Tuesday, November 26, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanSEORANG PENABUR III - Di Tempat yang Berbatu batu

SEORANG PENABUR III – Di Tempat yang Berbatu batu

“Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.”

[AkhirZaman.org] Benih yang ditaburkan di atas tanah yang berbatu batu hanya tertimbun tanah sedikit saja. Tanaman itu tumbuh dengan segeranya, tetapi akar tidak dapat menembusi batu untuk mendapatkan makanan demi memelihara pertumbuhannya, dan tidak lama kemudian binasa. Banyak orang yang mengaku beragama adalah para pendengar ibarat tanah yang berbatu batu. Seperti batu yang berada di bawah lapisan tanah, sifat mementingkan diri dari hati manusia berada di bawah lapisan tanah dari kerinduan serta cita citanya yang baik. Cinta akan diri sendiri tidak ditaklukkan. Mereka belum melihat keadaan dosa yang begitu keji dan hati belum menunjukkan kerendahan dengan kesadaran mengenai perasaan bersalah. Golongan ini mudah diyakinkan dan kelihatan sebagai jiwa-jiwa yang bertobat dengan gemilang, tetapi mereka hanya mempunyai agama yang dangkal.

Bukanlah karena manusia menerima firman itu dengan segera, ataupun karena mereka itu senang dalamnya, yang membuat mereka gugur. Begitu Matius mendengar panggilan Juruselamat, ia segera bangkit, meninggalkan segala sesuatu lalu mengikut Dia. Segera setelah firman Ilahi datang ke dalam hati kita, Allah ingin agar kita menerimanya; dan memang sepatutnyalah menerimanya dengan sukacita. “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat.” 17 Dan di dalam jiwa yang beriman pada Kristus terdapatlah kegembiraan. Tetapi mereka yang dikatakan dalam perumpamaan menerima firman itu dengan cepat, tidak memperkirakan harganya. Mereka tidak memperhatikan apa yang dituntut firman Allah dari mereka. Mereka tidak membawanya terus terang dengan segala kebiasaan hidupnya dan tidak menyerahkan dirinya sepenuhnya ke dalam pengawasannya.

Akar tanaman itu menembus jauh ke dalam tanah, dan tersembunyi dari pandangan makanan untuk menghidupi tanaman itu. Demikianlah dengan orang Kristen; adalah perantaraan persatuan yang tidak kelihatan dari jiwa itu dengan Kristus, melalui iman, sehingga kehidupan rohani itu diberi makan. Tetapi para pendengar dengan tanah yang berbatu batu bergantung kepada dirinya sendiri gantinya bergantung kepada Kristus. Mereka percaya atas perbuatannya yang baik dan dorongan hati yang baik dan berkeras dalam kebenarannya sendiri. Mereka tidak kuat di dalam Tuhan dan di dalam kuasa kekuatan Nya. Orang yang begitu “tidak berakar” karena ia tidak berhubungan dengan Kristus.

Matahari musim panas yang terik, yang memperkuat dan mematangkan gandum, membinasakan apa yang tidak berakar dalam dalam. Jadi orang yang “tidak berakar” “tahan sebentar saja.” “Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.” Banyak orang menerima injil sebagai suatu jalan keluar dari penderitaan, gantinya sebagai suatu kelepasan dari dosa. Mereka bersuka suka sebentar, karena mereka kira agama akan membebaskan mereka dari kesusahan dan penindasan. Sementara kehidupan berjalan mudah bagi mereka, mereka kelihatan sebagai orang orang Kristen yang tekun. Tetapi mereka jatuh di bawah ujian pencobaan yang kejam. Mereka tidak tahan celaan demi nama Kristus. Bila firman Allah menunjukkan beberapa dosa yang didambakan, atau menuntut penyangkalan diri atau pengorbanan, mereka tersinggung. Itu memerlukan terlalu banyak usaha untuk mengadakan perubahan yang radikal dalam kehidupannya. Mereka memandang kepada ketidaksenangan kini dan pencobaan lalu melupakan kenyataan kenyataan yang kekal. Seperti murid murid yang meninggalkan Yesus, mereka siap untuk berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 18

Banyak orang yang mengaku menyembah Allah, tetapi tidak mempunyai pengetahuan yang telah diuji darihal Dia. Keinginan mereka untuk melakukan kehendak Nya didasarkan atas dorongan hatinya sendiri, bukan atas keyakinan yang mendalam dari Roh Kudus. Kelakuan mereka tidak disesuaikan dengan hukum Allah. Mereka mengaku menerima Kristus sebagai Juruselamatnya, tetapi mereka tidak percaya bahwa Ia akan memberikan kepada mereka kuasa untuk mengalahkan dosa dosanya. Mereka tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Juruselamat yang hidup dan tabiat mereka tidak menunjukkan kelemahan kelemahan baik yang bersifat turunan maupun yang ditumbuhkan.

