“Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.” Amsal 2:4,5
[AkhirZaman.org] Biarlah tidak seorang pun berpikir bahwa tidak ada lagi pengetahuan untuk mereka peroleh. Dalamnya kepintaran manusia dapat diukur; karya ciptaan manusia dapat dicatat; tetapi tingkat imajinasi yang tertinggi, terdalam, dan terluas tidak dapat menyelidiki mengenai Allah. Ada ketidakterbatasan melampaui apa yang dapat kita pahami.
Kita telah melihat kemuliaan Ilahi dan pengetahuan serta khikmat-Nya yang tidak terjangkau hanya dengan samar-samar; kenyataannya kita sudah sementara bekerja di atas permukaan tambang, biji emas berada di bawah permukaan, bagi mereka yang menggalinya akan memperolehnya. Terowongan harus digali lebih dalam dan lebih dalam lagi ke dalam tambang, hasilnya adalah harta yang mengagumkan. Melalui iman yang benar, pengetahuan ilahi akan menjadi pengetahuan manusia.
Semua yang menyelidiki Alkitab dengan tuntunan roh Kristus akan mendapat upah. Pada saat pria dan wanita rela diajar seperti seorang anak kecil, ketika mereka tunduk sepenuhnya kepada Kristus, mereka akan menemukan kebenaran di dalam firman-Nya.
Jika manusia mau menurut, mereka akan mengerti rencana pemerintahan Allah. Pemerintahan Surgawi akan membuka harta kemurahan dan kemuliaan untuk dipelajari.
Umat manusia akan benar-benar berbeda dari keadaan mereka sekarang dengan menjelajahi tambang kebenaran mereka akan dimuliakan. Rahasia penebusan. Penjelmaan Kristus, pengorbanan pembenaran-Nya, akan lebih jelas dari yang sekarang, akan jelas dalam pikiran kita. Hal-hal tersebut bukan hanya dimengerti lebih baik tetapi benar-benar akan lebih dihargai.
Nilai harta kebenaran ini lebih tinggi dari emas dan perak. Kekayaan tambang-tambang dunia tidak dapat dibandingkan dengannya. “Kedalaman akan berkata, ini tidak di dalamku! Samudera akan berkata, itu tidak terdapat dalamku. Itu tidak dapat diperoleh dengan emas, juga tidak dapat dibayar dengan perak.
Itu tidak dapat diukur nilainya dengan emas Ofir, dengan permata yang berharga, atau dengan batu nilam. Emas dan kristal tidak sebanding dengannya; dengan penggantinya bukan oleh permata emas murni. Tidak dapat disebutkan dari permata atau mutiara, karena nilainya daripada hikmat melebihi delima.” {Signs of the Times, 12 September 1906}