Saturday, November 23, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedIa Harus Menjadi Super Power: Latar Belakang

Ia Harus Menjadi Super Power: Latar Belakang

[AkhirZaman.org] Beberapa ratus tahun yang lalu, orang-orang melarikan diri dari Benua Eropa  menuju ke Benua Amerika karena menginginkan kebebasan. Selama berabad-abad  kebebasan  itu telah dipasung dan dicabut oleh otoritas gereja yang murtad selama 1260 tahun. Upaya reformasi yang dilakukan hanya menyulut  pembantaian terhadap orang-orang yang tulus; orang-orang Hugenot dan pembunuhan terhadap orang-orang Waldensi melalui kekuasaan agama. (History of new England, Vol 3 hal 43).

Banyak orang pada waktu itu yang dengan sungguh-sungguh ingin kembali kepada kemurnian dan kesederhanaan yang telah menandai gereja yang mula-mula. Mereka menganggap banyak kebiasaan-kebiasaan Gereja telah merupakan tugu peringatan penyembahan berhala, dan hati nurani mereka tidak bisa bersatu dengan perbaktian seperti itu. Akan tetapi gereja, yang didukung oleh kekuasaan pemerintah, tidak mengizinkan adanya perselisihan dalam hal bentuk upacara-upacara. Olehnya terjadilah pemaksaan untuk mengikutinya dengan di undang-undangkan, dan perkumpulan-perkumpulan kebaktian agama yang tidak diizinkan, dilarang dengan ancaman hukuman penjara, dibuang, dan hukuman mati.

Pada permulaan abad ke tujuh belas, raja baru naik takhta dikerajaan Inggris dan menyatakan keputusannya untuk memaksa kaum yang merindukan kemurnian untuk “menyesuaikan diri, atau . . . mereka akan diusir keluar dari negeri itu, atau tindakan yang lain yang lebih buruk.”  — Bancroft, George, “History of the United State of America,”  Part I, ch. 12, par. 6.  Diburu, dianiaya, dan dipenjarakan. Mereka melihat hari depan yang tidak menjanjikan sesuatu yang lebih baik, dan banyak yang bertekad melayani Allah sesuai dengan kata hati nurani memutuskan:  “Inggris tidak bisa lagi didiami untuk selama-lamanya.”  —  Palfrey, J. G., “History of New England,” ch. 3, par. 43.  Kemudian sebagian mencari perlindungan di Negeri Belanda.

Kesulitan-kesulitan, kehilangan-kehilangan dan penjara dihadapi dan dialami. Rencana dan maksud-maksud mereka tak jarang digagalkan; mereka dikhianati dan diserahkan ke tangan musuh. Dalam pelarian, mereka telah meninggalkan rumah, barang-barang, dan sumber penghidupan mereka.  Mereka menjadi orang-orang asing di negeri asing, di antara orang yang berbeda bahasa dan adat kebiasaan. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan baru yang belum pernah dicoba sebelumnya hanya untuk memperoleh makanan. Meskipun sering dihimpit oleh kemiskinan, mereka bersyukur kepada Allah untuk berkat-berkat yang masih dikaruniakan kepada mereka. Dan mendapatkan sukacita dalam persekutuan rohani yang tidak terganggu.  “Mereka mengetahui bahwa mereka adalah musafir, dan mereka tidak mengharapkan banyak pada hal-hal keuntungan, tetapi mata mereka memandang ke Surga, tanah air mereka yang tercinta, dan yang menerangi jiwa mereka.”  —  Bancroft, Part I, ch. 12, par.15.

Ditengah-tengah kesukaran dan pelarian itu, kasih dan iman mereka bertambah kuat. Mereka mempercayai janji-janji Tuhan, dan Dia tidak melupakan mereka pada waktu yang diperlukan. Malaikat-malaikat-Nya berada disamping mereka, untuk menguatkan dan menolong mereka. Dan pada waktu tangan Allah tampaknya menunjuk mereka untuk menyeberangi lautan, ke negeri dimana mereka boleh membangun negara sendiri, dan memberikan warisan berharga kebebasan beragama kepada anak-anak mereka, mereka maju tanpa takut atau gentar dalam jalan pemeliharaan Tuhan. 


