Maksud Allah bagi Suami dan Istri
[AkhirZaman.org] Allah menjadikan seorang wanita dari seorang pria, menjadi teman dan penolong yang sejodoh dengan dia, menjadi sedaging dengan dia, untuk menggembirakan dan memberanikan hati serta memberkati dia, pada dasarnya ia menjadi penolong yang kuat bagi wanita itu. Semua orang yang memasuki ikatan perkawinan dengan maksud yang suci, maka suami hendak memperoleh cinta kasih yang murni dari hati seorang wanita, sang istri akan menghaluskan dan memperbaiki tabiat suaminya serta memberikan kesempurnaan kepada tabiatnya, dan menggenapi maksud Allah bagi mereka itu.
Kristus datang bukan hendak membinasakan peraturan ini, melainkan hendak memulihkannya kepada kesucian dan ketinggiannya yang semula. Dia datang hendak memulihkan peta batin Allah dalam diri manusia, maka Ia telah mulai pekerjaan-Nya oleh meresmikan hubungan pernikahan.
Kristus yang telah memberikan Hawa kepada Adam sebagai seorang penolong yang sejodoh, ketika melakukan mukjizat yang pertama pada suatu perjamuan nikah. Dalam ruangan perjamuan, di mana sahabat-sahabat dan kaum keluarga bersukacita bersama-sama, Kristus telah mulai bekerja bagi umum. Dengan demikian Ia meresmikan perkawinan, mengakuinya sebagai satu peraturan yang Ia sediri telah adakan. Ia telah tentukan supaya pria dan wanita bersatu dalam nikah yang suci, memeliharakan keluarga-keluarga, yang anggota-anggotanya dimahkotai dengan kehormatan, harus dikenal sebagai anggota-anggota keluarga yang di sorga.
Tuhan Yesus Menginginkan Perkawinan yang Berbahagia
Cinta Ilahi yang berasal dari Kristus tidak pernah membinasakan cinta manusia, melainkan memasukkan kasih itu ke dalamnya. Olehnya cinta manusia itu dihaluskan dan disucikan, ditinggikan dan dimuliakan. Cinta manusia tidak pernah mengeluarkan buahnya yang indah hingga cinta itu dipersatukan dengan sifat Ilahi serta dilatih untuk bertumbuh ke arah surga. Yesus mau melihat perkawinan yang berbahagia, tempat bahagia yang menghangatkan.
Sama seperti setiap karunia Allah yang baik, yang diamanatkan kepada pemeliharaan manusia, perkawinan itu telah diselewengkan oleh dosa; tetapi adalah maksud Injil untuk memulihkan kesucian dan keindahannya…. Hanya kasih karunia Kristus itulah yang dapat membauat lembaga pernikahan sebagaimana yang dikehendakki Allah salah satu saluran berkat dan mengangkat tinggi manusia. Maka dengan demikian keluarga-keluarga yang di dunia ini, dalam persatuannya, dan perdamaian serta cinta kasih mereka, boleh menjadi wakil keluarga yang di surga.
Keadaan masyarakat melukiskan suatu komentar yang menyedihkan atas cita-cita Surga tentang perhubungan yang suci ini. Namun sekalipun bagi orang-orang yang telah mendapat kehidupan pahit dan kecewa di mana mereka telah mengharapkan keakraban dan kesukaan, Injil Kristus menawarkan penghiburan.
Suatu Peristiwa Sukacita
Kitab Suci mengatakan bahwa baik Yesus maupun murid-murid-Nya telah diundang kepada pesta perkawinan di Kana. Kristus belum pernah memberikan izin kepada orang-orang Kisten, apabila diundang kepada perkawinan, untuk berkata seharusnyalah Kami tidak hadir pada suatu peristiwa yuang demikian gembiranya. Oleh hadir pada pesta itu, Kristus mengajar kita supaya bersukacita dengan orang-orang yang bersukacita dalam pemeliharaan segala hukum-Nya. Ia tidak pernah mengatakan suapaya jangan diadakan atau dijalankan setuju dengan undang-undang Surga. Suatu pertemuan yang dihormati Kristus oleh hadirat-Nya, adalah baik supaya diikuti oleh para pengikut-Nya. Setelah mengunjungi perjamuan ini, Kristus telah mngunjungi banyak yang lain, menyucikannya oleh hadirat-Nya serta pengajaran-Nya.
