[AkhirZaman.org] Gereja Lutheran di Norwegia menyepakati sebuah tata ibadah (liturgi) baru yang dapat digunakan para pendeta melakukan pemberkatan nikah untuk pasangan sejenis.Keputusan yang diambil pada Senin atau Selasa WIB (1/1/2017), seperti diberitakan Reuters, menjadikan gereja di negara itu bergabung dengan denominasi Protestan lainnya di negara-negara lain.
Gereja Lutheran adalah gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh reformasi gereja pada abad ke-16 yang mengkritik ajaran dan praktik gereja pada waktu itu.
Keputusan ini merupakan perkembangan terbaru dari apa yang terjadi dalam konferensi tahunan gereja yang berlangsung April lalu.
Dalam konferensi itu, secara implisit gereja telah mendukung konsep pernikahan sejenis, namun tidak sepakat untuk menuangkannya dalam liturgi tertulis.
Keputusan kali ini sekaligus mengubah penamaan mempelai dalam liturgi gereja, untuk menyebut gender secara netral, dan mengabaikan kata “bride” (pengantin wanita) dan “groom” (pengantin pria).
Liturgi baru tersebut akan mulai diterapkan sejak Kamis WIB.
Di tahun 2015, Gereja Protestan di Perancis sudah memungkinkan dilakukannya pemberkatan nikah atas pasangan sejenis.
Sementara di Amerika Serikat, Gereja Presbyterian menyetujui perubakan kata dalam peraturan tertulis mereka, untuk memasukkan ketentuan pernikahan sejenis.
“Saya berharap seluruh gereja di dunia dapat terinspirasi dengan liturgi baru ini,” kata Gard Sandaker-Nilsen, pemimpin Gereja Terbuka di Norwegia.
Gereja Terbuka merupakan gerakan di dalam tubuh Gereja Lutheran yang gencar mengampanyekan perubahan tata ibadah tersebut.
Norwegia pun telah menjadi negara kedua di dunia, setelah Denmark, yang memungkinkan pendaftaran pasangan sejenis sejak di tahun 1993.
Norwegia pun mengakui pernikahan sejenis di hadapan kantor catatan sipil, sejak tahun 2009.
Tercatat, 73 persen warga Norwegia adalah pengikut gereja Lutheran. Data itu berdasarkan catatan biro statistik nasional setempat.
Namun, jumlah tersebut diyakini mengalami penurunan dalam beberapa dekade terakhir.
Pernikahan sesama jenis merupakan penyimpangan dari lembaga pernikahan dan sebuah serangan terhadap Allah yang menciptakan lembaga pernikahan. Memperbolehkan pernikahan sesama jenis itu sama saja dengan mengacungi jempol terhadap gaya hidup homoseksual, yang telah dengan jelas dikutuk Alkitab sebagai hal yang berdosa.
Orang Kristen harus dengan tegas menolak ide pernikahan sesama jenis. Adapun argumen yang sangat kuat dan logis terhadap pernikahan sesama jenis sudah pasti di luar konteks Alkitab. Seseorang tidak perlu menjadi Kristen untuk menyadari bahwa pernikahan pada hakekatnya dilakukan antara pria dan wanita.
Sebagai orang Kristen, kita tidak mengabaikan atau memperbolehkan dosa. Sebaliknya, kita harus membagikan kasih Allah dan pengampunan dosa yang tersedia bagi semua orang, termasuk kaum homoseks, melalui Yesus Kristus.
Kita harus menyampaikan kebenaran dalam kasih (Efesus 4:15) dan memperjuangkan kebenaran dengan “lemah-lembut dan hormat” (1 Petrus 3:15).
Ketika hasilnya adalah serangan pribadi, cemooh, dan penganiayaan, kita harus mengingat ucapan Yesus: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu” (Yohanes 15:18-19).