Thursday, March 28, 2024
Google search engine
HomeKeluargaTips KeluargaMembentuk Karakter-Karakter Agung Pada Anak - Tekun Dan Tabah

Membentuk Karakter-Karakter Agung Pada Anak – Tekun Dan Tabah

Karakter Agung Pada Anak

[AkhirZaman.org] Kepuasan dalam Tugas yang Diselesaikan. Anak‑anak sering memulai suatu macam pekerjaan dengan penuh semangat; tetapi, oleh karena merasa susah dan jemu dengan itu, mereka ingin menukar dan mengerjakan sesuatu yang baru. Dengan demikian mereka mengerjakan beberapa macam pekerjaan, kemudian menghadapi sedikit kekecewaan dan meninggalkan semuanya; dan dengan demikian mereka pindah dari satu pekerjaan kepada pekerjaan yang lain, tanpa menyelesaikan satupun. Orang tua hendaknya jangan membiarkan kesenangan untuk menukar‑nukar pekerjaan itu menguasai diri mereka. Mereka tidak boleh terlalu sibuk dengan perkara-­perkara lain sehingga tidak mempunyai waktu untuk mendisiplin dengan sabar pikiran yang sedang berkembang itu. Sedikit kata‑kata yang memberikan dorongan, atau sedikit pertolongan pada waktu yang tepat, dapat menolong mereka untuk mengatasi kesulitan dan kekecewaan mereka dan kepuasan yang mereka peroleh dari tugas yang diselesaikan oleh mereka itu akan merangsang mereka untuk bekerja dengan Iebih bersemangat lagi.

Banyak anak‑anak, oleh karena tidak menerima kata‑kata yang memberikan dorongan dan sedikit pertolongan di dalam usaha mereka itu, jadi kecewa dan pindah dari satu pekerjaan kepada pekerjaan yang lain. Dan mereka akan membawa bersama dengan mereka akibat‑akibat yang menyedihkan ini sampai kepada masa dewasa mereka. Mereka gagal untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan dengan berhasil, oleh karena mereka tidak pernah diajar untuk bersikap tabah dalam menghadapi keadaan‑keadaan yang mengecewakan. Dengan cara demikian seluruh kehidupan banyak orang telah terbukti gagal, oleh karena mereka tidak memperoleh disiplin yang benar pada waktu mereka masih muda. Pendidikan yang diterima pada masa kanak‑kanak dan masa muda mempengaruhi seluruh jalan hidup dalam usaha mereka pada waktu mereka sudah dewasa, dan pengalaman keagamaan mereka ditandai oleh satu cap yang sama dengan itu.1

Kebiasaan Malas Dibawa Sampai kepada Kehidupan Masa Depan. Anak‑anak yang dimanjakan dan dilayani akan selalu mengharapkannya; dan jikalau harapan mereka itu tidak dipenuhi, mereka akan menjadi kecewa dan putus asa. Kecenderungan yang sama ini akan terlihat diseluruh kehidupan mereka; mereka akan menjadi tidak berdaya, selalu bersandar kepada orang lain untuk meminta pertolongan, sambil mengharapkan bahwa orang lain akan mengasihi mereka dan menyerah kepada mereka. Dan jikalau mereka ditolak, sekalipun setelah mereka menjadi orang yang dewasa, mereka pikir bahwa mereka telah diperlakukan dengan kasar; dan dengan demikian mereka akan selalu susah hati sepanjang jalan hidup mereka, dan tidak sanggup untuk memikul beban mereka sendiri, dan sering bersungut‑sungut serta mengeluh oleh karena segala sesuatu tidak sesuai dengan diri mereka.2

Perkembangan Kebiasaan Bekerja dengan Cekatan dan Teliti. Dari ibu anak‑anak harus belajar tentang kebiasaan rapih, cekatan dan teliti. Membiarkan seorang anak menggunakan satu atau dua jam untuk mengerjakan pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam waktu setengah jam berarti membiarkan dia membentuk kebiasaan berlambat‑lambatan. Kebiasaan rajin dan teliti akan menjadi satu berkat yang tidak terkira kepada orang muda di dalam sekolah hidup yang lebih besar itu, yang harus mereka masuki apabila mereka sudah menjadi lebih besar.3

 

Nasihat Khusus untuk Anak‑anak Perempuan. Kekurangan yang lainyang telah menyebabkan kegelisahan dan banyak kesusahan kepada saya adalah kebiasaan anak‑anak perempuan yang membiarkan lidah mereka bergerak terus, sambil memboroskan waktu berharga dengan membicarakan hal‑hal yang tidak berguna. Sementara anak‑anak perempuan itu mencurahkan perhatian kepada obrolan mereka, pekerjaan mereka dibiarkan terbengkalai. Perkara‑perkara yang kecil mempunyai satu hubungan yang penting kepada hidup secara keseluruhan. Allah tidak mengabaikan perkara-­perkara kecil yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan umat manusia.4

Pentingnya “Perkara‑perkara Kecil.” Jangan sekali‑kali meremehkan pentingnya perkara‑perkara kecil. Perkara‑perkara kecil mencukupkan disiplin yang sebenarnya di dalam hidup ini. Dengan perkara‑perkara kecil ini jiwa kita dididik agar supaya itu bisa bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus, atau serupa dengan iblis. Allah kiranya menolong kita untuk memupuk kebiasaan berpikir, berkata‑kata, melihat dan berbuat yang akan menyaksikan kepada semua orang yang ada di sekeliling kita bahwa kita ini sudah pernah bersama‑sama dengan Yesus dan sudah belajar dari Dia!5

Jadikan Kesalahan‑kesalahan Sebagai Sebuah Batu Loncatan. Biarlah anak‑anak dan orang muda diajar bahwa setiap kesalahan, setiap kekhilafan, setiap kesulitan yang diatasi menjadi sebuah batu loncatan kepada perkara‑perkara yang lebih baik dan lebih tinggi. Dengan melalui pengalaman‑pengalaman seperti itu, semua orang yang pernah menjadikan hidup ini berguna telah memperoleh sukses.6

Ellen White

1. Testimonies for the Church, Jilid 3, hal. 147, 148.

2. Idem, Jilid 1, hal. 392, 393.

3. Counsels to Parents, Teachers and Students, hal. 122. 123.

4. Youth’s Instructor, 7 Sept. 1893.

5. Youth’s Instructor, 9 Maret 1893.

6. Counsels to Parents, Teachers and Students, hal. 60.

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?