Tuesday, March 19, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanSERI PEMBELAJARAN TENTANG KEBENARAN OLEH IMAN (2): KEBUTUHAN KITA YANG BESAR

SERI PEMBELAJARAN TENTANG KEBENARAN OLEH IMAN (2): KEBUTUHAN KITA YANG BESAR

 

Dibawakan oleh: Camron Schofield
Diterjemahkan oleh: G. Kadarman, Jr.

[AkhirZaman.org] Hal terutama yang harus kita telusuri sebagaimana kita memulai pembelajaran kita adalah memperhatikan kebutuhan kita yang besar. Ketika Yesus berada di bumi ini, Ia menjumpai bahwa dunia ini dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yang terpisah – mereka yang merasakan kebutuhan mereka akan Dia dan kasih karunia-Nya, dan mereka yang tidak memikirkan bahwa mereka membutuhkannya. Ia berkata dalam Markus 2:17:

Markus 2:17
Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

Sebentar lagi, kita akan membaca sebuah ayat di Alkitab yang akan memberitahukan kepada kita bahwa setiap orang yang ada di dalam dunia ini adalah sakit – seorang berdosa. Kita semua adalah orang berdosa. Orang yang “sehat” atau “benar” yang dimaksud oleh Kristus adalah mereka yang TIDAK MENYADARI bahwa mereka adalah orang berdosa.

Dosa adalah seperti kanker dan kita semua terjangkit olehnya. Hal itu adalah bagian dari kemanusiaan kita. Tetapi jikalau anda tidak mengetahui bahwa anda menderita kanker, apakah anda akan pergi ke dokter untuk berobat? Tentu tidak! Buat apa? Maka dari itu, kecuali kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, dan akan mati dalam dosa-dosa kita jika kita tidak mendapat pertolongan dari Tabib Agung Yesus Kristus, kita tidak akan datang kepada-Nya.

Prinsipnya adalah begini. Yesus Kristus dapat meninggalkan sorga semawi yang di atas sana, datang ke dalam dunia ini, lahir sebagai bayi, berjalan di atas bumi ini melalui setiap pencobaannya selama 33 tahun, kemudian menderita dan mati di kayu salib, TETAPI jika anda tidak MERASA bahwa anda membutuhkan pengorbanan-Nya, maka itu semua tidaklah berguna bagi anda.

Apa yang Yesus telah perbuat bagi kita bergantung seluruhnya kepada RASA BUTUH kita.

Tetapi kita semua memiliki masalah. Kita semua seperti halnya pelaut dalam sebuah kapal di tengah lautan. Ketika hidup itu mudah, dan laut itu tenang, kita lupa akan Yesus. Tetapi ketika badai menerpa dan ombak-ombak mengancam akan menenggelamkan kita, maka kita berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan kita. Dan ketika laut itu menjadi tenang kembali, dan kita tiba dengan selamat di daratan, kita lupa seluruhnya akan Dia dan kembali hidup seperti sediakala lagi. Satu hari kita bersama Yesus, hari esoknya tidak.

Apakah anda setuju bahwa inilah masalah kita? Apakah anda menjumpai bahwa hal ini membuat diri kita frustrasi? Maka dengarlah dengan seksama. Tuhan ingin memberi kita solusi, tetapi pertama-tama, kita harus mengerti masalahnya terlebih dahulu.

Yesus datang dengan segera, dan kita tidak memiliki waktu untuk mengalami hal-hal semacam ini lagi. Dan akan ada waktu kesesakan yang luar biasa sesaat sebelum Yesus datang, maka dari itu jika kita tidak memiliki Yesus untuk SENANTIASA bersama dengan kita, kita tidak akan bertahan.

Satu-satunya jalan sehingga kita boleh memiliki Dia SENANTIASA adalah jika kita SENANTIASA memiliki rasa butuh. Sekarang, anda mungkin bertanya, bagaimanakan hal ini mungkin terjadi? Sebenarnya sederhana. Dengan menyadari bahwa kita berada dalam suatu KONDISI, dan yang saya maksud dari hal itu adalah kenyataan permanen dalam alamiah kita.