Pertunjukan, Pemborosan, dan kegembiraan yang Riuh Tidak Pantas pada Pesta Perkawinan
Upacara-upacara perkawinan telah dijadikan peristiwa pertunjukan, pemborosan, dan pemanjaan diri. Tetapi kalau kedua belah pihak mengadakan persetujuan sesuai dengan kesederhanaan ajaran agama dan sebagaimana biasanya, dan dilaksanakan atas persetujuan bersama, upacara itu dijalankan dengan tidak ada pertunjukan dan pemborosan, maka perkawinan yang terjadi pada dewasa ini tidak perlu bertentangan dengan kehendak Allah. Tidak ada alasan mengapa kita harus mengadakan arak-arakan yang besar atau pertunjukan, meskipun kedua belah pihak sangat cocok kepada satu dengan yang lain.
Tampaknya tidaklah cocok buat saya untuk melihat upacara perkawinan yang digabungkan dengan kegembiraan yang hiruk pikuk, gegap gempita yang sengaja dibuat-buat. Tidak. Karena itu adalah satu peraturan yang telah ditentukan oleh Allah, yang harus dipandang dengan keatungan yang khidmat. Sementara hubungan keluarga itu dibentuk dalam dunia ini, seharusnyalah perhubungan itu memberikan suatu pertunjukan tentang apa yang kelak terjadi, yaitu keluarga yang di surga. Kemuliaan Allah haruslah selamanya diutamakan.
Perkawinan di Rumah Nyonya White
Kira-kira jam 11:00 siang hari Selasa, kamar makan kami yang luas itu dipersiapkan untuk upacara perkawinan. Saudara B. melaksanakan upacara itu, dan berjalan dengan baik sekali. Ada yang meminta supaya Nyonya White mengucapkan doa setelah upacara perkawinan itu. Tuhan memberikan kepada saya kebebasan istimewa. Hati saya telah dilembekkan dan ditaklukkan oleh Roh Allah. Pada peristiwa ini tidak ada sikap senda gurau yang ringan atau ucapan kesia-siaan: segala sesuatu diatur dengan khidmat dan suci sehubungan dengan perkawinan ini. Segala sesuatu berjalan demi meninggikan tabiat dan memberi kesan yang mendalam. Tuhan menyucikan perkawinan ini dan kedua orang itu sekarang mempersatukan perhatian mereka hendak bekerja dalam ladang mission, untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang. Allah akan memberkati mereka dalam pekerjaan mereka kalau mereka berjalan dengan Dia dalam kerendahan hati, bersandar semata-mata atas segala perjanjian-Nya.
Perpaduan Dua Kehidupan
Inilah suatu masa yang penting dalam sejarah orang-orang yang telah berdiri dihadapanmu untuk mempersatukan segala kepentingan mereka, sambutan hatinya, cintanya, usahanya dengan satu sama lain dalam perjalanan menyelamatkan jiwa. Dalam perhubungan nikah adalah satu langkah yang sangat penting untuk diambil, perpaduan dua kehidupan menjadi satu…. Sesuai dengan kehendak Allah supaya suami dan istri dihubungkan bersama-sama dalam pekerjaan-Nya, untuk memajukan perkerjaan itu dalam suatu keutuhan dan kesucian. Mereka dapat melaksanakan itu.
Berkat Allah dalam rumah tangga di mana persatuan ini kelak ada, adalah seperti sinar matahari surga, karena adalah kehendak Tuhan yang telah ditentukan supaya suami dan istri dipersatukan dalam ikatan persekutuan yang suci, di bawah kuasa Yesus Kristus, dengan Dia yang mengendalikan dan Roh-Nya yang menuntun….
Allah mau supaya rumah tangga itu menjadi tempat yang paling berbahagia di dunia, yang menjadi lambang rumah tangga yang di surga. Memikul segala tugas kewajiban perkawinan dalam rumah tangga menghubungkan kepentingan mereka dengan Yesus Kristus, bersandar pada tangan-Nya dan jaminan-Nya, suami dan istri akan beroleh kebahagiaan dalam persekutuan ini yang dihargakan oleh malaikat-malaikat Allah.
