Sunday, November 24, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaAsas-Asas Cinta Yang Sejati

Asas-Asas Cinta Yang Sejati

..:: Cinta yang sejati meliputi sabuah komitmen.

[AkhirZaman.org] Oleh sebab begitu mendesaknya untuk memasuki sebuah komitmen pribadi seutuhnya diantara beberapa orang dari lawan jenis akhirnya kita harus mempersempit pilihan kita pada satu orang. Kebanyakan orang tidak memiliki energi emosional untuk memelihara beberapa hubungan cinta sekaligus. Ini sangat menghabiskan tenaga.

Orang-orang yang belum matang dan tidak berpengalaman sering memasuki komitmen pribadi yang dibelakang hari mereka dapati mustahil dipertahankan. Cahaya rembulan, musik, dan romantisme memenuhi benak mereka, lalu mereka mengadakan janji kasih yang belakangan mereka rasakan tidak mungkin untuk dijalani. Orang-orang seperti ini meninggalkan komitmen yang mereka buat, bergegas kepengadilan, dan dengan nekat menjalin hubungan cinta yang baru tanpa pernah memperbaiki ketidak tulusan pribadi mereka, mengembangkan sumberdaya mereka, ataupun menguji kesanggupan mereka mengatasi masalah. Cinta akan berhasil kalau kita memeliharanya, tetapi orang-orang zaman sekarang gagal untuk memberi kesempatan pada cintanya, dan orang-orang bijaksana memilih dengan saksama sebelum menobatkan komoditas yang suci ini dalam suatu komitmen seumur hidup.

..:: Cinta yang sejati tidak bersyarat.

Sebuah cinta yang mengandung syarat itu bukanlah cinta sejati, dan hanya dalam suasana cinta tanpa pamrih dapat menurunkan pertahanan kita sehingga cukup untuk keintiman itu bertumbuh.

Pertunjukan yang sempurna dari cinta tanpa syarat tidak konsisten dengan prilaku manusia. Kelemahan-kelemahan emosional dan psikologis menghalangi kita untuk sama sekali bebas membagikan cinta tanpa syarat kepada orang lain. Tetapi cinta tanpa pamrih

menyediakan sesuatu yang ideal terhadap mana kita bisa berusaha.

..:: Cinta yang sejati berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.

Jarang kita harus terpaksa menyayangi pada waktu pasangan kita pada waktu pasangan kita penuh dengan kelembutan dan perhatian. Tapi alangkah sulitnya untuk bersikap sayang pada situasi yang berat€”ketika suami berbicara kasar, pada saat istri bersikap tidak mau mendengar, sewaktu suami terlambat pulang, atau bila istri menolak untuk berdamai.

Menghadapi masalah-masalah seperti itu, seseorang harus bersikap lembut sekalipun pasangannya telah berbuat sesuatu hal yang tidak bijaksana. Apabila kita dapat mengabdikan diri untuk memenuhi kebutuhan orang lain meski kebutuhan kita sendiri terabaikan, berarti kita sedang menunjukkan cinta sejati.

..:: Cinta yang sejati menyanggupkan kita untuk mencintai diri sendiri.

Cinta yang sejati dari orang lain merupakan alasan untuk cinta yang sejati bagi diri sendiri. Kitab Suci menyuruh kita mencintai sesama seperti diri sendiri Matius 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dampaknya jelas: apapun yang kita ingin lakukan demi orang lain harus juga kita lakukan kepada diri kita sendiri. Dalam hubungan pernikahan ini berarti bahwa kita berbuat demi pasangan kita apa yang kita perbuat untuk diri sendiri.

..:: Cinta yang sejati membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri.

Cinta tidak ingin menang sendiri. Jadi, cinta yang sejati itu mengakui keunikan pribadi dimana suami-istri memberi kebebasan kepada pasangannya untuk menjadi diri sendiri. Tidak berusaha untuk menguasai ataupun memanipulasi orang lain. Itu berarti kita memelihara kebebasan pasangan kita untuk merenungkan pemikirannya sendiri. Memberikan orang lain menjadi yang terbaik menurut apa yang mereka rasakan.

Cinta seperti itu memberi ruang kepada orang lain untuk memiliki berbagai teman dan minat di luar hubungan pernikahan, oleh karna kita masing-masing membutuhkan suatu keleluasan untuk mengembangkan jati diri dan potensi pribadi. Dengan tidak berusaha untuk hidup persis seperti orang lain kita membebaskan dia menikmati pengalaman-pengalaman hidup yang luar biasa dengan sebebas-bebasnya.

..:: Cinta yang sejati itu abadi

Salah satu sifat paling indah dari cinta sejati itu adalah keabadiannya. Cinta tidak pernah gagal. Namun sering pernikahan dijajaki dengan pasangan-pasangan yang kecewa, padahal semua mereka itu pernah saling mencintai.

Kebanyakan dengan apa yang kita sebut dengan cinta sekarang ini dengan nafsu birahi, tetapi layaknya sebuah tanaman yang indah akan layu dan mati jika pihak yang terlibat tidak mengerti bagaimana merawatnya. Cinta, bahkan cinta sejati sekalipun, adalah rapuh.

Diperlukan disiplin diri untuk benar-benar mencintai seseorang. Rahasia untuk mempraktekkan prinsip-prinsip cinta sejati itu ialah tidak mementingkan diri sendiri. Kegenapan dari hubungan cinta seutuhnya terjadi bilamana seseorang menjadi dewasa dan berubah dari mengutamakan diri sendiri menjadi cinta yang sejati. Supaya dicintai haruslah mencintai. Tuhan berkata, Berilah maka kepadamu juga akan diberi, dan pengajaran yang ia kemukakan itu berlaku juga dalam soal pernikahan. Kalau anda ingin memiliki hubungan yang lebih mencintai, mulailah mencintai pasangan anda. Gantinya menunggu sampai pasangan anda menunjukkan rasa sayang pada pasangan anda, biarlah anda yang memulainya. Cari tahu apa yang diinginkan pasangan anda dan mulailah memenuhi hal itu sekarang!

From: The Complet Marriage by Nancy Van Pelt

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kejadian 2:24

Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Markus 10:9

Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Ibrani 12:14

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?