Thursday, March 28, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanBeristirahat dalam Kehadiran Allah

Beristirahat dalam Kehadiran Allah

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan”
(Matius 11:28-30).

   [AkhirZaman.org] Istirahat yang ditawarkan oleh Yesus ini lebih dari sekadar istirahat badani. Istirahat itu adalah untuk jiwa. Kita perlu mendapat bagian dari istirahat sepenuhnya yang ditawarkan oleh Yesus. Tidur nyenyak memberikan istirahat yang cukup bagi tubuh. Liburan dapat memberi istirahat mental. Tapi di manakah kita bisa mendapatkan istirahat spiritual, bebas dari belenggu yang sangat mendalam di hati kita?

    Yesus menawarkan istirahat spiritual kepada mereka yang datang kepada-Nya. Apa saja yang termasuk dalam istirahat jenis ini? Istirahat itu mencakup kelepasan dari rasa sakit dan rasa bersalah yang diakibatkan oleh perjuangan untuk berterima melalui perbuatan baik. Kita bisa beristirahat dalam janji bahwa kita berterima di hadapan Allah oleh karena pekerjaan senpurna yang dilakukan oleh Yesus, bukan oleh karena ketidaksempurnaan kita sendiri. Melalui kasih karunia dan Roh-Nya yang mengubahkan, umat Kristen dapat menyerahkan diri mereka kepada Yesus, dan Dia pun akan memberi mereka istirahat. Orang-orang benar akan hidup oleh iman (Habakuk 2:4; Roma 1:17; Galatia 3:11).

    Upaya manusia sangat kurang dibanding dengan standar tinggi yang dituntut Allah dari kita. Sungguh menyenangkan untuk mengetahui bahwa Yesus telah membayar utang dosa kitga dan kebenarannya menyelimuti kita. Kebenaran yang di luar jangkauan kita itu diberikan kepada kita dengan iman dan merupakan jaminan kehidupan kekal. Di dalam Dia jiwa kita dapat memperoleh kelegaan.

    Yesus bukan hanya berbicara kepada mereka yang dibebani oleh dosa tapi juga mereka yang terhuyung-huyung oleh beban kehidupan, apa pun beban itu. Allah mengetahui segala perjuangan hidup kita. Dia meminta agar kita meletakkan beban hidup itu di kaki-Nya sambil percaya kepada kasih dan penjagaan-Nya dalam situasi yang bagaimanapun. Kita akan temukan keleghaan bagi jiwa kita ketika kita belajar memercayai-Nya.

    Kita semua membutuhkan waktu dan tempat di mana kita dapat mengarahkan pikiran kita kepada Allah. Berdoa, membaca Alkitab, dan meditasi yang berpusat kepada Kristus akan membawa kita kepada kedamaian dan pemulihan.

    Pada tempat kebaktian pribadilah kita akan mendengarkan suara lembut dan halus itu yang memberi kita dorongan dan pengaharapan. Dengan meninggalkan stres kehidupan ini maka Roh Kudus akan memiliki kesempatan untuk memulihkan jiwa kita.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?