Tuesday, March 19, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanSERI PEMBELAJARAN TENTANG KEBENARAN OLEH IMAN (5): KEHIDUPAN KRISTUS

SERI PEMBELAJARAN TENTANG KEBENARAN OLEH IMAN (5): KEHIDUPAN KRISTUS

Dibawakan oleh: Camron Schofield

Diterjemahkan oleh: G. Kadarman, Jr.

[AkhirZaman.org] Jadi, siapakah yang bekerja di dalam kehidupan Kristus? Jika Dia adalah Contoh Agung kita, maka kita harus menemukan Dia dalam situasi yang sama dengan kita, mengajar kita tentang bagaimana hal-hal itu selayaknya dilakukan. Benar?

Kita membaca di sini dalam kitab Filipi 2:12, 13:

Filipi 2:12, 13
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Kita telah mempelajari bahwa “takut dan gentar” yang dengan mana kita harus “mengerkajan keselamatan kita” adalah takut dan gentar ketika KITA-lah yang sedang bekerja dalam kehidupan kita. Kita telah melihat bahwa oleh karena alamiah kita yang berdosa, segala perbuatan baik kita yang terbaikpun dicemari oleh dosa. Maka dari itu Tuhan sedang menunggu agar kita MENGIZINKAN Dia untuk memenuhi ayat yang ke 13 dalam kehidupan kita – Ia boleh mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun PEKERJAAN menurut kerelaan-Nya. Tuhan-lah yang harus mengerjakan SELURUH pekerjaanya, baik yang besar maupun yang kecil.

Maka dari itu ketika kita bangun di pagi hari, satu hal yang harus kita lakukan pertama adalah mengakui kebutuhan kita yang besar. “TUHAN! Jangan biarkan aku mengerjakan sendiri pekerjaanku hari ini. Engkau saja, sebab aku tidak sanggup!” Dan sebagaimana kita menjalani hari tersebut, doa ini menjadi seruan hati waktu demi waktu. Pertama-tama, kita cenderung untuk mempelajari hal-hal ini dalam pengalaman-pengalaman besar dalam hidup – aku memiliki sebuah pencobaan yang sangat besar di hadapanku dan aku TAHU bahwa aku tidak memiliki kemampuan dalam diriku untuk dapat mengatasi situasi ini, maka kita berseru kepada Tuhan dan Ia mendengar doa kita. Dan selanjutnya kita melihat ke belakang dan kita berkata, Wow! Sesungguhnya Allah-lah yang melakukannya. Aku tidak tahu bagaimana aku boleh melalui situasi tersebut dengan tidak marah, atau stress, atau apapun. Tetapi anda dapat melihat dengan begitu jelas bahwa Allah datang hampir, mengambil kendali hidup anda, dan mengerjakan dalam anda apa yang dibutuhkan untuk membawa dampak positif bagi diri anda. Dan mulai dari sana, KEBIASAAN untuk MELEPASKAN kehendak dan perbuatan anda sendiri dan mengizinkan Tuhan untuk mengerjakan segalanya ini akan tiba kepada hal-hal terkecil dalam hidup, bahkan sampai kepada nafas yang anda hirup itu sendiri. Untuk sebagian orang hal ini mungkin dimulai dari hal-hal yang kecil dan kemudian bertumbuh kepada hal-hal besar, bagaimanapun juga, di mana kita terlebih dahulu dapat melihat bahwa kita memiliki masalah dan kemudian mengizinkan Tuhan untuk menghadapinya, akanlah menjadi sebuah KEBIASAAN untuk berseru kepada Tuhan di setiap saat dalam hidup anda.

Tetapi satu hal yang pasti, kita akan secara terus-menerus menjadi takut untuk percaya kepada diri kita sendiri – takut bahwa kita sendirilah yang mungkin sedang bekerja. Takut akan akibat-akibatnya, dan terlebih lagi, takut melukai Tuhan melalui perbuatan dosa, dan menjadi penyebab disalibkannya lagi Juruselamat kita.

