Eden akan Dikembalikan.
[AkhirZaman.org] Taman Eden masih tetap berada di atas bumi ini lama setelah manusia terbuang dari jalan-jalannya yang penuh kesukaan itu. Umat yang berdosa itu lama diizinkan untuk memandang ke rumah mereka yang tak mengenal dosa itu, pintu gerbangnya terhalang hanya oleh para malaikat. Di pintu Firdaus yang dikawal oleh para malaikat kemuliaan Ilahi dinyatakan. Ke tempat inilah Adam dan anak-anaknya telah datang untuk menyembah Tuhan. Di sini mereka memperbaharui janji mereka untuk taat kepada hukum terhadap mana pelanggaran mereka telah menyebabkan terbuangnya mereka dari Eden. Apabila arus dosa melanda dunia ini, dan kejahatan manusia menetapkan kebinasaan oleh Air Bah, tangan yang telah mendirikan Eden itu telah mengangkatnya dari dunia. Tetapi pada pemulihan yang terakhir, bilamana akan ada “satu langit yang baru dan satu bumi yang baru,” maka taman itu akan dikembalikan lagi dalam keadaan yang lebih mulia daripada semula.
Kemudian mereka yang telah memelihara hukum Allah akan menghirup kesegaran yang kekal di bawah pohon alhayat itu, dan sepanjang zaman kekekalan penduduk dunia yang tidak berdosa akan memandang, di dalam taman kesukaan itu, satu contoh apa yang akan terjadi terhadap seluruh bumi ini, kalau manusia telah mengikuti rencana Khalik yang mulia itu.
Rencana penebusan yang besar itu akan membawa kembali dengan sempurnanya seluruh dunia kepada keadaan yang diperkenankan Allah. Segala sesuatu yang telah hilang oleh dosa akan dipulihkan. Bukan hanya manusia tetapi bumi ini juga ditebus, untuk menjadi tempat tinggal yang abadi bagi orang yang menurut. Enam ribu tahun lamanya Setan telah bergumul untuk mempertahankan hak miliknya atas bumi ini. Kini maksud Allah yang semula dalam penciptaan-Nya telah terlaksana. “Segala kesucian Allah ta’ala akan menerima kerajaan dan mempunyai kerajaan itu kekal sampai selama lamanya, bahkan sampai selama lamanya.”
Di Dalam Dia Kita Miliki Penebusan.
Maksud Allah semula dalam penciptaan bumi ini telah digenapi sementara disiapkan untuk tempat yang abadi bagi orang-orang yang ditebus. “Para orang benar itu akan mewarisi bumi ini, dan tinggal di sana untuk selama-lamanya.” Waktunya tiba di mana orang-orang kudus yang memandang dengan rindunya sejak pedang yang menyala-nyala mengusir pasangan yang pertama dari Taman Eden, waktu untuk memiliki penebusan melalui Dia. Semula bumi telah diberikan kepada manusia sebagai suatu kerajaan baginya, oleh penghianatannya maka kerejaan itu jatuh ke tangan Setan, dan begitu lama berada di tangan musuh yang kuat itu, telah dibawa kembali oleh rencana penebusan besar.
Segala sesuatu yang hilang oleh Adam pertama akan dikembalikan oleh Adam kedua. Nabi itu berkata, “Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit Putri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerejaan atas putri Yerusalem.” Dan Paulus menunjuk kepada “penebusan yang menjadikan kita milik Allah.”
Allah telah menciptakan bumi ini untuk didiami oleh makhluk yang bahagia dan kudus. Maksud itu akan digenapi bilamana, pembaharuan diadakan oleh kuasa Allah dan membebaskan manusia dari dosa dan kesusahan, bumi ini akan menjadi rumah yang abadi bagi manusia yang telah ditebus.
Adam Dikembalikan ke Rumahnya di Eden.