Mari mulai dengan gambaran berikut ini:

Yesaya 1:5-6
Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.

Wow. Sangatlah jelek, bukan? Saya ingin bertanya satu pertanyaan kepada anda: Saat anda melihat ke dalam kaca pagi ini, apakah anda melihat kondisi ini? Menurut Alkitab, ini adalah kondisi kita. Bengkak dan bilur dan luka-luka baru yang membusuk dengan nanah yang keluar dari dalam tubuh kita mencemari segala sesuatu yang kita sentuh. Sulit untuk dipercaya? Mari beranjak ke kitab Yesaya 64:6:

Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Kata “kesalehan” ini dengan lebih jelas diterjemahkan dalam Alkitab versi lain sebagai “perbuatan benar” atau “tindakan benar”. Semua perbuatan benar kita adalah seperti kain kotor. Kain kotor dalam ayat ini menunjuk kepada secarik kain yang oleh para wanita dipakai dan diletakkan di antara kedua kaki mereka untuk menyerap darah menstruasi mereka. Hal itu menggambarkan dua hal – kematian, dan kesia-siaan. Tubuh wanita menghasilkan sel telur, dan ketika tidak dibuahi, maka sel telur itu mati. Dan juga sama halnya dengan perbuatan baik kita, perbuatan benar kita, adalah seperti sel telur yang diproduksi itu – tidak berguna. Tidak ada guna yang keluar dari itu. Faktanya, apapun yang dihasilkan olehnya adalah kematian.

Ya. Saya berbicara tentang perbuatan benar kita – segala sesuatu yang kita perbuat dengan benar. Bukan hal-hal yang secara langsung bertentangan dengan hukum Tuhan, tetapi penurutan hukum KITA SENDIRI – bahkan penurutan kita akan hukum, atau tiruan kita akan contoh sempurna Allah. Perbuatan kita, tidak peduli betapa sempurnanya mereka, tidaklah cukup baik. Mereka tidaklah dapat diterima.

Banyak orang berpikir bahwa jika mereka adalah orang yang ditobatkan, maka perbuatan-perbuatan mereka akan dapat diterima. Atau jika mereka boleh menjadi taat dari hati yang didorong oleh kasih. Banyak dari kita berpikiran bahwa jika Tuhan memberi kita kesanggupan, maka perbuatan kita akan dapat diterima. Tetapi ini semua adalah teologi palsu. Rasul Paulus adalah orang yang ditobatkan, hatinya didorong oleh kasih, namun setelah bertahun-tahun melayani Kristus, ia menulis demikian kepada jemaat di Roma:

Roma 3:10-12
Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

Berapa banyak orang saleh yang ada? TIDAK SATU. Bahkan juga Paulus. Berapa banyak orang yang berlaku benar? TIDAK SATU. Bahkan juga Paulus. Mereka semua telah, apa? Seperti sel telur yang dihasilkan oleh wanita – tidak berguna. Semua perbuatan baik kita adalah seperti kain kotor…

Ada pernyataan sederhana nan jelas yang terdapat dalam tulisan-tulisan Ellen White:

Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus 227
Segala sesuatu yang oleh upaya kita sendiri perbuat adalah dicemari oleh dosa.

Sebagaimana kita lihat melalui gambaran dari kitab Yesaya pasal yang pertama, kita semua ditutupi oleh bengkak dan bilur dan luka-luka baru yang membusuk sehingga apapun yang KITA sentuh, apapun yang KITA lakukan, dicemari oleh keberdosaan kita.

Ini adalah kondisi kita. TIDAK ADA hal yang dapat kita lakukan dengan benar. Perbuatan-perbuatan kita, tidak peduli betapa sempurnanya mereka, TIDAKLAH cukup baik.

Ini adalah sesuatu yang saya harap seseorang boleh beritahukan kepada saya di waktu yang lalu. Saya pikir saya harus terus berlatih, berusaha dan berusaha dan berusaha untuk melakukan segalanya dengan benar sehingga suatu hari, saya dapat menjadi sempurna! Tetapi saya tidak pernah kemana-mana, tidak peduli betapa kerasnya saya mencoba.

