[AkhirZaman.org] Afrika Selatan menolak masuknya pendeta kontroversial AS, Steven Anderson yang hendak mengunjungi negara itu, karena pernyataannya yang menyerang homoseksualitas.
Menteri Dalam Negeri Afsel Malusi Gigaba mengatakan dia menolak memberikan visa bagi Anderson, karena konstitusi negara itu melarang pernyataan kebencian.
Anderson mengelola Faithful Word Baptist Church, yang mengatakan bahwa homoseksualitas adalah kekejian yang diancam dengan hukuman mati
Menanggapi pencekalan itu, Anderson menuding bahwa kebebasan beragama sudah tidak ada lagi di Afrika Selatan.
“Saya merasa kasihan pada orang-orang yang tinggal di Afrika Selatan, tapi puji tuhan masih ada pintu yang terbuka lebar di Botswana,” kata Anderson di halaman Facebook-nya setelah mendpatkan keputusan penolakan visa.
Afrika Selatan memiliki salah satu konstitusi paling liberal di dunia yang melindungi hak-hak kaum LGBT.
Disebutkan oleh wartawan BBC di Johannesburg, Milton Nkosi, Anderson diundang mengunjungi negeri itu bulan ini oleh sebuah gereja lokal.
Dua petisi yang sudah mengumpulkan lebih dari 60.000 tanda tangan, digalang oleh para aktivis LGBT di Afrika Selatan, menyerukan agar perjalanan Anderson ke Afrika dihentikan.
“Saya mengidentifikasi Steven Anderson sebagai seorang yang tidak diinginkan untuk bepergian ke Afrika Selatan,” kata Mendagri Malusi Gigaba.
Gereja milik Steven Anderson bermarkas di negara bagian Arizona dan menggambarkan diri sebagai “gereja Baptis yang membawa nilai lama, independen, fundamental, hanya bersandar pada Alkitab Yakobus, yang memenangkan ruh.”
Dalam video yang diposting di Youtube sebelum ada penolakan visa, Anderson mengatakan bahwa perjalanannya bukanlah tentang homoseksualitas tetapi ia bersikukuh pada pandangan anti-homoseksualitas, yang disebutnya dianjurkan oleh Alkitab.
“Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.” ( Matius 15:6 )
“Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” ( Markus 7:8 )
Firman Tuhan semakin ditinggalkan pada zaman sekarang ini. Akal, tradisi, dan pertimbangan manusia menjadi standar hidup manusia gantinya firman Tuhan, sehingga mereka yang tetap teguh memegang standar firman Tuhan akan dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan menganggu. Walaupun dengan situasi yang sedemikian, biarlah kita tetap hidup sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan.