[AkhirZaman.org] Gempa di Nepal yang terjadi sekitar hampir dua minggu lalu menarik perhatian saya. Awalnya saya rindu membuat peristiwa ini menjadi suatu berita di web ini. Namun untuk seketika lamanya saya berdiam dan tidak tahu apa yang harus saya tuliskan. Karena jika saya menghubungkan bencana ini dengan Matius 24 sebagai salah satu tanda kedatangan Tuhan kedua kali, sudah terlalu sering kita membahasnya (meskipun ini memang sebagai suatu kebenaran seperti yang Yesus ucapkan).
Namun hingga akhirnya pembelajaran kembali Matius 24 mendorong saya untuk menulis artikel yang berhubungan dengan gempa Nepal meski sudah terjadi hampir dua minggu lalu. Namun sebelumnya mari kita lihat seberapa parah gempa ini mengguncang Nepal.
Catatan di negara itu mengatakan bahwa ini adalah gempa paling kuat yang menyerang negara ini dalam 80 tahun. Gempa Himalaya terjadi pada pukul 11:56 (NST), Sabtu, dengan lebih dari 100 gempa susulan yang menghancurkan bangunan tua yang berusia berabad-abad di kota terdekat dari Kathmandu dan banyak desa kecil. Jumlah korban terus bertambah dan ribuan pekerja penyelamat berdatangan untuk menggali puing-puing dalam pencarian yang hampir putus asa untuk menemukan korban selamat. Satu laporan telah menyebut bahwa penyelamatan ini telah berpacu dengan kematian.
Gempa juga memicu longsoran di dekat Gunung Everest. Setidaknya 18 pendaki tewas, sehingga peristiwa ini menciptakan hari paling mematikan di gunung yang terkenal di dunia.
Ahli geologi mempelajari gempa ini berada di kedalaman 9,3 mil, yang dianggap dangkal untuk gempa bumi dan lebih merusak di permukaan. Kathmandu, ibukota Nepal, mengalami kerugian besar dalam infrastruktur. Wilayah ini terletak di lapisan area dengan lebar 75 mil dan panjangnya 37-mil. Beberapa laporan menunjukkan seluruh daerah ini bergeser ke selatan sekitar 10 kaki hanya dalam 30 detik.
Bila sekali lagi kita hubungkan dengan Matius 24:7 yang berbunyi, “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat”, maka ini adalah salah satu tanda kedatangan Yesus yang kedua kali. Mengapa? Karena ini menjadi salah satu jawaban Yesus saat murid-murid-Nya bertanya, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (ayat 3).
Bila Anda memperhatikan keseluruhan jawaban Yesus dari ayat 4-12, maka tanda gempa bumi (bencana) yang diucapkan-Nya berada di pertengahan dari keseluruhan jawaban itu. Sangat menarik bila kita memperhatikan keseluruhan dari jawaban Yesus.
Banyak orang berkata bahwa gempa bumi (bencana alam) sebagai jawaban mereka saat ditanya mengenai tanda-tanda kedatangan Yesus yang kedua kali. Namun bila kita sungguh orang Kristen, maka kita akan menjawab seperti Tuhan Yesus menjawab. Mari lihat ayat 4: “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!’”
Yang pertama Yesus amarkan adalah penyesatan. Dan penyesatan ini diulangi oleh Yesus empat kali sepanjang Dia membicarakan topik ini (ayat 4, 5, 11, dan 24). Namun siapa yang akan mneyesatkan dan penyesatan ini terjadi di kelompok yang seperti apa? Ayat 5: “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.”
Orang-orang yang mengaku sebagai Mesias dan datang dalam nama Yesus ini memberikan gambaran kepada kita bahwa penyesatan akan datang dari pemimpin agama. Namun pemimpin agama yang bagaimana? Tentunya pemimpin gereja, dan ini sudah barang tentu akan terjadi di kalangan gereja. Sebagai tanda pertama yang Yesus berikan adalah kekuatan agama yang menyesatkan, dan sebagai orang Kristen berhati-hatilah karena Alkitab mengatakan bahwa ini datang dari kalangan gereja dan datang di gereja.
Setelah menjawab yang pertama, Yesus melanjutkan jawabannya di ayat 6: “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.” Dalam jawaban yang kedua Yesus menekankan kepada kita waspadalah atau perhatikanlah jika terjadi konflik politik. Mengapa? Karena Dia mengatakan tentang deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Menarik apa yang Yesus ucapkan dia ayat selanjutnya yang masih sangat berkaitan dengan ayat 6. Mari kita lihat ayat 7a: “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan.” Setelah mengamarkan kepada konflik politik, Yesus mengatakan akan ada peperangan. Bila kita berbicara tentang perang antar bangsa, menurut Anda ini menandakan persatuan atau perpecahan? Tentu saja perpecahan. Jadi tanda kedua yang Yesus berikan adalah konflik politik yang membawa perpecahan atau permusuhan.