Perkawinan itu tidak mengurangi kegunaan mereka, melainkan menguatkannya. Mereka dapat menjadikannya hidup perkawinan itu suatu pelayanan untuk menarik jiwa-jiwa kepada Kristus; dan saya mengerti apa yang saya katakan, karena 36 tahun lamanya saya dan suami saya telah dipersatukan dan kami pergi bersama-sama ke mana pun Tuhan suruh, untuk pergi. Di dalam hal ini kami tahu bahwa kami menpat penghargaan Allah dalam hubungan nikah kami. Itulah sebabnya bahwa pernikahan itu adalah suatu peraturan yang diurapi….
Maka sekarang dapatlah saya pada waktu ini menyambut tangan saudara kita ini;…dan kita menyambut tanganmu hai istri, dan mengajak kamu berdua supaya menjalankan pekerjaan Allah bersama-sama. Saya mau mengatakan, jadikanlah Allah penasehatmu. Bersekutulah, dan bersatupadulah bersama-sama.
Nasihat kepada Pengantin Baru
Hai saudaraku yang kekasih: kamu telah bersatu dalam satu perjanjian seumur hidup. Pendidikanmu di dalam hidup perkawinan telah mulai. Tuhan pertama dalam hidup nikah adalah satu tahun pengalaman, satu tahun di mana suami dan istri mempelajari ciri-ciri tabiat yang berlainan satu dengan yang lain, seperti seorang anak mempelajari pelajaran di sekolah. Oleh sebab itu janganlah biarkan noda-noda yang akan mencemarkan kehidupan suami istri pada tahun pertama, yang akan merusak kebahagiaanmu di kemudian hari….
Hai saudaraku, waktu, kekuatan dan kebahagiaan istrimu sekarang ini terikat kepada waktu dan kekuatan serta kebahagiaanmu. Pengaruhmu terhadap dia boleh membawa bau semerbak kepada kehidupan atau bau yang membawa kepada kematian. Berhati-hatilah supaya tidak merusak kehidupanmu.
Hai saudariku, sekarang engkau mempraktekkan pelajaran-pelajaran pertamamu dalam hubungannya dengan segala tugas kewajibanmu dalam hidup perkawinan. Pelajarilah dengan sungguh-sungguh dan setia segala pelajaran itu setiap hari….Berjagalah senantiasa supaya engkau membuangkan sifat mementingkan diri.
Dalam persekutuan hidupmu, segala cita-cita hidupmu hendaklah menyokong kepada kebahagiaan satu dengan yang lain. Haruslah masing-masing mendukung kebahagiaan yang lain. Inilah yang menjadi kehendak Allah terhadap kamu. Tetapi sementara kamu dipersatukan, jangan ada seorang di antara kamu yang menghilangkan kepribadiannya. Allah adalah pemilik kepribadianmu itu. oleh-Nya engkau akan mempertanyakan: Apakah yang benar? Apakah yang salah? Bagaimanakah saya dapat menyelesaikan hasil karya saya yang terbaik?
Satu Janji di Hadapan Saksi-saksi Surga
Allah telah menentukan supaya ada cinta yang sempurna dan kerukunan di antara orang-orang yang memasuki perhubungan nikah. Biarlah pengantin perempuan dan pengantin pria di hadapan hadirat serwa sekalian alam, berjanji hendak mengasihi satu dengan yang lain sebagaimana Allah telah menentukan untuk melakukan yang demikian….Istri harus menghormati serta patuh kepada suaminya dan suami harus mencintai dan mengasihi istrinya.
Para pria dan wanita haruslah menyerahkan dirinya kembali kepada Allah, pada permulaan kehidupan sebagai suami istri.
Biarlah setia seperti besi baja kepada sumpah perkawinan, menolak dalam pikiran, perkataan atau perbuatan yang merusak daftar sejarahmu sebagai seorang yang akan takut akan Allah dan menurut segala perintah-Nya.
-Ellen White (RTA)