Jadi, bagaimanakah Yesus menjalani kehidupan-Nya? Dia meninggalkan surga, dan datang ke dalam dunia ini untuk berbagi dengan kita dalam pengalaman kita. Seberapa sempurnanya anda pikir Dia telah mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman kita?

Ibrani 5:7
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Ketika Dia datang ke dalam dunia ini, seperti apakah kehidupannya? Sangatlah seperti kehidupan kita – kehidupan yang penuh ratap tangis dan keluhan kepada Bapa kita yang di surga.

Mengapakah kehidupan-Nya seperti ini? Untuk alasan yang sama dengan kehidupan kita.

Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Yesus SECARA SEMPURNA telah datang ke dalam pengalaman kita. Bahkan Ia mengatakan bahwa Ia tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri juga! Jika Ia dapat, maka seluruh rencana keselamatan akanlah hancur berantakan dan kita akan menjadi hilang selamanya! Maka dari itu Ia, hari demi hari, saat demi saat, Ia mengerjakan keselamatan KITA dengan takut dan gentar, takut jika Ia dijumpai melakukan pekerjaan-Nya sendiri…

Jadi, jika bukan Ia yang melakukan pekerjaan tersebut, siapa yang bekerja?

Yohanes 14:8-10
Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakana kepadamu, tidak Aku katakana dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Bapa-lah yang bekerja! Kehidupan Kristus adalah dipenuhi oleh pekerjaan-pekerjaan Bapa di surga – persis dengan apa yang kita butuhkan sekarang!

Nyatanya, sungguhlah sempurna kehidupan-Nya dipenuhi oleh pekerjaan-pekerjaan Bapa, sehingga Ia berkata demikian:

Matius 11:27
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Ayat ini menyatakan bahwa sang Anak akan menyatakan siapa itu Bapa, tetapi ayat ini tidak berkata bahwa sang Bapa akan menyatakan siapa itu sang Anak. Ketika kita mempelajari kehidupan Kristus dan memandang kepada tabiat-Nya yang indah sebagaimana dinyatakan dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya, itu bukanlah tabiat Kristus yang kita lihat. Melainkan itu adalah tabiat Allah!

Maka dari itu ketika kita melihat Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit kusta, siapakah yang sebenarnya menyembuhkan mereka? SANG BAPA di surga! Dan ketika kita melihat Yesus mengungkapkan kata-kata penghiburan kepada orang berdosa yang lelah, siapakah yang berbicara? Bapa di surga!

Dan ini adalah suatu realisasi yang mengagumkan karena hal ini akan mengubah hubungan kita dengan Tuhan. Kita lihat bagaimana.

Mari kita lihat beberapa buah contoh.

Matius 9:2
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan: “Bersukacitalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”)

Siapakah yang mengucapkan kata-kata ini? Ingat, Yesus tidak melakukan pekerjaan-Nya sendiri. Ya, sang Bapa di SURGA mengucapkan kata-kata ini melalui Anak-Nya. “Dosamu sudah diampuni.” Tetapi perhatikan, SEBELUM Ia mengucapkan kata-kata ini, Ia berkata “Bersukacitalah”.

Jikalau anda pernah berkunjung ke Amerika Selatan anda pasti telah melihat katedral-katedral yang begitu megah, bahkan di dalam desa termiskin sekalipun, bangunan-bangunan tersebut dihiasi dengan emas pada sisi dalamnya, sementara para tuna wisma meminta-minta di jalanan di sebelah luarnya. Banyak dari antara orang-orang tuna wisma ini menjadi miskin karena mereka telah memberikan seluruh uang mereka kepada gereja untuk mencoba menyelamatkan sanak saudara mereka dari api purgatori, atau untuk membeli keselamatan bagi diri mereka sendiri. Tetapi sebagai kembalinya gereja tidak memberi mereka apa-apa selain daripada superstisi dan rasa takut. Sebagaimana mereka melewati gereja, mereka melakukan tanda salib pada diri mereka, meskipun mereka sedang mengendarai sepeda maupun sepeda motor sekalipun. Mereka percaya bahwa jika mereka tidak melakukannya, maka sesuatu yang buruk akan terjadi kepada mereka, sebagaimana Tuhan tidak akan menjaga mereka jika mereka tidak memberi-Nya hormat. Mereka melakukan semuanya ini karena mereka memiliki pemikiran yang salah tentang siapakah Tuhan itu.

