[AkhirZaman.org] Imam Agung Al-Azhar, Mesir, Ahmad al-Tayyeb memuji ensiklik kepausan terbaru Paus Fransiskus, yang disebutnya sebagai seruan untuk membangunkan hati nurani manusia.
Pesan yang disampaikan saudaraku, Paus Fransiskus, lewat “Fratelli tutti”, adalah perpanjangan dari Dokumen Persaudaraan Manusia, dan mengungkapkan realitas global, di mana mereka yang rentan dan terpinggirkan membayar harga mahal atas posisi dan keputusan yang tidak stabil,” tulis Imam Agung dari Universitas Al-Azhar, Kairo itu di akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip VaticanNews.
Ensiklik Paus Fransiskus ketiga yang berjudul “Fratelli Tutti” (Semua Bersaudara) menyerukan solidaritas kemanusiaan yang lebih besar untuk mengatasi berbagai masalah global. Ensiklik kepausan adalah salah satu jenis komunikasi paling penting dalam Gereja Katolik, yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi gereja dan berfungsi sebagai acuan gereja dalam mengambil sikap atas isu-isu penting.
Dengan ensiklik tentang persaudaraan dan persahabatan sosial di dunia itu, Paus Fransiskus berbicara kepada semua “orang yang berkehendak baik dan hati nurani yang hidup”, tambah al-Tayyeb, di mana Paus mengembalikan hati nurani umat manusia.
Kelanjutan dokumen Abu Dhabi
Pesan dari “saudaraku Paus Fransiskus,” kata ulama berpengaruh itu, “merupakan perpanjangan dari Dokumen Tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama”, yang ditandatangani oleh kedua pemimpin agama tersebut di Abu Dhabi pada bulan Februari 2019, demikian dikutip dari kantor berita KNA.
Dokumen yang disepakati di Abu Dhabi tersebut mengajak “setiap orang yang memiliki iman kepada Tuhan dan iman dalam persaudaraan manusia untuk bersatu dan bekerja bersama, sehingga dapat membantu sebagai panduan bagi generasi mendatang untuk memajukan budaya saling menghormati dalam kesadaran akan rahmat ilahi yang luhur yang menjadikan seluruh umat manusia.”
Dalam ensikliknya, Paus membuat beberapa referensi tentang dokumen ini, yang dianggap sebagai tonggak antaragama dalam dialog antara umat Kristen dan Islam.
Sekretaris Jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Makalah Dialog Abu Dhabi, Hakim Mohamed Mahmoud Abdel Salam, menghadiri presentasi resmi ensiklik pada hari Minggu (04/10) pagi di Vatikan. Menurut portal Berita Vatikan, Hakim Mohamed Mahmoud Abdel Salam menyatakan dirinya, “sepenuhnya setuju dengan Paus. Saya membagikan setiap kata yang dia tulis dalam ensiklik tentang subjek persaudaraan.”
Menekankan martabat setiap umat manusia
Teolog Islam, Nayla Tabbara memuji Paus karena mengembangkan “etika politik solidaritas di tingkat internasional baru” dalam ensiklik itu.
Paus Fransiskus mewakili “gagasan kuat” bahwa komunitas internasional lebih dari sekadar sejumlah negara, tetapi komunitas nyata satu sama lain, ujar ilmuwan Lebanon itu di majalah online Prancis “La Vie”. Paus menekankan martabat setiap manusia yang juga berlaku khususnya pada martabat para pengungsi. Selain itu, Paus dalam ensikliknya memperkuat hak perempuan atas persamaan hak di dunia.
Kepala Pusat Pertemuan dan Dokumentasi Kristen-Islam (CIBEDO) di Frankfurt, Timo Güzelmansur, melihat ensiklik “Fratelli Tutti” sebagai “simbol besar untuk dialog antaragama”. Bahwa Paus Fransiskus menyebutkan dokumen antaragama Abu Dhabi beberapa kali dalam surat pengajaran kepausan, hal ini merupakan dorongan kuat untuk membangun dialog percakapan antara umat kristiani dan muslim, kata Güzelmansur kepada kantor berita KNA.
Dengan melakukan hal tersebut, dia mengirimkan sinyal bahwa tatanan perdamaian yang adil di tingkat internasional membutuhkan rasa saling menghormati antaragama, demikian pernyataan pimpinan Konferensi Waligereja Jerman untuk Dialog Kristen-Islam itu.
Dalam ensiklik terbarunya, Paus Fransiskus juga mengkritik kapitalisme yang menurutnya sering dipandang sebagai satu-satunya solusi untuk masalah sosial, “Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar,” tulisnya.
Sumber: https://bit.ly/2IfQZ5D
Pelajaran Alkitab yang disertai doa akan menunjukkan kepada Protestan tabiat sejati kepausan, dan akan mengakibatkan mereka tidak menyukainya dan menjauhkan diri dari padanya. Tetapi banyak yang merasa begitu bijak dalam keangkuhan mereka sehingga mereka merasa tidak perlu mencari Allah dalam kerendahan hati, yang dapat menuntun mereka kepada kebenaran. Walaupun mereka berbangga dalam pengetahuan, mereka sebenarnya bodoh dalam Alkitab dan kuasa Allah. Mereka pasti mempunyai cara untuk mendiamkan hati nurani mereka, dan mereka mencari yang kurang rohani dan merendahkan. Apa yang mereka inginkan adalah metode untuk melupakan Allah yang akan melampaui metode mengingat-Nya. Kepausan dapat menyesuaikan diri untuk menghadapi semua ini. Kepausan dipersiapkan bagi dua kelompok umat manusia, yang mencakup hampir seluruh dunia—mereka yang akan diselamatkan oleh jasa-jasa perbuatan mereka sendiri, dan mereka yang akan diselamatkan di dalam dosa-dosanya sendiri. Inilah rahasia kuasanya. (KA 601.4)
Telah ditunjukkan bahwa suatu masa kegelapan intelektual adalah masa yang menguntungkan demi suksesnya kepausan. Masih akan ditunjukkan bahwa suatu masa terang intelektual pun sama menguntungkan kesuksesan-nya. Pada zaman yang lampau bilamana orang-orang tanpa firman Allah, dan tanpa pengetahuan kebenaran, mata mereka ditutupi, dan ribuan orang terjerat, tidak dapat melihat jerat yang ditebarkan di kaki mereka. Pada generasi ini banyak orang yang matanya menjadi silau oleh gemerlapnya spekulasi manusia, “yang secara salah dikatakan ilmu pengetahuan.” Mereka tidak mengetahui jaring itu, dan berjalan masuk ke dalamnya seolah-olah matanya ditutupi dengan kain.
Allah merencanakan bahwa kuasa intelektual manusia itu dipertahankan sebagai suatu karunia dari Penciptanya, dan harus digunakan untuk melayani kebenaran dan keadilan. Tetapi bilamana kesombongan dan ambisi menguasai, dan manusia meninggikan teori mereka sendiri di atas firman Allah, maka intelektual manusia dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar daripada kebodohan. Demikianlah ilmu pengetahuan palsu zaman ini, yang merusakkan kepercayaan kepada Alkitab, akan membuktikan kesuksesannya dalam menyediakan jalan untuk menerima kepausan, dengan bentuk-bentuknya yang menyenangkan, sebagaimana dengan menahan pengetahuan membuka jalan kepada keagungannya pada Zaman Kegelapan. (KA 602.1)
“Carilah pengajaran dan kesaksian! ” Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. (Yes 8:20)