[AkhirZaman.org] Saya adalah salah seorang yang suka untuk mandiri. Ketika saya dan istri saya melakukan perjalanan, saya lebih suka mencari rute kami sendiri daripada meminta orang lain memberitahu saya bagaimana untuk mencapai tujuan kami. Tetapi saya harus mengakui bahwa GPS adalah salah satu kemudahan terbesar di zaman kita ini.
GPS yang saya dan istri saya paling sering gunakan adalah sebuah aplikasi di telepon genggamnya. Istri saya hanya menelepon ke mana kami ingin pergi dan aplikasi itu akan merencanakan perjalanan bagi kami, memberitahu kami kira-kira berapa lama jarak tempuh kami, mengingatkan kami untuk setiap belokan yang harus kami ambil dan bahkan memberitahukan ketika kami sudah tiba di tujuan. Jika kami melewati jalan yang berbeda dari yang dianjurkannya, GPS akan segera menyesuaikan lokasi, serta menyesuaikan instruksi untuk membawa kami ke tujuan meskipun jalan yang kami tempuh sudah keliru.
Bukankah sangat bagus jika kita memiliki sesuatu yang akan membimbing kita melalui kehidupan seperti itu?
Nah, seperti yang sudah bisa anda duga, saya percaya kita sudah memilikinya. Nubuatan adalah salah satu karunia yang Tuhan berikan kepada kita, dan tujuan utamanya adalah untuk membimbing kita melalui kehidupan ini untuk menuju kekekalan.
Tugas utama para nabi adalah untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada mereka yang ditujukan kepada orang-orang yang Tuhan maksudkan untuk peroleh. Secara umum, pesan-pesan kepada orang-orang ini apa yang Tuhan ingin mereka lakukan -bagaimana Ia ingin mereka hidup. Atau memperingatkan orang-orang yang menolak bimbingan -mereka yang berdosa- tentang konsekuensi-Nya yang tak terelakkan.
Tentu saja, banyak orang mempelajari hal-hal ini, namun tidak menjadi nabi. Para nabi sejati adalah mereka yang dipanggil Tuhan untuk melakukan pekerjaan tertentu, untuk menjadi juru bicara-Nya. Dia mengatakan kepada mereka apa yang harus dikatakan dan kepada siapa. Sebenarnya, kata “mengatakan” tidak terlalu cocok di sini. Tuhan menyampaikan pesan-Nya untuk beberapa nabi melalui berbicara, tetapi Dia juga menggunakan metode komunikasi lainnya. Bahkan, Dia menggunakan setidaknya enam cara yang berbeda.
1. Malaikat
Kadang-kadang Tuhan tidak menyampaikan pesan kepada nabi sendiri. Sebaliknya, seorang malaikat yang menyampaikan. Dua ayat pertama dari kitab Wahyu memberi kita contoh hal ini : “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.” ( Wahyu 1:1, 2 ).
Tapi sementara Tuhan terkadang menggunakan malaikat sebagai pembawa pesan, sebagian besar Dia mengomunikasikan pesan-Nya langsung kepada Nabi itu sendiri. Ia melakukan ini dengan cara-cara berikut.
2. Mimpi
Ini semacam video ilahi yang menjangkau ke dalam pikiran nabi dan menempatkan gambar-gambar untuk menyampaikan pesan yang Tuhan ingin nabi itu sampaikan. Bentuk komunikasi ini dan yang berikut berbeda satu sama lain, terutama proses terjadinya di malam hari saat tidur. Alkitab dalam Buku Daniel memberi kita contoh keduanya.
Nubuat besar pertama dalam buku Daniel disampaikan melalui mimpi. Nebukadnezar, Raja Babel, bermimpi yang disadarinya adalah sesuatu yang penting. Tapi mimpi itu simbolis dan Nebukadnezar tidak tahu apa arti simbol-simbol yang mewakilinya, sehingga ia meminta penasihat kafir untuk bantuan mereka.
Ketika mereka gagal, Tuhan, bekerja di belakang layar, menempatkan Nebukadnezar berhubungan dengan Daniel – seorang penasihat yang masih dalam pelatihan, yang menyembah Tuhan. Daniel berdoa memohon bantuan Tuhan dan malam itu Tuhan memberinya mimpi yang sama yang telah Tuhan berikan kepada Nebukadnezar – tapi kali ini termasuk penafsiran dan artinya juga. Daniel memberikan informasi ini kepada Nebukadnezar -dan kita- dalam Pasal 2 dari bukunya .