Tetapi teman-teman sekalian, saya harus berkata jujur, saya harus memberitahu anda bahwa saya telah menjumpai banyak orang Kristen yang memiliki persepsi yang sangat Katolik perihal tabiat Bapa kita yang di surga.

Ketika saya bertumbuh di dalam gereja, saya memiliki mentalitas yang sama persis. Saya mencoba dengan sekuat tenaga untuk melakukan segala sesuatunya dengan baik, tetapi nampaknya bahwa setiap saat saya melakukan kesalahan, sesuatu yang buruk akan terjadi, dan saya berpikir bahwa Allah sedang menghukum saya, seperti bapa duniawi kita yang akan menghukum saya dengan rotan. Maka saya mencoba dengan lebih kuat lagi untuk melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik karena saya takut untuk dihukum! Saya tidak menurut atas dasar kasih, tetapi atas dasar TAKUT! Saya juga takut kalau Tuhan tidak menghukum saya, paling tidak Dia tidak akan MELINDUNGI saya! Dan sepanjang hidup saya saya menjadi TAKUT terhadap Allah itu sendiri. Saya tahu bahwa banyak diantara anda mengetahui apa yang saya maksudkan sebab saat saya mengajar tentang hal-hal ini di gereja, saya melihat banyak kepala-kepala yang mengangguk-angguk yang memberikan kesan kepada saya bahwa mereka mengalami masalah yang sama.

Di masa-masa bangsa Yahudi, ajaran Yunani mengenai “Tuhan” telah mempengaruhi seluruh agama di dalam dunia. Bahkan agama Yahudi sekalipun. Tidak ada seorangpun yang memiliki ide seperti apakah Tuhan itu. Mereka pikir Ia adalah seperti dewa Yunani Zeus, yang hanya melihat dan menunggu untuk menghajar manusia dengan bola-bola petir di saat mereka bersalah terhadap dia.

Yesus telah datang ke dunia ini, mengambil kemanusiaan bagi Diri-Nya sendiri, dan menjadi “perantara transparan” bagi Allah di surga untuk menunjukkan kepada dunia siapa Dia SESUNGGUHNYA.

Banyak dari orang Yahudi di masa orang yang lumpuh itu memandang kepada kelumpuhannya sebagai hukuman dari Allah. Mereka berpikir bahwa dia pasti telah bersalah terhadap Allah dalam beberapa hal sehingga Ia telah mennindas dia dengan penderitaan yang buruk ini. Tetapi itu tidaklah benar. Dan lihatlah betapa sigapnya Bapa melalui Yesus menyembuhkan dia.

Bisakah anda membayangkan Yesus memanggil kutuk bagi mereka yang bersalah terhadap Dia? Dalam kitab Lukas pasal yang ke-9 kita membaca bagaimana pada suatu hari sebuah desa Samaria menolak untuk menerima Yesus dan murid-muridnya. Dan Yakobus dan Yohanes berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Yesus sungguh terkejut akan pemikiran tersebut dan menegor mereka, katanya, “Kamu tidak tahu roh macam apa yang keluar darimu.” Jelas sekali bahwa roh ini bukanlah Roh Allah.

Di Negara Mexico, menjelang penutupan tahun, banyak orang melakukan perjalanan panjang dari rumah mereka menuju Katedral utama di kota Mexico. Beberapa orang datang dari tempat yang begitu jauh sehingga perjalanan mereka memakan waktu berminggu-minggu. Banyak di antara mereka melakukan perjalanan mereka tanpa beralaskan kaki, dan ada juga mereka yang memukul-mukul dirinya dengan tali pecut sambil mereka berjalan. Telah dipercayai bahwa dengan lebih besarnya penderitaan yang mereka akibatkan bagi diri mereka sendiri, akan lebih besar lagi belas kasihan dan pengampunan yang Allah akan berikan.

