Surga Dimulai di Bumi
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:18.
“Surga hendaklah dimulai di atas bumi ini.”-Testimonies, Volume 7, 131:4. (Faith I Live By, 367:1-2).
[AkhirZaman.org] “Ketika umat Tuhan dipenuhi dengan kelemah-lembutan dan kesabaran, mereka akan menyadari bahwa panjiNya di atas mereka adalah kasih, dan buahNya adalah terasa manis. Mereka akan menjadikan surga di bawah (di bumi) untuk mempersiapkan bagi surga yang di atas.”-7 Testimonies, 131:4 (Faith I Live By, 367:5).
“Sementara kita berjalan bersama Yesus di dalam kehidupan ini, kita dapat dipenuhi dengan kasihNya, dipuaskan oleh hadiratNya. Segala yang dapat ditanggung oleh kodrat manusia, kita dapat terima di sini. Namun apakah artinya ini dibandingkan dengan kehidupan kekal? “Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Wahyu 7:15-17.”-Desire of Ages, 331: 3-332:0 (Faith I Live By, 367:6).
Pertandingan bagi Kehidupan Kekal
“Karena kita mempunyai banyak saksi,bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Ibrani 12:1.
“’Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka’, Markus 9:43-45. Jikalau untuk menyelamatkan tubuh dari kematian, kaki atau tangan harus dipenggal, atau bahkan mata harus dikeluarkan, betapa bersungguh-sungguhnya orang Kristen harus meninggalkan dosa, yang membawa kematian bagi jiwa!
“Para petarung dalam pertandingan-pertandingan pada zaman dahulu, meskipun mereka telah melakukan sangkal diri dan disiplin yang ketat, itu bahkan tidak menjamin untuk memperoleh kemenangan.
“Akan tetapi tidak demikian halnya dengan peperangan Kristen. Tidak seorangpun yang tunduk kepada syarat-syarat akan kecewa pada akhir pertandingan. Tidak seorangpun yang setia dan bertahan akan gagal dari kesuksesan. Pertandingan itu bukan bagi orang yang cepat, peperangan itu juga bukan bagi yang kuat. Orang kudus yang terlemah, sebagaimana yang terkuat, akan dapat mengenakan mahkota kemuliaan yang kekal. Semua orang dapat menang, yang, melalui kuasa kasih karunia ilahi, akan membawa kehidupan mereka kepada kesesuaian dengan kehendak Kristus.” – Acts of the Apostles, 312:1-2; 313:2 (Faith I Live By, 369:3-5).
Upah bagi Pemenang-Pemenang Jiwa
“Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” Daniel 12:3.
“Mulialah upah yang dikaruniakan ketika para pekerja yang setia berkumpul di sekitar takhta Tuhan dan Anak Domba… Mereka telah mengambil bagian dengan Kristus dalam penderitaanNya, mereka telah menjadi pekerja bersama dengan Dia dalam rencana penebusan, dan mereka mengambil bagian dengan Dia dalam sukacita melihat jiwa-jiwa diselamatkan dalam kerajaan Tuhan, dan di sana memuji Tuhan sepanjang kekekalan.” -9 Testimonies, 285:1 (Faith I Live By, 370:3)..
“Seorang Kristen pernah berkata bahwa ketika ia mencapai surga ia berharap untuk bertemu dengan tiga penyebab keheranan. Ia akan heran bertemu dengan sebagian orang yang tidak diharapkan bertemu di sana. Ia akan heran karena tidak melihat orang-orang yang diharapkannya bertemu di sana, dan terakhir, ia akan paling heran bertemu dengan seorang berdosa yang begitu tidak layak seperti dirinya berada di dalam Firdaus Tuhan. Banyak orang yang telah berdiri dalam kedudukan yang tinggi sebagai orang-orang Kristen di atas bumi tidak akan ditemukan di antara rombongan yang bersukacita yang akan mengelilingi takhta itu. Orang-orang yang telah memiliki pengetahuan dan talenta, namun telah bersukaria dengan pertentangan dan perselisihan yang tidak kudus, tidak akan mendapatkan tempat di antara orang-orang tebusan… Mereka menginginkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, sehingga mereka akan dipuja dan dipuji oleh manusia, namun nama-nama mereka tidak akan tertulis di dalam buku kehidupan Anak Domba. “Aku tidak mengenal engkau,’ adalah perkataan yang menyedihkan yang dikatakan oleh Kristus kepada orang yang demikian. Akan tetapi orang-orang yang namanya dijadikan indah karena tindak kebaikan yang kecil, oleh perkataan lembut penuh perhatian dan simpati, yang hatinya dijauhkan dari perselisihan dan perkelahian, yang tidak pernah melakukan pekerjaan besar untuk disambut oleh manusia, orang-orang ini ditemukan tercatat di dalam buku kehidupan Anak Domba. Meskipun dunia menganggap mereka tidak penting, mereka berkenan bagi Tuhan di hadapan alam semesta yang hadir.” -Signs, 24 Februari 1890 (Faith I Live By, 370:3).
