Saturday, November 23, 2024
Google search engine
HomeGaya HidupKesehatanBenarkah Kurang Ibadah Bisa Menjadi Penyebab Seseorang Alami Depresi?

Benarkah Kurang Ibadah Bisa Menjadi Penyebab Seseorang Alami Depresi?

[AkhirZaman.org] Sering kali orang menganggap bahwa penderita depresi adalah orang yang kurang berdoa atau beribadah. Walaupun hal tersebut tak sepenuhnya benar, namun spiritualitas yang dimiliki seseorang dapat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa seseorang.

Spesialis kedokteran jiwa Agung Frijanto mengatakan setidaknya ada beberapa kondisi penyebab depresi. Mereka adalah secara genetik atau bawaan, psikososial, serta lemahnya spiritualitas

“Religi atau spiritualitas itu artinya dia tidak memahami makna kehidupan atau mempelajari spiritual yang tidak benar. Itu bisa memperburuk kondisi kesehatan jiwa,” kata Agung.

Walau begitu, bukan berarti mereka jauh dari Tuhan bisa menjadi penyebab depresi. Semua faktor yang ada sesungguhnya saling terkait satu sama lain.

“Jadi faktor genetik, pola asuh, kepribadian juga berpengaruh. Jadi tidak jauh dari Tuhan, ya tidak (hanya itu),” jelasnya.

Faktor Risiko Lainnya
Agung mengatakan, ketika seseorang memiliki perilaku dan sikap yang baik, sesungguhnya secara spiritualitas dia juga bisa dikatakan baik.

“Orang yang spiritualitasnya baik itu kan orang yang jujur, bertanggung jawab, itu manifestasi dari spiritualitas yang baik dan sehat,” kata Agung usai temu media terkait Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019.

Tidak hanya itu, Agung juga menyatakan bahwa faktor risiko depresi juga bisa muncul karena masalah psikososial dan genetik.

“Dalam ilmu medis ada faktor biologis. Faktor itu bisa bawaan, di mana dia memang sudah hormon-hormon, neurotransmitter bawaan di otak, memang punya kecenderungan depresi,” ujar Agung yang juga sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa itu.

“Bisa juga faktor psikososial. Misalnya diasuh oleh orangtua yang mudah depresi juga, sehingga dia meneladani sikap-sikap orangtuanya dia. Sikap-sikap yang salah.”

Cara Jaga Kesehatan Jiwa
Seseorang sendiri baru bisa dikatakan sehat jika jiwa dan fisiknya juga sehat. “Dalam Undang-Undang Kesehatan dan Kesehatan Jiwa, yang namanya sehat itu sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual. Jadi tidak hanya fisik saja tapi juga secara mental dan spiritual,” kata Agung.

Karena itu, untuk menjaga kesehatan jiwa, Agung menjelaskan beberapa strategi yang bisa dilakukan, khususnya bagi mereka yang masih sehat secara kejiwaan. Yang pertama adalah dengan memanajemen stres serta mencurahkan isi hati atau bicara dengan orang yang terdekat dan dipercaya.

Selain itu, terkait spiritualitas, beribadah atau berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing juga penting untuk dilakukan.

“Itu juga menenangkan. Dari efek medis, dia meningkatkan hormon-hormon serotonin untuk mencegah stres,” tandasnya.

Sumber: liputan6.com

Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. 3 Yoh 1:2

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. 1Tes 5:23

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?