Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaPERSEDIAAN MENGHADAPI HARI ESOK

PERSEDIAAN MENGHADAPI HARI ESOK

Hak Pemilikan Rumah dan Penabungan Uang Lawan Kebiasaan Pemborosan.
[AkhirZaman.org] Saudara dan Saudari B. belum mempelajari bagaimana cara menghemat….Mereka menghabiskan semuanya uang yang didapat pada hari ini, demikianlah seterusnya untuk hari demi hari. Mereka hidup besenang-senang, kemudian, apabila kesusahan datang kepada mereka, persediaan mereka tidak cukup untuk menghadapinya….Sekiranya Saudara dan Saudari B. bertindak sebagai pengusaha yang hemat, dengan mengadakan penghematan dalam penyangkalan diri, sebelum ini terjadi mereka sebenarnya sudah dapat memiliki sebuah rumah sendiri dan di samping itu mereka sudah dapat menggunakan uang yang mereka tabung selama ini yang cukup mereka pakai dalam penghadapi keadaan darurat. Tetapi mereka tidak mau menghemat sebagaimana orang lain yang sudah menghemat, sehingga kadang-kadang mereka selama ini bergantung kepadanya. Kalau mereka lalai mempelajari pelajaran penghematan ini, tabiat mereka niscaya tidak akan sempurna pada hari Allah itu.

Nasihat ini Dapat Menolong Saudara.
Selama ini Saudara sudah mempunyai suatu usaha yang kadang-kadang menghasilkan keuntungan besar sekaligus untuk saudara. Sesudah Saudara mendapat keuntungan itu Saudara tidak belajar berhemat guna menghadapi saat bilamana uang tidak dapat dicari dengan mudah, melainkan memboroskan banyak hanya dibuat-buat saja. Sekiranya Saudara dan istri menganggap sebagai kewajiban yang sudah ditentukan Allah kepada saudara untuk mengendalikan selera dan keingainan hati lalu mengadakan persediaan untuk menghadapi hari esok gantinya hanya hidup untuk hari ini saja, sebenarnya selama ini saudara sudah dapat menunaikan kewajiban itu dan keluarga Saudara sudah dapat memperoleh barang yang dapat menyenangkan hidup. Saudara harus mempelajari satu pelajaran….Yaitu menarik manfaat yang sebanyak-banyaknya dari persediaan uang yang sekecil-kecilnya.

Kepada Satu Keluarga yang Seharusnya Menabung secara Teratur.
Sebenarnya pada hari ini Saudara sudah mempunyai sejumlah modal uang yang sudah tersedia untuk dipakai dalam keadaan darurat dan untuk memajukan pekerjaan Allah sekiranya Saudara selama ini sudah berhemat sebagaimana yang seharusnya. Setiap minggu sebagian dari upah yang Saudara terima haruslah ditabung dan sekali-kali tidak boleh disentuh kecuali Saudara benar-benar memerlukannya atau mengembalikannya kepada Pemberinya berupa persembahan kepada Allah….

Uang yang Saudara dapat selama ini tidak digunakan dengan bijaksana dan tidak dibelanjakan dengan hemat sehingga tidak ada sisanya untuk ditabung guna dipakai apabila Saudara sendiri sakit dan keluarga Saudara kalau kehilangan mata pencaharian yang selama ini Saudara sanggupi untuk membiayai hidup mereka. Keluarga Saudara haruslah dapat menyandarkan diri pada sesuatu persediaan uang apabila Saudara berada dalam keadaan darurat.

Keluarga yang Lain Dinasihati tentang Menabung Uang.
Setiap minggu Saudara harus menabung dalam sesuatu tempat yang aman untuk lima ratus atau seribu rupiah (kata aslinya disebut dollar_pent.) yang tidak boleh digunakan kecuali apabila ada yang sakit. Dengan pengendalian yang bijaksana maka Saudara dapat menabung sebagian uang sesudah membayar hutang. 

Saya mengenal satu keluarga yang mendapat dua puluh lima rupiah satu minggu, yang menghabiskan seluruh jumlah itu, sementara keluarga yang lain yang besarnya sama, berpenghasilan hanya dua belas ribu rupiah seminggu, menabung seribu rupiah atau dua ribu rupiah seminggu, berusaha melakukan hal ini dengan menahan diri dari membeli barang yang tampaknya memang perlu tetapi tidak terpaksa.

Amankan Harta Kekayaan dengan Surat Wasiat yang Sepantasnya.
Mereka yang menjadi penatalayan yang setia dari harta kekayaan Allah haruslah mengetahui dengan tepat bagaimana keadaan usaha mereka dan seperti orang yang bijaksana, mereka harus mempersiapkan diri dalam keadaan darurat yang bagaimanapun bentuknya. Sekiranya pintu kasihan bagi mereka ditutup dengan tiba-tiba, mereka pun tidak meninggalkan kekacauan yang begitu besar kepada orang yang berkewajiban untuk menentukan status harta kekayaan mereka.