3. Visi
Tuhan juga menggunakan visi untuk memberikan pesanNya kepada para nabi-Nya. Visi dapat dianggap sebagai mimpi yang Tuhan berikan kepada orang-orang saat siang hari daripada di malam hari. Nabi menerima penglihatan saat dia terjaga dan bukan saat tidur. (Dalam Daniel 7:1 , nabi menyamakan mimpi dan visi). Dan dalam Perjanjian Baru, penulis kitab Kisah Para Rasul menulis bahwa sementara diakon Stefanus diadili karena imannya, ia melihat visi “Anak manusia berdiri di sebelah kanan Tuhan” (Kisah Para Rasul 7:56) .
4. Suara Tanpa Wujud
Kadang-kadang, Tuhan berbicara kepada nabi tanpa mengungkapkan setiap bagian dari diri-Nya selain suara-Nya. Samuel masih anak-anak saat pertama kali ia mendengar Tuhan berbicara kepadanya. Dia baru saja merangkak ke tempat tidur satu malam ketika ia mendengar seseorang memanggilnya, jadi dia pergi ke Imam Eli, dengan siapa ia tinggal, dan menanyakan apa yang ia inginkan. Eli mengatakan ia tidak memanggil Samuel dan menyuruhnya kembali ke tempat tidurnya.
Kejadian ini diulangi beberapa kali dan akhirnya Eli memberitahu Samuel bahwa ketika berikutnya ia mendengar suara itu, ia harus mengatakan, “Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba- Mu ini mendengar” ( 1 Samuel 3:9 ). Ketika Samuel mendengar suara lagi, ia menjawab sebagaimana Imam Eli telah ajarkan padanya dan Tuhan memberinya pesan yang harus disampaikannya kepada Eli dan keluarganya.
5. Berhadapan Muka
Ketika Tuhan memanggil Musa dari hidupnya yang aman, dan tenang untuk memimpin Israel keluar dari Mesir, Musa setuju untuk melakukannya meskipun ia lebih suka tinggal di mana dia berada (Keluaran pasal 3, 4). Musa adalah jelas salah satu nabi Allah dan ia memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, orang yang menulis obituarinya berkata, “Sejak saat itu tidak ada nabi yang muncul di Israel seperti Musa, yang ditemui Tuhan dengan berhadapan muka” ( Ulangan 34:10 ).
6. Yesus
Terakhir, Yesus menyampaikan gambaran paling akurat tentang kehidupan yang Tuhan ingin kita hidupkan dengan menjalani kehidupan-Nya sendiri. Para murid, yang kemudian sebagai rasul juga adalah nabi, belajar kehendak Tuhan dengan mengamati kehidupan Yesus dan mereka menjadi saksi untuk itu dengan mengkhotbahkan hal itu dan menulis tentang hal itu di dalam Alkitab.
Mengapa Tuhan menyampaikan pesan-Nya kepada para nabi dengan cara yang berbeda? Mungkin karena nabi memiliki kepribadian yang berbeda. Atau mungkin Tuhan ingin pesan-pesan-Nya dibentuk dengan cara yang paling mudah menangkap perhatian orang-orang yang akan menerimanya.
Tapi pertanyaan yang lebih penting : Mengapa Tuhan mengirim pesan yang Dia ingin kita terima melalui nabi? Mengapa Dia tidak berbicara kepada kita masing-masing secara langsung?
Tuhan selalu berbicara kepada orang-orang baik secara langsung maupun melalui para nabi dan Dia masih melakukan itu. Dia berbicara kepada kita melalui alam, melalui hubungan kita dengan orang lain, melalui Roh Kudus dan melalui Alkitab. Dan Dia telah berbicara kepada kita terutama melalui Yesus, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tapi kita tidak selalu mendengarkan, sehingga kadang-kadang kita mendapatkan hal-hal yang bercampur aduk. (Pada kenyataannya, kita bahkan mendapatkan sesuatu yang campur aduk ketika kita mendengarkan!)
Melalui karunia nubuatan -GPS Tuhan- kita mendapatkan versi yang dapat dipercaya mengenai bimbingan Tuhan, salah satu yang akan membawa kita melalui kehidupan ini dan ketujuan akhirnya -rumah Allah sendiri-, di mana Dia mengatakan ada ruang bagi kita sepanjang masa kekekalan. Sebagaimana yang dikatakan Raja Yosafat:
“Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!” 2 Tawarikh 20:20
Oleh David Jarnes