Saya harus akui bahwa ada beberapa area yang mana saya pikir saya sudah melakukannya dengan baik, dan saya boleh melihat kepada orang lain dan berpikir, “Hei, apa masalahmu? Jika saya bisa melakukannya, anda tidak memiliki alasan”, maka dari itu saya menjadi seorang Farisi yang munafik. Tetapi itu semua hanyalah KHAYALAN.

Saya telah melihat di tempat yang salah untuk perbuatan-perbuatan baik saya, dan ini adalah kesalahan yang banyak dari kita telah perbuat.

Ya! Benar, kita harus memiliki perbuatan baik dalam kehidupan kita, tetapi BUKANLAH dari kita sendiri.

Apakah ini sesuatu yang belum pernah anda dengar sebelumnya? Perhatikan baik-baik. Mari kita berangkat ke kitab Matius 7:21-23:

Matius 7:21-23
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Orang-orang ini memanggil Kristus sebagai Tuhan mereka. Mereka adalah orang-orang Kristen. Dan mereka telah bernubuat demi nama-Nya, dan demi nama-Nya telah mengusir setan. Semuanya itu memerlukan kekuatan dari Allah, bukan? Dan mereka telah melakukan banyak hal-hal luar biasa. Mereka pergi ke gereja setiap pekan, mereka pergi ke kebaktian persekutuan doa, mereka mengubah makanan mereka kepada hal-hal yang lebih sehat, mereka mengubah cara berpakaian mereka kepada yang lebih sederhana… tetapi Ia tetap memanggil mereka sebagai orang-orang berdosa dan mengusir mereka. Mengapa? Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Mereka melakukan hal-hal benar, bukan? Mereka melakukan apa yang Dia mau untuk mereka lakukan! Jadi apakah masalahnya?

Saya ingin membagikan kepada anda pernyataan yang dibagikan oleh Alonzo T. Jones kepada pimpinan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada General Conference Session tahun 1893.

AT Jones 1893 General Conference Bulletins 416, dan kompilasi akan presentasi-presentasi Jones dalam konferens ini juga dikenal dengan sebutan Third Angel’s Messages, 1893.

A.T. Jones 1893 General Conference Bulletins 416
Dan pada hari itu akan ada dua kelompok di sana. Akan ada sekelompok orang di sana bilamana pintu itu sudah ditutup, dan mereka ingin untuk masuk, dan mereka berkata, “Tuhan, bukakan pintu bagi kami. Kami ingin masuk.” Dan seseorang datang dan bertanya, “Apakah yang telah kamu perbuat sehingga kamu berhak untuk masuk? Apakah hak yang kamu miliki untuk memasuki warisan ini? Apakah gugatan yang kamu punya atas itu?” “Oh kami kenal dengan anda. Kami telah makan dan minum di hadapan anda, dan anda telah mengajar di jalan-jalan kami. Ya, disamping itu kami telah bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga. Mengapa, kami telah melakukan banyak hal-hal luar biasa. Tuhan, bukankah ini semua adalah bukti yang cukup? Buka pintunya.”

Apakah jawabnya? “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Apakah yang mereka katakan? “Kami telah melakukan banyak mujizat. Kami telah melakukannya. Kami adalah cukup baik. Kami adalah benar. Kami adalah adil. Tepat sekali… buka pintunya.” Tetapi “kami” tidak masuk hitungan di sana.

Apa masalahnya? MEREKA YANG MELAKUKAN PEKERJAANNYA! Adalah mereka yang bekerja. KAMI melakukan ini dan KAMI melakukan itu. Tetapi Kristus menyebutnya sebagai – KEJAHATAN. DOSA.

HAL INI, kita HARUS mengerti. Jika kita mengerjakannya sendiri, itu adalah dosa. Karena kondisi keberdosaan kita, jika kita, oleh diri kita sendiri yang bekerja, itu semua dicemari oleh dosa.

Kita berpikir bahwa jika Tuhan memberi kita kesanggupan, maka perbuatan baik kita dapatlah diterima.

Kita berpikir bahwa jika kita adalah orang yang ditobatkan, maka perbuatan baik kita dapatlah diterima.

