Saturday, April 20, 2024
Google search engine
HomeUncategorized Gaun digital seharga Rp135 juta, akankah menjadi tren masa depan?

[RH] Gaun digital seharga Rp135 juta, akankah menjadi tren masa depan?

[AkhirZaman.org] Awal tahun ini, Richard Ma selaku pimpinan Quantstamp, perusahaan saham yang berkantor di San Fransisco,mengeluarkan uang US$9.500 atau Rp135 juta untuk membeli sebuah gaun bagi istrinya.

Ini adalah uang dalam jumlah besar bagi sebuah gaun, terutama karena barangnya sendiri tidak ada secara fisik.

Yang ada adalah sebuah gaun digital rancangan rumah fesyen The Fabricant, ditempatkan pada foto istri Richard, Mary Ren, yang kemudian bisa dipasang di media sosial.

“Ini memang sangat mahal, tetapi ini juga mirip sebuah investasi,” kata Ma. Dia menjelaskan dirinya dan istrinya tidak biasa membeli pakaian mahal, tetapi dia menginginkan barang itu karena nilai jangka panjangnya.

“Dalam sepuluh tahun, semua orang akan ‘memakai’ fesyen digital. Ini adalah hal unik. Ini adalah tanda zaman.”

Mary Ren berbagi fotonya di laman Facebook pribadinya dan WeChat, tetapi memutuskan tidak menaruhnya pada platform yang lebih umum.

Rumah mode lain yang merancang untuk ruang digital adalah Carlings. Perusahaan Skandinavia ini memproduksi koleksi pakaian sehari-hari digital dengan harga mulai dari sekitar £9 atau Rp163.000 pada bulan Oktober lalu. Barang itu “habis terjual” dalam sebulan.

“Ini kedengarannya agak bodoh bahwa bahwa produk “habis terjual” mengingat secara teoritis Anda mengerjakan koleksi digital, karena Anda sebenarnya dapat menciptakan dalam jumlah sebanyak yang Anda inginkan,” kata Ronny Mikalsen, direktur merek Carlings.

“Kami harus menetapkan batas jumlah produk yang akan kami hasilkan agar membuatnya lebih spesial.

Karena hanya membuat produk digital memungkinkan perancang untuk menciptakan produk yang dapat mendobrak berbagai keterbatasan.

“Anda tidak akan membeli t-shirt putih digital, bukan? Karena tidak masuk akal untuk memamerkannya. Jadi haruslah sesuatu yang Anda benar-benar ingin pamerkan, atau sebuah barang yang Anda tidak akan berani membeli secara nyata, atau Anda tidak mampu membelinya secara fisik.”

Koleksi digital Carlings diproduksi sebagai bagian dari kampanye pemasaran produk fisik nyata. Tetapi perusahaan tersebut memandang konsepnya memiliki kemungkinan lain sehingga koleksi kedua pakaian digital telah direncanakan untuk akhir tahun 2019.

The Fabricant mengeluarkan pakaian baru gratis di situs internetnya setiap bulan, tetapi para konsumen memerlukan keterampilan dan perangkat lunak untuk dapat menggabungkan barang-barang tersebut dengan foto-foto mereka sendiri.

Ini berarti perusahaan harus menemukan cara lain untuk mendapatkan uang, sampai fesyen digital menjadi lebih populer.

“Kami mendapatkan penghasilan dengan melayani merek fesyen dan pengecer terkait dengan kebutuhan mereka akan pemasaran, penjualan alat dan menciptakan konten yang menggunakan bahasa indah fesyen digital,” kata pendiri The Fabricant, Kerry Murphy.

Masih belum jelas pihak yang membeli pakaian digital dari Carlings atau mengunduh pakaian dari The Fabricant.

Mikalsen mengatakan Carlings telah menjual 200-250 produk digital, tetapi pencarian di Instagram hanya menunjukkan empat orang yang telah membeli, tanpa keterlibatan dengan perusahaan.

Meskipun demikian, sebagian dari pakaian ini kemungkinan dapat juga dibagikan secara pribadi.

