Thursday, November 21, 2024
Google search engine

KEMENANGAN AKHIR

..:: PENDAHULUAN ::..

Sebelum dosa masuk ke dalam dunia ini, Adam menikmati suatu persekutuan terbuka dengan Khaliknya. Akan tetapi sejak manusia memisahkan dirinya dari Allah oleh pelanggaran, umat manusia telah kehilangan kesempatan yang baik ini. Namun, oleh rencana penebusan suatu jalan telah terbuka dengan mana penduduk bumi masih mempunyai hubung-an dengan surga. Allah telah berkomunikasi dengan manusia melalui Roh Ku-dus-Nya, dan terang ilahi telah diberikan kepada dunia ini melalui wahyu kepada hamba-hamba pilihan-Nya. “Tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Pet. 1:21)

Selama dua ribu lima ratus tahun pertama sejarah umat manusia, tidak ada wahyu yang dituliskan. Mereka yang telah di ajar oleh Allah, mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada orang lain, dan demikian-lah dari ayah kepada anaknya turun-temurun. Penyediaan firman yang tertu-lis baru baru di mulai pada zaman Musa. Wahyu-wahyu yang diilhamkan lalu dikumpulkan menjadi suatu buku yang diilhamkan. Pekerjaan penulisan ini berlangsung selama seribu enam ratus tahun — dari Musa ahli sejarah penciptaan dan hukum, sampai Yohanes, sipencatat kebenaran paling agung Injil.

Alkitab menunjukkan Allah sebagai pengarangnya; namun Alkitab itu di tuliskan oleh tangan manusia. Dan dalam berbagai pola penulisan buku-buku itu menyatakan ciri-ciri penulis-penulisnya. Kebenaran-kebenaran yang dinyatakan semuanya “diilhamkan Allah” (2 Tim. 3:16); namun kebenaran-kebenaran itu dinyatakan dalam bahasa mnusia. Allah, Yang Tanpa Batas itu, oleh Roh Kudus-Nya, telah memancarkan sinar terang ke dalam pikiran dan hati hamba-hamba-Nya. Ia telah memberikan mimpi-mimpi dan khayal-khayal, lambang-lambang, dan bilangan-bilangan; dan mereka, yang kepadanya kebenaran itu dinyatakan, telah menyusun pikiran-pikiran itu dalam bahasa manusia.

Sepuluh hukum itu telah diucapkan Allah sendiri, dan telah dituliskan oleh tangan-Nya sendiri. Sepuluh hukum itu adalah karangan ilahi, bukan susunan manusia. Tetapi Alkitab, yang berisi kebenaran yang diberikan Allah dan dinyatakan dalam bahasa manusia, menunjukkan persatuan ilahi dan manusia. Persatuan seperti itu terdapat dalam diri alamiah Kristus, yang adalah Anak Allah dan anak manusia. Jadi adalah sesuai dengan Alkitab dan sesuai juga dengan Kristus, bahwa, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” (Joh. 1: 14)

Oleh karena di tulis pada zaman yang berbeda-beda, oleh penulis yang ber-beda kedudukan dan pekerjaan serta karunia mental dan rohani yang berbeda pula, maka buku-buku dalam Alkitab itu menunjukkan perbedaan dalam pola

penulisan dan demikian juga pokok-pokok bahasan yang diungkapkan. Berbagai bentuk ekspresi telah digunakan oleh para penulis. Sering kebenaran yang sama lebih menarik perhatian dinyatakan oleh seseorang penulis daripada seseorang penulis yang lain. Dan sementara beberapa penulis menyatkan suatu pokok bahasan dalam berbagai aspek dan hubungannya, mungkin akan tampak kepada pembaca yang lalai, dangkal dan berprasangka buruk sebagai suatu perbedaan dan kontradiksi.Tetapi bagi pelajar Alkitab yang sungguh-sungguh dan khidmat, dengan pandangan yang terang, akan melihat dengan jelas keharmonisan yang mendasar.