Bagaimana dengan tanda selanjutnya? Ayat 7b (KJV): “Dan akan ada kelaparan, dan penyakit sampar, dan gempa bumi di berbagai tempat.” Bila boleh mari kita satukan tiga kata yang bergaris hitam di atas sebagai bencana alam. Bagaimana kaitannya? Bukankah kelaparan dan penyakit tidak sama dengan gempa bumi atau tsunami yang adalah bencana alam?
Bila seandainya terjadi gempa bumi seperti yang ada di Nepal, itu akan memberi dampak kepada kebutuhan pangan dan kesehatan seseorang. Bila ketiga hal itu terjadi bersamaan, kira-kira apa yang akan Anda rasakan? Tekanan secara mental. Dalam keadaan demikian maka kita akan lebih mudah disesatkan ketika kita sedang kelaparan, butuh kesehatan, ataupun saat membutuhkan tempat tinggal.
Dan Yesus mengatakan bilamana semua ini terjadi maka “semuanya itu barulah permulaan penderitaan” (ayat 8). Penderitaan macam apakah yang Yesus maksudkan di sini? Sebelum kita jawab, mari kita baca Wahyu 12:9, “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”
Menarik bahwa Setan sepertinya memiliki tiga nama lainnya sebagaimana ayat di atas sebutkan. Mengapa? Bila kita mengupas apa yang naga lakukan, ular lakukan, dan Iblis perbuat, maka kita akan mengetahui bahwa Setan akan melakukan serangan rangkap tiga yang akan dilakukannya sebelum kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Apa yang naga lakukan? Ayat 13 dan 17, “Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu . . . Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Naga selalu dikaitkan dengan penganiayaan kepada umat Tuhan.
Lalu bagaimana dengan ular tua? Tentunya Anda ingat kapan pertama kali Alkitab mencatat kemunculan ular. Iya, itu adalah di Kejadian 3:1-7 pada saat Setan lewat ular menipu Hawa untuk memakan buah pengetahuan baik dan jahat, yang sesungguhnya Tuhan telah melarang mereka untuk memakan buah itu (Kejadian 2:17).
Namun apa yang Alkitab katakan tentang Iblis. Banyak kali Alkitab menyebut mengenai Iblis, tetapi menarik apa yang Yesus ucapkan tentang Yudas. Yohanes 6:70, 71, “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan (KJV, mengkhianati) Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.” Yesus menggambarkan Yudas, murid yang mengkhianati-Nya, sebagai Iblis.
Jadi begitu jelas kepada kita mengapa Setan digambarkan sebagai naga dan ular tua,serta disebut sebagai Iblis. Karena dia akan menyerang umat Tuhan melalui penganiayaan, penyesatan, dan juga melalui pengkhianatan.
Dan bila kita kembali kepada yang Yesus ucapkan di dalam Matius 24 di mana kekuasaan agama yang menyesatkan (khususnya penyesatan yang datang dari gereja dan datang kepada gereja karena mengaku sebagai Mesias), konflik politik sehingga membawa perpecahan atau permusuhan antar bangsa, dan juga bencana (gempa bumi, kelaparan, dan penyakit) telah tampak, maka sesungguhnya “semuanya itu barulah permulaan penderitaan” (Matius 24:8).
Penderitaan yang Yesus maksudkan di sini berhubungan erat dengan serangan Setan rangkap tiga. Mari kita kembali kepada Matius 24:1. Ayat 9 (KJV): “Kemudian mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan akan membunuh kamu, dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku.”
Sungguh menarik ayat ini memberi petunjuk buat kita. Oleh karena kita dibenci, maka kita akan ditangkap, disiksa dan dibunuh. Siapa pelakunya? Dalam KJV memberikan petunjuk yang mana itu tidak disebutkan di dalam Alkitab Indonesia. Dalam KJV ada kata “mereka”. Siapakah yang dimaksudkan dengan “mereka” ini? Ini menunjuk kepada orang-orang yang disebutkan di dalam ayat 5-7. Siapa mereka? Mereka adalah para penyesat yang datang dari gereja, bangsa-bangsa yang bertikai, dan orang-orang yang disesatkan pada saat menderita karena bencana (gempa bumi, kelaparan, dan penyakit).
