Perlunya Bagi Doa Keluarga.
[AkhirZaman.org] Setiap keluarga harus membangunkan mezbah doanya, dengan menyadari bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat. Jikalau ada seseorang di dalam dunia ini memerlukan kekuatan dan semangat yang diberikan oleh agama, maka mereka itu tidak lain adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka. Mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dalam satu cara yang berkenan kepada Allah sementara teladan hidup mereka setiap hari mengajarkan kepada orang-orang yang memandang kepada mereka untuk memperoleh bimbingan bahwa mereka dapat hidup tanpa Allah. Jikalau mereka mendidik anak-anak mereka bagi hidup yang sekarang ini saja, maka mereka tidak akan mempunyai persiapan bagi kekekalan. Mereka akan mati seperti mereka telah hidup, tanpa Allah, dan orang tua harus bertanggung jawab atas hilangnya jiwa mereka itu. Bapa, ibu, engkau harus mencari Allah pagi dan petang di mezbah keluarga, agar engkau dapat belajar bagaimana mengajar anak-anakmu dengan bijaksana, dengan lemah lembut dan dengan kasih.
Perbaktian Keluarga Dilalaikan.
Jikalau pernah ada satu waktu di mana setiap rumah harus menjadi sebuah rumah sembahyang, sekaranglah waktunya. Sikap tidak percaya merajalela. Kejahatan bertambah-tambah. Kejahatan mendarah daging di dalam jiwa, dan pemberontakan melawan Allah terjadi di dalam hidup. Diperbudak oleh dosa, kuasa akhlak berada di bawah kekejaman setan. Jiwa dijadikan bahan permainan penggodaannya; dan kecuali ada tangan yang kuat diulurkan untuk menyelamatkan dia, maka manusia akan pergi ke arah mana sipemberontak itu memimpinnya.
Namun demikian, dalam zaman yang penuh dengan bahaya yang menakutkan itu, beberapa orang yang mengaku sebagai orang Kristen tidak mengadakan kebaktian keluarga. Mereka tidak menghormati Allah di dalam rumah tangga mereka, mereka tidak mengajar anak-anak mereka untuk mengasihi dan takut akan Dia. Banyak orang yang telah memisahkan diri mereka sendiri demikian jauhnya dari Dia sehingga mereka merasa berada di bawah hukuman di dalam usaha untuk mendekati Dia. Mereka tidak dapat “menghampiri tahta anugerah Allah dengan berani,” “sambil menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” Ibrani 4:16; 1 Timotius 2:8. Mereka tidak mempunyai hubungan yang hidup dengan Allah. Peribadatan mereka hanyalah sekedar merupakan bentuk tanpa kuasa.
Pendapat bahwa doa itu tidaklah perlu adalah salah satu alat setan yang paling berhasil untuk menghancurkan jiwa. Doa adalah hubungan dengan Allah, Sumber hikmat, Sumber kekuatan, damai dan kebahagiaan.
Tragedi Satu Rumah Tangga yang Tanpa Doa.
Tidak ada yang lebih mendukakan hati saya lebih daripada satu rumah tangga yang tanpa doa. Saya tidak merasa aman berada di dalam rumah seperti itu meskipun hanya untuk satu malam; dan kalau saja bukan karena harapan untuk menolong orang tua untuk menyadari keperluan mereka dan kelalaian mereka yang menyedihkan itu, maka saya tidak mau tinggal di sana. Anak-anak menunjukkan akibat kelalaian ini, oleh karena takut akan Allah tidak ada di hadapan mereka.
Biarlah Diadakan Doa Keluarga.
Seperti bapa-bapa pada zaman dahulu, mereka yang mengaku cinta kepada Allah harus mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan di mana saja mereka mendirikan tenda mereka. . . . Para bapa dan ibu harus sering mengangkat hati mereka kepada Allah dalam permohonan yang disertai kerendahan hati bagi diri mereka sendiri dan bagi anak-anak mereka. Biarlah bapa sebagai seorang iman rumah tangga meletakkan korban di atas mezbah Allah setiap pagi dan petang, sementara isteri dan anak-anak bersatu dalam doa dan pujian. Di dalam rumah tangga seperti itu Yesus senang tinggal.
Biarlah anggota dari setiap keluarga mencamkan di dalam pikiran mereka terikat dengan eratnya kepada sorga. Tuhan mempunyai satu perhatian yang khusus terhadap keluarga anak-anak-Nya yang ada di dunia ini. Malaikat-malaikat menghadapkan asap dupa yang semerbak itu bagi orang suci yang berdoa. Oleh karena itu biarlah di dalam setiap keluarga doa dilayangkan ke sorga baik pada waktu pagi dan pada waktu matahari terbenam, demi kepentingan kita menghadapkan kepada Allah jasa Juruselamat. Setiap pagi dan petang segenap sorga memperhatikan keluarga yang berdoa.
