Thursday, March 28, 2024
Google search engine

HUKUM EMAS

 

[AkhirZaman.org] Istilah ini sangat populer di kalangan orang Kristen maupun yang non-Kristen, dan separuh dari isi “ hukum emas “ ini menjadi dasar banyak ajaran budi pekerti/moral secara universal, boleh dikatakan hampir semua kepercayaan dan tradisi yang ada di dunia ini mengakui separuh dari isi “ hukum emas “ tersebut. Mengapa aku bilang “separuh”? Karena “ hukum emas “ ini sebenarnya terdiri atas dua bagian, tapi seringkali manusia hanya ingat bagiannya yang kedua.

Siapa yang menciptakan isi “ hukum emas “ ini? Tuhan!

Siapa yang memperkenalkan isi “ hukum emas “ ini kepada manusia? Yesus Kristus.

Tentu saja Yesus tidak menyebutnya ““ hukum emas “”. Sebutan itu baru muncul di abad ke-17 untuk mengidentifikasi kedua peraturan inti ajaran Yesus Kristus ini.

Coba kita lihat apa yang diajarkan Yesus Kristus tentang kedua prinsip utama kekristenan. Ini bisa kita jumpai di kitab Matius, Markus dan Lukas. Kita tahu bahwa kitab-kitab Matius-Markus-Lukas disebut injil sinoptik, artinya mereka harus dipelajari bersama-sama karena banyak tulisan di dalamnya yang mengenai topik yang sama, itu saling menunjang dengan keterangan-keterangan yang sedikit berbeda, yang memperkaya satu sama lain.

Kita lihat apa yang tertulis di kitab Matius:

22:36 “Guru, hukum manakah yang terutama dalam HUKUM TAURAT?”

22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

22:38 Itulah HUKUM YANG TERUTAMA DAN YANG PERTAMA.

22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

22:40 PADA KEDUA HUKUM INILAH TERGANTUNG SELURUH HUKUM TAURAT DAN KITAB PARA NABI.”

Sekarang kita lihat apa yang tertulis di kitab Markus:

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?”

12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN ALLAH KITA, TUHAN ITU ESA.

12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu DAN DENGAN SEGENAP KEKUATANMU.

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. TIDAK ADA HUKUM LAIN YANG LEBIH UTAMA DARI PADA KEDUA HUKUM INI.”

Kita lihat apa yang ditulis di kitab Lukas:

10:26 Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”

10:27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

10:28 Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; PERBUATLAH DEMIKIAN, MAKA ENGKAU AKAN HIDUP.”

JADI DARI TIGA TULISAN INI KITA MENDAPATKAN RANGKUMAN SBB.:

Fakta pertama: Hukum mana yang dibicarakan?

Dari kitab Matius jelas yang dipertanyakan adalah Hukum Taurat. Berarti apakah Yesus menghapuskan hukum Taurat? Sama sekali tidak. Karena kita lihat di kitab Lukas 10:28, Yesus berkata, “…perbuatlah demikian maka engkau akan hidup.” Kalau disuruh “perbuatlah demikian” oleh Yesus sendiri, jelas berarti hukum Taurat itu masih berlaku, bukan?

Kita lihat sejenak ke Matius 5:17-18 di mana Yesus berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. AKU DATANG BUKAN UNTUK MENIADAKANNYA, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya SELAMA BELUM LENYAP LANGIT DAN BUMI INI, SATU IOTA ATAU SATU TITIK PUN TIDAK AKAN DITIADAKAN DARI HUKUM TAURAT, sebelum semuanya terjadi.” Jadi, orang-orang Kristen yang menyangka bahwa seluruh hukum Taurat sudah dihapus oleh Yesus, itu salah memahami isi Alkitab. Yesus sendiri menegaskan Dia tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat, tapi untuk menggenapinya.

Apa yang digenapi oleh Yesus? Upacara kurban.