Sebagaimana dinyatakan melalui berbagai pribadi yang berbeda, maka kebenaran itu ditunjukkan dalam aspeknya yang berbeda-beda. Seorang penulis lebih terkesan dengan satu fase pokok pelajaran; ia mengambil pokok-pokok yang sesuai dengan pengalamannya atau dengan daya tangkap atau daya nalarnya dan apresiasinya. Yang lain menangkap fase yang lainnya, dan masing-masing dengan tuntunan Roh Suci, menyatakan apa yang paling berkesan kepada pikirannya — aspek kebenaran berbeda-beda tetapi semuanya harmonis secara sempurna. Dan kebenaran yang telah di-nyatakan itu bersatu membentuk suatu kesatuan yang utuh, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam segala keadaan dan pengalaman hidup.

Allah sangat senang mengkomunikasikan kebenarannya kepada dunia ini dengan perantaraan manusia, dan Dia sendiri, melalui Roh Kudus-Nya, menyanggupkan manusia itu untuk melakukan tugas ini. Ia menuntun pikir-an dalam memilih kata-kata yang akan diucapkan dan yang akan dituliskan. Harta surgawi itu dipercayakan kepada wadah duniawi, namun, itu tetap harta dari Surga. Kesaksian disampaikan melalui ungkapan bahasa manusia yang tidak sempurna, namun, itu tetap kesaksian Allah. Dan anak Allah yang percaya dan menurut melihat di dalam keaksian itu kemuliaan kuasa ilahi, penuh rakhmat dan kebenaran.

Di dalam firman-Nya, Allah telah menyampaikan kepada manusia pengetahuan yang perlu untuk keselamatan. Alkitab harus di terima sebagai pernyataan kehendak Allah yang teguh dan penuh kuasa. Alkitab adalah standar tabiat, yang menyatakan doktrin (ajaran) dan ujian pengalaman. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Tim. 3:16,17).

Namun, meskipun Allah telah menyatakan kehendak-Nya kepada manusia melalui firman-Nya, kehadiran dan tuntunan Roh Kudus yang terus menerus tetap diperlukan. Sebaliknya, Roh itu telah dijanjikan oleh Juru Selamat kita, untuk membukakan Firman itu kepada hamba-hamba-Nya, untuk menyinarkan dan menerapkan pengajaran-Nya. Dan oleh karena Roh Allahlah yang mengilhamkan Alkitab itu, maka tidak mungkin pengajaran Roh bertentangan dengan Firan itu.

Roh tidak diberikan atau dikaruniakan untuk menggantikan Alkitab, karena Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa firman Allahlah standar untuk menguji semua pengajaran dan pengalaman. Rasul Yohanes mengata-kan, “Saudara-sudaraku yang kekasih, janganlah percaya setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi keseluruh dunia.” (1 Yoh.4:1) Dan nabi Yesaya mengatakan, “Carilah pengajaran dan kesaksian. Siapa yang berbicara tidak sesuai dengan perkataan itu, maka tidak terbit fajar baginya.”(Yes.8:20)

Pekerjaan Roh Kudus telah di cela oleh kesalahan sekelompok orang yang mengatakan bahwa mereka mendapat terang, dan mengatakan bahwa tidak diperlukan lagi tuntunan dari firman Allah. Mereka dikuasai dan diperintah oleh kesan yang mereka anggap sebagai suara Allah di dalam jiwa mereka. Te-tapi roh yang mengendalikan mereka bukan Roh Allah. Mengikuti kesan seperti ini, yang mengabaikan Alkitab, hanya menuntun kepada kekacauan, kepada penipuan dan kebinasaan. Hal ini hanya memperluas bentuk-bentuk rencana si jahat. Oleh karena pelayanan Roh Kudus sangat penting bagi jemaat Kristus, adalah salah satu alat-alat Setan, melalui kesalahan-kesalahan orang-orang fanatik dan ekstrim pekerjaan Roh itu tercela, dan menyebabkan umat Allah mengabaikan sumber kekuatan yang telah disediakan Tuhan kita sendiri.