Setelah dikeluarkan dari Taman Eden kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi dengan kesusahan. Setiap daun yang gugur, korban yang dipersembahkan di alam dan cela yang menodai kemurnian manusia, dengan jelas mengingatkan dosanya. Dengan penyesalan yang mendalam dan sangat mengerikan dia senantiasa melihat dosa kejahatan yang bertimbun, dan dalam menjawab amaran yang ditujukan padanya, dia menemui celaan yang ditimpkan kepadanya sebagai akibat dosa itu. Dengan rendah hati disertai kesabaran dia menanggung hukuman untuk hampir seribu tahun sebagai akibat pelanggaran itu. Dia bertobat dengan setia dari dosanya dan percaya dalam jasa Juruselamat yang telah dijanjikan, dan diamati dalam suatu pengharapan untuk kebangkitan. Anak Allah itu menebus kegagalan dan kejatuhan manusia; dan sekarang melalui pekerjaan penebusan, Adam diterima kembali dalam kekuasaannya yang pertama.
Yang membuat dia sangat bergembira, memandang kembali pohon yang pada suatu kali pernah menjadi kegemarannya, persis dengan buah pohon yang pernah dikumpulkan dalam hari-hari kesukaan yang tidak bercacat cela itu. Dia melihat tanaman anggur yang pernah dilatih oleh tangannya sediri, kembang-kembang yang sama di mana satu kali menjadi kesukaannya untuk memeliharanya. Pikirannya dapat memahami realitas dari pemandangan itu, dia mengerti bahwa inilah Taman Eden yang dipulihkan itu, sekarang telah lebih indah daripada ketika dia dikeluarkan dari tempat itu. Juruselamat menuntun dia ke pohon kehidupan dan dipetik buah yang mulia itu dan diminta dia untuk memakannya. Dia perhatikan disekelilingnya dan dia memandang suatu rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, sedang di dalam Firdaus Allah. Kemudian dia meletakkan mahkotanya yang berkilau-kilauan itu di atas kaki Yesus dan dia merebahkan dirinya kepada dada-Nya, dan memeluk Penebus. Dia memegang kecapi yang dari emas, dan nyanyian kemenangan menggema dengan nyaringnya di surga, “Layaklah, layaklah, dan pujilah Anak Dimba yang telah disembelih, dan hidup kembali.” Keluarga Adam menghentikan nyanyian pujian mereka dan meletakkan mahkota mereka di atas kaki Juruselamat sementara menundukkan kepala di hadapan-Nya dalam pemujaan.
Kerukunan kembali ini telah disaksikan oleh para malaikat yang telah menangis waktu kejatuhan Adam dan para malaikat yang bersukacita ketika Yesus telah bangkit dan naik ke surga, yang membukakan kubur semua orang yang percaya pada nama-Nya. Sekarang mereka memandang pekerjaan penebusan telah terlaksana, dan mereka mempersatukan suara mereka dalam nyanyian pujian.
Istana Tersedia bagi Musafir di Dunia.
Kekhawatiran untuk mewarisi masa depan tampaknya terlalu materi yang banyak orang yang rohani menjadi jauh dari kebenaran yang sesungguhnya, sehingga menuntun kita untuk memandang sebagai rumah kita yang sekarang. Kristus memberi kepastian kepada para murid-Nya bahwa Dia telah pergi untuk menyediakan rumah tempat tinggal bagi mereka dalam rumah Bapa. Mereka yang menerima pengajaran dari firman Allah, tidak akan menjadi asing sama sekali tentang tempat tinggal di surga….Bahasa manusia tidak cukup untuk menerangkan pahala yang akan diterima orang-orang benar itu. Itu hanya dapat dimengerti oleh mereka yang mencarinya. Pikiran manusia yang terbatas itu tidak sanggup mengerti kemuliaan firdaus Allah itu.