Di dalam kitab Taurat ada banyak hukum mengenai upacara kurban yang semuanya melambangkan pengorbanan Yesus di atas salib. Di zaman sebelum kedatangan Yesus, hewan-hewan kurban dipersembahkan sebagai lambang kematian Yesus kelak yang menggantikan manusia membayar hukuman dosa mereka. Yesus datang untuk menggenapi tugas tersebut, Dia datang untuk dipersembahkan sebagai Domba Allah untuk membayar hukuman dosa manusia. Jadi setelah kematian Yesus di salib sebagai Domba Allah kurban yang sejati, bagian hukum Taurat yang mengatur semua upacara kurban itu sudah digenapi, berarti sudah selesai kegunaanya. Bukan dihapus, tapi sudah digenapi, sudah berakhir. TAPI BAGIAN HUKUM TAURAT YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN UPACARA KURBAN, YANG BELUM DIGENAPI, ITU TETAP BERLAKU, SAMPAI LENYAP LANGIT DAN BUMI INI kata Yesus sendiri.

Fakta kedua: Tuhan Allah yang disembah itu esa.

Jelas sekali Tuhan Allah menurut ajaran Kristen itu esa, satu, bukan tiga seperti yang sering disalahmengerti oleh banyak orang non-Kristen yang mengatakan Tuhan orang Kristen itu 3, Tuhannya bisa beranak lagi. Tidak. Itu suatu salah paham.

Jelas di kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, baik Musa, Yesus, rasul Paulus, semua mengatakan Tuhan itu esa, satu.

Tetapi Alkitab memakai bentuk plural/jamak bila berbicara tentang Tuhan. Kita lihat di Kejadian 1:26.

“Berfirmanlah Allah: “Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa KITA…” (kata-kata Tuhan sendiri ketika akan menciptakan manusia).

Kejadian 3:22. “Berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari KITA, tahu tentang yang baik dan yang jahat’…” (kata-kata Tuhan sendiri setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa).

Kejadian 11:7 “Baiklah KITA turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing…” (Kata-kata Tuhan sendiri ketika manusia setelah air bah mau membangun menara Babel).

Jadi bagaimana? Tuhan itu esa, satu, tetapi di dalam kesatuan itu ada kepluralan, ada kejamakan, berarti keesaan Tuhan ini unik, lain daripada yang lain, KEESAAN TUHAN ITU KEESAAN YANG PLURAL ATAU KEESAAN YANG JAMAK.

Ada banyak ayat di Alkitab yang menjelaskan keesaan Tuhan yang jamak ini, yang kemudian orang Kristen menyebutnya Satu Tuhan Tiga Pribadi, atau Tuhan Triuni, atau Trinitas. Istilah-istilah ini tidak ada di dalam Alkitab, tetapi konsep bahwa keesaan Tuhan itu mencakup tiga Pribadi, itu sangat jelas.

Salah satu contoh di mana ketiga Pribadi tersebut sama-sama menyatakan diri kepada manusia adalah pada saat pembaptisan Yesus. Kita lihat ayatnya di Matius 3:16-17 “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’”

Jadi, pada saat itu lengkap ketiga Pribadi menyatakan Diri:

(1) Roh Allah dalam bentuk burung merpati,

(2) Suara dari Surga,

(3) Yesus yang disebut Anak yang dikasihi oleh suara dari Surga.

Roh Allah itu kadang disebut juga Roh Kudus, Roh Suci.

Yesus yang disebut Anak oleh Suara dari Surga itu, disebut Anak Allah atau Allah Anak.

Dan yang menyebut Yesus anakNya yang dikasihi, itu disebut Allah Bapa.

Apakah Allah Bapak bisa beranak? Tidak. Itu cuma istilah untuk menunjukkan keakrabannya. Konsep kasih sayang yang bisa dimengerti oleh manusia adalah konsep kasih sayang antara orangtua-anak, dan konsep kasih sayang antara suami-istri. Karena itu Tuhan memakai konsep yang bisa dipahami manusia.

Hubungan antara Suara dari Surga dan Yesus yang di sungai Yordan itu BAGAIKAN hubungan bapak dengan anak.

Hubungan antara Yesus dengan jemaat/gerejaNya digambarkan BAGAIKAN hubungan seorang suami dengan istrinya (Efesus 5:25).

