Saturday, April 20, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian TARUHLAH DI DALAM HATIMU INGATAN INI

[RH] TARUHLAH DI DALAM HATIMU INGATAN INI

Taruhlah di dalam hatimu ingatan ini yang sudah ada di dalam Kristus Yesus yang walaupun la dengan keadaan Allah, tiada mengirakan hal itu sebagai suatu keuntungan menjadi setara dengan Allah, melainkan menghampakan diriNya menjadi hamba di dalam keadaan sama dengan manusia, dan kelihatan di dalam sikap seperti manusia. Filipi 2:5-7  (terjemahan lama)

[AkhirZaman.org] Daniel masih muda ketika dia dibawa menjadi tawanan ke Babel. Usianya kira-kira baru lima belas atau enam belas tahun, itu sebabnya ia disebut anak, yang herarti bahwa ia masih muda. 

Apa sebabnya Daniel menolak makan makanan raja yang mewah itu? Apa sebabnya ia menolak minum anggur sebagai minumannya, sedangkan hal itu adalah perintah raja supaya dihidangkan di hadapannya? la tahu bahwa dengan minum anggur itu akan merupakan hal yang menyenangkan baginya, yang akan lebih disukai dari pada air.

Daniel dapat saja menampik bahwa di meja raja dan dengan perintah raja, tidak ada jalan lain yang dapat ditempuhnya. Tetapi ia dan teman-temannya berkumpul bersama untuk mengadakan musyawarah. Mereka membahas pokok pembicaraan itu secara keseluruhan karena bagaimana mereka dapat meningkatkan kuasa tubuh dan pikiran mereka dengan minum anggur. Mereka mempelajari masalah ini dengan sangat tekun. Mereka memutuskan bahwa anggur itu sendiri merupakan suatu jerat. Mereka mengetahui cerita tentang Nadab dan Abihu yang mereka baca dari kertas kulit. Pada orang-orang ini minum anggur telah mendorong mereka sehingga ketagihan. Mereka minum anggur sebelum mereka menjalankan upacara yang kudus dalam kaabah. Panca indra mereka menjadi kacau. Mereka tidak dapat membedakan mana api biasa dan mana api yang suci. Dalam keadaan pikiran yang kalut, mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah jangan dilakukan oleh yang bertugas dalam upacara kudus. Mereka menaruh api biasa ke atas perukupan mereka, sedangkan kepada mereka telah dikatakan supaya hanya manggunakan api suci yaitu api Tuhan sendiri yang tidak pernah padam. . . .

Perhatian kedua dari pemuda-pemuda tawanan itu adalah raja selalu meminta berkat untuk santapannya sebelum makan, dan menyatakan berhala-berhalanya sebagai ilah. ia menyisihkan sebagian makanannya, dan juga sebagian anggurnya untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa yang disembahnya. Menurut petunjuk agama mereka, perbuatan ini menyerahkan seluruhnya kepada dewa kafir. Duduk menghadap meja makan, di mana penyembahan berhala ini berlangsung, Daniel dan ketiga temannya menganggap hal itu menghina Allah di sorga. Keempat anak muda ini memutuskan bahwa mereka tidak dapat duduk menghadap meja makan raja, memakan makanan yang tersedia di sana, atau minum anggur, dan segala sesuatu yang telah dipersembahkan kepada berhala. . . . Dalam hati pemuda-pemuda ini tidak terdapat prasangka, melainkan kasih yang teguh akan keadilan dan kebenaran. Mereka tidak menghendaki supaya mereka lain dari yang lain, akan tetapi harus berlaku demikian karena kalau tidak mereka akan menyeleweng dalam istana Babel.—Naskah 122, 10 Maret 1897, “Daniel” 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?