Dalam Alkitab warisan orang-orang yang diselamatkan dinamai suatu negeri. Di sana Gembala semawi akan menuntun kawanan domba-Nya ke sumber air kehidupan. Pohon kehidupan itu akan menghasilkan buahnya setiap bulan, dan daun-daun pohon itu akan menjadi kesembuhan bagi bangsa-bangsa. Ada mata air yang mengalir terus untuk selama-lamanya, jernih seperti hablur, dan di sisinya ada pohon-pohon menurunkan naungannya ke atas jalan-jalan yang telah disediakan bagi mereka yang telah ditebus Allah. Ada dataran lebar yang luas membentang ke bukit-bukit yang indah dan gunung-gunung Allah menjulang tinggi ke puncak kemuliaan. Di atas dataran yang penuh damai ini, di samping mata air kehidupan itu umat Allah mengembara begitu lama, untuk menemukan sebuah rumah.
Di sana ada rumah untuk musafir dunia. Di sana tersedia jubah bagi orang-orang saleh, dengan mahkota kemuliaan dan daun palem kemenangan. Segala sesuatu yang telah membingungkan kita akan pemeliharaan Allah selama ini akan dijadikan terang dalam dunia yang akan datang. Hal-hal yang sukar dipahami kemudian akan mendapat penjelasan. Rahasia kasih karunia itu akan dibukakan di hadapan kita. Di pikiran kita yang terbatas hanya kebingungan dan janji yang tidak didapati, kita akan melihat nanti keharmonisan yang indah dan sempurna. Kita akan mengetahui bahwa kasih yang kekal itu memerintahkan pengalaman yang tampaknya tidak mungkin ditanggung. sebagaimana kita menyadari pemeliharaan-Nya yang lemah lembut itu, menjadikan segala sesuatu bekerja bersama-sama demi kebaikan kita, maka kita akan bersukacita dengan kegembiraan yang tidak terkatakan dan penuh kemuliaan….
Kita sedang berada dalam perjalanan pulang. Dia yang telah mengasihi kita, ketika mati untuk keselamatan kita, telah membangun suatu kota untuk kita. Kota Yerusalem Baru akan menjadi kota kita untuk istirahat. Tidak akan ada lagi kesusahan dalam kota Allah. Tidak ada lagi ratapan kesusahan, tidak ada nyanyian perkabungan yang menghancurkan pengharapan dan acara penguburan orang yang dicintai tidak akan kedengaran lagi untuk sema-lamanya. Pakaian penderitaan akan segera digantikan dengan pakaian pesta kawin. Segera kita akan menyaksikan penobatan Raja kita. Mereka yang hidup telah berlindung bersama Kristus, mereka yang selama berada dalam dunia telah memenangkan peperangan iman, akan bercahaya kelak dengan kemuliaan Penebus dalam kerajaan Allah.
Kesukaan Bagi yang Ditebus.
Surga adalah suatu tempat yang indah. Saya rindu untuk berada di sana dan melihat Yesus yang saya kasihi itu, yang telah memberikan nyawa-Nya bagiku, supaya saya diubahkan menjadi serupa dengan peta-Nya yang mulia. Aduh, kalau kiranya saya mempunyai perkataan yang cukup untuk menceritakan indah dan mulianya dunia baru itu. Saya merasa haus akan air sungai kehidupan yang menggembirakan di kota Allah itu.
Allah telah menunjukkan kepadaku pemandangan dunia yang lain. Diberikan kepadaku sayap dan malaikat menyertai saya dari kota itu ke satu tempat yang terang dan mulia. Pada tempat ini rumput hidup menghijau, burung-burung bernyanyi-nyanyi amat merdu. Semua penduduk negeri itu bermacam-macam ukuran tubuhnya; semua tampaknya tampan, mulia dan cantik mengagumkan. Semua mereka menyerupai Yesus, wajah mereka memancarkan kesukaan yang suci, menggambarkan kemerdekaan dan kebahagiaan tempat itu. Saya bertanya kepada salah seorang dari mereka, mengapa mereka itu tampaknya lebih bagus dari orang-orang yang ada di dunia. Jawabnya ialah, “Kami hidup dalam penurutan yang amat taat kepada hukum Allah, dan belum pernah jatuh dalam pelanggaran, seperti mereka yang ada di bumi,”….Saya meminta kepada malaikat pengawal saya itu supaya saya boleh tinggal di tempat itu. Hati saya susah untuk memikirkan yang saya harus pulang kembali ke bumi yang gelap itu. Maka kata malaikat itu, “Engkau harus kembali lagi, dan jikalau engkau setiawan, engkau boleh bersama-sama dengan yang 144.000, akan mempunyai kesempatan untuk mengunjungi semua dunia dan melihat-lihat pekerjaan yang dilakukan oleh tangan Allah.”
