Dua Jalan dan Kesudahannya.
[AkhirZaman.org] Ada dua jalan untuk menghadapi anak anak—jalan yang amat berbeda dalam prinsip dan akibat akibatnya. Kesetiaan dan kasih, digabungkan dengan kebijaksanaan dan ketegasan, sesuai dengan ajaran ajaran Firman Allah, akan mendatangkan kebahagiaan di dalam hidup ini dan di dalam hidup yang akan datang. Melalaikan tugas, memanjakan dengan cara tidak bijaksana, kegagalan untuk mengekang memperbaiki kebodohan kebodohan anak muda, akan mengakibatkan ketidakbahagiaan dan kebinasaan yang terakhir kepada anak anak, dan kekecewaan dan penderitaan kepada orang tua.
Kasih mempunyai saudara kembar, yaitu tugas. Kasih dan tugas berdampingan. Bila kasih ditunjukkan sementara tugas diabaikan akan menjadikan anak anak keras kepala, keras kemauan, rusak, mementingkan diri dan tidak menurut. Jikalau tugas dibiarkan berdiri sendiri tanpa kasih untuk melembutkan dan memenangkan, maka itu akan mendatangkan akibat yang sama. Tugas dan kasih harus digabungkan agar anak anak dapat didisiplin dengan sepatutnya.
Kesalahan kesalahan yang Tidak Diperbaiki Mendatangkan Ketidakbahagiaan.
Bilamana kelihatannya perlu untuk menolak keinginan atau memenangkan kemauan seorang anak, maka ia dengan sungguh sungguh harus diyakinkan dengan pemikiran bahwa hal ini dilakukan bukan untuk memuaskan orang tua, atau menunjukkan kuasa yang sewenang wenang, melainkan untuk kebaikannya sendiri. Ia harus diajar bahwa setiap kesalahan yang tidak diperbaiki akan mendatangkan ketidakbahagiaan kepada dirinya sendiri dan tidak menyenangkan Allah. Di bawah disiplin seperti itu anak anak akan mendapati kebahagiaan mereka yang terbesar dalam menyerahkan kemauan mereka kepada kehendak Bapa mereka yang ada di sorga.
Orang muda yang mengikuti dorongan hati dan kecenderungan mereka sendiri tidak akan memperoleh kebahagiaan yang sejati di dalarn hidup yang sekarang ini, dan pada akhirnya akan kehilangan hidup yang kekal.
Kebaikan Hati Harus Menjadi Undang undang Rumah Tangga.
Metode pemerintahan Allah adalah satu contoh dari hal bagaimana anak anak harus dididik. Tidak ada penekanan di dalam pelayanan akan Allah, dan tidak boleh ada penekanan di dalam rumah tangga atau di dalam sekolah. Namun demikian orang tua atau guru tidak boleh membiarkan pelanggaran terhadap kata kata mereka dibiarkan begitu saja. Jikalau mereka lalai memperbaiki anak anak mereka terhadap perbuatannya yang salah itu, maka Allah akan menuntut pertanggungan jawab mereka atas kelalaiannya itu. Tetapi biarlah mereka jangan suka mengecam. Biarlah kebaikan hati menjadi undang undang rumah tangga dan sekolah. Biarlah anak anak diajar memelihara hukum Tuhan, dan biarlah suatu pengaruh yang penuh kasih dan ketegasan mengekang mereka dari yang jahat.
Adakanlah Pertimbangan Bagi Kealpaan yang Bersifat Kekanak kanakan.
Para bapa dan ibu, di dalam rumah tangga engkau harus menampilkan pembawaan Allah. Engkau harus menuntut penurutan, bukan dengan menghujaninya dengan kata kata melainkan dengan cara yang penuh kasih dan kemurahan hati. Engkau harus dipenuhi dengan belaskasihan demikian rupa sehingga anak anakmu akan tertarik kepadamu.
Jadilah menyenangkan di dalam rumah tangga. Kekanglah setiap kata akan membangkitkan kemarahan yang tidak suci. “Bapa bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak anakmu,” (Efesus 6:4) adalah satu nasihat ilahi. Ingat bahwa anak anakmu itu masih muda dalam pengalaman dan dalam usia. Dalam mengendalikan dan mendisiplin mereka, jadilah tegas, tetapi manis budi.
Anak anak tidak selalu dapat membedakan yang benar dari yang salah, dan bilamana mereka berbuat kesalahan, mereka sering diperlakukan dengan kasar, gantinya diberi petunjuk dengan manis budi. Tidak ada izin diberikan di dalam Firman Allah bagi orang tua untuk bertindak kejam dan menekan atau untuk mengadakan pelanggaran terhadap orang tua. Hukum Allah, di dalam kehidupan rumah tangga dan di dalam pemerintahan bangsa bangsa, keluar dari satu hati yang penuh dengan kasih yang tidak terhingga.
Simpati Bagi Anak yang Tidak Memberikan Harapan.
Perlu bagi orang tua bertindak dalam hikmat Kristus dalam menghadapi anak anak mereka yang bersalah…. Anak anak yang tidak memberikan harapanlah yang memerlukan kesabaran dan kebaikan hati yang paling besar, rasa simpati yang paling dalam. Tetapi banyak orang tua menunjukkan satu roh yang dingin dan tidak berkasihan, yang tidak pernah akan menuntun anak anak yang bersalah itu kepada pertobatan. Biarlah hati orang tua dilembutkan oleh anugerah Kristus, dan kasih Nya akan memperoleh satu jalan ke dalam hatinya.
Peraturan Juruselamat, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Lukas 6:31) harus menjadi peraturan semua orang yang bertugas untuk mendidik anak anak dan orang muda. Mereka adalah anggota yang lebih muda dari keluarga Tuhan, yang menjadi waris bersama dengan kita dari anugerah kehidupan. Peraturan Kristus harus dengan khidmat dijalankan terhadap anak anak yang paling bodoh, paling muda, yang paling bersalah, bahkan terhadap yang berdosa dan memberontak.