[AkhirZaman.org] Pertandingan Sepak bola bukanlah hal yang baru bagi kita. Olah raga yang satu ini begitu menghipnotis dan menggilai banyak orang sejak puluhan tahun lalu. Seluruh dunia menujukan perhatiannya pada “sikulit bundar” ini. Demam bola menghinggapi jutaan manusia. Banyak pria yang mau begadang selama acara ini, mereka rela menomor duakan istri dan pekerjaan demi nonton sepakbola, survei pada 100 pria yang dilansir dari BBC menyebutkan, bahwa 27% rela bolos kerja demi nonton bola, yang lebih unik dan seru lagi adalah, sekitar dua per tiga responden memilih nonton bola ketimbang berhubungan seks, apalagi disuruh untuk berolahraga.
Dewasa ini pertandingan sepak bola sudah mendominasi hidup manusia modern dan bahkan itu menjadi “berhala” baru zaman ini. Sepak bola pada masa kini seolah hadir sebagai “agama baru” yang dapat membius, memabukkan, memaniakkan sebagian besar penggemarnya, mereka rela meninggalkan perkumpulan kebaktian untuk menonton pertandingan sepak bola, sempat terpikir sekirannya gereja-geraja disetiap ibadah dipenuhi orang seperti di stadion sepak bola, pasti gedung gereja tidak akan cukup menampung semuanya.
Pesona untuk berkesempatan menikmati ke-sexy-nya permainan sepak bola terkadang mampu menggeser kebiasaan, ibadah, dan pola hidup sebagian orang. Puluhan ribu orang: melupakan waktu kebaktian hanya untuk menonton sepak bola di stadion, mengorbankan waktu tidurnya untuk menyaksikan siaran langsung.
Bagaimana pertandingan sepak bola ini memengaruhi kehidupan rohani kita saat ini.
Pernah diadakan test terhadap para murid SMU di Belanda, mereka diperlihatkan tiga gambar, Maria, Yesus dan Ronaldinho, dari hasil test tersebut ternyata hanya 33% saja yang mengenal bahwa itu gambar dari Maria, 55% masih mengenal gambar Yesus, tapi lebih dari 90% mengenal Ronaldinho. Oleh para penganutnya di India: Ronaldhinho disamakan sebagai Batara Guru atau Dewa Siwa (Shiva), bahkan ia disembah di kuil Nakuleswar di Kalkuta. Dan berdasarkan jajak pendapat SMN poll, ternyata 70% pemuja bola di Spanyol bersedia mati untuk Ronaldinho, apabila ia bersedia menjadi pemain dari team nasionalnya.
Raja Roma membangun coloseum, Firaun membangun piramid; sedangkan para pemimpin negara membangun stadion sebagai penggantinya, misalnya Olusegun Obasanjo, Presiden Nigeria, walaupun ia rajin pergi ke gereja, tetapi tidak pernah tersirat di benaknya keinginan untuk membangun gereja, ia lebih senang dan lebih berambisi untuk membangun stadion bola, walaupun negaranya termasuk negara miskin, tetapi untuk membangun stadion Abuja ia telah menghabiskan uang satu milyar US dollar, sehingga rakyatnya di sana menyebut stadion tersebut sebagai Abuja Tempel.
Tidak bisa dipungkiri bahwa di dunia sekarang banyak “Firaun-firaun” kecil dimana mereka telah membangun rumah ibadah dengan tujuan seperti Firaun ialah membangun piramid untuk memegahkan dirinya sendiri dengan alasan seakan-akan untuk illah mereka.
Karl Marx mengatakan agama itu adalah “Opium untuk rakyat”, maka kita pun bisa mengatakan bahwa sepak bola sama efeknya seperti opium atau pil ekstasi yang mampu memberikan kepada kita impian rasa damai sambil menghilangkan stress maupun melupakan problem sehari-hari kita, tetapi ini hanya sejenak waktu saja.
Sepak bola tidak dapat memberikan pencerahan maupun bimbingan dalam tatanan moral etik. Sepak bola tidak akan dapat memberikan harapan untuk kehidupan masa depan kita; entah untuk kehidupan di dunia sekarang ini maupun yang akan datang. Pertandingan sepak bola itu mirip seperti berhala yang disembah, kenyataannya tidak mempunyai fungsi dan efek apapun juga untuk kehidupan spritual kita.