Pertemuan Keluarga Surga dan Keluarga Dunia.
Disana orang-orang yang telah ditebus akan mengetahui, “sebagaimana mereka juga telah mengetahui.” Cinta kasih dan simpati yang ditanamkan Allah sendiri dalam jiwa mendapatkan pelaksanaannya yang manis dan lebih murni. Hubungan yang kudus dengan makhluk-makhluk yang suci, kehidupan sosial yang rukun dengan para malaikat yang diberikati itu dan dengan Seorang yang setiawan sepanjang zaman yang telah membasuh jubah mereka dan menjadikan itu putih dalam darah Anak Domba, suatu tali yang kudus yang mengikat bersama-sama, “segenap keluarga dalam surga dan dunia.” Kenyataan ini membangkitakan kebahagiaan mereka yang ditebus.
Bangsa-bangsa yang diselamatkan itu tidak mengenal hukum yang lain lagi kecuali hukum surga. Semuanya akan berbahagia, dalam keluarga yang telah dipersatukan, mengenakan pakaian pemujaan dan ucapan syukur. Di atas pemandangan itu bintang-bintang fajar akan menyanyi bersama-sama dan para putra Allah akan berseru dalam kesukaan sementara Allah dan Kristus akan bersatu untuk memproklamirkan, “Tidak ada lagi dosa, atau tidak akan ada lagi kematian.”
Dari peristiwa kegembiraan surga itu (kenaikan Kristus ke surga), kembalilah kepada kita di bumi gema perkataan Kristus sendiri yang ajaib itu, Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, dan kepada Tuhan-Ku dan Tuhanmu.” Keluarga di surga dan keluarga di bumi satu adanya. Bagi kitalah Tuhan kita naik, dan bagi kitalah Ia hidup. “Oleh sebab itulah Ia berkuasa juga menyelamatkan dengan sempurnanya segala orang yang menghampiri Allah oleh sebab Dia, sedangkan Ia hidup senantiasa memohonkan karena mereka itu.”
Walaupun Ditunda Janji itu Pasti.
Telah lama kita menanti untuk kembali Juruselamat kita. Kepastian perjanjian itu tidak ditunda. Dengan segera kita akan berada di rumah kita yang dijanjikan itu. Di sana Yesus akan memimpin di tepi sungai kehidupan yang mengalir dari takhta Allah dan akan menjelaskan kepada kita pemeliharaan yang gelap yang kita lalui selama di atas bumi, Dia telah membawa kita dengan cara demikian untuk menyempurnakan tabiat kita. Di sana akan kita lihat suatu pemandangan yang terang keindahan Taman Eden yang telah dikembalikan itu. Kita meletakkan di atas kaki Juruselamat mahkota yang telah diletakkan di kepala kita dan kita memainkan kecapi emas kita, dan kita akan memenuhi segenap surga dengan puji-pujian untuk Dia yang telah duduk di atas takhta.
Biarlah segala sesuatu yang indah di dalam rumah kita di dunia mengingatkan tentang sungai yang berkilauan seperti hablur dan dataran ladang-ladang yang menghijau, pohon-pohon yang rindang dan mata air yang hidup, kota yang bercahaya-cahaya dan jubah putih para penyanyi, yaitu rumah kita yang di surga, dunia baru itu begitu indah yang tak seorang seniman pun yang dapat menggambarkannya. Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
-RTA