Dapatkah anda bayangkan jika Yesus mengatakan kepada orang lumpuh ini bahwa Ia harus berjalan kaki dari suatu tempat ke suatu tempat yang lain terlebih dahulu sebelum dirinya dihapuskan? Mustahil! Orang tersebut tidak akan pernah menerima pengampunan.Tetapi Bapa kita di surga sangatlah berbelas kasihan dan lemah lembut sehingga apa yang kita harus lakukan hanyalah datang kepada-Nya dengan hati yang hancur dan penuh penyesalan. Dan seketika itu juga dosanya diampuni. Tidak ada sama sekali keseganan/keengganan yang berada di dalam diri Allah.

Dan perhatikan bahwa sebelum Allah mengampuni dosa orang lumpuh tersebut, Ia mengatakan, “Bersukacitalah!” Allah sangat tidak suka melihat kita begitu menderita di dalam dunia ini. Ia sangat tidak suka melihat kita muram, selalu depresi, berpikir bahwa tidak ada yang mengasihi kita, tidak ada yang peduli. Ia ingin kita untuk berbahagia. Ia ingin kita bersukacita dalam hidup yang telah Ia berikan. Dan ya, hidup boleh saja diisi dengan babak-babak yang gelap, tetapi selalu ada akhir dari babak tersebut, dan awal dari babak yang baru – kesempatan-kesempatan yang baru. Mungkin saja ada duri-duri dan semak belukar dalam jalan kita, tetapi bunga yang paling gemilang dapat ditemukan di antara semak belukar dan mawar wangi yang terindah dan terbesar tumbuh di atas duri-duri, sehingga kamu sulit untuk dapat melihat duri-duri tersebut! Banyak sekali hal-hal di sekitar kita yang Tuhan berikan kepada kita agar kita boleh berbahagia! Tidak peduli apakah kita memilih Dia atau tidak! Kita semua pasti pernah bertemu dengan orang yang benar-benar memiliki sukacita – dan mereka bahkan tidak mengenal Tuhan! Tetapi orang Kristen, berada di antara orang-orang yang sungguh malang dan menderita di seluruh dunia! Ini salah! Mengapa? Karena mereka memiliki pemikiran yang salah perihal tabiat Bapa kita yang di surga.

Sebuah contoh yang lain di sini: Seorang wanita tertangkap basah sedang berzinah. Mereka membawa dia kepada Yesus, beranggapan bahwa Ia pasti akan menghukum wanita tersebut hingga mati. Sebaliknya, Ia menunduk dan mulai untuk menuliskan dosa-dosa orang-orang Farisi di atas pasir, dan perlahan-lahan mereka mulai pergi, mengutuki diri mereka sendiri.

Yohanes 8:10-11
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Siapakah yang berbicara? BAPA DI SORGA. Ingat, Yesus tidak melakukan pekerjaan-Nya sendiri. Bapa-lah yang bekerja. Maka dari itu di sini ada seorang wanita yang ketahuan sedang berbuat dosa yang keji. Tetapi apa yang dikatakan oleh BAPA SURGAWI? AKU TIDAK MENGHUKUM ENGKAU. Bapa tidak menghukum wanita itu! Orang berdosa itu!

Kita berpikir bahwa ketika seseorang melakukan dosa yang keji, Allah akan menghukum mereka, dan jikalau bukan karena perantaraan Yesus, Allah akan membinasakannya dengan bola-bola petir amarahnya. Tetapi di sini, Allah sendiri dalam diri Anak-Nya, berdiri di hadapan wanita itu dan berkata, “Aku tidak menghukum engkau.”

Mari kita perjelas hal tentang Allah ini. Bahwa Allah TIDAK menghukum siapapun.

Yohanes 3:17
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Allah tidak mengirim Anak-Nya untuk menghakimi dunia ini, melainkan untuk menyelamatkannya!

Jika Allah tidak menghakimi kita, maka darimana datangnya penghakiman itu?