Banyak orang yang tidak menghiraukan masalah surat wasiat ini sementara mereka masih dalam keadaan sehat. Tetapi persiapan ini harus diadakan oleh saudara kita. Mereka harus tahu keadaan keuangan mereka dan tidak boleh membiarkan usaha mereka berada dalam keadaan kusut berantakan. Mereka wajib mengatur harta milik mereka itu sedimikian rupa sehingga mereka dapat meninggalkannya setiap saat.

Surat-surat wasiat harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat hukum yang sedang berlaku. Sesudah diadakan surat wasiat itu masih dapat diperpanjang masa berlakunya untuk bertahun-tahun lamanya dan tidak ada bahayanya, walaupun sumbangan diperlukan dari waktu kewaktu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan Tuhan. Maut bukan berarti terus datang atau satu hari lebih cepat, hai saudara-saudara hanya karena Saudara sudah mengadakan surat wasiat itu. Dalam membagi-bagikan harta kekayaan Saudara itu kepada kaum keluargamu, buat suatu kepastian bahwa Saudara tidak melupakan pekerjaan Allah. Saudara adalah seorang penatalayan yang menjaga harta kekayaan-Nya; dan hak-Nya wajiblah menjadi pokok pertimbangan saudara yang terutama. Istri saudara dan anak-anakmu sudah tentu tidak boleh dibiarkan melarat; persediaan haruslah diadakan bagi mereka kalau mereka kelak kekurangan. Tetapi janganlah hanya karena kebiasaan yang demikian, janganlah cantumkan satu daftar yang panjang dari nama-nama kaum keluarga yang tidak berkekurangan.

Ingatlah Pekerjaan Allah sementara Masih Hidup.
Janganlah ada orang yang berpendapat bahwa ia melaksanakan kemauan Kristus dalam menimbun harta kekayaan sepanjang umur hidupnya dan kemudian pada waktu ajalnya sudah hampir tiba meninggalkan warisan itu sebagian untuk persembahan amal. Ada orang yang dengan kikirnya menahan uang mereka pada waktu mereka masih hidup, kemudian merasa yakin bahwa mereka dapat mengimbangi untuk menutupi kekikiran mereka selama hidupnya itu dengan meninggalkan sebagian dari warisannya untuk dipakai memajukan pekerjaan Tuhan. Tetapi tidak ada separoh pun yang diserahkannya dalam cara legal demikian akan dapat bermanfaat bagi usaha yang dimaksudkan. Saudara-saudara yang kekasih, adalah lebih baik kamu sendiri yang menabung uangmu di Bank Surga dan jangan mempercayakan penatalayanmu kepada orang lain.

Penatalayanan yang Diadakan kepada Anak-anak Tidaklah Bijaksana.
Para orangtua harus sangat berhati-hati mengalihkan talenta-talenta keuangan yang sudah dipercayakan Allah kepada mereka, kecuali mereka mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa anak-anak mereka itu menaruh perhatian, kasih dan pengabdian yang lebih besar kepada pekerjaan Allah daripada yang ada pada mereka sendiri, dan anak-anak ini akan lebih bersungguh-sungguh serta lebih giat memajukan pekerjaan Allah, lebih murah hati untuk melanjutkan aneka ragam usaha yang ada kaitannya dalam keperluan uang. Tetapi banyak orang yang mempercayakan harta kekayaan mereka kepada anak-anaknya, dengan cara demikian melontarkan kepada anak-anak mereka tersebut kewajiban mereka untuk berbuat demikian. Dengan berbuat yang demikian mereka langsung menyerahkan harta kekayaan itu kepada pihak musuh. Setan mempunyai siasat yang demikian sehingga sesuai dengan maksudnya sendiri menghambat pekerjaan Allah, nantinya banyak uang akan tertimbun tidak digunakan.

Laknat akan Jatuh atas Uang yang Ditimbun.
Mereka yang mencari harta kekayaan untuk maksud menimbunnya, meninggalkan laknat kekayaan itu kepada anak-anak mereka. Adalah suatu dosa, yaitu dosa yang amat dahsyat dan yang membinasakan jiwa, apabila ibu bapa berbuat hal ini dan dosa ini akan diwarisi oleh keturunan mereka. Seringkali anak-anak itu memboroskan harta kakayaan mereka itu dalam kemewahan yang bodoh, dalam kehidupan yang serba rusuh tidak karuan sehingga akhirnya mereka menjadi pengemis. Mereka tidak mengetahui nilai warisan yang sudah mereka boroskan itu. Adakah para ibu bapa telah memberikan mereka teladan yang sepantasnya, bukan dalam menimbun melainkan dalam memanfaatkan harta kekayaan mereka itu sebenarnya mereka sudah dapat menabung harta mereka di surga dan menerima imbalannya walaupun masih di dalam dunia ini berupa kesejahteraan dan kebahagiaan dan kehidupan di masa depan berupa harta kekayaan yang kekal.

 

-RTA

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?