Sejak memutuskan untuk mencari jalan kebebasan beribadah, kaum yang merindukan kemurnian ini telah mempersatukan diri mereka bersama, oleh suatu perjanjian yang sungguh-sungguh, sebagai umat Tuhan yang bebas, “untuk berjalan bersama dalam segala jalan-Nya yang telah diberitahukan atau yang akan diberitahukan kepada mereka.”  — Brown, J., “The Pilgrim Fathers,”  p. 74.  Inilah roh pembaharuan, prinsip vital Protestantisme. Dengan maksud inilah kemudian para musafir ini berangkat dari Negeri Belanda, dan Inggris untuk mencari tempat di Dunia Baru Amerika Serikat. John Robinson, pendeta yang memimpin perjalanan iman itu (make sure), berkata dalam amanat perpisahannya kepada yang tinggal:

 “Saudara-saudara, sekarang kita segera akan berpisah, dan Tuhan tahu apakah saya masih akan tetap hidup untuk melihat mukamu lagi. Tetapi apakah Tuhan sudah menetapkannya atau tidak, saya memberikan tantangan kepadamu dihadapan Allah dan malaikat-malaikat-Nya untuk mengikuti saya tidak lebih jauh daripada yang saya ikuti Kristus. Jika Allah harus menyatakan sesuatu kepadamu oleh alat-alat-Nya yang lain, bersedialah menerimanya sebagaimana Anda bersedia menerima kebenaran pelayanan saya. Karena saya sangat yakin bahwa Allah masih mempunyai lebih banyak lagi kebenaran dan terang yang akan keluar dari firman-Nya.”  — Martyn, Vol. V, p. 70.

 

“Ingatlah janji setia gerejamu, dimana engkau telah setuju untuk berjalan dalam segala jalan Tuhan, yang sudah maupun yang akan dinyatakan kepadamu. Ingatlah janjimu dan janji setiamu kepada Allah dan kepada satu sama lain, untuk menerima terang dan kebenaran apapun yang akan dinyatakan kepadamu dari firman-Nya yang tertulis. Tetapi, sebagai tambahan saya memohon kepadamu, berhati-hatilah, apa yang kamu terima sebagai kebenaran bandingkanlah dan timbanglah dengan kebenaran Alkitab yang lain sebeblum kamu menerimanya. Karena bukan tidak mungkin dunia Kristen keluar terlambat dari kegelapan Antikristen, dan kesempurnaan pengetahuan terpancar sekaligus.”  — Martyn, Vol. V, pp. 70,71.

Kerinduan akan kebebasan hati nurani telah mengilhami para Musafir ini, dan dengan berani mereka menghadapi bahaya perjalanan jauh menyeberangi lautan, menanggung kesulitan dan bahaya hutan belantara.  Tangan Allah membuka jalan kepada orang-orang yang merindukan kebebasan ini dengan mengarungi Samudra Atlantik selama 60 hari  dengan kapal May Flower yang berjumlah 102 orang  menginjakan kaki di benua Amerika pada 9 November 1620. Setelah itu berbondong-bondong  orang lain dari Eropa menyusul menapakkan harapan dibenua yang baru itu.

Hingga tahun 1775 beratnya perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan di wilayah pemukiman yang baru masih dijalani, hingga pada 4 Juli 1776 dekalarasi kemerdekaan  disahkan oleh Patrick Henry. Dalam dokumen yang tua dan keramat yang ditulis oleh Thomas Jefferson dinyatakan:

KAMI MEMEGANG TEGUH  KEBENARAN, BAHWA SEMUA MANUSIA  DICIPTAKAN SAMA DAN  BAHWA ALLAH PENCIPTA TELAH MEMBERIKAN KEPADA MANUSIA HAK TERTENTU YANG TIDAK DAPAT DIRAMPAS OLEH SIAPAPUN SEPERTI HAK UNTUK HIDUP,  BEBAS DAN  MENIKMATI KEBAHAGIAAN.