Apakah Yesus sungguh menikahi jemaatNya? Tidak. Itu hanya suatu konsep keakraban.

Begitu juga Suara dari Surga (yang disebut Allah Bapa) tidak memperanakkan Allah Anak, tetapi Tuhan menjelaskan konsep kedekatanNya seperti hubungan bapak dengan anak.

Apakah Yesus itu Allah atau manusia? Ini yang sering diperdebatkan. Apa kata Alkitab?

1 Timotius 2:5

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu MANUSIA KRISTUS YESUS.”

Yesus adalah manusia. Jelas Alkitab berkata begitu. Dia lahir sebagai manusia, hidup sebagai manusia, dan mati sebagai manusia. 100% manusia. Bukan 50% manusia dan 50% Tuhan, tapi 100% manusia.

Tetapi sebelum Dia lahir sebagai manusia, Dia sudah eksis bersama-sama dengan Allah Bapa, dan salah satu namaNya adalah Firman. Kita lihat apa kata Alkitab.

Yohanes 1:1-3

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan FIRMAN ITU ADALAH ALLAH. IA PADA MULANYA BERSAMA-SAMA DENGAN ALLAH. SEGALA SESUATU DIJADIKAN OLEH DIA dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”

Jadi, Firman itu Allah, dan buktinya Dia Allah adalah Dia yang menjadikan segala sesuatu. Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Hanya Allah yang bisa menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, bukan? Selain Allah tidak ada yang bisa menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.

Dari mana kita tahu Firman itu kemudian datang ke dunia sebagai manusia Yesus?

Yohanes 1:14

“FIRMAN ITU TELAH MENJADI MANUSIA, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya SEBAGAI ANAK TUNGGAL BAPA, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Jadi, jelas Firman yang adalah Allah itu, yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Allah Bapa), pada suatu saat [kira-kira tahun 4 sM] Dia menjadi manusia. Dan Dia dikenal sebagai Anak Tunggal Bapa.

Kok bisa?

Bisa, karena Dia Allah. Allah itu Mahabisa. Tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Konsep keesaan Allah yang plural/jamak ini adalah suatu misteri dan tentunya tidak bisa dipahami secara penuh oleh otak manusia yang terbatas. Tetapi karena itu yang ada di Alkitab, maka orang Kristen yang meyakini Alkitab itu Firman Tuhan, menerima dengan iman apa yang belum bisa mereka pahami seperti yang tertulis di:

Ibrani 11:1

“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Fakta ketiga: Mengasihi Tuhan Allah

Dengan apa kita harus mengasihi Tuhan Allah?

· Dengan segenap hati,

· segenap jiwa,

· segenap kekuatan,

· segenap akal budi.

Wow! Berarti ini adalah dengan seluruh esensi kemanusiaan kita! Tidak ada yang tersisa. Tidak ada celah sedikit pun yang bisa ditempati oleh yang lain. Perkataan “segenap” di situ sudah jelas berarti keseluruhan.

Segenap hati artinya seluruh aspek spiritual kita.

Segenap jiwa artinya seluruh naluri kita.

Segenap kekuatan artinya seluruh aspek jasmani kita

Segenap akal budi artinya seluruh aspek mental kita.

Yesus pernah menjelaskannya di Matius 10:37

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”

Jadi Tuhan harus menjadi yang paling utama dan paling pertama dalam hidup kita. Orangtua, anak-anak kita walaupun itu adalah harta kita yang paling berharga, orang-orang yang paling kita kasihi, tetapi Tuhan berkata, Tuhan harus dikasihi melebihi kasih kita kepada orangtua atau anak-anak kita. Tuhan harus menjadi nomor satu. Kasih kita kepada Tuhan tidak boleh dikalahkan oleh kasih kita kepada semua yang lain.

Karena itu Yesus berkata bahwa INI ADALAH HUKUM YANG TERUTAMA DAN PERTAMA. Kalau sudah yang terutama dan pertama apa masih ada yang lain yang mengunggulinya? Tidak ada lagi. Sudah yang paling top dari yang top.

 

-BERSAMBUNG 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?