Adalah merupakan satu hal bila menyetujui secara umum kepada Roh Kudus dan hal yang lain lagi bila menerima pekerjaan Nya sebagai penasehat yang menyerukan pertobatan. Banyak orang merasa diri jauh dari Allah, suatu kesadaran tentang perhambaannya kepada diri dan dosa; mereka berusaha untuk mengadakan pembaharuan, tetapi mereka tidak menyalibkan diri. Mereka tidak menyerahkan diri seluruhnya ke dalam tangan Kristus, mencari kuasa Ilahi untuk melakukan kehendak Nya. Mereka tidak mau dibentuk menurut rupa Ilahi. Secara umum mereka mengakui kelemahan kelemahannya, tetapi mereka tidak meninggalkan dosa dosa khusus. Dengan setiap tindakan yang salah sifat mementingkan diri yang lama semakin kuat.

Satu satunya pengharapan bagi jiwa jiwa ini ialah untuk menyadari dalam dirinya sendiri kebenaran perkataan Kristus kepada Nikodemus, “Kamu harus dilahirkan kembali.” “Jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak melihat Kerajaan Allah.’?’ 19

Kesucian yang benar adalah penyerahan diri seluruhnya kepada pelayanan Allah. Inilah syarat kehidupan kekristenan yang benar. Kristus memohon penyerahan diri yang sebulat bulatnya, untuk pengabdian yang tidak terbagi. Ia menuntut hati, pikiran, jiwa, kekuatan. Diri sendiri janganlah dimanjakan. Barangsiapa yang hidup untuk dirinya sendiri saja bukanlah seorang Kristen.

Kasih harus menjadi azas perbuatan. Kasih adalah prinsip dasar pemerintahan Allah di sorga dan di bumi dan itu harus menjadi dasar tabiat kekristenan. Ini saja yang dapat menjadikan dan memelihara kita teguh. Ini saja dapat menyanggupkan dia untuk menahan penindasan dan pencobaan. Dan kasih akan dinyatakan dalam pengorbanan. Rencana penebusan diletakkan dalam pengorbanan, satu pengorbanan yang begitu luas dan dalam serta tinggi sehingga tidak dapat diukur. Kristus menyerahkan segala sesuatu bagi kita dan mereka yang menerima Kristus akan sedia mengorbankan segala sesuatu demi penebusnya. Pandangan mengenai kehormatan dan kemuliaan Nya akan lebih diutamakan daripada yang lain lainnya.

Jika kita mengasihi Yesus, kita akan senang hidup bagi Dia, untuk mempersembahkan persembahan syukur kita kepada Nya, untuk bekerja bagi Dia. Pekerjaan itu akan terasa ringan. Demi nama Nya kita akan berhasrat untuk merasakan derita dan kerja keras dan berkorban. Kita akan turut merasakan kerinduan Nya bagi keselamatan manusia. Kita akan merasakan kerinduan yang lembut terhadap jiwa jiwa yang telah dirasakan Nya.

Inilah agama dari Kristus. Sesuatu yang kurang daripadanya adalah suatu penipuan. Tidak ada teori kebenaran atau pengakuan sebagai muridnya yang dapat menyelamatkan suatu jiwa. Kita bukan milik Kristus kecuali kita adalah milik Dia seluruhnya. Sikap hidup yang setengah setengah hati dalam kehidupan kekristenan mengakibatkan manusia menjadi lemah tujuan dan berubah dalam keinginan. Usaha untuk melayani diri maupun Kristus menjadikan seorang pendengar memiliki hati yang berbatu batu dan dia tidak dapat tahan bila ujian datang ke atasnya.

(17) Lukas 15:7;
(18) Yohanes 6:60
(19) Yohanes 3:7, 3

Disadur dari buku “Christ Object Lessons” (Perumpamaan Tuhan Yesus) Oleh: Ellen G White

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?