Namun yang lebih menarik bahwa yang membenci kita adalah semua bangsa seperti yang ayat 9 katakan. Mengapa menarik? Bila kembali ke ayat 6 dan 7 di mana ada perpecahan atau permusuhan antar bangsa karena konflik politik. Namun ayat 9 mengatakan tiba-tiba mereka (semua bangsa) bersatu untuk membenci umat Kristen. Mengapa umat Kristen? Karena Alkitab mengatakan bahwa kita dibenci karena “nama-Ku (Yesus)”. Orang Kristen yang seperti apa? Orang Kristen sejati yang tidak tertipu oleh penyesatan di lingkungan gereja.
Jadi apa maksudnya “mereka” dan semua bangsa yang membenci, menangkap, menyiksa, dan membunuh kita? Mereka semua adalah perpaduan antara kekuasaan gereja yang menyesatkan dan disesatkan, dengan kekuatan politik atau negara.
Namun perhatikan urutan dari membenci, menangkap (menyerahkan), menyiksa dan membunuh umat Tuhan. Bila mereka membenci lalu menangkap, mengapa tidak langsung membunuh melainkan harus menyiksanya terlebih dahulu? Perhatikan yang Yesus alami sesaat setelah pennangkapan-Nya. Dia tidak langsung disalibkan namun disiksa (dicambuk dan dihajar) supaya mengakui kesalahan yang tidak diperbuat-Nya. Bagaimana ini teraplikasi kepada kita? Umat Tuhan akan disiksa supaya mereka menyangkal Yesus dan menyangkal imannya, bila tidak maka akan dibunuh.
Di saat seperti inilah Setan digambarkan sebagai “naga” untuk menyerang kita lewat penganiayaan.
Namun kapankah ini semua akan terjadi? Di antara ayat 7a (di mana bangsa bermusuhan), dengan ayat 9 (di mana semua bangsa bersatu untuk membenci, menangkap, menyiksa dan membunuh umat Tuhan). Apa yang terjadi di antara dua peristiwa itu? Ayat 7b mengatakan bencana (gempa bumi, kelaparan, dan penyakit sampar). Bagaimana semua ini terkait?vIngatkah Anda kepada cerita Elia dituduh oleh Ahab sebagai penyebab bencana di Israel? Mari kita kita baca 1 Raja 18:17, “Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: ‘Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?’”
Pada saat Ahab mengucapkan itu, Israel telah kekeringan selama 3,5 tahun (Yakobus 5:17). Namun dalam pandangan Ahab bahwa Elia menjadi penyebab semua bencana pada waktu itu. Iya, memang Elia mengucapkan bahwa akan ada kekeringan di Israel waktu dia berkata kepada Ahab 3,5 tahun sebelumnya, “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan” (1 Raja 17:1). Namun hujan tidak turun selama kurun waktu itu bukan karena ucapan Elia semata, namun karena dosa dan kejahatan orang Israel waktu itu. Ucapan Elia menunjukkan bentuk hukuman Tuhan kepada bangsa Israel waktu itu.
Dan bilamana kisah Elia dan Ahab kita hubungkan dengan Matius 24:7-9, maka semua bangsa akan bersatu untuk menentang dan menuduh umat Tuhan yang sejati sebagai penyebab semua bencana itu. Mungkin terdengar seperti tidak masuk akal, namun itulah yang Alkitab katakan. Dan tuduhan yang Elia alami akan terulang dalam sejarah umat Tuhan di masa depan karena Pengkhotbah 1:9 mengatakan, “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.”
2. Lalu bagaimana dengan serangan ular? Matius 24:10 mengatakan, “Dan kemudian banyak orang akan melakukan kesalahan, dan akan mengkhianati satu sama lain, dan saling membenci.”
Bagaimana ini akan terjadi? Di antara umat-umat Tuhan yang tidak turut tertipu dalam penyesatan yang terjadi sebelumnya, namun karena penganiayaan maka banyak dari mereka akan membuat kesalahan, membenci dan mengkhianati. Bukankah pengkhianatan yang didapat Yesus dari Yudas yang digambarkan sebagai Iblis (Yohanes 6:70, 71)?
Namun siapakah yang orang-orang yang akan mengkhianati dan membuat kesalahan bilamana aniaya datang? Bila Anda ingat perumpamaan Yesus tentang penabur dan keempat bidang tanah di mana benih itu ditabur, maka Anda akan menukan jawabannya. Mari kita lihat kepada Matius 13:20, 21 (KJV), “Tapi dia yang menerima benih di tempat-tempat berbatu, sama seperti orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Namun dia tidak berakar dalam dirinya sendiri dan tahan sebentar saja: ketika penindasan atau penganiayaan datang karena firman itu, dan dia akan melakukan kesalahan.”
