Tuesday, April 16, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian PERKIRAAN PAULUS TENTANG HUKUM

[RH] PERKIRAAN PAULUS TENTANG HUKUM

“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!” Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku” (Roma 7:7-11).

[AkhirZaman.org] Dosa tidak membunuh hukum, tetapi ia membunuh pikiran badani Paulus. “Sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat,” katanya memaklumkan, “sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh, dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat” (Roma 7:6).

“Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak. Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa” (Roma 7:13). “Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” (Roma 7:12). Paulus meminta perhatian para pendengarnya kepada pelanggaran hukum, dan menunjukkan kepada mereka di mana mereka bersalah. la memberi mereka petunjuk sama seperti seorang maha guru memberi para mahasiswanya petunjuk, dan menunjukkan kepada mereka jalan kembali kepada kesetiaan mereka pada Allah.

Tidak ada keselamatan atau ketenangan atau pembenaran dalam pelanggaran hukum. Manusia tidak dapat berharap untuk berdiri tak berdosa di hadapan Allah, dan berdamai dengan Dia melalui jasa-jasa Kristus, sementara ia tetap dalam dosa. Ia harus berhenti melanggar, dan menjadi setia dan benar. Bilamana orang berdosa melihat ke dalam cermin moral besar, ia melihat kekurangan tabiatnya. la melihat dirinya sendiri sebagaimana adanya, bercacat, bercela, dan bersalah. Tetapi ia mengetahui bahwa bagaimanapun hukum tidak dapat menghilangkan kesalahan atau mengampuni si pelanggar. la harus pergi lebih jauh dari pada ini. Hukum hanyalah maha guru untuk membawanya kepada Kristus. la harus memandang kepada Juruselamat yang menanggung dosanya. Dan ketika Kristus dinyatakan kepadanya di atas salib Kalvari, mati di bawah tindihan dosa seluruh dunia, Roh Kudus menunjukkan kepadanya sikap Allah kepada semua yang bertobat dari pelanggaran mereka. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?