Saturday, April 20, 2024
Google search engine
HomeKeluargaKesaksian KeluargaKetika Kau Meminta Matahari

Ketika Kau Meminta Matahari

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Yeremia 29:11

[AkhirZaman.org] Kita semua tahu persis apa saja yang harus dipersiapkan untuk menggelar suatu pesta pernikahan. Disamping daftar tamu undangan yang panjang, panggilan telepon, dan investasi finansial, kau harus memperhitungkan hal-hal yang tidak terduga. Anak laki-lakiku, Tiago, memutuskan untuk mengadakan pesta pernikahan di kebun. Kami langsung menyetujuinya, mengingat Februari di Brazil merupakan musim panas—hari-hari dengan sinar matahari yang hangat dan tidak ada kekuatiran akan hujan. Kami pergi beberapa kali ke tempat resepsi itu untuk memastikan kami memiliki rencana B, untuk berjaga-jaga jika hujan turun.

Harinya tiba. Suamiku dan aku bangun lebih pagi dan memandang angkasa dan mencoba untuk meyakinkan diri bahwa matahari akan tetap bersinar sampai pukul 5 sore. Hari itu adalah hari yang indah! Anakku berkata, “Ibu, Aku telah berdoa meminta matahari; Aku tahu bahwa Tuhan tidak akan mengecewakanku.”

Saat kami meninggalkan hotel pukul 4 sore, sekumpulan awan gelap muai tampak. Aku mulai khawatir, bukan hanya tentang pestanya namun terlebih akan iman anakku. Seluruh tamu undangan hadir tepat waktu, dan kebun itu didekor menjadi begitu indah. Biola-biola, musik—tempat itu seolah seperti surga bagiku. Semuanya sempurna! Namun rencananya berubah. Awan yang gelap dan berat datang, dan hal yang tidak diharapkan terjadi. Hujan. Hujan yang sangat lebat. Teman-teman kami meninggalkan kebun itu menuju ke suatu tempat untukberteduh. Apa yang harus dilakukan?

Mempelai pria dan wanita berdiskusi dan memutuskan untuk menikah dibawah guyuran air hujan. Pesta pernikahan itu dimulai dengan mempelai perempuan yang cantik berjalan menyusuri lorong dibawah lindungan payung yang sangat besar, dan mempelai pria yang tampak begitu bahagia menantinya dengan senyum lebar di wajahnya. Ada satu kejutan yang membuatku menangis terharu saat anakku menyanyi untuk mempelai perempuannya,”Aku berdoa pada Tuhan untuk mengirimkan matahari, namun dalam rencanaNya yang luar biasa untuk hidupku Dia mengirimkan hujan. Namun aku masih tetap percaya pada Tuhan ini, yang mengirimkan hujan ketika aku meminta matahari. Terima kasih Tuhan, untuk mempelai wanitaku yang begitu cantik, yang mau menikahiku bahkan di bawah guyuran hujan.” Pesta pernikahan itu begitu unik dan luar biasa. Sungguh merupakan hari yang tak terlupakan! Kami semua terus memuji Tuhan untuk hujan yang menyegarkan itu.

Mungkin kau meminta matahari dalam hidupmu, namun entah bagaimana kau menerima banyak hujan sebagai gantinya. Janganlah berkecil hari. Tuhan berkuasa atas semua perencanaan dan situasi dalam kehidupan kita—Dia sanggup untuk membawa hal baik dari situasi apapun. Berbahagialah di bawah sinar matahari dan nikmatilah hujan yang turun.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?