;
(16) SL 10; (17) 2TT 91-94; (18) SL 89,96.
Oleh: Ellen White