Selaras dengan firman Allah, Roh-Nya akan meneruskan pekerjaan-Nya selama pengabaran Injil. Pada zaman-zaman pengilhaman Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Roh Kudus tetap mengkomunika-sikan terang kepada pikiran individu-individu, selain dari wahyu yang dimasukkan dalam Peraturan Kudus (Sacred Canon). Alkitab itu sendiri, melalui Roh Kudus, menghubungkan bagaimana manusia menerima amaran, teguran, nasihat dan petunjuk dalam hal-hal yang tidak berhubungan dengan pemberian Kitab-kitab itu. Disebutkan mengenai para nabi yang hidup di berbagai zaman, yang perkataan-perkataannya tidak di catat. Demikian juga setelah penutupan penulisan Kitab-kitab itu, Roh Kudus masih meneruskan pekerjaan-Nya untuk menerangi, mengamarkan dan menghiburkan anak-anak Allh.

Yesus menjanjikan kepada murid-murid-Nya, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan di utus oleh Bapa atas nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu kepada seluruh kebenaran; . . . dan Ia akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan datang.” (Yoh. 14:26; 16:13) Dengan jelas Alkitab mengajarkan bahwa janji-janji ini tidak terbatas hanya kepada zaman rasul-rasul, tetapi berlanjut kepada jemaat Kristus pada segala zaman. Juru Selamat meyakinkan pengikut-pengikut-Nya, ” . . . Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:20) Dan Rasul Paulus menyatakan bahwa karunia dan penyataan Roh telah diberikan kepada jemaat “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Epes. 4:12,13)

Rasul itu berdoa bagi orang-orang percaya di Epesus, “dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia membe-rikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengha-rapan apakah yang terkandung di dalam panggilan-Nya . . . dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya” (Epes. 1:17-19). Pelayanan Roh ilahi yang memberi terang kepada pengertian dan yang membukakan pikiran kepada firman Allah yang kudus, itulah yang dimohonkan Rasul Paulus bagi jemaat Epesus.

Setelah penyataan ajaib Roh Kudus pada hari Pentakosta, Rasul Petrus mendorong orang-orang supaya bertobat dan memberi diri di baptis di dalam nama Kristus untuk keampunan dosa-dosa mereka, dan ia berkata, ” . . . maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan di panggil oleh Tuhan Allah kita” (Kisah. 2:38,39).

Dalam hubungan dengan pemandangan pada hari besar Allah itu, Tuhan melalui nabi Yoel telah menjanjikan suatu manifestasi khusus Roh Kudus-Nya(Yoel 2:28). Nubuatan ini sebagian digenapi pada kecurahan Roh pada Hari Pentakosta itu. Tetapi Nubuatan itu akan mencapai kepenuhan penyataan rakhmat ilahi, yang akan membantu penyelesaian pekabaran Injil pada akhir zaman.

Pertikaian besar antara yang baik dan yang jahat akan bertambah intensitasnya pada akhir zaman. Pada segala zaman, kemarahan Setan telah dimanifestasikan terhadap jemaat Kristus. Dan Allah telah mengaruniakan rakhmat-Nya dan Roh-Nya kepada umat-Nya untuk menguatkan mereka berdiri tegak melawan kuasa si jahat itu. Bilamana rasul-rasul Kristus mem-bawa kabar Injil-Nya ke dunia ini dan mencatatnya bagi waktu yang akan datang, kepada mereka telah dikaruniakan terang Roh secara khusus. Akan tetapi sementara jemaat mendekati kelepasannya yang terakhir, Setan akan bekerja dengan kuasa yang lebih besar. Ia akan turun “dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wah. 12:12). Ia akan bekerja “disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizatpalsu.” (2 Tes. 2:9). Selama enam ribu tahun otak pemberontakan ini — yang pada suatu waktu adalah yang tertinggi di antara malaikat-malaikat Allah — telah dengan sepenuhnya mengerahkan tenaganya untuk pekerjaan penipu-an dan pembinasaan. Semua kemampuan dan ketrampilan Setan serta kelicikan dan kekejaman yang dikembangkannya selama perjuangan pada segala zaman, akan dikerahkannya untuk melawan umat Allah pada pertikai-an terakhir. Dan dalam masa yang sangat berbahaya ini, pengikuti-pengikut Kristus harus membawa amaran kedatangan Tuhan ke dua kali ke dunia ini. Dan suatu umat yang “tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya” (2 Pet. 3:14) harus dipersiapkan untuk berdiri di hadapan-Nya pada waktu kedatangan-Nya itu. Pada waktu ini karunia khusus rakhmat ilahi dan kuasa sangat dibutuhkan oleh jemaat lebih daripada waktu zaman rasul-rasul.