 

Tiga belas tahun setelah  deklarasi kemerdekaan  ditandatangani,  UU disahkan. Sepuluh amandemen pertama pada UU tersebut dikenal sebagai BILL OF RIGHTS  atau UU mengenai hak asasi manusia yang dimulai dengan pernyataan KONGGRESS TIDAK AKAN MEMBUAT UU UNTUK MENENTUKAN AGAMA DAN JUGA TAK MELARANG KEBEBASAN BERIBADAH.  Permulaan perkembangannya  bangsa ini didirikan tanpa kuasa raja dan tanpa dominasi Gereja-Negara. Leluhur Amerika bertekat menikmati keuntungan dari dua asas ini yakni: KEMERDEKAAN SIPIL  dan KEBEBASAN BERAGAMA. Berdasarkan pengalaman pahit di Eropa Barat mereka bertekat  supaya gereja dan negara harus dipisahkan  selama-lamanya. Gereja tanpa seorang Paus, negara tanpa seorang raja.

Akan tetapi justru pada negara yang menjanjikan kehidupan sejahtera dibumi inilah setan tertarik untuk gunakan sebagai alatnya. Ideologinya begitu menarik untuk dikumandangkan. Perjalanan hidupnya begitu memiluhkan untuk menggugah hati. Sumberdaya alamnya sangat menjanjikan, cukup untuk membuat banyak orang tergiur.  Ia harus menjadi superpower.  Negara yang tepat untuk mengendalikan dunia dibawah satu kekuasaan adalah Amerika Serikat.  Demikianlah Setan mempertimbangkannya dan menyusun rencananya untuk negara ini.

Telah diNUBUATkAN (WAHYU 13:11-18)

ribuan tahun yang lalu Alkitab telah menubuatkan akan munculnya suatu kekuasaan dengan kekuatan yang besar diakhir zaman untuk menguasai dunia dalam satu kendali kepada kesesatan:

“Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.  Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.  Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.  Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.  Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.” Wahyu 13:11-17.

Dan kurang lebih 100 tahun yang lalu sebelum kuasa binatang itu kelihatan, Tuhan mengungkapkan rahasia mengenai binatang itu kepada hambanya:

“Akan tetapi binatang bertanduk seperti domba tampak “keluar dari dalam bumi.” Gantinya menggulingkan kekuasaan-kekuasaan lain untuk mendirikan kekuasaannya sendiri, maka bangsa yang dilambangkan di sini muncul di suatu wilayah yang sebelumnya belum diduduki, dan bertumbuh pelan-pelan dan dengan tenang. Dia itu tidak muncul di antara bangsa-bangsa yang padat dan yang berjuang di Dunia Lama…Bangsa dari Dunia Baru manakah yang bangkit pada tahun 1798 menjadi berkuasa, yang menjanjikan kekuatan dan kebesaran didepan dan yang menarik perhatian dunia? Penerapan lambang ini tidak menimbulkan pertanyaan. Satu bangsa, dan hanya satu-satunya yang memenuhi spesifikasi nubuatan ini; tanpa diragukan lambang itu menunjuk kepada Amerika Serikat.  Secara tidak sadar para ahli pidato dan ahli sejarah berulangkali menerangkan kebangkitan dan pertumbuhan bangsa ini seperi yang digambarkan nabi (Yohanes). Binatang itu tampak “keluar dari dalam bumi;” dan menurut penerjemah, perkataan “keluar” di sini berarti “bertumbuh atau muncul seperti tanaman.”  Dan sebagaimana kita lihat, bangsa itu muncul di suatu wilayah yang sebelumnya belum diduduki. Seorang penulis yang menonjol menerangkan kebangkitan Amerika Serikat berbicara mengenai “misteri kemunculannya dari kekosongan,” mengatakan, “Bagaikan bibit yang diam kita bertumbuh menjadi negara atau kerajaan.” — Townend, G.A., The New World Compared with the Old, hal. 462 (ed. 1869).