Yohanes 12:47-48
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Bukan ALLAH, tetapi firman-Nya yang akan menghakimi kita, dan penghakiman itu datangnya dari mereka. TETAPI ketahuilah bahwa firman tersebut adalah firman kehidupan! Firman itu adalah Tuhan yang mengucapkan dan menawarkan KEHIDUPAN kepada kita! Dan jika ketika menolak kehidupan yang ditawarkan tersebut, maka firman itulah yang akan BERDIRI sebagai saksi terhadap kita dan saksi bagi kenyataan bahwa kita telah ditawari KEHIDUPAN, tetapi kita MENOLAK kehidupan tersebut. Maka dari itu firman itu akan menghakimi kita, tetapi pada akhirnya siapa yang akan menghakimi kita? Itu adalah KITA, KITA SENDIRI, karena kita telah menolak KEHIDUPAN. Sebagaimana ayat selanjutnya ini berkata:

Matius 12:37
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Karena kita mengatakan, “TIDAK” kepada firman kehidupan itu.

ALLAH BAPA kita sendiri mengatakan kepada wanita zina itu, “AKU TIDAK MENGHUKUM ENGKAU.”

Tetapi apa yang saya dapati di dalam gereja-gereja adalah ini: ceritera ini diberikan dan pembicara menekankan, PERGILAH DAN JANGAN BERBUAT DOSA LAGI. Dan ia melupakan bagian yang mengatakan bahwa “AKU TIDAK MENGHUKUM ENGKAU”. Maka dari itu di antara umat Kristen kita memiliki masalah ini dimana kita selalu melihat-lihat dan menunjuk-nunjuk satu sama lain dan berkata, KAMU TIDAK MEMILIKI ALASAN. Jangan lakukan hal itu lagi! Dan ketika seorang wanita di dalam gereja saat ini terjerat oleh Setan dan berzinah, apa yang kita lakukan? Kita mengusir dia keluar! Kita membuat dia merasa bahwa dia adalah seorang pendosa yang sungguh keji, sungguh kotor, dan sungguh menjijikkan untuk berada di antara kita sehingga ia harus keluar dari antara kita sebelum ia menjangkit orang-orang yang lainnya. Ya, dosa di dalam gerja memang harus diatasi, tetapi dengan cara yang TEPAT. Dengan cara sebagaimana ALLAH mengatasinya. Dan sebelum ia mengatakan apapun yang lain, Ia berkata, “AKU TIDAK MENGHUKUM ENGKAU.” Biarlah Allah menolong kita untuk boleh menangkap hal ini dengan benar!

Alasan mengapa kita memiliki begitu banyak masalah dalam gereja kita saat ini adalah karena kita memiliki konsep yang salah mengenai tabiat Bapa kita di surga. Kita membenarkan diri kita sendiri saat kita memperlakukan orang lain dengan cara kasar yang kita lakukan karena kita berpikir bahwa inilah hal yang sama yang Allah akan lakukan. Tidak heran jika banyak orang menolak untuk datang kepada gereja. Siapa yang mau menyembah Allah yang sedemikian?

Ketika anda memandang kepada Yesus yang indah, ketika anda memandang kepada kasih, belas kasihan, rasa iba yang kamu lihat di dalam kehidupan-Nya, anda tidak sedang melihat kepada Yesus – anda sedang melihat kepada Bapa yang di surga.

Saya selalu berpikir bahwa Yesus adalah seorang yang lain atau berbeda – bahwa ketika saya melihat kepada Dia, saya sedang melihat kepada pribadi yang berbeda dengan Bapa. Saya berpikir bahwa Yesus, sebagai “pengantara”, adalah seperti kakak saya, yang sedang berdiri di antara saya dengan seorang Hakim kejam, yang menunggu untuk menghukum saya atas dosa-dosa saya. Dan Yesus akan berdiri di antara saya dengan Dia, mengulurkan tangan-Nya seolah-olah menghalang-halangi Bapa-Nya untuk tidak marah, dan berseru kepada-Nya, “Tidak! Tidak! Bapa, tolong jangan lukai Camron! Sebaliknya, lukai Aku saja!” Wow, sudahkah saya melukai hati Tuhan selama bertahun-tahun ketika saya mempercayai kebohongan keji ini. Ini mengatakan kepada saya bahwa ada sesuatu perihal pengantaraan Kristus yang lebih dari apa yang selama ini telah saya pikirkan.

