[AkhirZaman.org] Hampir satu juta orang dievakuasi di Filipina pada Sabtu (31/10), ketika Topan Super Goni, yang terkuat tahun ini, melanda negara itu. Pihak berwenang kuatir badai itu akan membawa angin yang menghancurkan dan menyebabkan banjir.
Beberapa jam sebelum melanda, Goni menguat menjadi topan super.
Badan Meteorologi setempat memperingatkan topan itu diperkirakan mengenai pulau Catanduanes pada Minggu (1/11) pagi dengan kecepatan angin hingga 215 kilometer per jam, sebelum menyeberangi pulau utama, Luzon.
Situasi di Catanduanes “sangat berbahaya,” menurut perkiraan terkini yang dikeluarkan badan itu pada Minggu (1/11) pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Topan itu dikhawatirkan akan meningkatkan permukaan laut hingga tiga meter dan menyebabkan “kerusakan sangat besar” di provinsi Catanduanes, Camarines Sur dan Albay.
Goni tiba seminggu setelah topan Molave, yang mengenai wilayah yang sama, menewaskan 22 orang dan membanjiri sebuah kawasan pertanian yang luas sebelum bergerak ke Vietnam.
“Kami memperkirakan gelombang pasang, dan kami mengawasi gunung berapi Mayon dan Taal, mengantisipasi terjadinya tanah longsor vulkanik,” kata juru bicara badan itu Mark Timbal kepada TV ABS-CBN.
“Angin kencang dan hujan lebat” diramalkan terjadi dan bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor besar-besaran di wilayah berpenduduk 20 juta,” kata perkiraan cuaca.
Kepala Pertahanan Sipil Ricardo Jalad mengatakan “hampir satu juta” orang telah meninggalkan rumah mereka di wilayah Bicol, yang termasuk bagian selatan Pulau Luzon dan Pulau Catanduanes.
Pihak berwenang mengerahkan kendaraan, perangkat dan tim SAR ke wilayah yang berisiko tinggi pada Sabtu (31/10), mengantisipasi topan super itu.
“Ketakutan, kecemasan dan kengerian merasuk pikiran orang-orang. Perempuan-perempuan berdiri di pintu, melihat pemandangan alam yang gelap; laki-laki kembali ke rumah dari bekerja di ladang. Tukang kayu meninggalkan perkakasnya, tukang besi meninggalkan bengkelnya, dan para pedagang meninggalkan toko-tokonya. Murid-murid sekolah-sekolah dibubarkan, dan dengan gemetar murid-murid itu berlari pulang ke rumah masing-masing. Para pengembara atau yang sedang mengadakan perjalanan berhenti di pondok-pondok petani yang terdekat. ‘Apa yang sedang terjadi,’ hati dan bibir manusia bertanya-tanya. Tampaknya seperti badai akan menyapu negeri itu, atau seolah-olah hari itu merupakan hari kemusnahan segala sesuatu. (Kemenangan Akhir, hal.321, pf.1)
Dunia yang sudah tua ini tidak jauh dari akhirnya,” kata Melanchthon. Calvin mengajak orang-orang Kristen “jangan ragu-ragu, melainkan dengan bersemangat merindukan hari kedatangan Kristus sebagai hari yang paling memberi harapan dari semua kejadian,” dan menyatakan bahwa “seluruh keluarga orang-orang yang setia akan terus memandang kepada hari itu.” “Kita harus merasa lapar akan Kristus, kita harus mencari, dan memikirkannya,” katanya, “sampai terbitnya fajar hari besar itu, bilamana Tuhan kita menyatakan dengan sepenuhnya kemuliaan kerajaan-Nya.” (Kemenangan Akhir, hal.317. pf.4)
Manusia perlu dibangunkan supaya sadar adanya bahaya. Mereka harus dibangunkan supaya bersedia menghadapi kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan tertutupnya masa percobaan atau tertutupnya pintu kasihan. Nabi Allah mengatakan,
“…Betapa hebat dan sangat dahsyat hari Tuhan! Siapakah yang dapat menahannya?” (Yoel 2:11).
“Bukankah Engkau terlalu suci untuk memandang kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan? Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh dihancurkan oleh pendurhaka?” (Habakuk 1:13 [bis]).