Melalui penerangan Roh Kudus, pemandangan pertentangan yang telah berlangsung lama ini, antara yang baik dan yang jahat, telah dibukakan kepada penulis buku ini. Dari waktu ke waktu saya telah diizinkan untuk me-mandang pada berbagai zaman pekerjaan pertikaian yang besar antara Kristus, Putra Kehidupan, Pencetus Keselamatan, dengan Setan, putra kejahatan, pencetus dosa, pelanggar pertama hukum Allah yang kudus. Per-musuhan Setan terhadap Kristus telah dimanifestasikan kepada pengikut-pengikut-Nya. Kebencian yang sama terhadap prinsip hukum Allah, cara penipuan yang sama, dengan mana kesalahan telah di buat tampaknya seolah-olah kebenaran, dengan mana hukum-hukum manusia telah menggantikan hukum Allah, dan manusia di tuntun untuk berbakti kepada makhluk-makhluk gantinya berbakti kepada Khalik, dapat ditelusuri dalam sejarah masa lalu. Usaha-usaha Setan untuk memberikan gambaran yang salah tentang tabiat Allah, menyebabkan manusia menyukai konsepsi yang salah mengenai Khalik, dengan demikian memandangnya sebagai yang menakutkan, dan membenci gantinya mengasihi. Usaha-usahanya untuk mengesampingkan hukum ilahi itu menuntun manusia untuk berpikir bahwa mereka telah terbebas dari tuntutan hukum itu. Dan penganiayaan yang dilakukan atas mereka yang berani menolak penipuannya telah selalu terjadi pada segala zaman. Hal itu dapat ditelusuri dalam sejarah para bapa, para nabi, para rasul, para martir (yang mati syahid) dan para pembaharu.

Dalam pertikaian besar terakhir, Setan akan menggunakan cara yang sama, memanifestasikan roh yang sama, dan bekerja untuk tujuan yang sama seperti pada zaman-zaman sebelumnya. Apa yang telah terjadi, akan terjadi lagi, kecuali bahwa pertarungan yang akan datang itu akan ditandai dengan intensitas yang luar biasa hebatnya, sebagaimana yang belum pernah disak-sikan oleh dunia ini. Penipuan Satan akan lebih licik, dan serangannya lebih tajam. “Sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.” (Mark. 13:22).

Sementara Roh Allah membukakan kebenaran agung firman-Nya ke dalam pikiran saya, dan memperlihatkan pemandangan masa lalu dan masa yang akan datang, saya telah di suruh menyatakan kepada orang lain semua yang telah dinyatakan kepadaku — untuk menelusuri sejarah pertikaian pada masa lalu, dan menyatakannya secara khusus untuk menerangkan pergumulan yang akan datang yang akan terjadi segera. Untuk mencapai tujuan ini, saya telah berusaha keras untuk menseleksi dan mengelompokkan peristiwa-peristiwa dalam sejarah gereja sedemikian rupa untuk menelusuri ujian besar kebenaran yang diungkapkan, yang pada waktu yang berbeda-beda telah diberikan ke dunia ini; kebenaran yang telah membangkitkan amarah Setan, dan rasa permusuhan gereja pecinta damai, dan yang telah dipertahankan oleh kesaksian orang-orang “yangtidak mengasihi nyawanya sampai mati.”