Berbentuk bulat (karena itu disebut bola) berarti bola itu diberikan secara utuh (seluruhnya) kepada pemain untuk digunakan sesuka hati, ditendang ke arah manapun bisa, dipermaikan semaunya dan diperlakukan sembarang juga bisa, di “oper” kesana kemari kepada orang lain juga, bahkan bisa berpindah kepada kaki lawan kapan saja, diperebutkan dan selalu berusaha untuk dikuasai sendiri makanya bola selalu bermakna kebebasan.
Kebebasan adalah sesuatu yang sudah diselewengkan oleh setan dan diajarkan kepada manusia sekarang. Tema-tema kebebasan merupakan hal yang berbahaya sekarang dimana manusia tidak ingin terikat oleh apapun (termasuk larangan-larangan Tuhan) ingin mempergunakan diri sendiri sesuai keinginan hatinya, tidak ingin terikat dan bebas tanggung jawab. Kita harus mengingat bahwa sejak semula Tuhan menciptakan manusia dengan aturan-aturan dan mempercayakan seluruh dunia termasuk tubuhnya sendiri untuk dikelola dan harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan pada akhirnya.
Apa yang dikatakan oleh Hamba Tuhan:
1. Permainan Sepak bola itu menyerap perhatian orang dan disamakan dengan minuman keras dan tembakau yang membuat orang kecanduan. (Temprance 142)
2. Murid-murid Kristus tidak dididik untuk bermain, untuk mendapatkan latihan fisik seperti yang terjadi dalam permainan bola. (Fundamental of christian Education, hal 229)
Pikiran yang dididik untuk menikmati kebutuhan fisik dalam kehidupan praktis semakin membesar, dan melalui budaya dan latihan, disiplin dan dilengkapi banyak ketrampilan, sehingga memperoleh pengetahuan yang penting untuk menolong dan menjadi berkat bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Biarkan setiap siswa mempertimbangkan, dan bisa mengatakan, saya belajar, saya bekerja, untuk selamanya. Mereka bisa belajar untuk menjadi sabar rajin dan tekun dalam upaya menggabungkan kerja fisik dan mental mereka. Kekuatan kekuasaan apa yang dimasukkan ke dalam permainan sepak bola yang anda temukan adalah jalan orang yang tidak mengenal jalan kebenaran Tuhan – ini bukan latihan yang memberkati! Hanya mengeluarkan energi yang sama ke latihan dalam melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat, dan tidak akan diperhitungkan bagi Anda untuk menjadi pribadi yang lebih menyenangkan ketika bertemu Tuhan di hari besarNya!
3. Sepak Bola Telah menjadi sekolah kebrutalan dan mengembangkan tiga karakteristik kejahatan. (Education, hal210)
Beberapa hiburan yang paling populer, seperti sepak bola dan tinju, telah menjadi sekolah kebrutalan. Mereka sedang mengembangkan karakteristik yang sama seperti yang dilakukan permainan Roma kuno. Kecintaan akan dominasi, kebanggaan diri dalam kekerasan belaka, mengabaikan dengan sembrono nilai kehidupan, mengerahkan kekuatan para pemuda untuk kekacauan yang mengerikan. Permainan olahraga lain, meskipun tidak begitu menyiksa, adalah hampir kurang pantas karena tidak ada kelebihan didalamnya. Mereka merangsang cinta kesenangan dan kegembiraan yang semu, sehingga memupuk kecenderungan untuk membuang tenaga yang berguna, alasan untuk menghindari tugas praktis dan tanggung jawab. Mereka cenderung untuk menghancurkan sebuah nikmat realitas kehidupan dan kenikmatan tenangnya. Jadi pintu dibuka untuk pemborosan tenaga dan pelanggaran hukum, dengan hasilnya yang mengerikan.
Dalam Ibrani 12:14 firman Tuhan berbunyi “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan”. Sepak bola sama sekali tidak mengajarkan untuk hidup damai dengan sesama manusia, dan Tuhan menyuruh kita untuk mengejar kekudusan bukan mengejar “Si kulit bundar.”
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
1 Timotius 4:8