Malaikat-malaikat Menjaga Anak-anak yang Diserahkan kepada Allah.
Sebelum meninggalkan rumah untuk bekerja, segenap keluarga harus dikumpulkan bersama-sama; dan bapa, atau ibu pada waktu bapa tidak ada, harus memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh supaya menjaga mereka sepanjang hari. Datanglah dengan rendah hati, dengan satu hati yang dipenuhi kelemahlembutan, dan dengan satu perasaan akan adanya penggodaan dan bahaya di hadapanmu dan anak-anakmu; oleh iman ikat mereka di atas mezbah, sambil memohon perlindungan Allah bagi mereka. Malaikat-malaikat yang melayani akan menjaga anak-anak yang diserahkan kepada Allah dengan cara demikian.
Doa Membangun Sebuah Pagar di Sekeliling Anak-anak.
Pada waktu pagi hari pikiran yang pertama orang Krsiten haruslah tertuju kepada Allah. Pekerjaan duniawi dan kepentingan diri haruslah menjadi soal yang kedua. Anak-anak harus diajar menghargai dan menghormati jam-jam permintaan doa. . . .Tugas orang tua Kristenlah, setiap pagi dan petang, oleh doa yang sungguh-sungguh dan iman yang tekun, mendirikan sebuah pagar di sekeliling anak-anak mereka. Dengan sabar mereka harus mengajar anak-anak mereka–dengan manis budi dan tidak kenal lelah mengajar mereka bagaimana caranya hidup untuk menyenangkan Allah.
Tentukan Waktu yang Tetap untuk Kebaktian.
Di dalam setiap keluarga harus ada satu waktu yang tetap buat kebaktian pagi dan petang. Betapa patutnya bagi orang tua mengumpulkan anak-anak di sekeliling mereka sebelum makan pagi, untuk berterima kasih kepada Bapa yang di sorga memohon perlindungan-Nya sepanjang malam, dan untuk meminta kepada-Nya pertolongan dan bimbingan serta pengawasan-Nya sepanjang hari! Beapa patutnya juga bilamana petang hari tiba, bagi orang tua dan anak-anak berkumpul sekali lagi di hadapan-Nya dan bersyukur kepada-Nya atas segala berkat hari yang sudah berlalu itu!
Jangan Diperintah oleh Keadaan.
Kebaktian keluarga janganlah diperintah oleh keadaan. Janganlah engkau berdoa sekali-sekali, dan bilamana engkau mempunyai banyak tugas untuk dikerjakan lalu melalaikannya. Dengan berbuat demikian engkau sedang menuntun anak-anakmu untuk menganggap doa itu tidak begitu penting. Doa berarti banyak kepada anak-anak Allah, dan persembahan syukur harus dilayangkan kepada Allah setiap pagi dan petang. Kata pemazmur, “Marilah kita bersorak-sorai untuk Tuhan, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.”
Para bapa dan ibu, bagaimanapun mendesaknya urusanmu, jangan abaikan untuk mengumpulkan keluargamu di sekeliling mezbah Allah. Mintalah penjagaan malaikat-malaikat suci di dalam rumah tanggamu. Ingatlah bahwa orang-orang yang engkau kasihi itu terbuka terhadap segala penggodaan.
Di dalam usaha kita untuk kesenangan dan kebahagiaan tamu-tamu kita, janganlah kita mengabaikan kewajiban kita kepada Allah. Jam doa tidak boleh diabaikan untuk alasan apapun juga. Jangan berkata-kata dan menyenangkan dirimu sehingga engkau menjadi terlalu letih untuk menikmati jam perbaktian. Berbuat hal ini berarti mempersembahkan kepada Allha satu korban yang bercela. Pada petang hari, pada saat kita dapat berdoa dengan tidak tergesa-gesa dan dengan penuh pengertian, kita harus menghadapkan permohonan kita dan mengangkat suara kita dalam puji-pujian yang penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
Biarlah semua orang yang berkunjung kepada orang Kristen melihat bahwa jam doa adalah jam yang paling indah, yang paling suci dan jam yang paling berbahagia sepanjang hari. Jam-jam perbaktian ini memberikan suatu pengaruh yang menghaluskan dan mengangkat semua orang yang mengambil bahagian di dalamnya. Semuanya itu mendatangkan suatu damai dan sentosa yang menyenangkan kepada roh.
Anak-anak Harus Menghormati Jam Kebaktian.
Anak-anakmu harus dididik supaya menjadi manis budi, memikirkan orang lain, lemah lembut, mudah diatur, dan di atas segala sesuatunya, menghormati perkara-perkara agama dan merasakan pentingnya segala tuntutan Allah. Mereka harus diajar menghormati jam-jam berdoa; mereka harus dituntut bangun pada waktu pagi sehingga bisa menghadiri kebaktian keluarga.