Dalam catatan sejarah itu, kita dapat melihat bayangan pertentangan yang akan datang di hadapan kita. Kalau kita menanggapinya dengan terang firman Allah dan dengan penerangan Roh Kudus-Nya, kita dapat melihat dengan jelas muslihat si jahat, dan bahaya yang harus dihindari oleh mereka yang dijumpai “tidak bersalah” di hadapan Allah pada waktu kedatangan-Nya.


Peristiwa-peristiwa besar yang telah menandai kemajuan pembaharuan pada masa lalu, adalah bahan-bahan sejarah, yang di kenal dan diakui secara universal oleh dunia Protestan. Peristiwa-peristiwa itu adalah fakta, yang tak seorangpun dapat menyangkalnya. Sejarah ini telah saya ungkapkan secara singkat, sesuai dengan ruang lingkup buku ini. Dan kesingkatan yang harus perlu diperhatikan, dan fakta-fakta yang telah dipadatkan dan diringkaskan sedapat mungkin tampak masih konsisten dengan pengetahuan penerapannya yang selayaknya. Dalam beberapa kasus, di mana ahli sejarah telah mengelompokkan peristiwa-peristiwa sedemikian rupa secara singkat, atau menyoroti pokok masalah secara lengkap, atau telah meringkaskan rincian sejarah itu dalam cara yang mudah dimengerti dan serasi, kata-katanya telah di kutip. Tetapi dalam hal lain tidak diberikan kredit khusus, karena pengutipan tidak dilakukan dengan maksud mengutip penulis tersebut sebagai otoritas, tetapi karena perkataannya memberikan penekanan penyajian pokok masalah. Dalam menceriterakan pengalaman dan pandangan mereka yang melanjutkan pembaharuan di zaman kita, penggunaan yang sama dilakukan atas karya-karya mereka yang telah diterbitkan.

Tujuan penerbitan buku ini bukan hanya menyatakan kebenaran yang baru mengenai perjuangan di masa lampau, yang menyatakan fakta dan prinsip yang mempunyai dampak penekanan pada peristiwa-peristiwa yang akan datang. Tetapi bilamana di pandang sebagai satu bagian dari pertikaian antara kuasa terang dan kuasa kegelapan, maka semua catatan di masa lampau ini tampaknya mempunyai makna yang baru; dan melalui catatan-catatan itu terang terpancar ke masa depan, menerangi jalan mereka yang di panggil, seperti para pembaharu pada zaman dahulu. Meskipun harus mengorbankan harta duniawi, mereka terus bersaksi “bagi firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus.”

Tujuan menerbitkan buku ini ialahuntuk membukakan adegan pertikaian besar antara kebenaran dan kesalahan, untuk menyatakan tipu muslihat Setan, dan cara-cara dengan mana ia mungkin bisa di tolak; untuk mengete-ngahkan penyelesaian yang memuaskan atas masalah besar kejahatan, mene-rangkan asal-mula dan akhir dosa dengan menyatakan sepenuhnya keadilan dan kebaikan hati dan kasih Allah dalam hubungannya dengan makhluk-Nya; dan menunjukkan hukum-Nya yang kudus dan tak berubah. Itulah tujuan buku ini. Agar supaya melalui pengaruh buku ini jiwa-jiwa boleh diselamat-kan dari kuasa kegelapan, dan menjadi “ikut mempunyai bagian dalam warisan orang-orang saleh,” memuliakan Dia yang mengasihi kita, dan menyerahkan diri-Nya untuk kita, itulah doa sungguh-sungguh penulis buku ini.

E. G. W.


RELATED ARTICLES

KEMENANGAN AKHIR (II)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?