Mari kita baca ayat ini sekali lagi:

Yohanes 8:28
Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.

Yesus berkata, Aku tidak berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Adalah Bapa yang berbicara. Ketika Aku berkata “BERBAHAGIALAH!” itu dari Dia. Ketika Aku berkata, “AKU TIDAK MENGHUKUM ENGKAU.” Itu dari Dia. Dan ketika Aku berkata, “AKU MENCINTAIMU.” Dia-lah yang berbicara.

Tentu Yesus mencintai kita juga. Maka dari itu Ia datang ke dalam dunia ini sehingga Bapa boleh menghidupkan kehidupan-Nya melalui Kristus dan menunjukkan kepada kita siapakah TUHAN sebenarnya.

Ia berkata bahwa ketika anda melihat Aku tergantung di kayu salib, anda akan mengetahui bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Meskipun Yesus adalah Tuhan, Ia memiliki kemanusiaan yang takut kalau-kalau dipersalahkan atas apa yang Ia tidak pernah lakukan, kemanusiaan yang sama dengan kemanusiaan kita yang ingin untuk lari dan sembunyi dari kesusahan.

Ketika anda melihat Aku tergantung di kayu salib, anda akan tahu bahwa adalah Bapa-lah yang menghidupkan kehidupan-Nya di dalam Aku, karena jikalau Aku MEMBIARKAN kemanusiaanku untuk bekerja, maka Aku akan lari ke arah yang sangat berlawanan. Ingatkah anda tentang doa Kristus di taman Getsemani? Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi?

Dalam buku Kemenangan Kristus halaman 227, Ellen White menerjemahkan doa-Nya sebagai berikut:

Christ Triumphant 227
“Bukan kehendak manusiawi-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.”

Mari kembali ke kitab Yohanes pasal 8 dan mari kita baca ayat yang ke 29:

Yohanes 8:29
Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Apakah anda ingat apa yang kita telah baca dalam kita Filipi 2:13? Allah mengerjakan dalam diri kita baik kemauan maupun PEKERJAAN menurut KERELAAN-NYA? Di sini, Yesus memberikan kepada kita sebuah kaitan. Pekerjaan-Nya adalah apa yang Allah ingini/relakan – karena Bapa-Nya yang mengerjakan di dalam Dia baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Tetapi ada sesuatu yang diperlukan agar Allah boleh berkenan/rela. Apakah anda mengetahui ayatnya?

Ibrani 11:6
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…

Aaahhh, IMAN. Tanpa iman tidak mungkin kita bisa membuat-Nya berkenan/rela. Tanpa iman adalah mustahil bagi Allah untuk mengerjakan dalam diri kita baik kemauan menurut kerelaan-Nya.

Kristus memiliki iman yang membawa perbuatan benar Bapa-Nya ke dalam kehidupan diri-Nya. Maka dari itu apa yang DIMILIKI oleh Yesus? Apakah anda tahu apakah itu?

Kebenaran oleh iman! – Perbuatan benar oleh iman!

Maka dari itu dalam pembelajaran kita yang selanjutnya kita akan melihat apakah iman itu sebenarnya – percayalah, anda akan ingin mendengarkan pembelajaran tersebut, karena saya menghabiskan seluruh hidup saya mencoba untuk mengerti apa iman itu sebenarnya! Tetapi Allah menunjukkan kepada saya bahwa iman itu sesungguhnya adalah sangat sederhana. Yang kita butuhkan hanyalah 6 butir ayat-ayat yang terdapat dalam kitab Matius untuk dapat mengertinya.

Dan pada pembelajaran kita setelah itu kita akan melihat bagaimana iman itu membawa perbuatan benar Allah ke dalam kehidupan Kristus.

Puji Tuhan karena Ia telah memberikan jawaban yang kita butuhkan!

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?