Dan kita berpikir bahwa jika hati kita didorong oleh kasih, maka perbuatan baik kita dapatlah diterima.

Ini adalah SALAH! Kita telah mencoba, mencoba, dan mencoba untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan benar, berpikir bahwa dengan latihan yang cukup, SUATU SAAT NANTI, kita akan bisa melakukannya dengan benar, tetapi kita sekarang sedang mencoba dan masih saja kita tidak melihat bahwa nantinya kita akan menjadi sempurna. Mengapa tidak? Karena KITA-lah yang mengerjakannya.

Ketika saya masih kanak-kanak ibu saya biasanya membacakan ceritera tentang mesin kecil yang terdapat di belakang kereta. Dan suatu hari ketika kereta itu sedang berjalan melalui pedesaan tiba-tiba mesin besar yang berada di depan kereta rusak dan berhenti bekerja, hanya sesaat sebelum mereka hari mendaki sebuah bukit yang besar. Dan semua orang beralih kepada mesin kecil itu untuk menolong mereka mendaki bukit tersebut, tetapi mesin itu sangatlah kecil, ia pikir sangatlah mustahil untuk ia boleh mendorong kereta tersebut untuk mendaki bukit yang besar itu. Tetapi semua orang melihat kepada dia dan mengelu-elukan bahwa dia sanggup melakukannya, maka ia mulai untuk berkata kepada dirinya, saya pikir saya bisa, saya pikir saya bisa, saya pikir saya bisa dan choo choo chooo, dll. dan ia mendorong kereta itu hingga sampai pada puncak bukit tersebut. Dan semua orang berseru, “Hore!” dan bertepuk tangan. Dan mereka semua berkata, “Kerja yang bagus, kereta kecil. Kerja yang bagus!”

Hal ini kedengarannya seperti sebuah cerita yang indah, tetapi benarkah demikian?

Saya bertumbuh cukup rohani, dan pada usia 12 tahun, saya diminta untuk menyiapkan pekabaran untuk dikhotbahkan di gereja saya. Saya tidak pernah menyiapkannya. Pernyataan keyakinan akan kemampuan saya yang satu itu telah mengisi saya dengan kecongkakan, sehingga saya kehilangan kerohanian saya untuk bertahun-tahun.

Pernyataan lainnya dari Ellen White:

Iman dan Perbuatan (Edisi bahasa Inggris hal. 18)
Tidak ada hal lain yang perlu direnungkan dengan lebih sungguh-sunguh, diulang dengan lebih sering, atau dicamkan dengan lebih tegas dalam pemikiran setiap orang lebih daripada kemustahilan manusia yang telah jatuh untuk layak memiliki apapun melalui perbuatan baik yang terbaiknya sendiri. Keselamatan adalah melalui iman di dalam Yesus Kristus saja.

Layak memiliki apapun melalui apa? Perbuatan baik kita YANG TERBAIK! Mereka adalah tidak berguna – mereka tidak dapat melakukan apa-apa untuk menyelamatkan kita. Dan tidak ada hal yang perlu direnungkan dengan lebih sungguh-sungguh, diulang degan lebih sering, dan dicamkan dengan lebih tegas dalam pemikiran kita.

Dalam mitologi Yunani ada sebuah cerita mengenai seorang raja yang bernama Midas, yang meminta kepada para dewa untuk memberi dia kemampuan untuk mengubah segala sesuatu yang dia sentuh menjadi emas. Mereka mengabulkan permintaannya. Maka ia habiskan harinya dengan penuh semangat berjalan mengelilingi istananya menyentu segala sesuatu yang ia dapat temui. Tetapi saat makan malam tiba, ia menjumpai bahwa ketika ia mencoba untuk makan buah anggur, mereka berubah menjadi emas! Dan ketika ia mencoba untuk meminum anggurnya, anggur itu juga berubah menjadi emas. Berkat berubah menjadi kutuk. Ia bisa saja mati kelaparan dan oleh sebab itu ia memohon kepada para dewa untuk mengambil kembali kemampuannya.