Sebuah surat kabar Eropa pada tahun 1850 berbicara mengenai Amerika Serikat sebagai suatu kerajaan ajaib, yang “muncul” dan “di tengah-tengah keheningan dunia setiap hari kekuasaan dan kebanggaannya bertambah.”  —  The Dublin Nation.  Edward Everett, dalam sebuah orasi tentang Musafir (Pilgrim) pendiri bangsa itu , berkata “Apakah mereka mencari sebuah tempat yang terpencil dan tenang, menyenangkan karena tidak dikenal, dan aman karena terpencil jauh, di mana gereja kecil Leyden dapat menikmati kebebasan hati nurani? Lihatlah daerah-daerah luas  di atas mana di daerah pendudukan yang aman damai . . .  mereka telah membawa panji-panji Salib!” —  Speech delivered at Plymouth, Mass., Dec. 22, 1824, p. 11. 

“Dan bertanduk dua sama seperti anak domba.”  itu menyatakan kemudaan, tidak bersalah, kelemah-lembutan, dengan tepat melambangkan tabiat Amerika Serikat ketika ditunjukkan kepada nabi (Yohanes) itu sebagai yang “keluar” di tahun 1798. Di antara orang-orang Kristen buangan yang pertama melarikan diri ke Amerika dan mencari suaka dari penindasan kerajaan dan imam-imam yang tidak bertenggang rasa, banyak yang ikut memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan atas dasar kebebasan sipil dan agama…Konstitusi menjamin semua warganegara berhak menentukan pemerintahan sendiri melalui perwakilan yang dipilih secara bebas untuk membuat dan menjalankan undang-undang. Kebebasan menganut agama atau kepercayaan juga dijamin, sehingga setiap orang diizinkan menyembah Allah sesuai dengan dorongan hati nuraninya. Republikanisme dan Protestantisme menjadi prinsip fundamental bangsa itu. Prinsip-prinsip ini adalah rahasia kekuatan dan kemakmurannya. Orang-orang yang tertindas dan tertekan dari seluruh dunia Kristen telah berpaling ke negeri ini dengan penuh perhatian dan harapan. Berjuta-juta orang berusaha mencapai tanah ini, dan Amerika Serikat telah mendapat tempat diantara negara-negara kuat di dunia (Ellen G. White, The Great Controvercy, 439-441, 1911).    

TERUNGKAP

Alkitab memberikan prinsip-prinsip dalam memahami nubuatan.  Berikut ini mari kita menelaah bersama siapa binatang dalam wahyu 13 diatas sesuai dengan prinsip Alkitab.

Binatang =  Bangsa-bangsa, kerajaan – kuasa politik – negara.

  • Daniel  7:17 Binatang-bintang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi;
  • Daniel 7: 23 Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya.
  • Yeremia 4: 7 Singa telah bangkit dari belukar, pemusnah bangsa-bangsa telah berangkat, telah keluar dari tempatnya untuk membuat negerimu menjadi tandus; kota-kotamu akan dijadikan puing, tidak ada yang mendiaminya.
  • Yeremia 50:17 Israel adalah seperti domba yang diceraiberaikan, dihalaukan oleh singa-singa. Mula-mula raja Asyur memakan dia, dan sekarang pada akhirnya Nebukadnezar, raja Babel, mengerumit tulang-tulangnya.

Keluar dari dalam bumi = Muncul dari tempat yang baru, masih kosong, atau penghuninya sedikit, sebagaimana yang dijelaskan alkitab tentang  tentang suatu proses : Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong…Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian –Kejadian 1:1,2,11. 

Dalam simbol nubuatan dalam kitab wahyu, bumi memiliki arti suatu tempat yang berlawanan dengan laut.  Laut atau air sendiri dalam nubuatan berarti orang banyak atau bangsa-bangsa (Daniel 7:2; Wahyu 17:1,15). Jadi, keluar dari dalam bumi berarti  muncul dari tempat jarang penduduk.  Banyak komentar Alkitab sepakat kata keluar mengandung arti bertumbuh atau muncul perlahan dan terkesan diam-diam seperti tanaman sesuai dengan arti kata tersebut dalam bahasa Grika anabaino yang sering digunakan pada tumbuhan yang bertumbuh . 