Amber Jae Slooten, salah satu pendiri dan desainer The Fabricant, mengakui kebanyakan penggunanya adalah kalangan industri yang memakai perangkat lunak CLO 3D untuk mengunduh pakaian mereka.

“Tetapi terdapat juga orang yang sangat ingin tahu bentuknya. Orang ingin memiliki produknya, terutama karena pakaian yang terjual seharga US$9.500 tersebut.”

Marshal Cohen, analis utama bisnis eceran di perusahaan penelitian pasar NPD Group mengatakan kemunculan fesyen digital adalah sebuah “gejala menakjubkan”, tetapi dia masih belum meyakini pengaruh jangka panjangnya.

“Apa saya percaya ini akan menjadi sesuatu yang sangat besar dan abadi? Tidak.”

Dia mengatakan teknologi disukai orang yang menginginkan foto sempurna. “Jika Anda tidak menyukai apa yang Anda kenakan, tetapi Anda menyukai tempat Anda berada, maka sekarang Anda mampu mengubah pakaian, dan secara digital memperbaiki foto sehingga Anda terlihat memakai produk terbaru dan terbaik.”

Pemain gim komputer sejak lama bersedia mengeluarkan uang untuk mendapatkan pakaian karakter gim. Inilah salah satu alasan The Fabricant bekerja di ruang digital.

“Satu-satunya alasan kami membuat koleksi dengan cara ini – terinspirasi Fortnite – karena adanya kaitan antara pembelian skins (pakaian ketat) dan pakaian digital,” kata Mikalsen.
“Terkait dengan teknologi dan cara hidup orang, kami harus menyadari bahwa dunia sedang berubah.”

Desainer skins gim menghadapi tantangan tambahan – mereka harus memastikan hal ini sesuai dengan cerita dan karakternya.

Begitu pakaian dirancang, yang bisa dilakukan satu atau 70 kali, bagian tersulit dimulai, menurut konsultan kosmetik in-games, Janelle Jimenez.

Skins harus berfungsi di gim – sebuah medium yang, berbeda dengan fesyen digital, sering kali melibatkan gerakan seperti berjalan, berkelahi atau menari.

“Pada gim seperti League of Legends, Anda harus melakukan 3D, ada efek suara, animasi, semua hal ini secara bersamaan membuat karakter yang sepertinya menciptakan fantasi yang berbeda.

“Ini bukan hanya soal berganti pakaian, tetapi lebih merupakan menyaksikan seorang aktor memainkan peran berbeda.”

Pengaruh gim dan perubahan selera konsumen memberikan keyakinan kepada industri fesyen bahwa pakaian digital akan membawa pengaruh jangka panjang.

“Fesyen digital akan menjadi bagian penting setiap model bisnis fesyen masa dpean,” kata pimpinan Fashion Innovation Agency, London College of Fashion, Matthew Drinkwater.

“Ini memang tidak akan menggantikan semuanya, tetapi akan menjadi bagian yang penting.”

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-50434886

Ketika seseorang bekerja maka ia pun akan mendapatkan upah. Dan itu sudah menjadi bagian yang harus diperoleh sebagai ganti pekerjaan yang dilakukan. Kadangkala ada waktu untuk bisa menikmati hasil jerih payah yang didapatkan. Bisa jadi sebagian dipakai buat rekreasi, buat beli keperluan rumah tangga, untuk perpuluhan atau kegiatan keagaaman, buat mencukupi kebutuhan hidup lainnya. Tapi sayangnya kadangkala atau bisa jadi terlalu berlebihan dalam menggunakan uang untuk sesuatu yang kurang penting.

Dapatkan seorang yang sakit bekerja? Tentu tidak, firman Tuhan nyatakan: “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Ulangan 8:18.

Semboyan menyenangkan diri oleh hasil kerja, bisa jadi itu boleh, tetapi tetap ada batasannya, karena kita tahu bahwa itu bukan hanya hasil kerja Anda, tetapi ada pertolongan dan penyertaan Tuhan disana. “Muliakan Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.” Amsal 3:9.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?