Orang-orang yang akan tidak tahan dengan aniaya dilambangkan dengan orang-orang yang memliki tanah hati bagaikan batu. Mengapa? Bukankah dia mendengar firman Tuhan dan menerimanya dengan gembira? Masalahnya adalah firman itu tidak berakar.
Apa maksud dari tidak berakar? Efesus 3:17, “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Akar adalah lambang dari kasih atau karakter Allah.
Kecuali firman Tuhan menjadi karakter (kasih) di dalam hati kita, maka itu tidak akan membuat kita bertahan menghadapi aniaya. Dengan inilah Setan melakukan serangan sebagai Iblis yang melakukan kesalahan dan pengkhianatan seperti Yudas.
3. Lalu bagaimana dengan serangan Setan bagaikan ular di Taman Eden yang menyesatkan Hawa? Matius 24:11 Yesus mengatakan, “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.”
Di saat penganiayaan datang, dan bilamana itu berhasil mengguncang umat Tuhan, maka anggota gereja yang masih bertahan akan diguncang kembali dengan penyesatan yang jauh lebih hebat daripada sebelumnya.
Dengan inilah Setan berhasil menjalankan serangan rangkap tiganya karena dia akan menyesatkan seperti halnya dia menggunakan ular menyesatkan Hawa.
Dan apa dampak dari semuanya ini? Ayat 12 (KJV) Alkitab mengatakan, “Dan karena makin bertambahnya kelaliman (pelanggaran hukum Allah), maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”
Saudara, dunia kita sekarang berada pada situasi yang digambarkan oleh Yesus di dalam Matius 24:6, 7. Apa yang terjadi di Nepal hanyalah satu jenis bencana yang tengah terjadi. Belum lagi dengan penyakit sampar Ebola yang menyerang sebagian negara Afrika. Maupun situasi politik yang terjadi kancah international yang sepertinya akan membuat kubu-kubu permusuhan. Dan bila Anda memperhatikan dunia agama, penyesatan sedang terjadi di mana-mana. Banyak pemimpin agama seperti mentolerir homoseksualitas dengan alasan perikemanusiaan. Belum lagi dengan penyesatan yang lain.
Pada bulan September mendatang akan ada pertemuan dunia yang melibatkan Paus dan mungkin beberapa tokoh agama dunia. Kita sedang berada di garis pembatas di mana penderitaan terakhir akan segera terjadi.
Bagaimana respon Anda? Apakah seperti banyak pejabat lokal di Nepal yang meyakini gempa besar tidak akan terjadi lagi ketika beberapa tahun sebelumnya salah satu satu ahli gempa memperingatkan potensi gempa di negara itu. Tahukah Anda apa yang mereka ucapkan? Mereka berkata pada waktu peringatan itu datang beberapa tahun lalu, “Kami tidak perlu khawatir tentang gempa bumi lagi, karena kita sudah memiliki gempa bumi [mengacu pada gempa besar tahun 1934].”
Sekarang bukanlah waktu untuk bersantai karena serangan rangkap tiga dari Setan akan segera terjadi. Bagaimana menghadapinya? Bilamana dalam perumpamaan penabur dan keempat bidang tanah Yesus menggambarkan bahwa orang-orang yang dilambangkan dengan tanah hati berbatu adalah orang-orang yang tidak berakar karena firman Tuhan tidak membentuk karakter (kasih) di dalam kehidupan mereka. Apakah ini berarti orang-orang yang digambarkan dengan tanah di pinggir jalan dan tanah yang bersemak duri akan luput dari serangan rangkap tiga setan? Tidak. Namun hanyalah mereka yang dilambangkan dengan tanah yang baik, karena “orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat” (Matius 13:23). Mengapa firman Tuhan itu dapat menghasilkan buah di dalam tanah hati yang baik? Karena “menyimpannya dalam hati” (Lukas 8:15).
Dan Rasul Yohanes mengatakan di dalam Wahyu 12:11, “Dan mereka mengalahkan dia (Setan) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”
Hanyalah mereka yang menghargai pengorbanan Kristuslah yang akan sanggup berperang menghadapi serangan nrangkap tiga Setan. Dan hanya mereka yang memiliki pengalaman berjalan bersama Tuhan yang akan sanggup bertahan.
Kecuali kita memiliki perlindungan Allah, kita beresiko terkena serangan rangkap tiga Setan. Mari kita menentukan untuk berdiri dekat dengan Tuhan di saat-saat terakhir dari sejarah bumi. “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa” (Mazmur 91: 1). Dan “orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 24:13).