Bertanduk dua = Kekuasaannya didasarkan pada dua prinsip.

Alkitab menggunakan tanduk sebagai simbol dari otoritas atau kekuasaan (Mazmur 75:11; Yeremia 48:25; Daniel 7:24). Berbeda dari binatang yang lain dalam nubuatan, binatang ini tidak memiliki mahkota yang berarti bukanlah dipimpin oleh seorang raja atau bukan suatu kerajaan.  Hal ini tetap mengarah kepada Amerika Serikat yang di bentuk atas dasar kepemerintahan yang bebas (Republik) dan kebebasan penuh dalam beragama (protestanisme).

 

Seperti anak domba = Polos dan tidak ditakuti.

Buku wahyu menggunakan Domba sebagai simbol dari Jesus Kristus sebanyak 28 kali. Ini menunjukan bahwa  binatang (negara) yang muncul dari dalam bumi ini awal akan memerankan kebaikan. 

Berbicara seperti seekor naga = Bertindak sebaliknya dari penampilannya.

“Berbicara”  dalam suatu negara berarti suatu tindakan kekuasaan legislatif dan yudikatif.  Alkitab menyatakan sikap politik dari binatang atau negara itu, yakni dibalik penampilan formalnya yang lembut, dia memiliki tindakan-tindakan politik yang jahat; diibaratkan dengan suara naga (setan). Hal itu dijelaskan pada ayat-ayat selanjutnya dalam perannya yang sesungguhnya yaitu “menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,”  Dan “ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya”

 

Kita tidak akan menemukan pengenapan ciri-ciri dari binatang dalam Wahyu 13:11-18 ini pada negara lain manapun didunia pada akhir zaman ini selain dari pada Amerika Serikat.

“FROM ZERO”—DARI TAK BERARTI


Fakta sejarah menunjukan bagaimana AS muncul sebagai penguasa tanpa disangka tepat seperti nubuatan Alkitab.

  1. Abad 19 negara superpower di dunia: Inggris, Jerman, Prancis, Rusia.
  2. Sesudah PD I Negara superpower: Inggris,  Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia.
  3. Tahun 1930-1939 Jepang bangkit menjadi bangsa besar: Inggris, Jerman, Prancis. Italia, Rusia, Jepang. Amerika Serikat masih merupakan negara “silent” di kanca pergaulan internasional.
  4. Pada PD II Amerika muncul sebagai superpower baru dalam pentas sejarah dunia bersama dua negara yang tersisa lainnya yang dikenal dengan nama The Big Three yakni  Inggris, Amerika dan Rusia.
  5. Sesudah PD II dalam konstelasi politik dunia, negara superpower menjadi The Big Five  yaitu Amerika,  Inggris, Prancis, China, Rusia.
  1. Tahun 70-an dan 80-an  negara superpower  menjadi The Big Two yakni Amerika dan Rusia. Tetapi pada 9 November 1989  tembok Berlin  runtuh dan itu  berarti kubu komunisme  di Eropa Timur tumbang. Pada tgl 21 Agustus 1991 kudeta yang dilancarkan  oleh wakil Presiden Uni Soviet Gennady Yanayey mengalami kegagalan, maka partai komunisme Uni Soviet dibubarkan. Dengan demikian AS menjadi satu-satunya Negara adidaya di dunia. Seperti yang ditulisak Tempo 5 Desember 1992 dan Juga majalah Editor 10 Oktober 1992 ”Dia (presiden Bush) memimpin satu-satunya negara adikuasa di dunia, Negara terkuat dalam ekonmi dan politik yang pernah ada dalam sejarah yang memimpin dan menyajikan tata dunia baru.

Amerika kini siap mempertahankan dan membuktikan diri kepada dunia bahwa dia mampu mengendalikan dunia dibawah satu kekuasaan, sekaligus menggenapi nubuat Allah: “mengadakan tanda-tanda yang dahsyat” dan “menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya”.  

Demikianlah mengapa DIA HARUS MENJADI SUPERPOWER. 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?