[AkhirZaman.org] Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengkritik kebijakan sejumlah pemerintah yang memprioritaskan penanganan ekonomi ketimbang masalah kesehatan warga di masa pandemi Covid-19.
“Pemerintah-pemerintah itu telah menggadaikan rakyatnya,” cetus dia, dikutip dari AFP.
Hal itu dikatakannya dalam buku ‘Let Us Dream’ pada sub judul ‘A Path to a Better Future’. Buku itu sebagian besarnya berpusat pada tanggapannya terhadap krisis akibat Virus Corona.
Meski begitu, ia menyebut sejumlah rezim sudah bertindak demi kesejahteraan rakyat namun tetap tegas menangani sisi kesehatan.
“Dengan beberapa pengecualian, pemerintah telah melakukan upaya besar untuk mengutamakan kesejahteraan rakyat mereka, bertindak tegas untuk melindungi kesehatan dan menyelamatkan nyawa,” kata Paus asal Argentina ini.
Pada tulisan yang sama, ia juga membandingkan dua jenis aksi unjuk rasa di sejumlah negara di masa pandemi, yakni protes menentang pembatasan sosial yang merupakan kebijakan untuk menangkal Covid-19, dengan demo menentang rasisme yang dipicu oleh kematian George Floyd.
Iapun mengkritik mereka yang mengklaim bahwa penggunaan masker “adalah pemaksaan yang tidak beralasan oleh negara”.
“Beberapa kelompok berdemo, menolak untuk menjaga jarak, berbaris menentang pembatasan bepergian, seolah-olah tindakan pemerintah untuk kebaikan rakyat itu merupakan sejenis serangan politik terhadap kebebasan pribadi,” cetus dia.
Sementara, Paus menyebut rangkaian aksi demo menentang rasisme sebagai “kemarahan yang sehat”. Pasalnya, para demonstran ini tengah memperjuangkan hak-hak dasarnya.
“Anda tidak akan pernah menemukan orang-orang seperti itu (penolak pembatasan) yang memprotes kematian George Floyd, atau bergabung dengan demonstrasi karena kota kumuh dengan anak-anak yang kekurangan air atau pendidikan, atau karena ada seluruh keluarga yang kehilangan penghasilan,” tuturnya.
“Banyak orang yang sebaliknya tidak mengenal satu sama lain turun ke jalan untuk memprotes, dipersatukan oleh kemarahan yang sehat,” ucap pria berusia 83 tahun tersebut.
Namun, dia tetap mengkritik perobohan patung-patung bersejarah yang dirobohkan para demonstran karena dinilai sebagai lambang perbudakan masa lalu.
“Orang merdeka adalah orang yang mengingat, mampu memiliki sejarahnya daripada menyangkalnya, dan belajar pelajaran terbaiknya,” ujar Paus.
Diketahui, sejumlah pemimpin negara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan perekonomian ketimbang aspek kesehatan.
Ketika bangunan-bangunan ini didirikan, para pemiliknya bergembira dengan kesombongan ingin mencari nama karena mereka mempunyai uang untuk digunakan dalam memuaskan diri sendiri dan menimbulkan kecemburuan para tetangganya. Terbanyak dari uang yang mereka tanam dengan jalan demikian telah diperoleh dari pemerasan, dari penindasan orang miskin. Mereka lupa bahwa di surga diadakan suatu perkiraan tentang setiap transaksi perusahaan; setiap perlakuan tidak adil, setiap perbuatan yang menipu dicatat di sana. (Nasihat Bagi Sidang, 32:6)
“Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir; Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” (Yakobus 5:3; Roma 2:5)