Ada banyak orang yang memiliki kemampuan “sentuhan Midas” ini. Mereka berhasil dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Namun pastinya saya bukanlah salah satu dari mereka. Saat saya berada di usia 20-an saya menghabiskan beberapa tahun bekerja bagi seorang petani di ladangnya, bekerja dengan domba-domba dan sapi-sapi, bercocok-tanam dan mengendarai truk dan peralatan berat lainnya. Satu tahun pada saat penuaian, saya sedang mengemudi truk dan trailernya mendaki bukit yang pendek, curam, dan berkelok, dan saya kekurangan tenaga. Truk itu memilik 16 gerigi, dan sialnya saya tidak menyadari bahwa saya berada pada rasio yang salah. Maka dengan posisi gerigi saat itu saya tidak memiliki cukup tenaga untuk membawa truk itu naik ke bukit dengan muatannya yang penuh. Maka saya terhenti di tengah jalan. Tetapi rem tidak dapat menahan truk itu dan truk mulai bergerak mundur. Dan oleh karena jalannya curam dan berkelok, saya menyebabkan truk dan trailer itu terlipat dan trailer tersebut terbanting ke sisinya dan menjadi hancur. Semuanya terjadi di hadapan petani tersebut – ia menyaksikan seluruhnya. Dan dia berlari menghampiri saya dan dalam ekspresi empati verbalnya mengenai apa yang ia rasakan perihal apa yang baru saja saya perbuat, dan ia merangkum seluruh pekerjaan saya bersama dia: “Apakah kamu akan menghancurkan segala sesuatu yang aku miliki?”

Saya bersyukur atas pengalaman saya di ladang tersebut. Tidak peduli seberapa besar saya berusaha melakukan segala sesuatunya dengan benar, seringkali segala sesuatunya berjalan salah. Tuhan sedang mengajar saya bahwa saya tidak dapat melakukan apapun dengan benar. Dengan mengizinkan saya untuk membuat kesalahan-kesalahan yang saya perbuat, entah melalui kelalaian, atau ketidak hati-hatian, atau murni kecelakaan, Tuhan sedang menuntun saya untuk mengerti siapa saya sebenarnya tanpa Dia. Saya adalah orang yang congkak. Jika saya adalah salah satu dari orang-orang berkemampuan “sentuhan Midas” saya tidak akan pernah merasakan perlunya saya akan Tuhan. Maka saya berhenti berlaku iri terhadap orang-orang di sekitar saya yang sangat hebat dalam apapun yang mereka kerjakan. Saya sekarang tahu mengapa umat pilihan Tuhan berseru-seru kepada-Nya siang dan malam. Mereka tidak mempercayai diri mereka sendiri.

Maka inilah hal pertama yang harus kita pelajari.

Kita tidak dapat melakukan apa-apa dengan benar. Karena kondisi kita yang berdosa, segala sesuatu yang terbaik dari kita, perbuatan baik pun adalah tercemar. Jika kita sendiri yang melakukan pekerjaannya, maka itu tidaklah dapat diterima. Karena hal itu adalah dosa.

Ini adalah situasi kita. Ini adalah KONDISI kita.

Tidak peduli seberapa besar anda mencoba, anda tidak dapat menuruti hukum Tuhan.

Tetapi ini bukanlah pekabaran penuh MALAPETAKA dan SURAM. Allah memiliki solusi yang sempurna. Tetapi kita harus mengerti permasalahan kita sebelum kita dapat menghargai solusinya.

Dan saya dapat katakan kepada anda bahwa solusi yang diberikan Allah sangatlah mengagumkan.

Dan saya ingin membertahukan kepada anda sesuatu yang lain – Bahwa pada akhirnya hukum Tuhan tidaklah mengingini penurutan anda.

Jika anda memiliki kesulitan untuk mempercayai atau mengerti apa yang anda telah dengar sejauh ini, tolong ingat bahwa ini barulah permulaan pembelajaran kita. Segala sesuatunya akan menjadi lebih jelas sebagaimana kita berlanjut. Masing-masing presentasi hanyalah sebagian kecil dari gambaran besarnya.

Bergabunglah bersama saya dalam presentasi selanjutnya untuk pengantar kepada solusi Allah, dan untuk melihat apakah yang SEBENARNYA dituntut oleh hukum.

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?