Pengetahuan tentang Tuhan Memenuhi Bumi
13-Reflecting Christ 378:1-8
“Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.” Yesaya 11:9.
“Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.” Amsal 22:11.
“Ke dalam Kota Tuhan tidak akan masuk sesuatu yang menajiskan. Semua orang yang menjadi penghuni di sana akan telah menjadi suci hatinya di sini. Di dalam dia yang belajar tentang Yesus, akan dinyatakan suatu ketidaksukaan yang semakin besar kepada cara-cara yang sembrono, bahasa yang tidak pantas, dan pikiran yang kasar. Ketika Kristus berdiam di dalam hati, akan ada kesucian dan pemurnian pikiran dan kelakuan.
“Akan tetapi perkataan Yesus, “Berbahagialah orang yang suci hatinya,’ memiliki makna yang lebih mendalam—bukan saja suci dalam arti sebagaimana dunia memahami arti kesucian, bebas dari segala sesuatu yang sensual, suci dari nafsu, namun dalam benar dalam tujuan-tujuan dan motif-motif jiwa yang tersembunyi, bebas dari kesombongan dan memikirkan diri sendiri, rendah hati, tidak mementingkan diri sendiri, seperti kanak-kanak.” -Mount of Blessing, 24:3-25:1.
“Bagi hati yang telah disucikan melalui berdiamnya Roh Kudus, segala sesuatu diubahkan. Orang-orang ini dapat mengenal Tuhan. Musa bersembunyi di celah batu karang ketika kemuliaan Tuhan dinyatakan kepadanya; dan ketika kita bersembunyi di dalam Kristus maka kita dapat memandang kasih Tuhan.
“Dengan iman kita memandang Dia di sini dan sekarang ini. Di dalam pengalaman kita sehari-hari kita melihat kebaikan dan kesabaranNya dalam pernyataan-pernyataan pemeliharaanNya… Orang yang suci hatinya melihat Tuhan dalam hubungan yang baru dan penuh kasih, seperti Penebus mereka; dan sementara mereka mengetahui kesucian dan keindahan tabiatNya, mereka rindu untuk mencerminkan citraNya. Mereka melihat Dia sebagai seorang Bapa yang rindu untuk memeluk anaknya yang bertobat, dan hati mereka dipenuhi dengan sukacita yang tidak dapat diucapkan dan penuh kemuliaan.
“Orang yang suci hatinya mengenal Pencipta dalam pekerjaan-pekerjaan tanganNya yang perkasa, dalam perkara-perkara yang indah yang membentuk alam semesta. Di dalam FirmanNya yang Tertulis mereka membaca dalam baris-baris yang jelas tentang pernyataan belas kasihanNya, kebaikanNya dan kasih karuniaNya.
“Keindahan dan kemuliaan kebenaran, yang tidak dapat diketahui oleh hikmat dunia, terus menerus dibukakan kepada orang-orang yang memiliki keinginan yang penuh percaya seperti kanak-kanak, untuk mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan. Kita mengenal kebenaran dengan menjadikan diri kita sendiri mengambil bagian dalam kodrat ilahi.
“Orang yang suci hatinya hidup seolah-olah selalu dalam hadirat Tuhan yang tampak nyata selama masa Dia menempatkan mereka di dunia ini. Dan mereka juga akan melihat Dia muka dengan muka di dalam kekekalan kelak, sebagaimana Adam melihatNya ketika ia berjalan dan bercakap-cakap dengan Tuhan di Eden.”-Mount of Blessings, 26:2-27:1 (Reflecting Christ, 378:1-8). (bersambung kebagian 7)